• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Hasil Belajar

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Kata atau istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru, sudah sangat dikenal secara luas, namun dalam pembahasan belajar ini masing-masing ahli memiliki pemahaman dan definisi yang berbeda-beda.

Berikut beberapa definisi belajar menurut beberapa ahli dalam (Susanto, 2013: 3-4):

1) R. Gagne

Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu proses dimana organisme berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Selain itu Gagne juga memaknai belajar sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Selain itu belajar juga sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau ketrampilan melalui instruksi.

2) Burton

Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antar individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

51 3) E.R. Hilgrad

Belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman).

4) Hamalik

Belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modificator or strengthening of behaviour trought experiencing). Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu hasil atau tujuan.

5) W.S. Winkel

Belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu dengan individu maupun individu dengan lingkungannya secara sadar agar dapat memperoleh perubahan-berubahan dalam bidang ilmu pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, hubungan sosial, dan dalam tingkah lakunya.

52 b. Prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam proses belajar dan mengajar. Seorang guru akan dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip belajar.

Berikut prinsip-prinsip belajar menurut (Suprijono, 2011. 4), yaitu:

1) Prinsip belajar adalah perubahan perilaku. 2) Belajar merupakan proses.

Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sitemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari beberapa bagian komponen belajar.

Belajar bukanlah suatu aktivitas yang dapat berdiri sendiri. Ada unsur-unsur lain yang langsung terlibat di dalamnya. Menurut (Djamarah, 2011: 176), unsur-unsur tersebut meliputi: raw in put, learning and teaching proses, out put, enviromental input, dan instrumental input.

53 Bagan 2.2 Unsur-Unsur Belajar

Dijelaskan bahwa, masukan mentah (raw in put) merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses belajar mengajar (learning teaching proses) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (out put) dengan kualifikasi tertentu. Di dalam proses belajar mengajar terdapat masukan dari lingkungan (enviromental in put) dan sejumlah faktor instrumental (instrumental in put) yang dirancang untuk memperoleh keluaran yang diharapkan. 3) Belajar merupakan bentuk pengalaman.

Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.

c. Tujuan Belajar

Menurut Fathurrohman dan Sulistyorini (2013: 12), tujuan belajar dimaksudkan untuk memberi landasan belajar, yaitu dari bekal

Enviromental in Put put

Learning teachering

Proses Out Put

Raw Input

54

pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik sampai ke pengetahuan berikutnya. Pada intinya tujuan dari belajar dan pembelajaran adalah terciptanya perubahan menuju keadaan yang lebih baik.

Menurut Sardiman (1994: 28), tujuan belajar secara umum ada tiga jenis, yaitu:

1) Untuk Mendapatkan Pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkarya pengetahuan.

2) Penanaman Konsep dan Keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu keterampilan.

3) Pembentukan Sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi peserta didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.

d. Ciri-Ciri Belajar

Menurut Baharudin dan Esa N.W. dalam (Sriyati, 2009: 18), ciri-ciri belajar meliputi:

1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

55

3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

4) Perubahan tingkah laku itu merupakan hasil latihan atau pengalaman.

5) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. 2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami makna hasil belajar yaitu, perubahan-perubahan yang terjadi pada siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil belajar. Dipertegas oleh Nawawi dalam (K.Brahim, 2007: 39) dalam (Susanto, 2013: 5), menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal materi pelajaran tertentu.

Hasil Belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresepsi dan ketrampilan (Suprijono, 2011: 5).

Menurut (Susanto, 2013:5), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu merupakan suatu proses dari seseorang

56

yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif meningkat.

Dari beberapa definisi dari hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah peningkatan kemampuan yang dimiliki siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik setelah melalui kegiatan pembelajaran.

b. Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar seperti telah dujelaskan diatas, meliputi: pemahaman konsep (aspek kognitif), ketrampilan proses (aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya (Susanto, 2013: 6), menjelaskan sebagai berikut:

1) Pemahaman konsep (aspek kognitif)

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari, yaitu seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dia baca, yang dia lihat, yang dia alami, atau yang dia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang dia lakukan.

2) Ketrampilan proses (aspek psikomotorik)

Ketrampilan proses merupakan ketrampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam

57

diri individu siswa. Ketrampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitasnya. Serta dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendakai seperti: kreatifitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan.

3) Sikap (aspek afektif)

Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek responsif fisik. Jadi, sikap harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Dalam hubunggan dengan hasil belajar, sikap lebih diartikan sebagai pemahaman konsep. Sehingga sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, ataupun tindakan seseorang.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses belajar melibatkan faktor yang sangat kompleks. Oleh karena itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Masing-masing faktor tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini (Djamarah, 2011: 177-203).

58

Bagan 2.3

Klasifikasi Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dari bagan di atas faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Faktor dari luar (eksternal)

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat dari luar diri individu, faktor tersebut digolongkan menjadi dua yaitu: Unsur

Dalam

 Kondisi Fisiologis

 Kondisi Panca Indra

 Mirat  Kecerdasan  Bakat  Motivasi  Kemampuan Kongnitif Fisiologis Psikologis Luar  Alam  Sosial Budaya  Kurikulum  Program

 Sarana dan Fasilitas

 Guru Lingkungan

59 a) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa, dari lingkungan anak hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan ang disebut ekosistem. Lingkungan dibagi menjadi dua yaitu:

(1) Lingkungan alami

Lingkungan hidup tempat tinggal anak didik hidup dan berusaha di dalamnya.

(2) Lingkungan masyarakat / sosial budaya

Manusia hidup bersama satu sama lainnya dan saling membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial. b) Instrumental

Faktor ini dimiliki oleh setiap sekolah, agar proses belajar dapat dilakukan dan hasilnya sesuai yang diinginkan, meliputi:

(1) Kurikulum

Keberhasilan siswa dalam belajar tegantung pula pada kurikulum atau a plan of learning yang dipakai pada tiap sekolah.

(2) Program

Program pendidikan disusun untuk dijalankan demi kemajuan dan keberhasilan pendidikan.

60 (3) Sarana dan fasilitas

Keadaan sarana dan fasilitas yang sesuai dengan kondisi dan keadaan siswa akan mendukun terjadinya keberhasilan dalam belajar.

(4) Guru

Kehadiran guru mutlak diperlukan di dalam dunia pendidikan.Sikap dan pribadi guru yang baik serta keprofesionalan yang dimiliki olehn guru akan mendukung keberhasilan pembelajaran.

2) Faktor dari dalam (internal)

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik tersebut, faktor tersebut digolongkan menjadi dua yaitu:

a) Fisiologis

(1) Kondisi fisiologis

Kondisi fisiologis sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar siswa. Anak yang sehat belajarnya akan sangat baik dibandingkan dengan anak yang sedang mengalami kelelahan.

(2) Kondisi panca indra

Kondisi ini juga sangat mempengaruhi dalam belajar. Tetapi banyak juga orang-orang yang memiliki

61

kekurangan panca indra berhasil dalam belajar karena semangatnya yang tinggi.

b) Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semu kondisi psikologis sangat mempengaruhi hasil belajar. Kondisi psikologis tersebut meliputi:

(1) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang berminat akan lebih mudah memusatkan perhatian dalam belajar, dengan seperti itu siswa akan mencapai prestasi yang diinginkan.

(2) Kecerdasan

Kecerdasan akan menentukan tingkat keberhasilan siswa. Siswa yang memiliki IQ tinggi akan lebih mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik.

(3) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki untuk mencapai keberhasilan dimasa mendatang. Bakat juga berpotensi untuk mencapai prestasi.

(4) Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jika

62

anak sudah termotivasi untuk belajar, maka siswa akan mudah dalam menerima dan mengikuti pelajaran.

(5) Kemampuan kognitif

Kemampuan merupakan dasar dari tercapainya hasil belajar ang dibawa sejak lahir. Kemampuan kogniif sangat mempengaruhi terhadap cepat lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu masalah.

d. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik (Mulyasa, 2009: 243).

Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam (Mulyasa, 2009:

244-246), mengungkapkan bahwa “Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan

kelas”.

1) Ulangan harian

Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab oleh siswa, dan tugas terstruktur yang berkaitan

63

dengan konsep dan kompetensi dasar yang sedang dibahas. Dilakukan minimal tiga kali dalam setiap semester.

2) Ulangan tengah semester

Ulangan Tengah Semester (UTS) dilakukan setelah pembelajaran mencapai beberapa standar kompetensi tertentu. UTS dilakukan satu kali dalam setiap semester, tetapi ada guru yang tidak melakukan UTS cukup dengan ulangan harian dan tugas. 3) Ulangan akhir semester

Ulangan Akhir Semester (UAS) sering disebut juga ulangan umum,dengan bahan yang diajarkan adalah ulangan semester pertama dan ulangan semester kedua. UAS dilaksanakan secara bersamaan untuk kelas paralel, baik tingkat rayon, kecamatan, kodya/kabupaten maupun provinsi.

4) Ulangan kenaikan kelas

Ulangan kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap. Ulangan kenaikan kelas dilakukan untuk menentukan peserta didik yang berhak pindah atau naik ke kelas yang berada di atasnya.

Selain penilain pembelajaran diatas, penilain pembelajaran juga mencakup pre tes, penilaian proses, dan post tes. Ketiga tersebut akan dijelaskan sebagai berikut (Mulyasa, 2009, 253-256):

64 1) Pre Test

Pre test dilaksanakan pada awal proses pembelajaran. Berguna untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, mengetahui kemampuan awal peserta didik, mengetahui kemajuan dalam proses pembelajaran, mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai.

2) Penilaian Proses

Penilaian proses dimaksudkan untuk menilai kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi dasar pada peserta didik, termasuk bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. 3) Post Test

Pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Kegunaannya adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik pada yiap kompetensi dasar, untuk mengetahui kompetensi dasat dan tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan tujuan yang belum dikuasai, untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remidial maupun pengayaan, dan sebagai acuan untuk memperbaiki komponen pembelajaran serta proses pembelajaran.

e. Instrumen Penilaian

Menurut Arifin (2013: 123), ada dua jenis instrumen yang dapat digunakan untuk menilai hasil belajar siswa, yaitu instrumen tes objektif dan non objektif.

65

1) Instrumen Penilaian secara Objektif a) Pilihan Ganda

Soal tes bentuk pilihan ganda dapat dipakai untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. Pilihan ganda merupakan jenis instrumen yang paling sering digunakan dalam evaluasi pendidikan. Bentuk soal terdiri dari item (pokok soal) dan opsi (pilihan jawaban). Dalam pilihan terdapat jawaban yang terdiri dari kunci jawaban dan pengecoh (diktator).

b) Benar Salah

Bentuk tes benar-salah adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.

2) Instrumen Penilaian secara non Objektif a) Jawaban singkat atau uraian singkat

Soal tes jawaban singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, namun ada juga yang berbentuk melengkapi atau isian. Tes bentuk jawaban singkat dibuat dengan menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa untuk menuliskan jawaban.

66 b) Uraian Objektif

Dalam uraian objektif pertanyaan yang biasa digunakan adalah urutkan, simpulkan, tafsirkan dan sebagainya. Langkah untuk membuat tes uraian objektif ini adalah guru membuat soal berdasarkan indikator pada kisi-kisi.

c) Uraian Bebas

Instrumen uraian bebas menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan (menguraikan dan memadukan) gagasan-gagasan pribadi atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis sehingga dalam penskorannya sangat memungkinkan adanya unsur subjektifitas.

Dokumen terkait