• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP PENENTUAN TARGET PROFIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV PABRIK GULA TAKALAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP PENENTUAN TARGET PROFIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV PABRIK GULA TAKALAR"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP PENENTUAN TARGET PROFIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV

PABRIK GULA TAKALAR

NUR ISLAMIYAH 10572 03163 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(2)

SKRIPSI SKRIPSI

ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP PENENTUAN TARGET PROFIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV

PABRIK GULA TAKALAR

NUR ISLAMIYAH 10572 03163 11

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2015

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Bukanlah hidup kalau tidak ada masalah

bukanlah sukses kalau tidak melalui rintangan

bukanlah menang kalau tidak dengan pertarungan

bukanlah lulus kalau tidak ada ujian, dan

bukanlah berhasil kalau tidak berusaha

(Nurislamiyah)

Dengan penuh rasa syukur kepada ALLAH SWT

Kupersembahkan karya ini sebagai buktiku, untuk

Pengorbanan kedua orang tua Tuaku , saudara-saudarak,

Sahabat-sahabatku, serta orang-orang yang

Menyayangiku

Karena berkat doa yang tulus serta motivasi yang telah

Kalian berikan kepada saya sehingga cita-cita ini dapat

Terwujud

(6)

ABSTRAK

Nur islamiyah, 2015. Analisis Break Event Point Terhadap Penentuan Target Profit Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Pabrik Gula Takalar, Dibimbing oleh Dr. Agus Salim HR, SE, MM dan Faidul Adziem, SE, M.Si. Tujuan Penelitian sehubung dengan permasalahan diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar penjualan minimal PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar agar berada dalam posisi diatas Break Event Point.

Metode Analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriftif kualitatif dan Metode Analisis Deskriftif Kuantitatif

Tehnik Pengumpulan Data yaitu : Observasi,dan Dokumntasi

Hasil Analisis dapat disimpulakn bahwa perusahaan PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar mampu mencapai target laba yg diinginkan sesuai dengan perencanaan yg telah ditentukan oleh perusahaan tersebut.

Kata Kunci : Break Event Point, Pendapatan, Total Biaya, Biaya Variabel dan Biaya Variabel.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahi rabbil alamin penulis panjatkan sebagai wujud rasa syukur kehadirat Allah SWT rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat dalam proses penyelesaian studi pada Universitas Muhammadiyah Makassar di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen dengan judul “Analisis Break Event Point Terhadap Penentuan Profit Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnan. Hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada pada diri penulis. Namun demikian, dalam menyusun skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya.

Dengan adanya bantuan dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih serta penghargaan setinggi-tingginya kepada, kedua orang tuaku tercinta ayahanda Kaharuddin dan ibunda Fatimah, yang senantiasa memberikan dukungan moral maupun moril, serta mengirimkan doa, dan nasehat serta motivasi.

(8)

Selain itu, dengan rasa penuh hormat, tulus dan ikhlas penulis haturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE, MM. selaku Ketua Prodi, Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Agus Salim HR,SE,MM selaku pembimbing I atas bimbingan dan arahannya.

5. Bapak Faidul Adziem, SE, M,Si selaku pembimbing II atas bimbingan dan arahannya.

6. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar dan segenap staf akademik dan jurusan dalam lingkungan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana selama penulis menimba ilmu di Universitas Muhammadyah makassar ini. 7. Pimpinan dan segenap Staf PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik

Gula Takalar atas kesempatan, arahan, serta bantuannya selama penulis melakukan penelitian.

8. Teman-teman kelas saya manajemen 5 angakatan 2011, dan suadara-saudara serta rekan-rekan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

9. Tak lupa saya haturkan kepada teman-teman “para nenek” ucapan banyak terima kasih.

Semua pihak-pihak yang membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis do‟akan semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda kepada mereka dan semoga kita sekalian tetap dalam lindungannya, Amin… Amin yaa Rabbal „Alamiiin…

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran utamanya yang bersifat membangun, dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.

Makassar, April 2015 Penulis,

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

LEMBAR PENGESAHAN ……..………... iii

MOTTO… ……….... iv

ABSTRAK……….……… v

KATA PENGANTAR ………. vi

DAFTAR ISI………..……… ix

DAFTAR TABEL………. xii

DAFTAR GAMBAR……… xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang……… 1 B. Rumusan Masalah……… 4 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. ManfaatPenelitian ... 4 BAB II TINJAUANPUSTAKA……… 6

A. Pegertian Laporan Keuangan ... 6

B. Pengertian Break Even Point ... 6

C.Hubungan Break Event Point ……… 14

D. Asumsi Dari Analisis Break Even ……… 15

E. Pengertian Biaya……….. 16

(11)

G.Perencanaan Laba……….. 20

H.Peramalan Penjualan ……….. 25

I.Penelitian Sebelumnya………. 26

J.KerangkaFikir ……….. 28

K.Hipotesis ………. 29

BAB III METODE PENELITIAN.. ………... 30

A.Tempat Dan WaktuPenelitian ………... 30

B.Tehnik Pengumpulan Data……… 30

C.Jenis Dan Sumber Data………... 31

D.Populasi Dan Sampel………... 32

E.Metode Analisis………. 32

BAB IV GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN ……… 34

A. Sejarah Singkat Perusahaan……….. 34

B.Gambaran Umum……….. 36

C. Visi Misi Pabrik Gula Takalar………... 39

D.Struktur Organisasi Pabrik Gula Takalar……….. 41

E.Keterangan Struktur Organisasi Pabrik Gula Takalar……… 42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 47

A. Hasil Analisis Data ………. 47

1. Klasifikasi biaya pada perusahaan………. 47

(12)

3. Biaya Variabel………... 48

B. Hasil Dan Analisis Break Event Point ……….. 49

1. Break event point dalam ton ……… 50

2. Break event point dalam rupiah………... 52

C. Break Event Point dalam grafik……… 56

BAB VI PENUTUP……….………... 62

A. Kesimpulan ………. 62

B. Saran – Saran……… 63

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel. 1 Jadwal kerja Lapangan ……….. . 45

Tabel . 2 Rincian Tabel Biaya Tetap Pabrik Gula Takalar ……… 48

Tabel. 3 Rincian Tabel Biaya Variabel Pabri Gula Takalar……… 48

Tabel 4. Perencanaan laba Pabrik Gula Takalar ...………. 49

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerarngka Fikir………... 28

Gambar 2. Srtuktur Organisasi ……… 41

Gambar 3. Grafik 1 Break Event Point ………... 57

Gambar 4. Grafik 2 Break Event Point ……… 59

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industry adalah suatu usaha atau kegiatan pengelolaan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapat keuntungan. Industri pengelolaan merupakan salah satu sektor industri yang memiliki konstribusi yang cukup besar terhadap pendapatan nasional Negara selain itu sektor industri pengelolaan juga merupakan salah satu penyedia lapangan pekerjaan yang cukup penting. Industri kecil adalah salah satu jenis industri yang paling banyak terdapat di Indonesia.

Tujuan mendirikan usaha adalah untuk memperoleh keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kelangsungan hidup, kemajuan dan perkembangan usaha akan membawa akibat itu sendiri baik positif maupun negative pada kalangan usaha itu sendiri perkembangan dan kemajuan dunia usaha telah membawah kearah persaingan yang semakin ketat, sedangkan usaha untuk mencapai laba tidak dapat dipisahkan dari masalah penjualan peningkatan penjualan yang tinggi tidak selalu mendapatkan laba yang lebih besar.

Pada hakekatnya setiap usaha yang didirikan mempunyai harapan di kemudian hari misalnya mengharapkan perkembangan yang sangat pesat perkembangan usaha pada dasarnya menginginkan tercapainya satu

(16)

tujuan yaitu memperoleh laba dan menjaga kualitas usahanya, adanya hal tersebut memaksa pengusaha untuk dapat bekerja keras agar dapat bersaing secara kompetitif.

Bagi pengusaha-pengusaha yang ingin survive dan sukses harus berusaha untuk meningkatkan volume penjualan yang dicapai perusahaan, karna hal ini akan mempengaruhi pencapaian laba usaha yang maksimal, apabila perusahaan mampu meningkatkan volume penjualan maka perusahaan kemungkinan mampu meningkatkan jumlah keuntungan yang lebih besar, selain keuntungan yang meningkat dapat pula menaikkan efisiensi perusahaan.

Salah satu pendekatan yang digunakan manajemen dalam Penentuan profit adalah metode titik impas (Break Event Point), metode Break Event Point erat kaitannya dengan biaya, volume, dan profit. Impas sendiri diartikan keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak memperoleh rugi, dengan kata lain suatu usaha dikatakan impas jika pendapatan sama dengan jumlah biaya.

Dengan demikian analisis Break Event Point (mengenai barang atau (produk) adalah suatu alat atau tehnik yang digunakan oleh manajemen untuk mengetahui tingkat penjualan tertentu perusahaan sehingga tidak mengalami laba dan tidak pula mengalami kerugian. Analisis Break Event Point (Tentang barang dan produk) digunakan untuk mengetahui tingkat volume penjualan sebelum perusahaan mengalami

(17)

untung dan mengalami rugi sehingga hal tersebut dapat digunakan manajer untuk menentukan perencanaan penjualan.

PT. Perkebunan Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Takalar yang terletak didesa Pa‟rampunganta Kecematan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang produksi gula yang menjadi objek penelitian dimana penulis tertarik untuk melakukan penelitian diperusahaan tersebut dengan judul “Analisis Break Event Point Terhadap Penentuan Target Profit Pada PT Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar”

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana analisis Break Event Point terhadap penentuan target profit pada PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIV (Persero) PABRIK GULA TAKALAR DI KABUPATEN TAKALAR?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar penjualan minimal PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar agar berada dalam posisi diatas Break Event Point

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Penulis

Menambah pengalaman penulis dalam berinteraksi langsung dengan dunia kerja mengenai Analisis Break Event Point pada perusahaan sehingga menjadi bahan perbandingan antara teori yang perna didapatkan dengan fakta dilapangan.

(19)

Untuk mengetahui hubungan timbal balik antara volume penjualan (produksi) harga jual, biaya produksi dan biaya biaya lainnya sertamengetahui laba rugi agar manajemen perusahaan tersebut menjadi lebih efisien untuk mencapai hasil yang optimal.

3. Manfaat Pembaca

Sebagai Bahan bacaan atau pustaka bagi pihak yang memerlukan dimasa yang akan datang.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan akhir dari suatu proses pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selam tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan secara sederhana meliputi neraca dan laporan laba/rugi. (Sutardjo Tui, SE,Msi: 2013) Secara sederhana dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Neraca adalah laporan yang mengambarkan jumlah harta/hak dan hutang/ kewajiban perusahaan pada suatu saat tertentu.

b. Laporan laba/rugi adalah suatu laporan yang menggambarkan aktivitas perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan laba/rugi disajikan laporan yang mengambarkan pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga dalam laporan ini dapat diketahui apakah perusahaan dalam posisi laba atau rugi.(perusahaan industry kecil).

B. Break Event Point

1. Pengertian Break Event Point (Mengenai barang atau produk)

Dalam rangka memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik barang maupun jasa, perusahaan terkadang perlu terlebih dulu merencanakan berapa besar laba yang ingin diperoleh. Artinya dalam hal ini besar laba merupakan prioritas yang harus dicapai perusahaan,

(21)

disamping hal-hal lainnya. Agar perolehan laba mudah ditentukan, salah satu caranya adalah perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu berapa titik impasnya. Artinya perusahaan berperioritas pada jumlah produksi atau penjualan tertentu sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan.

Analisis titik impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama analisis Break Event Point (BEP) merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan. Analisis titik impas sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning). Analisis ini biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk baru. Artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan, kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen.

Analisisi titik impas digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak laba dan tidak rugi, atau laba sama dengan nol. Melalui analisis titik impas, kita akan dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan (penjualan atau produksi). Oleh karena itu analisis ini juga sering disebut dengan nama cost-volume-profit.

Analisis titik impas juga memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk minimal yang harus diproduksi atau dijual. Tujuannya

(22)

adalah agar perusahaan mampu memperoleh laba (keuntungan) yang maksimal. Artinya dengan memproduksi sejumlah barang dengan kapasitas produksiyang dimilikinya, perusahaan akan tahu batas minimal yang harus dijual dan keuntungan maksimal yang diperoleh apabila diproduksi secara penuh.

Jumlah produksi yang akan dijual akan berkaitan erat dengan biaya yang di keluarkan. Pada akhirnya biaya-biaya ini menjadi penentu terhadap harga jual perusahaan. besar kecilnya biaya sangat berpengaruh terhadap harga jual, demikian pula sebaliknya. oleh Karena itu, salah satu kegunaan analisis titi impas adalah untuk menetukan biaya-biaya yang dikeluarkan dan jumlah produksi. Dengan demikian, akan dapat diketahui berapa jumlah yang layak untuk dijalankan.

Manfaat lain analisis titik impas adalah untuk membantu manajer mengambil keputusan dalam hal aliran kas, jumlah permintaan (produksi), dan penentuan harga suatu produk tertentu. Intinya kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa arti analisis titik impas atau Break Even Point adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (Laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yag diterimah sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Lebih lanjut analisis ini digunakan untuk menentukan berapa unit yang harus dijual agar

(23)

kita memperoleh keuntungan, baik dalam volume penjualan dalam unit maupun rupiah.

Dalam rangka penentuan titik impas ini, perlu diketahui beberapa hal yang penting agar titik impas dapat ditentukan dengan teptat yaitu : a. Tingkat keuntungan laba yang ingin dicapai dalam suatu periode b. Besarnya kapasitas produksi yang tersedia atau yang mungkin dapat

ditingkatkan.

c. Jumlah biaya yang harus dikeluarkan, baik biaya tetap maupun biaya variabel.

Untuk semua itu diperlukan suatu analisa yang mendalam dan analisis tersebut kita kenal dengan nama analisis titik impas.

Menurut (Drs. Gunawan Adisaputro, M.B.A)Istilah Break Event Point di pakai bila mana suatu perusahaan hanya mampu menutup biaya produksi dan biaya usaha yang diperlukan dalam menjalankan kegiatannya Dengan demikian pengertian Break Event adalah suatu keadaan dimana penghasilan dari penjualan hanya cukup untuk menutup biaya, baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. dengan kata lain keadaan Break Event Point menunjukan jumlah laba sama dengan nol atau bahwa penghasilan Total sama dengan Biaya total.

Analisis Break Event (tentang produk atau jasa) merupakan cara atau tehnik yang digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui tingkat penjualan berapakah perusahaan tidak mengalami laba atau tidak pula mengalami kerugian (Sigit, 2002 : 1) Impas adalah suatu keadaan

(24)

perusahaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan total biaya atau besarnya profit konstribusi sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba (profit) tetapi juga tidak menderita rugi. Supriyono (2000 : 332).

(Danang Sunyoto, 2013) Dalam bukunya mengemukakan bahwa, Analisis Break Event Point adalah merupakan suatu tehnik analisis yang ditunjukkan untuk menghasilkan informasi dengan memusatkan perhatian pada penentuan suatu keadaan dimana volume kegiatan yang diukur dengan hasil penjualan tidak menghasilkan laba tetapi juga tidak menderita kerugian. Dengan kata lain Break Event Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Dalam pengertian yang lain di sebutkan bahwa Break Event Point adalah merupakan suatu cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengetahui atau untuk merencanakan pada volume produksi atau volume penjualan berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian.

Analisis ini juga mampu menunjukkan bagaimana jumlah keuntungan yang diperoleh akan berubah bilamana terjadi perubahan pada salah satu atau lebih dari faktor berikut ini

a. Harga jual produk: naik atau turunnya harga jual akan berpengaruh terhadap penghasilan dari penjualan .

b. Jumlah unit yang terjual: juga perubahan dari jumlah unit terjual akan secara langsung mempengaruhi penghasilan penjualan.

(25)

c. Biaya produksi atau biaya usaha: yang terakhir ini akan mempengaruhi biaya keseluruhan yang harus diperhitungkan terhadap hasil penjualan.

Oleh karna itu laba adalah selisih antara penghasilan penjualan dengan keseluruhan biaya, maka perubahan dari penghasilan atau biaya dengan sendirinya akan mempengaruhi laba yang diperoleh. Oleh karna itu analisis Break Event Point sering juga disebut Analisis Cost-Profit-Volume (Analisis C.P.V)

2. Manfaat Analisis Break event point

Analisis Break Event Point memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui hubungan volume penjualan (produksi), harga jual biaya produksi, dan biaya-biaya lainnya serta mengetahui laba rugi perusahaan.

b. Sebagai saran perencanaan laba.

c. Sebagai alat pengendalian (controlling) kegiatan operasi yang sedang berjalan.

d. Sebagai bahan penimbangan dalam menetukan harga jual.

e. Sebagai bahan pertimbangan dala mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan misalnya menentukan usaha yang perlu dihentikan atau yang harus tetap dijalankan ketika perusahaan dalam keadaan tidak mampu menutupi biaya-biaya tunai (Kuswandi, 2005 : 127).

(26)

Penggunaan analisis titik impas bagi perusahaan memberikan banyak manfaat. Secara umum analisis titik impas digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan dalam perencanaan keuangan, penjualan, dan produksi. Dari uraian di atas sebelumnya jelas bahwa terdapat beberapa keuntungan bagi para manajer dalam mengambil keputusan apabila mengetahui hasil analisis titik impas, misalnya dengan informasi tersebut, manajer mampu meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan memprediksi keuntungan yang diharapkan.

Penggunaan analisis titik impas memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

a. Mendesain spesifikasi produk. b. Menentukan harga jual persatuan

c. Menentukan jumlah produksi atau penjualan miminal agar tidak mengalami kerugian

d. Memaksimalkan jumlah produksi

e. Merencanakan laba yang diinginkan dan tujuan lainnya.

Dalam mendesain suatu produk, diperlukan suatu pedoman yang member arah bagi manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan biaya dan harga. Analisis titik impas memberikan perbandingan antara biaya dengan harga untuk berbagai desain sebelum spesifikasi produk ditetapkan. Hal ini disebabkan biaya sangat besar pengaruh terhadap harga.

(27)

Penentuan harga jual persatuan, sangat penting agar harga jual dapat diterima pelanggan. Disamping pertimbangan biaya akan dikeluarkan, harga jual juga terkait dengan pihak pesaing yang memiliki produk yang sejenis. Jika penentuan harga jual yang tidak realistis, perusahaan tidak akan mampu menutupi semua biaya yang akan dikeluarkan. Demikian pula jika melebihi harga jual dengan pesaing dan tidak diimbangi dengan kualitas dan pelayanan, perusahaan juga tidak akan mampu memaksimalkan penjualan seperti yang telah ditentukan.

Maksud penentuan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian adalah agar perusahaan mampu menutupi batas jumlah produksi dalam kondisi tidak rugi dan tidak laba dari kapasirtas produksi yang dimilikinya. Dengan demikian akan memudahkan perusahaan untuk mempertimbangkan apakah harga jual sudah layak jika dikaitkan dengan biaya yang dikeluarkan dan kapasitas produksi yang dimiliki.

Arti memaksimalkan jumlah produksi adalah dengan analisis titik impas kita akan tahu, apakah jumlah produksi sudah maksimal atau belum. Tujuannya adalah agar jangan sampai ada kapasitas produksi yang menganggur. Kemudian perusahaan juga Mampu menjaga agar berproduksi secara efisien.

Arti menentukan perencanaan laba adalah manajemen mapu merencanakan laba yang diinginkan dengan kapasitas produksi yang

(28)

dimiliki tentunya. Besarnya laba dapat kita ukur dari batas minimal produk atau dari total rupiah yang diproduksi. Kemudian mampu merencanakan atau menentukan jumlah keuntungan setiap unit produksi yang dijual.

4. Metode Perhitungan Break Event Point a. Pendekatan matematis

Menghitung Break Event Point yang harus diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau harga jual perunit.

b. Pendekatan Grafik

Pendekatan grafik menggambarkan hubungan antara volume penjualan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan serta laba. Selain itu juga dapat untuk mengetahui biaya tetap dan biaya variabel dan tingkat kerugian perusahaan (Sartono, 2010 : 271) Asumsi yang digunakan dalam analisis pulang pokok ini adalah bahwa harga jual biaya variabel per unit adalah konstan.

C. Hubungan Break Event Point Dengan Tingkat Penjualan Dan Laba Biaya yang akan menentukan harga jual untuk mencapai laba yang diinginkan, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan mempengaruhi secara langsung terhadap biaya. Kegiatannya memiliki hubungan yang kuat. Dalam penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagai parameter (angka yang mengambarkan

(29)

suatu keadaan) seperti Break Event Point, Margin Of Safety dan profit, Break Event Point memberikan informasi tentang tingkat penjualan suatu usaha yang labanya sama dengal nol. Parameter ini memberikan informasi kepada manajemen dari jumlah target pendapatan penjualan yang dianggarkan, berupa pendapatan minimum yang harus dicapai agar usaha perusahaan tidak mengalami kerugian dan berapa pendapatan penjualan maksimun yang harus dicapai agar perusahaan mendapatkan keuntungan. Break Event Point dalam hubungannya dengan kedua hal tersebut adalah adanya keuntungan atau laba yang diharapkan sebagai alat bantu dalam perencanaan kegiatan dan penyusunan anggaran perusahaan yang akan datang sehingga akan dapat digunakan untuk menentukan target penjualan maksimun.

D. Asumsi Dari Analisis Break Event Point

Analisis Break Event mempunyai beberapa asumsi yang tercermin dalam anggaran perusahaan masa yang akan datang. Dasar asumsi yang mendasari analisis Break Even Point menurut (Bambang Riyanto 2005) Sebagai beikut:

1. Bahwa biaya pada berbagai tingkat kegitan dapat diperkirakan jumlahnya secara tepat. dengan demikian perubahan tingkat produksi dapat dijabarkan menjadi perubahan tingkat biaya.

2. Besarnya biaya variabel secara secara otoritas berubah-ubah secara proporsionil dengan volume produksi/penjualan. Ini berarti bahwa biaya

(30)

tetap perunitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan.

3. Harg jual per unit berubah selama periode yang dianalisis.

4. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk. Apabila diproduksi lebih dari satu macam produk, pertimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk.

5. Biaya tetap ini akan tetap kontan, tidak mengalami perubahaan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah.

Analisis Break Event Point penting bagi manajemen untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume dan laba, terutama informasi mengenai jumlah penjualan minimum dan besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian, Oleh karna itu analisis Break Event Point didasarkan pada asumsi-asumsi diatas. Jika salah satu asumsi berubah, maka akan mempengaruhi posisi Break Even Point dan mempengaruhi profit perusahaan.

E. Pengertian Biaya

Biaya merupakan kas dan setara kas yang dikorbankan untuk memproduksi atau memperoleh barang atau jasa yang diharapkan akan memperoleh manfaat atau keuntungan dimasa yang akan datang Setiap perusahaan baik dagang dan produksi atau usaha-usaha sekecil apapun pasti memerlukan biaya. Biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan merupakan pengorbanan, dengan pengorbanan tersebut perusahaan

(31)

bertujuan untuk menciptakan keuntungan yang maksimal mungkin. Untuk mengetahui keuntungan semaksimal mungkin, maka perusahaan hendaknya mengetahui besarnya pengorbanan yang harus dikeluarkan agar dapat mencapai penggunaan biaya yang efektif dan efisien dalam pengelolaan suatu kegiatan perusahaan. Oleh karena itu, manajemen harus mampu dan cermat dalam mengalokasikan biaya-biaya yang akan dikeluarkan.

Menurut Supriyono (2000 : 16) dalam anonym 2010, Biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan.

Imterpretasi yang berbeda –beda ini menyangkut 3 hal yang dapat dipakai sebagai dasar perumusan pengertian biaya secara umum yaitu :

a. Banyaknya barang yang dipakai.

b. Keterkaitan pemakaian barang-barang untuk mencapai hasil tertentu. c. Penilaian barang-barang yang dipakai untuk mencapai hasil tertentu.

Menurut Prawirosentosono (2001:114) bahwa: “Biaya secara umum dalam suatu perusahaan adalah pengorbanan sumber daya produksi ekonomi yang dinilai dalam satuan uang, yang tidak dapat dihindarkan terjadinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan .”

Berdasarkan defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya merupakan pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh barang atau jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang melalui tukar menukar ataupun melalui pemberian jasa.

(32)

F. Klasifikasi Biaya

Untuk tujuan mengadakan analisis titik impas, biaya-biaya yang telah terjadi selama periode tertentu harus di klarifikasikan kedalam kelompok biaya tetap dan kelompok biaya variabel. Biaya-biaya yang meliputi biaya produksi, biaya penjualan, biaya umum dan administrasi harus dipisahkan yang mana yang merupakan biaya tetap dan yang mana yang merupakan biaya variabel.

a) Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap (fixed cost) adalah jenis biaya yang selama kisaran waktu operasi tertentu atau tingkat kapasitas produksi tertentu selalau tetap jumlahnya atau tidak berubah-ubah walaupun volume produksi berubah. Didefenisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun (Carter, 2009). Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (batas tertentu). Artinya kita menganggap biaya tetap konstan sampai kapasitas tertentu saja, biasanya kapasitas produksi yang dimiliki. Namun, untuk kapasitas produksi bertambah, biaya tetap juga menjadi lain. Contoh biaya tetap seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya (Dr.Kasmir : 2014)

(33)

b) Biaya variabel (variable cost)

Biaya variabel (variable cost) adalah jenis-jenis biaya yang besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya volume produksi. Apabila voume produksi bertambah maka biaya variabel akan meningkat, sebaliknya bila volume produksi berkurang maka biaya variabel akan menurun. yang termasuk dalam kelompok biaya variabel adalah biaya-biaya langsung seperti biaya-biaya pemakaian bahan dasar, biaya-biaya tenaga kerja langsung, dan beberapa biaya tidak langsung seperti pemeliharaan , biaya penerangan dan lain-lain yang sejenis.

Biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam empat aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas Carter (2009 :68). Biaya variabel merupakan biaya yang secara total berubah-ubah secara sebanding dengan perubahaan volume produksi atau penjualan. Dalam hal ini sulit terjadi dalam praktiknya karna dalam penjualan jumlah besar aka nada potongan-potongan tertentu, baik yang diterima maupun diberikan perusahaan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung, dan komisi penjualan biaya biaya variabel lainnya (Dr. kasmir : 2014)

c) Biaya total (total cost)

Biaya total (total cost) adalah jumlah biaya total pada masing-masimg timgkat atau volume produksi. Biaya total yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya

(34)

total/total cosr (TC) adalah jumlah keseluruhan biaya tetap dan biaya variable yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

menghasilkan sejumlah produk dala suatu produk tertentu. Biaya total adalah Seluruh biaya yang dikorbankan yang merupakan totalitas biaya tetap ditambah biaya variabel.

d) Biaya semi variabel

Biaya semi variabel adalah biaya yang memperlihatkan baik karaktelistik-karaktelistik dari biaya tetap maupun biaya variabel (Carter, 2009 : 68). Biaya semi variabel adalah biaya yang mempunyai karaktelistik biaya tetap dan biaya variable

(Simamora, 2003 : 299). Biaya semi variabel mengandung unsur tetap dari biaya yang dikeluarkan bahkan fasilitas saat menganggur dan biaya variable yang meningkat sebanding dengan volume produksi.

G. Perencanaan Laba (Profit) 1. Perencanaan laba (Profit)

Perencanaan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat mencapai tujuan dari perusahaan yaitu memperoleh laba (profit). Perencanaan profit berisikan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan untuk mencapai besarnya target profit yang diinginkan.

Penentuan laba merupakan tujuan utama dari perusahaan karna laba (profit) memiliki selisih antara pendapatan yang diterima dari hasil penjualan dengan biaya yang dikeluarkan, maka perencanaan laba oleh

(35)

perencanaan penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan volume penjualan mempengaruhi volume produksi

(Munawir, 2007 : 184).

Laba terutama dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu harga jual, biaya dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki, hatga jual mempengaruhi volume penjualan sedangkan penjualan langsung mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Ketiga faktor tersebut berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu didalam perencanaan laba hubungan antara biaya volume dan laba (profit) memegang peranan sangat penting sehingga dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan kebijakan untuk masa yang akan datang memerlukan informasi untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat pada laba yang akan datang.

Salah satu tujuan pendirian perusahaan adalah memperoleh laba yang maksimal. Hal itu merupakan tugas manajemen untuk mencapai laba yang diinginkan yaitu dengan menyusun perencanaan laba agar semua sumber daya yang ada dalam perusahaan dapat diarahkan secara terorganisir dan terkendali.

Menurut Supriyono (2002 : 331) perencanaan laba (Profit planning) adalah perencanaan yang digambarkan secara kuantitatif dalam keuntungan dan ukuran kuantitatif lainnya. Didalamnya juga ditentukan tujuan laba yang dicapai perusahaan .

(36)

Dari efisiensi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan laba dalah rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Besarnya keuntungan yang diinginkan telah ditetapkan , maka perlu ditentukan besarnya penjualan minimal untuk memperoleh keuntungan yang diingnkan . Rumus yang digunaka sebagai berikut :

Penjualan yang dibujetkan – Penjualan pada titik impas Penjualan yang dibujetkan

2. Manfaat perencanaan laba (profit)

a. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahaan masalah. b. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba

dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya yang dimaksimun.

c. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbarui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala.

d. Mengarahkan penggunaan modal dan daya upaya pada kegiatan yang paling menguntungkan.

e. Mendorong standar prestasi yang tinggi dengan merangsang kegairahan untuk bersaing menenamkan hasrat untuk mencapai tujuan, dan menumbuhkan minat untuk melaksanakan kegiatan secara lebih efektif.

(37)

f. Berperan sebagai standar untuk mengukur kegiatan dan menilai kebijakan manajemen dan tingkat kemampuan dari setiap pelaksana. g. Mengkoordinasi serta mempertemukan semua upaya perusahaan ke

dalam suatu prosedur perencanaan anggaran yang terarah karena inilah satu-satunya cara yang paling tepat mengungkapkan keselamatan kegiatan manajemen.

h. Mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan organisasi manajemen sehingga keputusan akhir dan rencana yang saling terkait dapat menggambarkan keseluruhan organisasi dalam bentuk rencana yang terpadu dan menyeluruh.

i. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbarui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala.

3. Analisis perencanaan profit

Menurut (Prof. Dr. Manahan P. Tampubolon) Analisis perencanaan laba penting bagi korporasi untuk proses merencanakan keuangan. Berdasarkan perencanaan ini manajer keuangan dapat menentukan aktivitas korporasi untuk mencapai laba yang ditentukan, untuk analisis laba maka yang pertama dilakukan adalah menganalisis titik pulang pokok (Break Event Point), sebagai gambaran yang memberikan dasar hubungan antara berbagai variabel dalam analisis berikutnya.

Menganalisis perencanaan laba dan leverage perlu diketahui terlebih dahulu tentang konsep laba. Laba (profit) korporasi diperoleh dari

(38)

penjualan dikurangi semua biaya operasional, sedangkan biaya operasional dapat dikelompokkan sebagai biaya operasional tetap dan biaya operasional variabel. Untuk menganalisis laba maka yang pertama dilakukan adalah menganalisis titik pulang pokok (Break Event Point) sebagai gambar yang memberikan dasar hubungan antara biaya variabel analisis berikutnya.

Biaya dalam analisis (BEP), dipisahkan dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dalam batas tingkat produksi tertentu jumlahnya tetap atau tidak berubah jika level produksinya berubah. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara langsung dengan level produksi, kelompok biaya yang termasuk biaya tetap antara lain : Gaji pimpinan manajemen, gaji staff kantor, penyusutan gedung dan mesin peralatan. Sedangkan yang masuk dalam biaya varibel adalah : biaya bahan baku, upah langsung, dan komisi penjuala. Beberapa jenis biaya lainnya merupakan biaya yang bersifat semi variabel. Biaya semi variabel ini harus dipisahkan dahulu kedalam biaya tetap dan biaya variabel.

Analisis BEP ini dilakukan karna terdapat suatu kenyataan bahwa biaya tetap dan biaya variabel mempunyai pengaruh yang berbeda. Apabia semua biaya adalah biaya variabel maka masalah volume Break Event tidak akan timbul, tetapi karena terdapat biaya tetap, maka biaya tetap ini akan menyebabkan korporasi dalam kerugian jika volume penjualan tidak cukup besar (kecil).

(39)

4. Faktor yang mempengaruhi perencanaan profit.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan profit diantaranya :

a. Laba atau rugi yang dialami dari volume penjualan tertentu.

b. Volume penjualan yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya yang terpakai guna memperoleh laba yang memadai.

c. Titik impas

d. Volume penjualan yang dapat dihasilkan oleh kapasitas operasi saat ini.

H. Peramalan Penjualan

1. Pengertian peramalan penjualan (sales forecast)

Ramalan penjualan adalah ramalan unit dan nilai uang penjualan suatu perusahaan untuk suatu periode dimasa mendatang yang umumnya didasarkan pada tren penjualan teakhir dipadukan dengan ramalan prospek perekonomian dari Negara, wilayah, industry bersangkutan, dan sebagainya (Brigham dan Houston, 2001 : 117).

2. Kegunaan peramalan penjualan

Peramalan penjualan mempunyai tiga pokok, yaitu pedoman kerja, sebagai alat manajemen untuk menciptakan koordinasi kerja dan sebagai alat manajemen untuk melakukan evaluasi atau pengawasan kerja, sedangkan secara khusus peramalan penjualan mempunyai beberapa kegunaan antara lain sebagai berikut:

(40)

a. Sebagai dasar untuk menyusun budget unik yang akan diproduksi karena jumlah satuan (unit) yang akan diproduksi oleh perusahaan ditentukan oleh berapa banyak perusahaan yang bersangkutan mampu menjualnya.

b. Sebagai dasar untuk menyusun budget kas karena penjualan tunai akan mengakibatkan pemasukan kas.

c. Sebagai dasat untuk menyusun budget piutang karena penjualan kredit akan mengakibatkan bertambahnya piutang perusahaan.

I. Penelitian Sebelumnya

ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI PERNCANAAN LABA PENJUALAN Pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Analisis Break Event (tentang produk atau jasa) merupakan cara atau tehnik yang digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui tingkat penjualan berapakah perusahaan tidak mengalami laba atau tidak pula mengalami kerugian sehingga hal tersebut dapat digunakan manajer untuk menentukan perencanaan penjualan. Perencanaan penjualan yang telah direncanakan oleh perusahaan dapat digunakan untuk menentukan laba yang diinginkan. PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar mempunyai produk lebih dari satu sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak hanya untuk memproduksi satu produk saja. Selain itu, banyaknya perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis dengan merk yang berbeda dan tingkat konsumsi

(41)

masyarakat yang masih rendah. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan gambaran perencanaan penjualan dan mendeskripsikan penjualan minimal yang harus dipertahankan.

J. Kerangka Fikir

Kerangka fikir adalah bagian dari tinjauan pustaka yang berisikan tentang rangkuman atas dasar-dasar teori yang dijadikan landasan dalam melakukan penelitian.

Objek Studi Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XIV(Persero) Pabrik Gula

Takalar Rumusan Masalah Hipotesis Metode Analisis Temuan / Hasil Rekomendasi Studi Empirin 1. Deskriptif Kualitatif 2. Deskriptif Kuantitatif Studi Teoritik

1. Sutarjo Tui, SE.Msi 2. Dr. Kasmir

3. Prof. Dr. Manahan p. Tampubolon

(42)

K. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka hipotesis dengan menggunakan analisis Break Event Point, maka penentuan profit PT. Perkebunanan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar Di Kabupaten Takalar maka perusahaan dapat meningkatkan tingkat penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba sesuai yg direncanakan oleh perusahaan di masa akan datang.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar Desa Pa‟rampunganta Kecematan Polong bangkeng Utara Kabupaten Takalar. Sedangkan jangka waktu penelitian hingga perampungannya di perkirakan kurang lebih dua bulan.

B. Tehnik Pengumpulan Data

Data merupakan faktor penting dalam penelitian,untuk itu diperlukan tehnik tertentu dalam pengumpulan data. Tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Observasi

Penelitian dilakukan dengan jalan mengadakan kunjungan langsung kepada obyek penelitian yang telah ditetapkan untuk mengumpulkan data lapangan yang diperlukan, digunakan tehnik yaitu : observasi yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang datanya diperoleh dari buku, internet atau dokumen lainnya yang menunjang penelitian yang dilakukan dokumen merupakan catatan mengenai peristiwa yang sudah berlalu, dalam hal in penelitian menggunakan dokumen berupa laporan keuangan perusahaan.

(44)

C. Jenis dan sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penyusunan skprisi ini adalah sebagai berikut :

1. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan berupa keteranga-keterangan atau informasi baik secara lisan maupun tertulis yang terdiri atas gambaran umum perusahaan dan srtuktur organisasi. 2. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti

berupa angkah-angjah yakni volume penjualan serta harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Sumber data yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung berdasarkan observasi berdasarkan observasi dan wawancara dengan beberapa staf, karyawan untuk disesuaikan dengan bahasan skripsi ini.

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dengan jalan mengumpulkan dokumen-dokumen informasi lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

(45)

D. Populasi Dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan suatu objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karaktelistik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian secara langsung berkaitan dengan laporan keuangan PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan berupa laporan laba rugi yang khususnya menyangkut volume penjualan, biaya produksi, biaya tetap dan biaya variabel.

E. Metode Analisis Data

Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan berupa keteranga-keterangan atau informasi baik secara lisan maupun tertulis yang terdiri atas gambaran umum perusahaan dan srtuktur organisasi. Dan Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti berupa angkah-angjah yakni volume penjualan serta harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Rumus yang digunakan adalah:

a. Break Event Poin dalam unit (Khasmir, 2010 : 340)

BEP ( dalam unit ) =

FC (P – VC/ unit)

(46)

Atau

Biaya Tetap Margin Kontribusi

Dimana :

BEP : Analisis titik impas (Break Event Point) FC : Biaya Tetap (Fixed Cost)

VC : Biaya Variabel persatuan (Variabel Cost) P : Harga Jual persatuan (Price)

S : Jumlah penjualan (Sales volume)

b. Break Event Point dalam rupiah (Khasmir, 2012 : 342)

FC BEP (Rp) = --- VC 1 - --- S Dimana :

BEP = Break even point FC = Biaya tetap VC = Biaya variabel S = Volume penjualan.

(47)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar

Pabrik Gula Takalar terletak di Desa Pa‟rampunganta, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Pabrik Gula Takalar didirikan dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan pemerintahuntuk swasembada gula dan pengambil alihan pengelola proyek gula dari PT. Madu Takalar dengan ganti rugi menjadi Pabrik Gula Takalar yang dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 668/Kpts/Org/8/1981 tanggal 11 Agustus 1981.

Areal Pabrik Gula Takalar terdiri dari Hak Guna Bangunan (HGB) seluas 819,30 Ha dan Hak Guna Usaha (HGU) seluas 9.967,04 Ha yang tersebar pada 3 (tiga) kabupaten, yaitu:

a. Kabupaten Gowa: 1.996,86 Ha dengan;

Luas Bruto = 971,14 Ha Luas Netto = 870,40 Ha Luas Tarra = 100,74 Ha

b. Kabupaten Takalar: 6.550,21 Ha dengan;

Luas Bruto = 4.819,45 Ha Luas Netto = 4.338,97 Ha

(48)

Luas Tarra = 480,48 Ha

c. Kabupaten Jeneponto: 1.419,97 Ha dengan;

Luas Bruto = 834,33 Ha Luas Netto = 769,61 Ha Luas Tarra = 74,72 Ha

Hak Guna Bangunan (HGB) diterbitkan dalam 1 (satu) sertifikat yaitu tahun 1990 dan berakhir pada tahun 2010 sedangkan Hak Guna Usaha (HGU) diterbitkan dalam 2 (dua) sertifikat tahun 1992 yang berlaku sampai dengan tahun 2024 dan sertifikat tahun 1993 yang berlaku sampai dengan tahun 2023.

Studi kelayakan disusun oleh PT. Agriconsult Internasional pada tahun 1975, dilanjutkan oleh PT. Tanindo pada tahun 1981 dengan menggunakan fasilitas kredit ekspor dari taiwan.

Pelaksanaan pembangunan diserahkan pada Tashing Co. (Ptc) Ltd. Agency of Taiwan Machenery Manufakturing Co (TMCC) sebagai main Contractor dengan patner dalam negeri yakni PT. Sarang Tehnik, PT. Multi Mas Corp, PT. Barata Indonesia, serta Turn key dan selesai pada tanggal 27 november 1982 oleh gubernur KHD tingkat Sulawesi Selatan dan pembangunannya menghabiskan dan sebesar 63,5 milyar dan selesai dibangun pada tanggal 27 november 1984 dengan penyerahan “Certificate of

(49)

Practical Completion”. Perfomance test dilaksanakan pada tanggal 5 sampai dengan 11 Agustus 1985 dengan hasil baik.

Pabrik Gula Takalar didirikan tahun 1982, giling perdana tahun 1984 dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 23 desember 1987.

B. Gambaran Umum a. Alamat Pabrik

Desa : Pa‟rappunganta Kecamatan : Polombangkeng Utara Kabupaten : Takalar

Provinsi : Sulawesi Selatan

Kode Pos : 92201 Telp./fax 0418-2328219 Terletak : 35 KM dari ibukota Provinsi

10 KM dari ibukota Kabupaten b. Topografi

1. Tinggi di atas permukaan laut: 45 m – 125 m di atas permukaan laut 2. Jenis tanah:

a. Kabupaten Gowa : Mediteran, Grumusol, Latosol

b. Kabupaten Takalar : Mediteran, Grumusol, Latosol, Podsolik Kuning

c. Kabupaten Jeneponto : Mediteran, Grumusol, Laterit c. Iklim

(50)

1) Teknis : 0,0 % 2) Non Teknis : 0,0 % 3) Pompanisasi : 10,0 % 4) Tadah Hujan : 90,0 % 5) Lainnya : - e. Prasarana Pendukung

1) Sumber air (Pabrik) : Bendungan Bissua

2) Sumber Bahan baku pendukung :Tebu sendiri dan tebu Rakyat

3) Kelas Jalan : (a) Kelas I = 115 Km (b) Kelas II = 145 Km (c) Kelas III = 180 Km (d) Kelas IV = 80 Km 4) Fasilitas Sosial :

(a) Poliklinik = 1 Unit

(b) Balai Pertemuan = 2 Unit

(c) Lapangan Tenis = 2 Unit

(d) Lapangan Bulutangkis = 3 Unit

(e) Sekolah dasar = 1 Unit

(f) Taman Kanak-Kanak = 1 Unit

(g) Masjid = 1 Unit

(h) Musholla = 3 Unit

(51)

5) Fasilitas Perumahan

(a) Rumah Type 250 = 1 Unit (b) Rumah Type 200 = 4 Unit (c) Rumah Type 120 = 10 Unit (d) Rumah Type 100 = 27 Unit (e) Rumah Type 80 = 18 Unit (f) Rumah Type 50 & 36 = 178 Unit

C. Status Pelimpahan ke PT. Perkebunan XXXII (Persero)

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 5 tahun 1991, Pabrik Gula Takalar bersama dengan pabrik gula yang ada di Sulawesi Selatan termasuk Pabrik Gula Camming dan Pabrik Gula Bone semuanya yang dikelolah boleh PT. Perkebunan XX (Persero) digabung menjadi satu unit usaha yang berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang disebut PT. Perkebunan XXXII (Persero). Pendirian perusahaan perseroan dilakukan di Jakarta di depan notaris Imas Fatimah, SH yang dilaksanakan pada tanggal 25 September 1991. Modal dasar persero sebesar Rp. 150 Miliyar sedangkan modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh adalah Rp. 130 Miliyar.

Keberadaan PT. Perkebunan XXXII (Persero) sebagai BUMN baru di Sulawesi Selatan akan memberi peluang terutama dalam bentuk penggalian potensi-potensi ekonomi yang selama ini sebelum digarap, pengembangan dan pembukaan lapangan tenaga kerja.

(52)

D. Status Pelimpahan ke PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero)

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 19 tahun 1996, Pabrik Gula Takalar bersama dengan pabrik gula yang ada di Sulawesi Selatan termasuk pabrik gula Camming dan pabrik gula Bone semuanya yang dikelolah oleh PT. Perkebunan XXXII (Persero). PT. Bina Mulya Ternak (Persero) dilebur menjadi suatu perusahaan perseroan baru dengan nama PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero), dengan dilakukannya peleburan seperti yang tersebut diatas, maka segala hak dan kewajiban, kekayaan dan karyawan dari PT. Perkebunan XXXIV (Persero), PT. Perkebunan XXII (Persero), PT. Perkebunan XXXII (Persero), PT. Binamulya Ternak (Persero) menjadi PT. Perkebunan XIV (Persero). Pendirian PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) dilakukan di Jakarta di depan notaris Harun Kamal SH, yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 1996. Banyaknya saham pada PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) sebanyak 112.500 lembar saham prioritas dan 22.500 lembar saham biasa atau seluruhnya senilai Rp. 135 Miliyar.

E. Visi Misi Pabrik Gula Takalar 1. Visi

“Menjadi perusahaan Agribisnis dan Agroindustri di kawasan Timur Indonesia yang Kompetitif, mandiri, dan memberdayakan ekonomi rakyat”.

(53)

2. Misi

a. Menghasilkan produk utama berupa gula yang berdaya saing tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik atau Internasional.

b. Mengelola bisnis dengan teknologi akrap lingkungan yang memberikan konstribusi nilai kepada produk dan mendorong pembangunan berwawasan lingkungan.

c. Melalui kepemimpinan, teamwork, inovasi dan SDM yang kompoten dalam meningkatkan nilai secara terus menerus kepada shareholder dan stakeholder.

d. Menempatkan Sumber Daya manusia sebagai pilar utama penciptaan nilai (Value Creation) yang mendorong perusahaan tumbuh dan berkembang bersama mitra strategis.

(54)

F. Struktur Organisasi Pabrik Gula Takalar

ss

vs

Gambar.2. Struktur Organisasi Administratur

Ka. Tanaman Ka. Instalasi Ka. Pengolahan Ka. TUK/Umum

SKK SKW Mandor Masinis Mandor Chemiker Keuangan SDM Akuntansi/ Pembukuan Gudang Ka. Risbang

(55)

G. Keterangan Struktur Organisasi Pabrik Gula Takalar

Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur berisi tentang wewenang, tanggung jawab, serta pembagian tugas untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Susunan organisasi pabrik gula takalar adalah sebagai berikut :

1. Bagian Administratur pabrik gula takalar

a. Merencanakan dan menetapkan kebijaksanaan dalam pengelolaan perusahaan sesuai yang ditetapkan direksi.

b. Memimpin, mengendalikan dan mengkoordinir secara fisik pelaksanaan tugas bagian tata usaha dan keuangan, pengolahan, instalasi dan tanaman agar tercapai kesatuan.

2. Kepala Bagian Tata Usaha Dan Keuangan

Kepala bagian tata usaha dan keuangan pabrik gula takalar bertugas : a. Menjalankan kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan

general manajer dalam bidang tata usaha dan keuangan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Direksi.

b. Menjalankan kebijaksanaan dan rencana kerja yang ditetapkan administratur dalam bidang tata usaha dan keuangan sesuai yang ditetapkan Direksi.

c. Membantu Administratur secara aktif dalam menyusun dan mengendalikan rencana kerja dan rencana anggaran belanja perusahaan dibidang tata usaha dan keuangan perusahaan.

(56)

Kepala bagian tanaman bertugas melaksanakan kebijaksanaan dan rencana kerja yang ditetapkan oleh administratur dibidang tanaman dan sesuai yang ditetapkan oleh Direksi, yaitu :

a. Membantu general manager dalam menyusun rencana kerja dan rencana anggaran belanja pada bagian tanaman.

b. Bertanggung jawab penuh atas kelancaran tanaman dari segi produksi dan produktivitas tanaman.

4. Kepala Bagian Instalasi

Kepala bagian Instalasi bertugas :

a. Melaksanakan kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh administratur dibidang instalasi pabrik gula, sesuai yang telah ditetapkan oleh direksi dengan berdaya guna dan berhasil guna.

b. Bertanggung jawab penuh atas kelancaran instalasi secara tepat.

c. Membantu secara aktif general manager dalam menyusun rencana kerja dan rencana anggaran belanja dibidang instalasi pabrik gula.

5. Kepala Bagian Pabrikasi/Pengolahan

Kepala Bagian Pabrikasi/Pengolahan bertugas :

a. Memimpin, merencanakan, mengkoordinir serta mengawasi pelaksanaan semua kegiatan bidang pengolahan sesuai kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh general manager dan direksi.

(57)

b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan fungsi dan pengolahan dan tertimbang sampai menjadi gula ditimbang agar dapat mencapai mutu produksi secara efektif dan efisien.

6. Kepala Bagian SDM Umum

Kepala Bagian SDM umum bertugas :

a. Melaksanakan kebijaksanaan dan rencana kerja yang telah ditetapkan oleh general manager dibidang SDM pabrik gula, sesuai yang telah ditetapkan oleh direksi dengan berdaya guna dan berhasil guna.

b. Bertanggung jawab penuh atas kelancaran SDM secara tepat

c. Membantu secara aktif general manager dalam menyusun rencana kerja dan rencana anggaran belanja dibidang SDM pabrik gula.

7. Sistem Kepegawaian a. Sistem kerja

Sistem kerja pada pabrik gula takalar terbagi atas dua kelompok kerja yaitu :

1) Sistem kerja pada luar masa giling (LMG)

Semua karyawan mempunyai jadwal kerja dari hari senin sampai hari sabtu dengan jam kerja sebagai berikut : Senin – Sabtu : 07.00 – 15.00 masuk kerja.

2) Sistem kerja dalam masa giling (DMG)

(a) Karyawan yang termasuk dalam golongan ini mempunyai jadwal kerja dari hari senin sampai dengan minggu dan dibagi selama 3 shift.

(58)

(b) Karyawan pelaksana/musiman, jadwal kerjanya : Shift pagi : 07.00 - 15.00

Shift Siang : 15.00 – 23.00 Shift Malam : 23.00 – 07.00

(c) Pengawas dan Pembantu Pengawas, jadwal kerja : Shift Pagi : 06.00 – 14.00

Shift Siang : 14.00 – 22.00 Shift Malam : 22.00 – 06.00 (d) Dinas harian, jadwal kerjanya :

Tabel 1. Jadwal Kerja Karyawan

Senin – Kamis 07.00 – 15.00 Masuk Kerja Jum‟at 07.00 – 12.00 Masuk Kerja Sabtu 07.00 – 15.00 Masuk Kerja

b. Sistem Upah

Sistem upah di pabrik gula takalar dibagi dalam tiga bagian : 1) Upah bulanan

Upah bulanan ini diberikan kepada karyawan tetap dan besarnya tergantung pada golongan kerja tingkat kepegawaian. Upah ini ditetapkan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

2) Upah Harian

Upah ini diberikan kepada karyawan tidak tetap yang biasanya terdiri dari pekerja harian.

(59)

3) Upah Lembur

Upah ini diberikan kepada karyawan yang bekerja lebih dari delapan jam kerja satu hari.

c. Keselamatan Kerja

Hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja di pabrik gula takalar untuk sekarang ini antara lain :

(1) Penyediaan fasilitas kesehatan seperti poliklinik (2) Pembagian pakaian kerja, helm dan sarung tangan

(3) Pembagian susu untuk operator yang bekerja di cane yard,secrap, belerang, PH meter dan tukang las.

(4) Mencegah dan mengendalikan timbulnya polusi misalnya pengelolaan blotong menjadi kompos dan pengelolaan air limbah dikolam IPAL.

(5) Penyediaan perlengkapan alat pemadam kebakaran. d. Kesejahteraan Karyawan

Pada pabrik gula takalar beberapa kesejahteraan karyawan telah disediakan antara lain yaitu fasilitas perumahan, fasilitas olahraga, fasilitas peribadatan, fasilitas koperasi, fasilitas pendidikan dan kesehatan.

1. Tenaga Kerja Tetap : 592 Orang 2. Tenaga Kerja Tidak Tetap : 300 Orang

(60)

BAB V

HASIL DAN PENELITIAN A. Hasil Analisis Data

1. Klasifikasi biaya pada perusahaan

Klasifikasi biaya perusahaan yang di tetapkan oleh setiap perusahaan akan berbeda antara satu dengan yang lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan dengan volume kegiatan perusahaan, maka biaya dapat dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

Dari hasil observasi langsung penulis pada ptpn Pabrik Gula Takalar maka unsur-unsur biaya tetap dan biaya variable adalah sebagai berikut : 2. Biaya Tetap

Klasifikasi biaya tetap yang terdapat pada ptpn pabrik gula a) Tenaga kerja langsung

b) Biaya Administrasi dan Umum c) Biaya Pemeliharaan

d) Biaya Bahan Baku

Adapun rekapitulasi Biaya Tetap pada PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar pada tahun 2012-2014 dapat dilihat pada table berikut :

(61)

Tabel 2. Rincian Biaya Tetap PT. Perkebunan Nusantara XIV (persero) Pabrik Gula Takalar.

Tahun 2012-2014

No Biaya Tetap 2012 2013 2014

1 Tenaga Kerja Langsung 583.569.537 687.475.224 712.645.520 2 Biaya Administrasi dan

Umum 194.261.538 185.143.548 192.871.925

3 Biaya Pemeliharaan 42.775.000 43.685.149 45.864.000 4 Biaya Bahan Baku 627.732.179 727.889.925 773.267.981

Jumlah Biaya Tetap 1.448.338.254 1.644.193.846 1.724.649.426 Sumber : PT.Perkebunan Nusantara XIV(persero) Pabrik Gula Takalar

3. Biaya Variabel

Yang termasuk biaya variabel pada PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar hanya dan Biaya Bahan Bakar dimana rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel 2 berikut :

Tabel 3. Rincian Biaya Variabel ptpn pabrik gula tahun 2012-2014

No Biaya Variabel 2012 2013 2014

1 Biaya Bahan Bakar 608.676.644 701.536.085 738.156.665 Jumlah Biaya Variabel 608.676.644 701.536.085 738.156.665 Sumber : PT.Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar

(62)

Tabel 4. Perencanaan Laba/Target Profit Pada PT.Perkebunan Nusantara X1V (Persero) Pabrik Gula Takalar. Pada Tahun 2012-2014

Tahun Perencaan Laba

2012 Rp. 219.700.310

2013 Rp. 343.480.150

2014 Rp. 424.190.643

Sumber : PT.Perkebunan Nusantara X1V(persero)Pabrik Gula Takalar

B. Hasil Analisis Break Event Point

Analisis Break Event Point tidak hanya semata untuk mengetahui apakah perusahaan berada dalam keadaan tidak untung dan tidak menderita rugi, akan tetapi analisis ini juga mampu memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan bagaimana pola hubungan volume penjualan dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Untuk membuat perhitungan BEP ini, dibutuhkan data tentang jumlah Biaya tetap dan biaya variabel dari perusahaan selain itu dibutuhkan pula data tentang volume penjualan (Rp) dan harga jual (unit) yang ditetapkan oleh perusahaan.

(63)

Perhitungan Break Even Point atas dasar Ton dengan menggunakan rumus :

Break Event Poin (dalam Ton) 2012

FC BEP (Q) =

P – V dimana :

BEP = Break even point FC = Biaya tetap P = Harga jual/ ton

V = Biaya variabel persatun Q = Jumlah unit yang dihasilkan.

BEP (Q) = 1.448.338.254 1.917.934.665 – 608.676.644 = 1.448.338.254 1.309.258.021 = 1.106.228 / ton

(64)

Dari perhitungan Break Event Point yang telah diuraikan dengan menggunakan rumus diatas dasar ton maka dapat diketahui jumlah ton yang harus diproduksi pada perusahaan setiap tahunnya agar perusahaan mendapatkan keuntungan sesuai dengan laba yang diinginkan.

Break Event Point (Dalam Ton) 2013 FC

BEP (Q) =

P – V Dimana :

BEP = Break Event Point FC = Biaya Tetap P = Harga Jual / ton

V = Biaya Variabel persatuan

BEP (Q) = 1.644.193.846 1.682.722.369 – 701.536.085 = 1.644.193.846 981.186.284 = 1.675.720 Ton

Dari hasil perhitungan Break Event Point yang telah diuraikan dengan menggunakan rumus atas dasar ton maka perusahaan dapat

(65)

mengetahui jumlah ton yg harus diproduksi oleh perusahaan setiap tahunnya agar perusahaan mendapatkan keuntungan sesuai dengan laba yg di inginkan.

Brea

k Event Point (dalam unit) 2014 FC

BEP (Q) = P – V Dimana :

BEP = Break Event Point FC = Biaya Tetap P = Harga Jual / ton V = Biaya Variabel BEP (Q) = 1.724.649.426 1.964.028.725 – 738.156.665 = 1.724.649.426 1.225.872.060 = 1.406.875 ton

(66)

Dari hasil perhitungan Break Event Point yang telah diuraikan dengan menggunakan rumus atas dasar unit maka perusahaan dapat mengetahui jumlah ton yg harus diproduksi oleh perusahaan setiap tahunnya agar perusahaan mendapatkan keuntungan sesuai dengan laba yg di inginkan.

1) Perhitungan Break Even Point Atas Dasar Sales (Penjualan) Dalam perhitungan atas dasar penjualan alat eletronik, berarti membicarakan rupiah (Rp) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus aljabar untuk menganalisis hasil penjualan bersih yang dicapai adalah :

Brea

k Event Point (dalam rupiah) pada tahun 2012 FC BEP (Rp) = --- VC 1 - --- S dimana :

BEP = Break even point FC = Biaya tetap VC = Biaya variabel S = Volume penjualan.

(67)

BEP = 1- 608.676.644  1.917.934.665 = 1.448.338.254 0,682.64 = Rp. 2.121.672.117

Dari perhitungan Break Event Point atas dasar rupiah yang telah diuraikan di atas, maka dengan menggunakan rumus atas dasar sales dalam (Rp) pada perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Takalar maka kondisi perusahaan pada Tahun 2012, pendapatan penjualan yang didapat sebesar Rp. 2.121.672.117 dilihat dari laporan L/R pada perusahaan tersebut, jumlah laba bersih untuk Tahun 2012 sebesar Rp. 429.722.632 sedangkan perencanaan laba yang ditargetkan pada perusahaan sebesar Rp. 219.700.310 itu artinya perusahaan dalam menentukan target profitnya perusahaan tersebut berada pada titik laba (untung).

Break Event Point (dalam rupiah) pada Tahun 2013 FC

BEP (Rp) = --- VC 1 - --- S

Gambar

Tabel 1. Jadwal Kerja Karyawan
Tabel 2. Rincian Biaya Tetap PT. Perkebunan Nusantara XIV (persero)   Pabrik Gula Takalar
Tabel 4. Perencanaan Laba/Target Profit Pada PT.Perkebunan Nusantara  X1V (Persero) Pabrik Gula Takalar
GRAFIK  II
+2

Referensi

Dokumen terkait

ukuran pori karena ketika serbuk karbon dicetak maka struktur pori akan lebih mengikuti morfologi partikel karbon yang dihasilkan dari proses ball

Berdasarkan keseluruhan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan tugas akhir, dapat diperoleh kesimpulan bahwa susu formula yang memenuhi asupan gizi yang

Daerah Ibu Kota Jakarta (Jakarta : Departemen P dan K, 1998), hal.. Pengganjaran, pengganjaran dalam pola asuh dibedakan menjadi dua jenis. Pertama, pemberian hukuman yaitu

Kriteria guru autentik adalah sebagai berikut (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik

Tombol Limit membantu Anda untuk memasukkan jumlah volume secara otomatis berdasarkan batasan RTL (Remaining Trading limit) yang dimiliki pada harga yang telah

kawasan pecinan Pasar Baru Jakarta Pusat adalah Masjid Lautze. Masjid

Berdasarkan data hasil prasurvey yang dilakukan penulis melalui observasi dan wawancara dengan wakil kepala madrasah Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Bandar Lampung, Bapak

Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi sistem pencarian lokasi hotel berbasis mobile web dengan memanfaatkan GPS dan geolocation yang dapat mendeteksi