• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

E. Klasifikasi Biaya

Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya bergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis. Studi dan analisis yang hati-hati atas dampak aktivitas bisnis atas biaya umunya akan menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya variabel, dan atau biaya semivariabel. Dalam analisis break even point juga bertolak dari kenyataan bahwa biaya terbagi atas dua kelompok besar yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

Biaya secara umum diartikan sebagai segala sesuatu yang dikeluarkan, dinyatakan dengan satuan uang, meliputi harta, modal saham yang diterbitkan, jasa yang diberikan atau utang yang terjadi dalam hubungannya dengan barang atau jasa yang diterima dan akan diterima.

Menurut Carter dan Usry (2002:58): “Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun”.

Menurut Horngren dkk (2003:43): “A fixed cost is a cost that is not immediately

affected by changes in the cost driver (any output measure that causes costs) level”.

Berikut adalah ciri-ciri biaya tetap.

2. Adanya penurunan dalam biaya per unit bila volume bertambah dalam satu tingkat yang relevan.

3. Dapat dibebankan pada bagian-bagian atau departemen-departemen atas dasar keputusan manajemen atau metode alokasi biaya.

4. Tanggung jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen pelaksana daripada oleh pengawas operasi.

Biaya tetap sendiri merupakan pengeluaran yang bersifat tetap karena kebijakan manajemen. Pengeluaran yang demikian kadang-kadang disebut sebagai biaya tetap diskresioner (discretionary fixed costs), contohnya tingkat iklan dan jumlah sumbangan sosial. Pengeluaran yang membutuhkan suatu seri pembayaran selama jangka waktu yang lama disebut biaya tetap terikat (commited fixed costs). Contohnya adalah biaya bunga dan sewa atas utang jangka panjang. Menurut Carter dan Usry (2002:58): “Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas”.

Menurut Horngren dkk (2003:43): “A variable cost is a cost that changes in direct

proportion to changes in the cost driver level”.

Menurut Abas Kartadinata (2000:264), biaya variabel lebih lanjut dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok.

1. Biaya variabel proporsional, yakni biaya variabel yang turun naiknya sebanding dengan volume produksi.

2. Biaya variabel progresif proporsional, yakni biaya variabel yang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi. Contoh: upah lembur.

3. Biaya variabel degresif proporsional, yakni biaya variabel yang meningkat lebih lambat dibandingkan dengan kenaikan volume produksi. Contoh: biaya pesanan bahan.

Ciri-ciri biaya variabel ini adalah:

1. totalnya berubah mengikuti perubahan volume, tetapi perubahannya tidak proporsional,

2. biaya per unitnya juga berubah, tetapi terbalik dengan perubahan volume dan tidak sebanding,

3. dapat dibebankan pada bagian operasi dengan cukup mudah dan tepat, dan 4. dapat dikendalikan oleh seorang kepala departemen tertentu.

Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak. Biaya variabel biasanya dapat diidentifikasikan langsung dengan aktivitas yang menimbulkan biaya.

Permasalahan yang timbul dalam analisis break even point di dalam perusahaan adalah adanya biaya tetap dan variabel sekaligus serta adanya biaya campuran antara biaya tetap dan variabel (biaya semivariabel).

Menurut Carter dan Usry (2002:60): “Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap

maupun biaya variabel”. Contoh biaya tersebut adalah biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas, dan biaya hiburan.

Dua alasan adanya karakteristik semivariabel pada beberapa jenis pengeluaran. 1. Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum dari

perlengkapan atau jasa mungkin perlu dikonsumsi untuk memelihara kesiapan beroperasi. Di luar tingkat minimum biaya, yang biasanya tetap, tambahan biaya bervariasi terhadap volume.

2. Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi, umumnya mengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel bersama-sama. Misalnya, biaya mesin uap yang digunakan untuk memanaskan ruangan, yang bergantung pada kondisi cuaca, dan biaya mesin uapyang digunakan unyuk proses produksi, yang bergantung pada volume produksi, mungkin dibebankan ke perkiraan yang sama, sehingga mengakibatkan tercampurnya biaya tetap dan biaya variabel dalam perkiraan yang sama.

Pada prakteknya untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel dengan tepat bukanlah hal yang mudah karena adanya beberapa biaya campuran. Biaya campuran adalah biaya yang mengandung elemen biaya tetap dan elemen biaya variabel (sama dengan biaya semivariabel).

Perlu pemisahan terhadap biaya campuran (biaya semivariabel) ini menjadi unsur tetap dan unsur variabel, dalam rangka penggunaannya sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan manajemen dalam hal ini perencanaan dan pengendalian menggunakan analisis break even point. Dalam memisahkan biaya campuran/biaya semivariabel ini secara teliti dapat dipergunakan dua metode berikut.

1. Pendekatan analitis (analytical approach)

Dengan meneliti setiap unsur biaya dan ditentukan sifatnya dengan mengingat perlu tidaknya biaya yang bersangkutan dalam cara kerja yang efisien.

2. Pendekatan historis (historical approach)

Pemisahan dilakukan berdasarkan angka-angka atau data biaya pada waktu yang lampau, kemudian dari data tersebut dengan menggunakan metode tertentu diterapkan untuk waktu yang akan datang. Adapun metode yang dapat digunakan dalam perhitungan adalah:

a. metode titik tertinggi-terendah (high-low point method) yang menghendaki bahwa biaya yang terjadi harus diamati baik pada tingkat volume tinggi maupun pada volume rendah.

b. Metode biaya bersiap (stand by cost) yang menggunakan cara perhitungan, pada saat atau perusahaan ditutup sementara, dan biaya yang dikeluarkan pada saat ditutup sementara itu disebut biaya tetap. Sedangkan biaya variabelnya dihitung dengan rumusan:

rata - Rata Kerja Jam Tetap Biaya - rata - Rata Biaya Total Per Unit Variabel Biaya =

tu Jumlah Wak Biaya Jumlah rata - Rata Biaya Total =

c. Metode grafik statistik (Scatter graph) menggunakan cara sebagai berikut: 1) membuat grafik statistik, sumbu vertikal sebagai TC (total biaya),

sedangkan sumbu horizontal menunjukkan volume (kuantitas), 2) biaya setiap bulan diletakkan dalam grafik,

3) sebuah garis ditarik yang dapat mewakili semua titik pada (b) di atas, 4) garis yang memotong sumbu tegak (TC) pada volume nol dianggap

sebagai biaya tetap,

5) garis lurus ke kanan dari titik pada (d) yang ditarik mendatar adalah biaya tetapnya, 6) rata - rata volume (FC) tetap biaya - rata - rata biaya total unit per variabel biaya =

Dokumen terkait