• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKILAS TENTANG ISRÂÎLIYYÂT

C. Klasifikasi Israiliyyat

Para ulama pada umumnya mengklasifikasikan Israiliyyat dalam tiga bagian, yaitu:

1. Israiliyyat yang sejalan dengan Islam 2. Israiliyyat yang tidak sejalan dengan Islam

3. Israiliyyat yang tidak masuk bagian pertama dan kedua.88

Pengklasifikasian itu dirumuskan dengan mengacu pada keterangan-keterangan Nabi.89 Nabi sendiri tidak langsung membuat klasifikasi tersebut melainkan pemahaman para ulama terhadap keterangan-keterangan Nabi tersebut yang memunculkan klasifikasi itu. Itulah sebabnya pengklasifikasian di atas hanyalah bersifat ijtihadsehingga tidak bersifat mengikat. Ini tentunya tidak menutup kemungkinan untuk merumuskan klasifikasi Israiliyyat yang lain.

Studi kritis terhadap pengklasifikasian Israiliyyat di atas memperlihatkan bahwa kenyataannya, tidak setiap berita yang bersesuaian

87Uraian terperinci tentang kaitan tafsir ini dengan Israiliyyat dapat dilihat dalam Muhammad Husein Adz-Zahabi, Al-Isrâiliyyât Fî At-Tafsîr Wa Al-Hadist, Kairo: Maktabah Wahbah, 1990, h 115-123.

88

Abu Al-Fida Ismail Ibnu Kastîr, Tafsir Ibnu Katsir, (Bairut: Dâr Al-Fiqr), h. 4; Ibnu Timiyyah,Muqadimah Fî Usul At-Tafsîr, (Kuwait: Dâr al-Qalâm), 1971, h. 18-20; Muhammad Jamal Ad-Din Al-Qasimy,Mahasin At-Ta’wil,Jilid I, (Beirut: Dâr Al-Fikr), 1914, h. 44.

89

Umpamanya, ada keterangan Nabi yang membolehkan dan melarang meriwayatkan Israiliyyat. bertolak dari hadis itu, kemudian para ulama mengklasifikasikan Israiliyyat pada yang sejalan dengan Islam dan yang tidak sejalan dengannya. Namun, ada pula keterangan Nabi yang menyuruh umatnya untuk tidak membenarkan dan tidak pula mendustakan Ahli Kitab. Bertolak dari hadis ini, kemudian para ulama pun membuat klasifikasi Israiliyyat yang tidak masuk kepada bagian pertama dan kedua.

dengan syari’at Islam berarti bersanadkan sahih. Survei terhadap pemalsuan hadis pun membuktikan bahwa diantara hadis-hadis yang dipalsukan oleh kelompok-kelompok tertentu, banyak juga yang isinya sesuai dengan syari’at Islam. Misalnya, hadis-hadis yang berisi motivasi untuk banyak melakukan ibadah. Hal itu tidak menutup kemungkinan terjadi pada riwayat Israiliyyat, sebab Ahli Kitab yang menjadi sumber Israiliyyat itu dapat saja merekayasa isi Israiliyyat sedemikian rupa agar sesuai dengan syari’at Islam, padahal Israiliyyat itu sama sekali tidak terdapat dalam Injil dan Taurat. Konsekuensi satu berita memang mengimplikasikan berbagai kemungkinan.

Dalam hal ini, adz-Zahabi mengklasifikasikan israiliyyat pada tiga sudut pandang, yaitu90:

1. Sudut Pandang Kualitas Sanad

Sudut pandang ini memperlihatkan dua bagian, yaitu Israiliyyat yang sahih dan Israiliyyat yang dha’if.

a. Israiliyyat yang shahih, contoh: riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu katsîr dalam tafsirnya dari Ibnu Jarîr Ath-Thabarî, dari al-Mutsanna, dari Utsman bin Umar, dari Fulaih, dari Hilal bin Ali, dari Ata bin Abî Rabbah. Ata berkata:

:

.

:

:

ِﻪ ِﺑ

:

90

Rasihan Anwar,Melacak Unsur-Unsur Israiliyyat Dalam Tafsir Ath-Thabarî dan Tafsir Ibnu Katsîr,Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999, Cet I, h. 33.

.

ِﻪ ِﺑ

.

.

.

.

“Aku bertemu dengan Abdullah bin Umar bin Ash dan bertanya, ‘’Ceritakanlah olehmu kepadaku tentang sifat Rasulullah SAW, yang diterangkan dalam Taurat.’’ Ia menjawab, ‘’tentu, demi Allah, yang diterangkan dalam Taurat sama seperti yang diterangkan dalam al-Quran.’’ ‘’Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pemberi kabar gembira, pemberi peringatan dan pemelihara Ummi; Engkau adalah hamba-Ku; Namamu dikagumi; Engkau tidak kasar dan tidak pula keras. Allah tidak akan mencabu nyawamu sebelum agama Islam tegak lurus, yaitu setelah diucapkan ‘tiada Tuhan yang patut disembah dengan sebenar-benarnya kecuali Allah, dengan perantara engkau pula Allah akan membuka hati yang tertutup, membuka telinga yang tuli dan membuka mata yang buta.91

b. Israiliyyat yang dhaif, contoh: Israiliyyat tentang lafaz Qaf pada sûrah Qaf ayat 1, yang disampaikan oleh Ibnu Hatim dari ayahnya, dari Muhammad bin ismail, dari Laits bin Abî Salim, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, yang menyebutkan sebagai berikut:

ِﻣ

.

“Dibalik bumi ini, Allah menciptakan sebuah lautan yang melingkupinya. Di dasar laut, Allah telah menciptakan pula sebuah gunung yang bernama Qaf. Langit dan bumi ditegakkan di atasnya. Di bawahnya Allah menciptakan langit yang mirip seperti bumi ini yang jumlahnya tujuh lapis. Kemudian, di bawahnya lagi, Allah menciptakan sebuah gunung yang bernama Qaf. Langit kedua ini ditegakkan di atasnya. Sehingga jumlah semuanya: tujuh lapis bumi, tujuh lautan, tujuh gunung, dan tujuh lapis langit.”92

91

Ibnu Katsîr,Tafsîr Al-Qurân Al-Azîm, Jilid II, h. 253

92

2. Sudut Pandang Kaitannya dengan Islam

Sudut pandang ini memperlihatkan dua bagian, yaitu:

a. Israiliyyat yang sejalan dengan Islam, contoh: Israiliyyat yang menjelaskan bahwa sifat-sifat Nabi itu adalah tidak kasar, tidak keras, dan pemurah.93

b. Israiliyyat yang tidak sejalan dengan Islam, contoh: Israiliyyat yang disampaikan oleh Ibnu Jarir dari Basyir, dari Yazid, dari Sa’id, dan dari Qatadah yang berkenan dengan kisah nabi Sulaiman a.s. Israiliyyat itu menggambarkan perbuatan yang tidak layak dilakukan oleh seorang Nabi, seperti minum arak.94

c. Israiliyyat yang tidak masuk bagian pertama dan kedua, contoh: Israiliyyat yang disampaikan oleh Ibnu Abbas dari Ka’ab al-Akhbar dan Qatadah dari Wahhab bin Munabbih tentang orang yang pertama kali membangun Ka’bah, yaitu Nabi Syits a.s.95

3. Sudut Pandang Materi

Sudut pandang ini memperlihatkan tiga bagian, yaitu:

a. Israiliyyat yang berhubungan dengan akidah, contoh: Israiliyyat yang menjelaskan firman Allah dalam surat Azumar ayat 67:





































“Dan mereka tidak mengagungkan allah dengan pengagungan yang semestinya. Padahal bumi dan seisinya berada dalam genggaman-Nya

93

Ibnu Katsîr,Tafsîr Al-Qurân Al-Azîm,Jilid II, h. 253.

94

Ibnu Katsîr,Tafsîr Al-Qurân Al-Azîm, Juz IV, h. 35.

95

pada hari kiamat. Dan langit digulung dengan tangan karena-Nya. Maha Suci Tuhan dengan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.”

Israiliyyat itu menjelaskan bahwa seorang ulama Yahudi datang menemui Nabi dan mengatakan bahwa langit diciptakan di atas jari.96

b. Israiliyyat yang berhubungan dengan hukum, contoh: Israiliyyat berasal dari Abdullah bin Umar yang berbicara tentang hukum rajam dalam Taurat.97

c. Israiliyyat yang berhubungan dengan kisah-kisah.

Dokumen terkait