• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk, Fungsi dan Makna Masjid Lautze di Jakarta Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bentuk, Fungsi dan Makna Masjid Lautze di Jakarta Pusat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota Negara

Republik Indonesia. Wilayah Jakarta terbagi menjadi 6 wilayah yang termasuk 5

wilayah kota administratif (Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur,

Jakarta Selatan) dan satu kabupaten administratif Kepulauan Seribu.

Jakarta merupakan kota metropolitan yang tidak pernah sepi dari berbagai

macam aktifitas ekonomi, pariwisata, hiburan, perdagangan, politik sampai kota

sebagai pusat pemerintahan Indonesia. Jakarta memiliki daya tarik tersendiri sehingga

membuat banyak kalangan dari berbagai latar belakang suku, kebudayaan, dan daerah

datang ke Jakarta dengan berbagai tujuan.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, tercatat bahwa penduduk Jakarta

berjumlah 9,6 juta jiwa yang terdiri dari etnis Jawa sebanyak 35,16%, Betawi

sebanyak 27,65%, Sunda sebanyak 15,27%, Tionghoa sebanyak 5,53%, Batak

sebanyak 3,61%, Minangkabau 3,18% dan Melayu 1,62%. Berdasarkan sensus

penduduk tersebut tercatat bahwa setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang

mendiami Jakarta. Salah satunya etnis Tionghoa.

Etnis Tionghoa sudah ada di Jakarta sejak abad ke-17. Etnis Tionghoa yang

merantau ini mudah membaur dengan penduduk lokal sehingga mereka diterima

dengan baik. Mereka biasa tinggal berkelompok di daerah-daerah permukiman yang

(2)

berarti suatu wilayah (tempat tinggal) yang mayoritas penghuninya adalah etnis

Tionghoa. Selain sebagai pusat hunian etnis Tionghoa, pecinan juga berfungsi

sebagai pusat ekonomi dan perdagangan. Dalam bahasa Inggris, pecinan disebut

China Town, dan dalam bahasa Mandarin disebut唐人街 Tángrénjiē.

Daerah pecinan umumnya terdiri atas ruko (rumah toko) dan kelenteng yang

merupakan tempat bersembahyang atau tempat pemujaan dewa-dewi kepercayaan

etnis Tionghoa. Ruko disepanjang pecinan digunakan untuk tempat berdagang atau

berjualan sekaligus tempat tinggal etnis Tionghoa. Bangunan dan rumah di kawasan

pecinan dapat terlihat dari ciri-ciri fisik yang umumnya berupa bangunan berlantai

dua. Lantai satu biasanya dipakai sebagai tempat usaha, sedangkan lantai dua sebagai

tempat tinggal.

Kawasan Pecinan Jakarta membentang di wilayah Jakarta Barat (Kota Tua

Jakarta, Glodok hingga arah Tangerang), Jakarta Pusat (Pecenongan, Harmoni, Pasar

Baru), Jakarta Utara (Kelapa Gading, Pluit, Sunter), hal ini berdasar kepada kebiasaan

etnis Tionghoa yang mendiami suatu tempat dengan mendekatkan kepada airsebagai

sumber mata pencahariannnya.

Dewasa ini, kawasan pecinan tidak hanya menjadi tempat berkumpul sesama

etnis Tionghoa dan keturunannya, tetapi kawasan ini juga telah menjadi tujuan wisata.

Gaya bangunannya yang khas menarik wisatawan berkunjung ke kawasan pecinan.

Toko-toko yang menjual souvenir, toko obat dan restoran juga menarik minat

(3)

Kawasan Pecinan Sunter salah satunya. Sunter adalah sebuah kecamatan yang

terletak di Jakarta Utara. Terdapat bangunan yang cukup mencolok diantara deretan

rumah mewah, yaitu Masjid Ramli Musofa. Megahnya bangunan yang namanya

terpasang disebuah marmer hitam dengan tulisan berbahasa Indonesia, Arab dan

Mandarin yang berwarna emas ini mulai dibangun sejak tahun 2011 dan diresmikan

pada 15 Mei 2016. Masjid ini berlokasi di jalan Danau Sunter Raya Selatan. Masjid

yang berdiri di lahan seluas 2.000 meter persegi ini jika dilihat dari jauh seperti Taj

Mahal yang berada di India tetapi apabila kita melihatnya dengan saksama, masjid ini

banyak memadukan gaya khas bangunan Tiongkok seperti masjid pada umunya. Ini

menandakan bahwa pemilik masjid adalah warga Tionghoa. Sayangnya dalam

wawancara awal, pemilik masjid tidak mau menjelaskan lebih rinci mengenai masjid

yang mengambil namanya yaitu Ramlie Musofa dengan alasan riya (pamer).

Selanjutnya kawasan Pecinan Pasar Baru, yang dahulu dikenal dengan sebutan

Passer Baroe sudah ada sejak 1821 dan berlokasi di Jalan Pasar Baru, kecamatan

Sawah Besar, Jakarta Pusat. Disebut Pasar Baru karena pasar ini merupakan pasar

yang baru muncul setelah sektor lapangan Gambir dibuka oleh Gubernur Jenderal

Daendels. Daerah yang dibangun oleh Daendels sebagai pusat pemerintahan Hindia

Belanda yang baru atau Weltevreden telah ada pasar seperti Pasar Tanah Abang dan

Pasar Senen yang dibangun sejak 1753. Untuk membedakan satu sama lain, Daendels

menyebut pasar itu sebagai Pasar baru (yang baru dibangun). Pasar Baru awalnya

merupakan perkampungan yang dihuni masyarakat Tionghoa. Kemudian menjadi

daerah pertokoan. Tidak hanya warga Tionghoa saja yang menempati Pasar Baru ini,

(4)

Selain keberadaan sebagai kawasan belanja dan bersejarah, kawasan Pecinan

Pasar Baru ini masih menyimpan keunggulan lainnya, yaitu dengan adanya beberapa

tempat ibadah, mulai dari masjid, vihara atau kelenteng, gereja, katedral hingga kuil

Sikh.

Salah satu tempat ibadah yang menarik perhatian dan masih terletak di

kawasan pecinan Pasar Baru Jakarta Pusat adalah Masjid Lautze. Masjid ini didirikan

pada tahun 1991 oleh Yayasan Haji Karim Oei (YHKO) dan diresmikan pada

tanggal 4 Februari 1994 oleh Wakil Presiden RI pada saat itu yaitu, Prof. DR. ING.

B.J. Habibie. Masjid ini menarik karena bangunannya yang tidak mewakili gambaran

masjid secara umum tetapi berbentuk ruko dan tidak memiliki kubah dan menara.

Masjid ini terletak dideretan rumah toko dengan warna yang mendominasi di masjid

adalah hijau, merah, kuning. Warna-warna ini merupakan warna khas Tionghoa yang

membuat orang-orang sering mengira bangunan ini adalah klenteng, terlebih bila kita

tidak memperhatikan papan nama yang terletak didepan bangunan. Arsitektural khas

Tiongkok terdapat dibangunan ini seperti lampion yang tampak menggantung, atap

teras ala klenteng dan pintu masuk yang sangat khas Tingkok kuno yakni kusen pintu

bagian atas berbentuk setengah lingkaran. Masjid ini terdiri dari empat lantai. Lantai

satu dan dua sebagai tempat melakukan ibadah salat. Lantai satu untuk jamaah

laki-laki, lantai dua untuk jamaah perempuan, lantai tiga sebagai kantor Yayasan Haji

Karim Oei dan lantai empat sebagai ruang serba guna. Selain itu masjid ini hanya

tampak dari depan saja karena bagian kiri, kanan dan belakang tertutupi oleh

(5)

Gambar 1.1: Prasasti Masjid Lautze di Jakarta Pusat

Sumber: dokumentasi pribadi

Pada bagian dalam masjid terlihat tiga pilar berbentuk lingkaran berwarna

hijau, sedangkan warna-warna bagian dalam bangunan didominasi oleh warna putih

selain kuning dan merah. Dinding bangunan masjid dihiasi dengan kaligrafi seperti

pada umumnya, tetapi yang membuat berbeda adalah kaligrafi tersebut

menggabungkan aksara Arab dengan aksara Tiongkok. Selan itu juga banyak terdapat

kaligrafi Arab yang menyerupai Shu Fa ( kaligrafi khas tionghoa) yang didatangkan

langsung dari Tiongkok.

Dinamakan Lautze karena masjid ini terletak dijalan Lautze no. 89 Pasar Baru

Jakarta, juga karena dalam bahasa mandarin, lautze berarti guru. Hal ini sesuai

dengan harapan, agar masjid ini dapat menjadi guru atau pedoman bagi warga

Tionghoa yang ingin mengenal Islam lebih dekat serta dalam menyebarkan agama

Islam dikawasan pecinan.

Selain bangunannya yang berbeda dengan masjid kebanyakan, waktu

(6)

letak masjid yang berada di daerah perdagangan Pasar Baru. Masjid ini hanya buka

dari jam 09.00-17.00 WIB, sehingga hanya dua salat fardhu yang dapat dilaksanakan

di masjid tersebut, yaitu salat Dzuhur dan salat Ashar. Salat fardhu Jumat setiap hari

Jumat serta pengajian diadakan setiap hari Minggu. Masjid ini terbuka untuk umum

terutama yang ingin mengetahui Islam lebih jauh terlepas dari ingin atau tidaknya

masuk agama Islam.. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Lautze

juga memiliki Teras Sehat Masjid lautze, yaitu pengobatan gratis khusus melayani

pasien yang kurang mampu.

Jamaah masjid ini juga didominasi oleh etnis Tionghoa. Masjid ini sering

dijadikan sebagai tempat proses mualaf, yaitu istilah orang yang baru masuk menjadi

muslim. Pada tahun 2016 lalu, sekitar 71 orang dinyatakan sudah masuk Islam dan

kebanyakan dari etnis Tionghoa. Sesekali juga etnis Tionghoa non Muslim

mendatangi masjid ini untuk melihat atau bertanya bagaimana Islam sebenarnya.

Selain itu keunikan lain dari masjid ini adalah ada celah atau void di lantai 2

yang biasanya digunakan bagi orang non Muslim yang ingin melihat bagaimana umat

Islam melakukan ibadahnya.

Keunikan bentuk bangunan dan perbedaan aktivitas solat dari Masjid Lautze

serta fungsinya yang tidak hanya sebagai tempat ibadah umat Islam, tetapi juga

sebagai tempat perobatan dan lain-lain. Merupakan beberapa fenomena yang menarik

minat penulis untuk menjadikan Masjid lautze sebagai objek penelitian skripsi

dengan judul “Bentuk, Fungsi dan Makna Masjid Lautze di Jakarta Pusat”.

Untuk menganalisis 3 rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini

(7)

digunakan untuk mengambil masalah fungsi dari masjid tersebut sedangkan untuk

makna penulis akan menerapkan teori semiotik oleh C.S. Peirce. Terkait dengan

bentuk bangunan yang menjadi rumusan masalah pertama di penulisan ini, penulis

hanya menggunakan konsep bentuk.

1.1Batasan Masalah

Agar penulisan skripsi ini dapat terarah dan pembahasannya tidak

mengambang serta tidak terjadi kesimpangsiuran, maka penulis akan membatasi

masalah yang dipaparkan sesuai dengan judul skripsi ini yaitu bentuk, fungsi dan

makna Masjid Lautze di Jakarta Pusat. Terkait dengan bentuk, penulis akan

membatasi pada bentuk bangunan, denah bangunan dan bentuk aktivitas. Terkait

dengan fungsi, penulis akan membatasi pada fungsi bangunan dan fungsi aktivitas.

Terkait dengan makna, penulis akan membatasi pada makna bangunan serta makna

masjid tersebut bagi masyarakat Tionghoa di Jakarta Pusat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk Masjid Lautze di Jakarta Pusat?

2. Bagaimana fungsi Masjid Lautze di Jakarta Pusat?

3. Bagaimana makna Masjid Lautze bagi Masyarakat Tionghoa di Jakarta

(8)

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan bentuk Masjid Lautze di Jakarta Pusat.

2. Untuk mendeskripsikan fungsi Masjid Lautze di Jakarta Pusat.

3. Untuk mendeskripsikan makna dari Masjid Lautze bagi Masyarakat

Tionghoa di Jakarta Pusat.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Menambah dan memberikan informasi, wawasan mengenai bentuk, fungsi dan

makna masjid Lautze kepada masyarakat Tionghoa di pecinan. Membantu

masyarakat untuk mengenal lebih jauh mengenai masjid khas Tiongkok khususnya di

pecinan Pasar baru Jakarta Pusat.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini menjadi referensi bagi mahasiswa program

studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara khususnya yang

ingin mengkaji lebih lanjut mengenai Masjid Lautze di Jakarta Pusat maupun

Gambar

Gambar 1.1: Prasasti Masjid Lautze di Jakarta Pusat

Referensi

Dokumen terkait

Lihat, Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al- Qur‟an, Ilmu-Ilmu Pokok Dalam Menafsirkan Al-Qur‟an, (Semarang: PT.. Selanjutnya, mengani perumpamaan yang

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) untuk menganalisis pengaruh kecerdasan emosional terhadap kepuasan kerja karyawan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengukur tingkat efisiensi bank umum syariah dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan menggunakan pendekatan ini

3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian terima kasih, minta tolong, pemberitahuan, perintah, dan petunjuk kepada orang lain dengan

Menyajikan batas administrasi wilayah dalam bentuk peta wilayah (dari Bakosurtanal) dan juga sumberdaya yang dimiliki oleh daerah bersangkutan dalam bentuk peta sumberdaya

Hasil penelitian ini didukung oleh Setiawan, (2013), melakukan penelitian tentang tanaman kakao dengan menggunakan analisis Cobb Douglas dengan mengambil salah satu

Kemampuan meregulasi emosi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pada pernikahan yang dijalani, sehingga dituntut kepada setiap pasangan suami istri

Pada desain interior diperlukan untuk menemukan dan menganalisa data-data yang berhubungan erat dengan desain interior radio Jeje FM Surabaya seperti halnya