• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.10 Anatomi-Histologi Pembuluh Darah

Biasanya sistem sirkulasi dibagi dalam makrovaskular, yaitu pembuluh dengan diameter lebih dari 0,1 mm (arteriol besar, arteri muscular dan

elastis,sertavena muscular) dan mikrovaskular (arteriol, kapiler, dan venula paskakapiler) yang hanya terlihat dengan mikroskop. Mikrovaskular terutama penting sebagai tempat terjadinya pertukaran antara darah dan jaringan sekitar pada keadaan normal dan pada proses peradangan. Kapiler memiliki variasi struktural yang memungkinkan berbagai tingkat pertukaran metabolik antara darah dan jaringan sekitar. Kapiler terdiri atas selapis sel endotel yang tergulung membentuk suatu saluran. Diameter rata-rata kapiler bervariasi dari 7-9 um dan panjangnya umumnya tidak melebihi 50 um. Panjang total kapiler pada tubuh manusia diperkirakan 96.000 Km (60.000 mil). Bila terpotong melintang, dinding kapiler terlihat memiliki bagian-bagian yang tersusun dari 1-3 sel. Permukaan luar sel-sel ini umumnya berada diatas lamina basal, yakni suatu produk endotel (Junqueira & Carneiro, 2008).

Gambar 2.7 : Mikroskopis pembuluh darah arteri dan vena dengan pembesaran 10x, pewarnaan H&E

2.10.1 Arteri :

Setiap arteri memperlihatkan tata-bentuk yang umum. Dinding arteri pada umumnya terdiri atas 3 lapis atau tunika.:

1. Yang paling dalam, tunika intima (interna), yang terdiri dari selapis sel endotel disebelah dalam, diluarnya diliputi oleh lapisan subendotel yang merupakan jaringan ikat fibroelastis halus, dan yang paling luar berupa sabuk erat elastik (tunika elastika interna) yang mungkin tak terdapat pada pembuluh yang lain. 2. Lapisan tengah, tunika media, terutama terdiri atas sel-sel otot polos yang

tersusun melingkar. Serat-serat elastin dan kolagen dalam jumlah yang beragam terselip diantara sel-sel otot polos.

3. Lapisan Luar, tunika adventisia, terdiri atas jaringan ikat yang kebanyakan unsurnya tersusun sejajar sumbu panjang pembuluh(memanjang).berbatasan langsung dengan tunika media mungkin terdapat tunika elastika eksterna yang jelas. Tata bangun dan ketebalan relatif dari setiap lapisan tergantung pada jenis dan ukuran pembuluh (Leeson et al, 1996).

Gambar 2.8 : Mikroskopis pembuluh darah Arteri dengan pembesaran 40x,pewarnaan H&E

Berdasarkan ukuran dan strukturnya, arteri dibagi menjadi 3 tipe, yaitu : 1. arteri besar, atau elastik, termasukAorta, cabang besarnya (terutama

2. arteri ukuran sedang, atau muskular, termasuk cabang lain aorta (misal arteri koronaria dan arteria renalis)

3. arteri kecil (garis tengah kurang dari 2mm) dan arteriol(garis tengah 20-100um), yang terletak didalam substansi jaringan dan organ (Junqueira & Carneiro, 2007).

2.10.1.1 Arteri Besar (Elastis)

Arteri besar digolongkan dalam arteri tipe elastis, dindingnya relatif tipis dibandingkan ukuran pembuluh ini. Kandungan serat elastinnya cukup menyebabkan potongan segar dindingnya terlihat kuning (Leeson et al, 1996).

Sel endotel tunika intimanya berbentuk poligonal tidak memanjang seperti arteri yang lebih kecil.lapisan subendotel terdiri dari serat elastin dan kolagen serta tebaran fibroblas. Dibagian dalam tunika intima terdapat berkas-berkas kecil serat otot polos. Sulit dikenalitunika elastika interna yang jelas. Sejumlah besar serat elastin terutama tersusun memanjang, berjaln dibagian dalam lapisan subendotel dan memintas menuju membran elastika tunika media yang paling dalam (Leeson et al, 1996).

Tunika media terdiri atas serat-serat elastin dan sederetan laminalamina elastis yang berlubang-lubang dan tersusun melingkar, yang jumlahnya bertambah dengan meningkatnya usia (pada neonatus berjumlah 40, pada orang dewasa berjumlah 70). Diantara lamina-lamina elastis terdapat sel-sel otot polos , serat retikulin, proteoglikan dan glikoprotein (Junqueira & Carneiro, 2007).

Tunika adventisianya berupa selubung tipis, tidak demikian tersusun secara khusus sehingga sulit dibedakan dari jaringan sekitarnya. Tidak jelas adanya tunika atau membran elastika eksterna.. arteri tipe elastis menyerap sebagian tekanan nadi dengan pengembangan jaringan elastis didalam dindingnya dan menghasilkan aliran darah yang tidak terlalu berdenyut dibandingkan andaikata ia merupakan sebuah tabung kaku. Mereka sering disebut arteri penghubung untuk menjelaskan fungsinya sebagai pengantar darah ke dalam cabang-cabang kecil sistem pembuh darah (Leeson et al, 1996).

Gambar 2.9 : Mikroskopis pembuluh darah Aorta dengan pembesaran 10x, 40x ,pewarnaan H&E

2.10.1.2 Arteri ukuran sedang

Golongan arteri ini meliputi semua arteri yang termasuk tipe muskular dan mencakup hampir seluruh arteri yang bernama dan semua arteri kecil yang tidak bernama (Leeson et al, 1996).

Arteri muskular dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan mengontraksi atau merelaksasi sel-sel otot polos tunika media.Tunika intima memiliki lapisan subendotel yang agak lebih tebal daripada di arteriol. Lamina elastika interna yaitu komponen terluar dari intima, tampak jelas dan tunika media dapat terdiri atas lapisan-lapisan sel otot polos sampai 40 lapisan. Sel-sel iniberbaur dengan lamella-lamella elastis(tergantung ukuran pembuluh) maupun serat –serat retikulin dan proteoglikan yang dihasilkan serabut otot polos dalam jumlah yang bervariasi. Lamina elastika interna, yaitu komponen terakhir dari tunika media, hanya terdapat pada arteri muskular yang lebih besar. Tunika adventisia sering setebal tunika media, Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung serat kolagen dan elastin yang hampir diseluruhnya tersusun memanjang atau melingkar. Serat elastin terutama terdapat dibagian dalam tempat mereka biasanya membentuk membran elastika eksterna. Bagian luar, tunika adventisia berbaur dengan jaringan ikat disekitarnya tanpa batas yang jelas diantaranya (Leeson et al, 1996).

2.10.1.3 Arteri kecil dan arteriol.

Pembuluh ini bergaris tengah 100 um atau kurang, mempunyai tunika intima terdiri atas endotel dan membran elastika interna saja. Tidak didapati jaringan subendotel. Membran elastika interna berupa jalinan serat yang terlihat dengan mikroskop cahaya sebagai garis tipis berkilau tepat dibawah endotel. Tunika media terdiri atas satu sampai lima lapis utuh sel otot dengan serat serat elastin bertebar diantaranya. Jumlah lapisan sel otot berkurang dan saat tengahya

20 um, tinggal selapis saja. Tunika adventisia yang biasanya lebih tipis dari tunika medianya, berupa selapis jaringan ikat yang mengandung serat kolagen dan elastin yang tersusun memanjang. Lapisan ini menyatu dengan jaringan ikat disekitarnya. Tidak terdapat tunika elastika eksterna yang jelas. Arteriol mempunyai dinding lumen yang relatif tebal dengan lumen yang relatif sempit. Pembuluh ini mampu mengontrol distribusi darah kedalam berbagai jaring-jaring kapiler yang berbeda dengan vasokonstriksi dan vasodilatasi setempat. Merekalah yang merupakan pengendali utama tekanan darah sistemik. Sebagian besar penurunan tekanan darah terjadi didalam arteriol dan karenanya aliran darah yang masuk jarng-jaring kapiler hanyalah yang lunak /sedang saja. Dibandingkan dengan kapiler, arteriol mempunyai dinding yang relatif kedap dan tidak terlibat dalam saling-tukar antara darah dan cairan jaringan (Leeson et al, 1996).

2.10.1.4 Arteri Khusus

Arteri tertentu memperlihatkan penyimpangan struktur yang mencolok dari susunan yang lazim. Variasi ini mencerminkan penyesuaian terhadap tempatnya yang khusus dan tuntutan akan fungsinya. Arteri yang terlindung didalam tengkorak berdinding tipis dengan tunika elastika interna yang sangat berkembang. Arteri paru berdinding tipis akibat berkurangnya jumlah otot dan jaringan elastisnya. Hal ini berkaitan dengan rendahnya tekanan darah didalam sirkulasi paru. Arteri umbilikalis mempunyai tunika media terdiri atas dua lapis otot tebal: memanjang yang sebelah dalam dan melingkar yang sebelah luar. Arteri ini tidak mempunyai tunika elastika interna ataupun bila ada, tidak

sempurna. Pada arteri penis, tunika intima sangat menebal dan mengandung banyak serat otot memanjang. Kelompokan serat otot polos ini membentuk isu utama bantal intima yang berfungsi sebagai katup. Otot jantung merasuk ke dalam pangkal aorta dan arteri pilmonalis (Leeson et al, 1996).

2.10.2 Vena :

Darah didalam sistem vena bertekanan sepersepuluh dari tekanan darah arteri dan karena itu harus menampung volume darah lebih besar daripada sistem arteri. Kaliber vena umumnya lebih lebar dari arteri, tetapi dindingnya jauh lebih tipis yang terutama disebabkan oleh berkurangnya unsur otot dan elastinnya.

Gambar 2.10 : Mikroskopis pembuluh darah arteri dengan pembesaran 40x,pewarnaan H&E

Pembuluh darah vena digolongkan atas tiga golongan : 1. Venula

2. Vena sedang 3. Vena besar

Penggolongan ini mungkin kurang pas karena penggolongan ini tidak demikian tegas dan lebih banyak ragam pada masing-masing pembuluh didalam satu golongan dibanding arteri. Strukturnya mungkin cukup besar ragamnya pada segolongan vena dengan kaliber yang sama dan bahkan pada vena yang sama mungkin terdapat struktur yang berubah-ubah sepanjang perjalanannya. Jadi pemerian dinding vena tidak praktis sperti arteri daan hanya berdasar pada gambaran umumnya (Leeson et al, 1996).

2.10.2.1 Venula pascakapiler dan Kapiler

Venula pascaakapiler dan kapiler berpartisipasi dalam proses pertukaran antara darah dan jaringan. Venula memiliki diameter sebsar 0,2-1mm. Tunika intimanya terdari dari endotel dan lapisan subendotel yang sangat tipis. Tunika media pada venula kecil mungkin hanya mengandung perisit kontraktil. Pembuluh-pembuluh ini disebut venula pascakapiler atau venula perisit. Diameter lumennya mencapai 50 um. Meskipun begitu, kebanyakan venula mengandung otot, dan venula sekurang-kurangnya memiliki beberapa sel otot polos dalam dindingnya. Venula pascakapiler memiliki sejumlah ciri yang sama dengan kapiler, misalnya berpartisipasi dalam respon peradangan dan pertukaran sel dan molekul antara darah dan jaringan. Venula juga dapat mempengaruhi aliran darah didalam arteriol dengan menghasilkan dan menyekresikan zat vasoaktif yang dapat berdifusi (Junqueira & Carneiro, 2007).

Perubahan dari kapiler vena ke venula berlangsung bertahap, sedikit demi sedikit , bermula meliputi penambahan jaringan ikat dan kemudian otot polos.

Venula yang paling kecil mempunyai intima terdiri atas endotel saja dengan selubung serat kolagen di luarnya. Tunika adventisia tebal dibandingkan keseluruhan dindingnya yang tipis dan terdiri atas serat kolagen yang tersusun memanjang dan tebaran serat elastin erta fibroblas (Leeson et al, 1996).

2.10.2.2 Vena sedang

Golongan ini praktis mencakup semua vena yang bernama dan cabang-cabang utamanya, kecuali batang induknya. Garis tengahnya berkisar antara 1-9 mm. Tunika intimanya tipis. Sel endotelnya pendek dan berbentuk poligonal. Jaringan ikat lapis subendotel tidak jelas. Kadang-kadang diluarnya diliputi jalinan serat elastin tetapi tidak jelas membentuk tunika elastika interna. Tunika medianya tipis dibandingkan arteri yang setara. Lapisan ini terdiri dari berkas kecil serat otot polos yang tersusun melingkar dipisahkan oleh serat-serat kolagen dan jalinan halus serat elastin. Tunika media lebih berkembang pada vena anggota gerak. Tunika adventisianya sangat berkembang dan membentuk sebagian besar dindingnya. Lapisan ini terdiri dari jaringan ikat longgar dengan berkas serat kolagen kasar tersusun memanjang dan sering kedapatan sedikit serat otot polos. Serat otot ini membentuk berkas-berkas dan tersusun memanjang sepanjang pembuluh (Leeson et al, 1996).

2.10.2.3 Vena Besar

Dalam golongan ini termasuk vena kava inferior dan superior, vena porta dan cabang-cabang utamanya. Tunika intimanya berstruktur sama dengan vena

yang lebih kecil, tetapi sedikit lebih tebal. Tunika medianya kurang berkembang dan otot polos pembentuknya sangat berkurang atau tidak ada. Tunika adventisianya paling tebal dari ketiga lapisannya, dan terdiri atas tiga lapis. Tepat diluar tunika media, berupa suatu lapis mengandung jaringan ikat padat fibroelastis dengan serat kolagen kasar, yang sering tersusun berbentuk uliran terbuka. Daerah tengah mengandung banyak serat otot mengandung banyak serat otot memanjang, dan yang paling luar hanya terdiri atas jalinan serat kolagen kasar dan serat elastin (Junqueira & Carneiro, 2007).

Vena ini, terutama yang besar , dapat memiliki katup. Katup terdiri atas 2 lipatan semilunar dari tunika intima, yang menonjol ke dalam lumen. Katup tersebut terdiri atas jaringan ikat dengan banyak serat elastin dan dilapisi kedua sisinya oleh endotel. Katup ini yang terutama banyak terdapat pada vena tungkai, mengarahkan aliran darah ke arah jantung. Daya dorong jantung diperkuat oleh kontraksi otot-otot rangka yang mengelilingi vena-vena ini (Leeson et al, 1996).

Gambar 2.11 Mikroskopis pembuluh darah arteri & vena pembesaran 10x, pewarnaan H&E

BAB III

Dokumen terkait