BAB II KAJIAN PUSTAKA
2. Klasifikasi Kompetensi Paedagogik Guru
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa :2007:25)
Kompetensi Paedagogik adalah seperangkat kemampuan dan ketrampilan (skill) yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi Peagogik meliputi, kemapuan guru dalam menjelaskan materi, melaksanakan metode pembelajaran, memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, dan melakukan evaluasi (Muchith, :2008:148)
memiliki ciri-ciri sekurang-kuranganya sebagai berikut: a. Penguasaan dalam bahan ajar.
Guru hendaknya menguasai bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum maupun silabus baik berupa bahan ajar pokok, bahan ajar pengayaan, dan bahan ajar penunjang dengan baik untuk mencapai pengajaran yang efektif dan efisien. Guru mampu menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar secara sistematis, relevan dengan tujuan instruksional khusu yang selaras dengan perkembangan mental siswa, tuntutan perkembangan ilmu secara teknologi dan dengan memperhatikan fasilitas yang ada disekolah dan atau ada di luar sekolah (Asdiqoh :2013:30)
Dalam pembelajaran guru harus mampu diantaranya: 1) Guru menguasai dalam bahan ajar
Seorang guru dituntut menguasai bahan ajar dan ilmu pengetahuan yang diperlukan guna dalam proses pengajaran, guru tidak terbata-bata dalam menyampaikan materi sehingga bahan ajar yang disampaikan guru mudah dipahami oleh siswa. Penguasaan atau pemahaman bahan ajar dari para guru sangatlah menentukan keberhasilan pengajar (Asdiqoh :2013:30).
kurikulum.
Guru dalam menyampaikan materi pelajaran dituntut untuk menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disekolah. Sebagaimana upaya sentral peningkatan mutu pendidikan berporos pada pembaharuan kurikulum pendidikan dalam rangka mewujudkan praktik pembelajaran yang berkualitas bagi siswa, terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, baik dalam kaitannya dengan lanjut, memasuki dunia kerja, maupun belajar mandiri (Muslich :2009: 11).
Dengan adanya kurikulum, sudah barang tentu tugas guru atau pendidik sebagai . pengajar dan pendidik lebih terarah. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan salah satu komponen yang berinteraksi secara aktif dengan anak didik dalam pendidikan (Abdullah Idi :2007: 207). b. Merancang proses belajar mengajar
Kerangka perencanaa dan implementasi pengajaran melibatkan urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru untuk mempersiapkan pelaksanan proses belajar mengajar (Majid :2008:92). 1) Guru memilih materi pembelajaran
Memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pengajaran kita lukiskan apa yang sebenarnya diharapkan dari peserta didik,
pembelajaran, dengan demikian para guru dapt mengatahui bahwa peserta didiktersebut telah mempelajari sesuatu dalam kelas. Dalam hubungan ini para guru juga perlu mempertimbangkan atau memilih materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (majid :2008 :93).
2) Guru menyiapkan materi pembelajaran
Agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang efektif dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip maupun prosedur pengembangan persiapan mengajar, serta mengukur efektifitas mengajar. Adapun persiapan yang harus dipersiapakan oleh guru sebelum proses belajar mengajar berlangsung seperti: silabus, RPP, buku-buku panduan materi, alat peraga dll.
c. Metode Proses Belajar Mengajar
Guru diharapkan menguasai secara fungsional tentang pendekatan sistem pengajaran, asas pengajaran, prosedur metode pengajaran yang bervariasi, strategi-tehnik pengajaran, menguasai secara mendalam serta berstruktur bahan ajar, dan mampu merancang penggunaan fasilitas media dan sumber pengajar. Dimana asas
dihadapi (Asdiqoh :2013 :13) .
1) Guru menggunakan berbagai macam model pembelajaran
Untuk mengarahkan kegiatan belajar mengajar siswa perlu menggunakan bebrbagi metode mengajar yang efektif guna untuk memungkinkan siswa belajar dalam proses mewujudkan tercapainya tujuan bekajar baik dari segi kognitif, efektif, psikomotorik (Ali :1992: 71). Dalam proses belajar mengajar alangkah baiknya menggunakan metode yang beragam agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan serta tidak merasa jenuh saat proses pembelajaran berlangsung.
2) Guru menggunakan metode sesuai dengan materi pembelajaran Dalam setiap metode mempunyai keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan yang lain, tidak ada satu metode pun dianggap ampuh untuk segala situai. Metode itu dapat dikatakan ampuh apabila disajikan berdasarkan situasi mengajar yang relevan atau sesuai dengan materi yang diajarkan (Ali :1992 :78). Sehingga peserta didik mudah memahami dan tidak salah paham saat penggunaan metode pembelajaran sesuai dengan materi ajar.
Guru dalam pelaksaanan proses belajar mengajar disiplin dalam menggunakan waktu maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik.Usahakan tepat waktu masuk sekolah, begitu pula dengan jam mengajar kapan masuk dan kapan keluar harus sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan agar tidak menggangu jam guru lain (Ma’mur
Asmani, 2009: 94).
1) Guru datang sebelum jam pelajaran dimulai.
Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan proses belajar mengajar, guru menempati kedudukan sebagai figur sentral. Di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah (Rusyan, dkk, 1989: 3). Maka dari itu alangkah baiknya seorang guru datang ke sekolah sebelum jam pelajaran dimulai.
2) Saat guru tidak bisa hadir tetap memberikan tugas kepada siswa Dalam mengajar merupakan faktor terpenting dalam rangka pencapaian keberhasilan belajar mengajar, seorang guru harus mampu meningkatkan kedisiplinan dalam rangka mewujudkan generasi penerus yang memiliki intelektual tinggi, serta membentuk watak bangsa yang bertanggung jawab. guru
pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. e. Pengayaan dan remidial terhadap hasil siswa
Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
1) Guru melaksanakan program remidial
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran remidial di sekolah dibutuhkan dengan adanya karakteristik tertentu dalam proses dan produk pendidikan (Wijaya :2007 :5). Remidian adalah perbaikan hasil siswa yang belum mencapai nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal).
2) Guru melaksanakan program pengayaan
Program pengayaan digunakan untuk hasil siswa yang sudah memenuhi KKM, tetapi untuk mengambil nilai terbesar dari sebelumnya.
f. Pemberian penilaian sesuai dengan kemampuan.
Fungsi penilaian dalam proses belajar mengajar bermanfaat ganda bagi siswa dan bagi guru. Penilain hasil belajar dapat dilaksanakan saat proses belajar mengajar berlangsung.
pertanyanaan yang disampaikan saat proses belajar mengajar berlangsung. Analisi penelian ini adalah untuk mengetahui siswa setiap awal pelaksanaan pembelajaran guru harus merangsang kelas agar kesiapan lebih terarah, dan materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dan dapat dengan mudah diserap oleh siswa (Wijaya :2007 :4).
2) Guru sering memberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi yang disampaikan guru saat akhir pembelajaran.
Penilaian ini digunakan untuk mengetahui seberapa paham dan mengerti tentang tujuan materi yang diajarkan.
g. Cara penilaian
Dalam penilaian ada beberapa cara atau ragam dalam penilaian seperti tes tertulis, penilaian kinerja, penilaian portofolio, penilaian proyek, penilaian hasil kerja, penilaian sikap, penilaian diri, peta perkembangan hasil belajar, analisis instrumen, dan evaluasi hasil penilaian (Majid :2008 :195).
1) Guru memberikan penilaian melalui tes harian, uts, dan uas.
Penilaian hasil belajar dapat dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, tahap jangka pendek, yakni penilaian dilaksanakan guru pada akhir proses belajar mengajar. Penilaian ini disebut penilaian formatif. Kedua, tahap jangka panjang, yakni penilaian yang
beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya penilaian tengah semester atau penilaian pada akhir. Penilaian ini disebut penilaian sumatif ( Abdul Majid : 2008 : 112 ) .
2) Guru memberikan penilaian tentang absensi kehadiran peserta didik.
Seorang guru tertib mengisi absensi siswa sebelum proses pembelajaran dimulai. Seorang guru harus terbiasa dan selalu mengisi absensi siswa dalam rangka mengenal serta memahami fatak dan karakter siswa. Hal ini dilakukan guru sebagai penilaian kedisiplinan peserta didiknya.
h. Alat peraga sesuai
Dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman, maupun dengan lingkungannya. Kebutuhan akan bimbingan, bantuan dan perhatian guru yang berbeda untuk setiap individu siswa (Syaiful Bahri Djamarah : 2002 : 37 – 38 ).
Proses belajar mengajar merupakan suatu rentetan kegiatan guru menumbuhkan organisasi proses belajar mengajar yang efektif, yang meliputi : tujuan pengajaran, pengaturan penggunaan waktu luar, pengaturan ruang dan alat perlengkapan pelajaran di kelas, serta pengelompokan siswa dalam belajar (Syaiful Bahri Djamarah:2002:38).
pembelajaran.
Dalam penyelenggaraan pembelajaran guru menggunakan teknologi sebagi media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan tekhnologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan teknologi.
2) Guru dalam penggunaan sumber belajar sesuai dengan materi ajar. Sumber pembelajaran yang dipakai guru harus sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku seperti buku-buku materi yang sesuai, pedoman-pedoman materi yang sesuai dengan kurikulum atau silabus.
i. Pengkondisian terhadap siswa di kelas.
Usaha guru menciptakan situasi sosial kelas yang kondusif sehingga tercapai pembelajaran yang baik, seorang guru harus mampu bertindak tegas dan mampu meletakkan segala perkara secara proposional (Asdiqoh :2013 :31).
1) Guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Guru mampu mendesain tata ruangan atau posisi duduk yang nyaman saat proses pembelajaran sehingga siswa merasa nyaman.
berlangsung terjadi keributan atau kegaduhan.
Dalam proses belajar mengajar sering terjadi keramaian atau keributan, guru dapat membuat suasana kelas menjadi tenang lagi dan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. i. Memberikan motivasi
Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam diri manusia yang mendorong manusia untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Motivasi dianggap sebagai kemauan biasa untuk memasuki suatu situasi belajar, kalau seseorang sudah memiliki suatu motivasi maka ia berada dalam ketegangan dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang dikehendaki (K.Devies, 1986: 214).
Sebagai guru harus mampu mengarahkan dan dorongan belajar itu pada peserta didiknya.
1) Guru memberikan nasehat kepada peserta didik
Guru sering memberikan nasehat kepada siswa untuk menjadi lebih baik. Sehingga siswa merasa termotivasi untuk berubah menjadi yang lebih baik.
Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang atau tingkat kemampuan rendah. Guru senatiasa membimbing, mendorong atau mengarahkan siswa senantiasa giat belajar.