• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN GAYA BELAJAR SISWA DI SMP NUSANTARA TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN GAYA BELAJAR SISWA DI SMP NUSANTARA TUNTANG TAHUN PELAJARAN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan untuk memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh :

WULAN SARI

NIM 111 10 063

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi



















demi masa.

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya

menetapi kesabaran.

(7)

vii

Dengan pengorbanan, kasih sayang dan ketulusannya.

Kepada kedua orang tuaku yang paling berjasa dalam hidupku dan slalu menjadi motivator dan penyemangat dalam setiap langkahku untuk terus berproses

menjadi insane kamil,

ibu tersayang (Istiqomah) bapak tersayang (Jumino)

adiku yang telah menjadikan hidupku lebih bermakna,penuh warna memberikan semangatdan keceriaan tersendiri dalam hidup

(dek ticka)

Kepada mbh uti (Paini) dan kakung (Muh Hamin) terimakasih banyak atas doa restunya selama ini,

Kepada guru-guruku yang telah memberikan ilmunya kepadaku

Teman terbaikku YuyunNurhidayati yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, pelajaran hidup yang penuh warna dan canda tawa selama penulis

ada dirantau ini Terima kasih atas ketulusan dan keihlasannya dalam memberikan kasih sayang selama ini

sehingga menjadikan hidupku begitu indah dan lebih berarti, Kupersembahkan buah karya

sederhana ini kepada kalian semua hanya do’a dan harapan yang terucap:

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemampuan kepadaku

untuk bisa mewujudkan apa yang kalian titipkan selama ini.

Dan semoga ku bisa menjadi yang terbaik bagi kalian

(8)

viii

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir skripsi dengan judul “Hubungan Kompetensi Paedagogik Guru PAI

Dengan Gaya Belajar Siswa di SMP Nusantara Tuntang Tahun Pelajaran

2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Haryadi, M.Pd., selaku Ketua STAIN Salatiga

2. Bapak Jumino dan Ibu Istiqomah tercinta yang telah mencurahkan

pengorbanan dan do’a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

3. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil., selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, memberikannasehat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

(9)

ix

6. Kepada Bapak Kepala Sekolah SMP Nusantara Tuntang Bapak Drs. Sutikno yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian

7. Seluruh Guru dan staf karyawan SMP Nusantara Tuntang yang telah berkenan mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.

8. Seluruh siswa-siswa SMP Nusantara Tuntang yang telah ikhlas menjadi sampel dalam penelitian.

9. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah STAIN Salatiga, yang telah mendidik, membimbing, mengajarkan dan mencurahkan ilmu-ilmunya kepada penulis. Semoga Allah membalas amal kebaikan mereka.

10. Teman – teman karibku (My Best Friends) : Tiwik, Wulan, Yuyun, Desi, Said, Faizah, Anisa, Rozak, Farid, Zye, Ardhy, Saiful.Terima kasih atas kebersamaan kita yang indah, suka duka bersama, pelajaran hidup, pengalaman-pengalaman, semoga persaudaraan dan persahabatan akan abadi selamanya!

11. Teman – teman satu seperjuangan dalam bimbingan skripsi kita ini Aini, Linna, Iswati, Mbk Rini, Aris. Semangat, dukungan, kebersamaan kita selama ini terimakasih.

(10)

x

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga karya ilmiah yang berbentuk skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua, terutama bagi diri penulis sendiri.

Amin ya Robbal‘Alamiin…...

Salatiga, 27 Agustus 2014

Penulis

(11)

xi

2014.Pembimbing: Drs. Mufiq, S.Ag,M.Phil.

Kata Kunci: Kompetensi paedagogik guru PAI dan gaya belajar siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Bagaimana hubungan kompetensi paedagogik guru PAI di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014. 2) Bagaimana gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014. 3) Adakah hubungan kompetensi paedagogik guru PAI dengan gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 36 responden, menggunakan rumus prosentase dan rumus korelasi statistik produk moment. TeknikPengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data tentang kompetensi paedagogik guru PAI (X)dan data tentang gaya belajar siswa (Y).Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal ang berupa transkrip, catatan, buku, dan lain sebagainya dan melengakapi data yang diperoleh dari hasil angket.

(12)

xii

HALAMAN BERLOGO ... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

F. Definisi Operasional... 8

G. Metode Penelitian... 11

H. Sistematika Penulisan Skripsi ... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Paedagogik ... 28

1. Pengertian Kompetensi Paedagogik Guru ... 28

2. Klasifikasi Kompetensi Paedagogik Guru ... 32

(13)

xiii

7. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 55

B. Gaya Belajar Siswa ... 42

1. Pengertian Gaya Belajar Siswa ... 42

2. Klasifikasi Gaya Belajar Siswa ... 45

3. Faktor yang mempengaruhi Gaya Belajar Siswa ... 50

D. Hubungan kompetesi paedagogik guru PAI dengan Gaya belajar siswa ... 65

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 58

1. Letak Geografis ... 58

B. Penyajian data hasil penelitian ... 63

(14)

xiv

Tabel 1.2. Indikator Instrumen Gaya Belajar Siswa ... 16

Tabel 3.1. Keadaan Jumlah Siswa ... 60

Tabel 3.2. Data Prasarana dan Sarana ... 60

Tabel 3.3. Data Peralatan ... 60

Tabel 3.4. Daftar Nama Responden siswa VII ... 62

Tabel 3.5. Daftar Nama Responden siswa VIII... 63

Tabel 3.6. Hasil Data tentang Kompetensi Paedagogik Guru PAI ... 64

Tabel 3.7. Hasil Data tentang Gaya Belajar Siswa... 65

Tabel4.1. Nilai Angket Kompetensi Paedagogik Guru PAI ... 68

Tabel4.2. Interval Tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI ... 69

Tabel4.3. Prosentase Tingkat Kompetensi Paedagogik Guru PAI ... 71

Tabel 4.4. Nilai Angket Gaya Belajar Siswa... 72

Tabel 4.5. Interval Tingkat Gaya Belajar Siswa ... 74

Tabel 4.6. Prosentase Gaya Belajar Siswa ... 76 Tabel 4.7. Koefisien Korelasi antara Kompetensi Paedagogik

(15)

1

Guru merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak akan bisa berjalan sesuai yang diharapkan tanpa ada ke ikut sertaanya dalam pembelajaran. Ia menjadi sumber yang dapat menghantarkan para siswanya menuai hasil yang diharapkan. Menurut Pasal 1 UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dan tugas utamanya mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan megevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah( UU No.14 : 2005 : 2 ).

Pada hakekatnya penyelenggaraan dan keberhasilan proses pendidikan terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, guru sangat berperan dalam hal tersebut. Guru juga bertanggung jawabnya terhadap kelangsungan proses pembelajaran. Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Majid : 2007 : 4 ).

Kata kompetensi paedagogik terdiri dari dua kata kunci yaitu “kompetensi

(16)

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (Mulyasa:2007:75). Dengan demikian dapat disimpulkan secara sederhana bahwa kompetensi paedagogik adalah kemampuan untuk memahami peserta didik dan mengelola pembelajaran yang mendidik.

Membuat agar siswa-siswa menjadi belajar tidak serta merta dibiarkan begitu saja, melainkan dibimbing dan diarahkan serta dengan mengubah kondisi kelas menjadi suatu kondisi yang mengarah pada terciptanya kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran akan bisa tercapai secara baik.

Dengan demikian seorang guru harus benar–benar memiliki kompetensi yang memadai. Tidak hanya menguasai materi pelajaran melainkan juga menguasai dan memahami tentang perencanaan pembelajaran, memilih metode pembelajaran yang tepat dan mengevaluasinya. Kompetensi tersebut harus selalu diolah dan dikembangkan sehingga semakin tinggi, diharapkan guru dapat melakukan tugas panggilan dengan lebih baik dan bertanggung jawab (Suparno: 2004: 47).

Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktul dan diharapi oleh setiap orang. Maka dari itu banyak ahli–ahli membahas dan menghasilkan berbagai teori tentang belajar. Dalam hal ini tidak dipertentangankan kebenaran setiap teori yang dihasilkan, tetapi yang lebih penting adalah pemakaian teori – teori itu dalam praktek kehidupan yang paling cocok dengan situasi kebudayaan kita.

(17)

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.

Belajar merupakan suatu aktivitas perubahan manusia untuk menjadi suatu yang lebih dari sebelumnya .Belajar merupakan perubahan pola pikir, pola rasa, dan pola tingkah laku. Manusia harus belajar untuk bisa mempertahankan hidupnya di segala sesuatu yang berkaitan dengan penciptaan Allah. Melalui proses belajar manusia dapat memahami dan menyakini kebenaran pengaruhNya. Proses belajar dalam penggalian ilmu merupakan suatu kewajiban bahkan suatu kebutuhan manusia yang dijadikan dasar dalam berperilaku dan beraplikasi terhadap suatu ilmu.

Allah memberikan sarana berupa penglihatan, pendengaran, dan qolbu yang dapat dimanfaatkan manusia untuk belajar sepanjang hidup.

Berpeganglah pada konsep “Hidup untuk Belajar” bukan suatu konsep

“Belajar untuk Hidup” didalam menjalankan fitrah manusia sebagai hamba yang selalu mengabdi kepadaNya. Berkaitan dengan belajar secara tuntas dan parsial (Shota : 2006).

(18)

bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut.

Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.

Ada beberapa permasalahan di Indonesia yang sampai saat ini belum terselesaikan secara tuntas. Antara lain: masalah pemerataan pendidikan, mutu pendidikan, efesiensi pendidikan dan masalah relevansi pendidikan. Memang kita perlu akui bahwa secara umum manusia Indonesia kurang dapat menggunakan kemampuan dan bakat yang dimilikinya. Hal ini kemungkinan dikarenakan kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan dan betapa pentingnya mengoptimalkan sumberdaya manusia untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan.

(19)

SMP Nusantara Tuntang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan Unggul dalam Prestasi dan Berbudi Pekerti Luhur. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya perlu memperhatikan sekaligus menciptakan kegiatan belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan.

Berdasarkan pengamatan penelitian di SMP Nusantara Tuntang bahwa penelitian sering mendapati siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran yang pada akhirnya berdampak pada hasil mereka. Siswa juga kerap kesulitan menyesuaikan cara belajar mereka dengan cara mengajar guru disekolah. Demikian juga dirumah, siswa kadang harus belajar dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh orang tua dirumah.

Dari itu penulis berpikir bahwa ada hubungan kompetensi paedagogik dalam cara mengajar guru PAI dengan gaya belajar siswa. Walaupun hal itu belum diuji kebenaranya namun secara teoritis kompetensi paedagogik guru PAI berperan penting dalam gaya belajar siswa. Seperti yang jelaskan oleh Bobbi De Porter dan Mike Hernacki dalam bukunya Quantum Learning:

“gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam

pekerjaan, sekolah, dan dalam situasi antara pribadi”. Dengan begitu gaya

belajar akan mempengaruhi sesorang dalam menyerap mengelolah informasi. Dari peristiwa dari teori tersebut di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan kompetensi paedagogik guru PAI dengan gaya belajar siswa yang nanti diharapkan peneliti ini dapat membuktikan kebenaran dari sebuah teori dan fenomena yang ada. Adapun

(20)

PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN GAYA BELAJAR SISWA DI SMP

NUSANTARA TAHUN PELAJARAN 2014”

B. Rumusan Masalah

Memperhatikan Latar Belakang masalah yang ditulis diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan kompetensi paedagogik guru PAI di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014?

2. Bagaimana gaya belajar siswa di SMP NusantaraTuntang tahun pelajaran 2014?

3. Adakah hubungan kompetensi paedagogik guru PAI dengan gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kompetensi paedagogikguru PAI di SMP NusantaraTuntang tahun pelajaran 2014.

2. Untuk mengetahui gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014.

(21)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah preposisi (pertanyaan tentang suatu konsep) yang masih bersifat sementara dan harus diuji kebenarannya (Hasan, 2006:13).

Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut, penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut “ada hubungan yang signifikan antara

kompetensi paedagogik guru PAI dengan gaya belajar siswa di SMP Nusantara Tuntang tahun pelajaran 2014.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah khasanah keilmuan dalam ilmu pendidikan terkait kompetensi paedagogik.

b. Untuk perkembangan ilmu pendidikan dan wawasan sekaligus kontribusi pemikiran akan arti penting kompetensi paedagogik dalam meningkatkan mutu pemebelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi dewan guru akan arti pentingnya kompetensi paedagogik dalam rangka meningkatkan pembelajaran siswa di SMP Nusantara khususnya guru PAI.

(22)

F. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Menurut Masri Singarimbun (2003:46 – 47), definisi oprasional harus bisa diukur dan spesifik serta bisa dipahami oleh orang lain.

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independent(variabel bebas) yaitu kompetensi paedagogik (X), serta variabel dependent(variabel terikat) yaitu gaya belajar siswa (Y). Variabel ini merupakan terjemahan tertentu memiliki pengertian yang masih bersifat umum.(Arikunto:1998:101) Oleh karena itu, supaya penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas serta mudah diukur, maka perlu dijabarkan arti setia variabel ke dalam suatu devinisi operasional. Kemudian definisi operasional dari variabel dijabarkan ke dalam dimensi-dimensi dengan indikatornya masing-masing.

Adapun definisi operasional variabel dengan dimensi dan indikatornya masing-masing sebagai berikut:

1. Kompetensi Paedagogik Guru PAI

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU RI NO.14:2005:3).

(23)

dimilikinya. Guru adalah orang yang pekerjaanya ( mata pencahariannya, profesinya) mengajar (E.Mulyasa:2007:75). Dalam rangka mengaktualisasikan potensi yang dimiliki peserta didik.

Pendidikan Agama Islam ( PAI ) adalah suatu mata pelajaran yang diajarkan setiap lembaga pendidikan baik pendidikan dasar, menengah maupun perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Adapun tujuan diberikannya materi PAI adalah untuk memperkuat iman, ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai yang dianut oleh peserta didik yang bertakwa (Acmadi:1992:103). Pendidikan Agama Islam di sini meliputi mata pelajaran Aqidah Akhlak, Fiqih, Quran Hadis, dan Sejarah Kebudayann Islam.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kompetensi paedagogik yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan guru dalam hal pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum, perencanaan, dan pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar, praktikan pendidikan yang melaksanakan tugas mengajar dan mendidik siswa di sekolah dalam mata pelajaran PAI. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: a. Penguasaan guru dalam pembelajaran

b. Merencanakan PBM c. Metode PBM

d. Pelaksanaan PBM

e. Pengayaan terhadap hasil siswa

(24)

h. Alat peraga sesuai

i. Pengkondisian terhadap siswa di kelas j. Memberikan motivasi

2. Gaya Belajar Siswa

Menurut Nasution gaya belajar atau “learning style” siswa yaitu cara siswa

bereaksi dan mengunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar (Nasution:2008:93).

Informasi tentang adanya gaya belajar yang berbeda-beda mempunyai pengaruh atas kurikulum, administrasi, dan proses mengajar belajar. Masalah ini sangat kompleks, sulit, memakan waktu banyak, biaya yang tidak sedikit, frustasi (Nasution:2008:93)

Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi (De Porter, Bobbi & Hernacki, Mike:2000:110- 112). Gaya belajar bukan hanya berupa aspek pemprosesan informasi sekunsial, analitik,global atau otak kiri – otak kanan, aspek lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara abstrak dan konkret). Dari penegertian – pengertian di atas, disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih siswa untuk berkreasi dan menggunakan perangsang – perangsang dalam menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar. Adapun indikatornya sebagai berikut: a. Rapi dan teratur

(25)

c. Dengan mendengarkan musik dalam mengingat d. Sering berbicara sendiri ketika belajar

e. Lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada yang dibaca

f. Biasanya tidak terganggu dengan suasana ribut, atau gaduh saat belajar g. Mengerakkan bibir dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca h. Banyak gerak fisik

i. Belajar melalui praktek langsung j. Posisi duduk

G. METODE PENELITIAN

Ketepatan menggunakan metode akan mempermudah dan memperlancar dalam mengadakan suatu penelitian.

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1998:151). Adapun langkah-lanhkah yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik obyek melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survey untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut:

(26)

c. Melaksanakan penelitian

d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini di SMP Nusantara kelurahan Gedangan kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014. Adapun waktu penelitian akan dimulai ketika proposal penelitian diajukan pada tanggal 17 Mei sampai selesai.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010:173). Pada penelitian ini yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas di SMP Nusantara Tuntang.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2010:174). Dalam pengambilan sampel Suharsimi Arikunto

mengatakan bahwa “Apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%

atau lebih”. Mengingat banyaknya populasi, penulis merasa keberatan

untuk meneliti secara keseluruhan. Karena itu penulis hanya mengambil sampel dari kelas VII dan VIII yang berjumlah 36 siswa.

4. Metode Pengumpulan Data

(27)

angka-angka,keterangan tertulis,informasi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti.

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan: a. Angket

Teknik ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang hubungan kompetensi paedagokik guru PAIdengan gaya belajar siswa di SMP Nusantara kelurahan Gedangan kecamatan Tuntang kabupaten Semarang.

b. Dokumentasi

Dokumentasi penulis gunakan untuk mengetahui data tentang kondisi lokasi sekolah,ruang kelas,guru,siswa,serta data yang dianggap perlu.

c. Observasi

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi yaitu dengan cara mencari informasi mengamati sikap dan perilaku gaya belajar siswa.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102). Jumlah instrumen penelitian menyesuaikan jumlah variabel penelitian.

(28)

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena.

Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket dan dokumentasi, angket yang terdapat dalam lampiran.

a. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data yang berkaitan dengan sekolah yang diteliti, dimana data tidak ditanyakan di angket. b. Angket terdiri dari dua yaitu kompetensi paedagogik guru PAI dan

gaya belajar belajar siswa.

Berikut ini tabel dua variabel tersebut yang dicarikan dari berbagai sumber:

Tabel 1.1 Indikator Instrument angket Tentang Kompetensi paedagogik guru PAI

No Variabel Komponen indikator Deskriptif No

1 Kompetensi

(29)

pembelajar,Guru PAI dengan alokasi waktu pembelajaran remidial bagi peserta didik yang nilainya peserta yang nilainya sudah mencangup

penilaian melalui tes harian,uts dan uas b. Dalam kedisiplinan

(30)

sering memberikan belajar sesuai dengan materi pembelajar

Tabel 1.2 Indikator Instrument Angket Gaya Belajar Siswa

(31)
(32)

depan kelas

a. Untuk mengetahui skor dari masing-masing variabel peneliti menggunakan rumus:

P

=𝑁F

X 100 %

P = Prosentasi F = Frekuensi

N = Jumlah responden

(33)

rxy =

∑ 𝑥𝑦 −

(∑ 𝑥) (∑ 𝑦)𝑁

√({∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2 ) 𝑁

(∑ 𝑦2 −(∑𝑦)2)} 𝑁

Keterangan :

R xy = koefisisen korelasi antara variabel N = jumlah responden

∑ 𝑥 = jumlah variabel 1

∑ 𝑦 = jumlah variabel 2

∑ 𝑥2 = jumlah 𝑥2 ∑ 𝑦2 = jumlah 𝑦2

∑ 𝑥 𝑦 = jumlah variabel x dan y

(34)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I Pendahuluan :

Berisiskan tentang Latar Belakang Masalah,Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis , Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II Landasan Teori :

Berisiskan tentang Kompetensi Paedagogik Guru PAI dan Gaya Belajar Siswa.

Bab III Laporan Hasil Penelitian :

Berisikan tentang letak geografis SMP Nusantara Tuntang, sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru / karyawan dan siswa, sarana dan prasarana, penyajian data.

Bab IV Analisis Data :

Berisikan tentang analisis deskriptif (tiap-tiap variabel), pengujian hipotesis, pembahasan.

Bab V Penutup :

(35)

21 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Paedagogik Guru PAI

1. Pengertian Kompetensi Paedagogik

Dalam pendidikan guru dikenal adanya “ Pendidikan Guru

Berdasarkan Kompetensi”. Mengenai kompetensi guru ini, ada berbagai

model cara mengkelasifikasikannya. Untuk S1 salah satunya dikenal

adanya “sepuluh kompetensi guru” yang merupakan profil kemampuan

dasar guru , kelas menggunakan media sumber, menguasai landasan pendidikan, mengelola interaksi belajar bimbingan dan penyuluhan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah serta memahami prinsip-prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Dan kemudian dijelaskan dalam Pasal 10 Tentang Macam-macam Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, yaitu kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

(36)

paedagogik yang mencakup kemampuan terhadap peserta didik. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi Pedagogik adalah seperangkat kemampuan danketrampilan (skill) yang berkaitan dengan interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa dalam kelas. Kompetensi Peagogik meliputi, kemapuanguru dalam menjelaskan materi, melaksanakan metode pembelajaran,memberikan pertanyaan, menjawab pertanyaan, mengelola kelas, danmelakukan evaluasi (Muchith :2008 :148).

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar yang mencakup tanggung jawab dan kedisiplinan. Berkenaan dengan tanggung jawab, guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan norma tersebut. Dan guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat (Mulyasa, 2005:37).

(37)

sasaran terutama yang berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah dari kepala sekolah.

Jadi kompetensi paedagogik adalah kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang psikologi perkembangan anak. Sedangkan pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan merencanag pembelajaran, mengeplemantasikan pembelajaran, menilai proses hasil pembelajaran, dan perbaikan secara berkelanjut.

2. Klasifikasi Kompetensi Paedagogik Guru PAI

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa :2007:25)

(38)

memiliki ciri-ciri sekurang-kuranganya sebagai berikut:

a. Penguasaan dalam bahan ajar.

Guru hendaknya menguasai bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum maupun silabus baik berupa bahan ajar pokok, bahan ajar pengayaan, dan bahan ajar penunjang dengan baik untuk mencapai pengajaran yang efektif dan efisien. Guru mampu menjabarkan serta mengorganisasikan bahan ajar secara sistematis, relevan dengan tujuan instruksional khusu yang selaras dengan perkembangan mental siswa, tuntutan perkembangan ilmu secara teknologi dan dengan memperhatikan fasilitas yang ada disekolah dan atau ada di luar sekolah (Asdiqoh :2013:30)

Dalam pembelajaran guru harus mampu diantaranya:

1) Guru menguasai dalam bahan ajar

(39)

kurikulum.

Guru dalam menyampaikan materi pelajaran dituntut untuk menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disekolah. Sebagaimana upaya sentral peningkatan mutu pendidikan berporos pada pembaharuan kurikulum pendidikan dalam rangka mewujudkan praktik pembelajaran yang berkualitas bagi siswa, terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas, baik dalam kaitannya dengan lanjut, memasuki dunia kerja, maupun belajar mandiri (Muslich :2009: 11).

Dengan adanya kurikulum, sudah barang tentu tugas guru atau pendidik sebagai . pengajar dan pendidik lebih terarah. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan salah satu komponen yang berinteraksi secara aktif dengan anak didik dalam pendidikan (Abdullah Idi :2007: 207). b. Merancang proses belajar mengajar

Kerangka perencanaa dan implementasi pengajaran melibatkan urutan langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru untuk mempersiapkan pelaksanan proses belajar mengajar (Majid :2008:92). 1) Guru memilih materi pembelajaran

(40)

pembelajaran, dengan demikian para guru dapt mengatahui bahwa peserta didiktersebut telah mempelajari sesuatu dalam kelas. Dalam hubungan ini para guru juga perlu mempertimbangkan atau memilih materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (majid :2008 :93).

2) Guru menyiapkan materi pembelajaran

Agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang efektif dan berhasil guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik berkaitan dengan pengembangan persiapan mengajar, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip maupun prosedur pengembangan persiapan mengajar, serta mengukur efektifitas mengajar. Adapun persiapan yang harus dipersiapakan oleh guru sebelum proses belajar mengajar berlangsung seperti: silabus, RPP, buku-buku panduan materi, alat peraga dll.

c. Metode Proses Belajar Mengajar

(41)

dihadapi (Asdiqoh :2013 :13) .

1) Guru menggunakan berbagai macam model pembelajaran

Untuk mengarahkan kegiatan belajar mengajar siswa perlu menggunakan bebrbagi metode mengajar yang efektif guna untuk memungkinkan siswa belajar dalam proses mewujudkan tercapainya tujuan bekajar baik dari segi kognitif, efektif, psikomotorik (Ali :1992: 71). Dalam proses belajar mengajar alangkah baiknya menggunakan metode yang beragam agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan serta tidak merasa jenuh saat proses pembelajaran berlangsung.

2) Guru menggunakan metode sesuai dengan materi pembelajaran

(42)

Guru dalam pelaksaanan proses belajar mengajar disiplin dalam menggunakan waktu maksudnya bisa menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu amat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa menggunakan waktu dengan baik.Usahakan tepat waktu masuk sekolah, begitu pula dengan jam mengajar kapan masuk dan kapan keluar harus sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan agar tidak menggangu jam guru lain (Ma’mur Asmani, 2009: 94).

1) Guru datang sebelum jam pelajaran dimulai.

Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan proses belajar mengajar, guru menempati kedudukan sebagai figur sentral. Di tangan gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian tujuan belajar mengajar di sekolah (Rusyan, dkk, 1989: 3). Maka dari itu alangkah baiknya seorang guru datang ke sekolah sebelum jam pelajaran dimulai.

2) Saat guru tidak bisa hadir tetap memberikan tugas kepada siswa

(43)

pembelajaran sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. e. Pengayaan dan remidial terhadap hasil siswa

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.

1) Guru melaksanakan program remidial

Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran remidial di sekolah dibutuhkan dengan adanya karakteristik tertentu dalam proses dan produk pendidikan (Wijaya :2007 :5). Remidian adalah perbaikan hasil siswa yang belum mencapai nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal).

2) Guru melaksanakan program pengayaan

Program pengayaan digunakan untuk hasil siswa yang sudah memenuhi KKM, tetapi untuk mengambil nilai terbesar dari sebelumnya.

f. Pemberian penilaian sesuai dengan kemampuan.

(44)

pertanyanaan yang disampaikan saat proses belajar mengajar berlangsung.

Analisi penelian ini adalah untuk mengetahui siswa setiap awal pelaksanaan pembelajaran guru harus merangsang kelas agar kesiapan lebih terarah, dan materi yang disampaikan oleh guru dapat dipahami dan dapat dengan mudah diserap oleh siswa (Wijaya :2007 :4).

2) Guru sering memberikan kesempatan untuk menyimpulkan materi yang disampaikan guru saat akhir pembelajaran.

Penilaian ini digunakan untuk mengetahui seberapa paham dan mengerti tentang tujuan materi yang diajarkan.

g. Cara penilaian

Dalam penilaian ada beberapa cara atau ragam dalam penilaian seperti tes tertulis, penilaian kinerja, penilaian portofolio, penilaian proyek, penilaian hasil kerja, penilaian sikap, penilaian diri, peta perkembangan hasil belajar, analisis instrumen, dan evaluasi hasil penilaian (Majid :2008 :195).

1) Guru memberikan penilaian melalui tes harian, uts, dan uas.

(45)

beberapa kali atau setelah menempuh periode tertentu, misalnya penilaian tengah semester atau penilaian pada akhir. Penilaian ini disebut penilaian sumatif ( Abdul Majid : 2008 : 112 ) .

2) Guru memberikan penilaian tentang absensi kehadiran peserta didik.

Seorang guru tertib mengisi absensi siswa sebelum proses pembelajaran dimulai. Seorang guru harus terbiasa dan selalu mengisi absensi siswa dalam rangka mengenal serta memahami fatak dan karakter siswa. Hal ini dilakukan guru sebagai penilaian kedisiplinan peserta didiknya.

h. Alat peraga sesuai

Dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman, maupun dengan lingkungannya. Kebutuhan akan bimbingan, bantuan dan perhatian guru yang berbeda untuk setiap individu siswa (Syaiful Bahri Djamarah : 2002 : 37 – 38 ).

(46)

pembelajaran.

Dalam penyelenggaraan pembelajaran guru menggunakan teknologi sebagi media. Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan tekhnologi informasi. Membiasakan anak berinteraksi dengan teknologi.

2) Guru dalam penggunaan sumber belajar sesuai dengan materi ajar.

Sumber pembelajaran yang dipakai guru harus sesuai dengan kurikulum pembelajaran yang berlaku seperti buku-buku materi yang sesuai, pedoman-pedoman materi yang sesuai dengan kurikulum atau silabus.

i. Pengkondisian terhadap siswa di kelas.

Usaha guru menciptakan situasi sosial kelas yang kondusif sehingga tercapai pembelajaran yang baik, seorang guru harus mampu bertindak tegas dan mampu meletakkan segala perkara secara proposional (Asdiqoh :2013 :31).

1) Guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.

(47)

berlangsung terjadi keributan atau kegaduhan.

Dalam proses belajar mengajar sering terjadi keramaian atau keributan, guru dapat membuat suasana kelas menjadi tenang lagi dan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. i. Memberikan motivasi

Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam diri manusia yang mendorong manusia untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas. Motivasi dianggap sebagai kemauan biasa untuk memasuki suatu situasi belajar, kalau seseorang sudah memiliki suatu motivasi maka ia berada dalam ketegangan dan ia siap mengerjakan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan apa yang dikehendaki (K.Devies, 1986: 214).

Sebagai guru harus mampu mengarahkan dan dorongan belajar itu pada peserta didiknya.

1) Guru memberikan nasehat kepada peserta didik

(48)

Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang atau tingkat kemampuan rendah. Guru senatiasa membimbing, mendorong atau mengarahkan siswa senantiasa giat belajar.

3. Kompetensi Paedagogik Guru Sebagai Salah Satu Penunjang

Keberhasilan Belajar Peserta Didik

Guru mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilansuatu pembelajaran di sekolah. Di samping itu guru juga berperan dalamperkembangan potensi pada setiap anak didik agar dapat berkembangsecara optimal. Oleh sebab itu untuk mewujudkan hal itu, sebagai seorangpendidik guru haruslah mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensisebagai agen pembelajaran, sebagaimana dalam Standar NasionalPendidikan (SNP) Pasal 28, bahwa pendidik harus memiliki kualifikasiakademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sehat jasmani danrohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikannasional.

(49)

prosesbelajar mengajar maka setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam mengelola pembelajaran. Kompetensi pedagogik, yang merupakan salah satu kompetensiyang harus dimiliki oleh setiap guru dalam menunjang keberhasilan dalambelajar peserta didik.

4. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (Abdul Majid, dan Dian Andayani:2004:130).

Pendidikan menurut Islam atau pendidikan Islami yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Qur’an dan As -Sunnah.Pendidikan keIslaman atau Pendidikan Agama Islam, yakni upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang (Muhaimin : 2001:29-30).

(50)

Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh. Serta menjadikan ajaran agama itu sebagai suatu pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak.

5. Dasar Pendidikan Agama Islam

a. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam tentu mempunyai dasar dan juga landasan yang kuat untuk berpijak yang membawa kemana arah semua kegiatan Pendidikan Agama Islam. Dengan landasan tersebut umat Islam akan lebih mantap dalam melaksanakan dan mengembangkannya.

Adapun landasan yang dipergunakan meliputi:

1) Dasar Yuridis/Hukum

Merupakan suatu dasar-dasar yang berasal dari peraturan atau perundangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam :

a) Dasar Struktural atau Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi :

(51)

agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu (Mahkamah Konstitusi RI:2006:82)

b) Dasar operasional

Yaitu Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional:

(1) Pasal 30 ayat 1

Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

(2) Pasal 30 ayat 2

Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli ilmu agama (Redaksi Sinar Grafika:2003:16).

2) Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam (Al

(52)

antara lain :

a. Qur’an Surat An Nahl : 125















125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil (Departemen Agama Republik Indonesia:2004:383).

b. Qur’an Surat Az Zumar : 9

























(53)

manusia diperintahkan untuk memenuhi kewajibannya untuk menuntut ilmu dan mengajarkan ilmu pengetahuan dalam rangka mendidik diri sendiri, keluarga, maupun lebih luas lagi yakni masyarakat untuk menuju ke jalan kebenaran sesuai dengan petunjuk Allah SWT.

3) Aspek Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini dkk. bahwa semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolongan Nya. Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tenteram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa (Abdul Majid:2004:13).

(54)

Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk:

a. Menumbuhkan keimanan melalui pemberian pengetahuan tentang agama Islam.

b. Meningkatkan keimanan melalui pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam. Sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Abdul Majid:2004:135).

c. penanaman nilai-nilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial/moralitas sosial.

Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup didunia bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan diakhirat kelak.

(55)

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (Abdul Majid:2004:136).

7. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum Pendidikan Agama Islam baik untuk sekolah atau madrasah mempunyai fungsi tentunya memiliki fungsi, adapun fungsi dari Pendidikan Agama Islam itu sendiri sebagai berikut :

a. Pengembangan Penanman iman dan taqwa.

Pada dasarnya dan pertama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.

(56)

sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam.

d. Perbaikan

Perbaikan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.

e. Pencegahan

Pencegahan untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran

(57)

1. Pengertian Gaya Belajar

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Gaya belajar merupakan cara belajar yang khas bagi siswa (Winkel:2005:164).

Apapun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Jika kita bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar setiap orang itu, mungkin akan lebih mudah bagi kita jika suatu ketika, misalnya, kita harus memandu seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil yang maksimal bagi dirinya (Hamzah Uno, dkk:2004:212).

Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari bagaimana seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. (DePorter, Bobbi & Hernacki, Mike: 2000 : 110-112.)

(58)

abstrak dan konkret).

Menurut Nasution gaya belajar atau “learning style” siswa yaitu cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar (Nasution:2008:93).

Para peneliti menemukan adanya berbagai gaya belajar pada siswa yang dapat digolongkan menurut kategori-kategori tertentu. Mereka berkesimpulan, bahwa :

(1) Tiap murid belajar menurut cara sendiri yang kita sebut gaya belajar.

(2) Kita dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrumen tertentu.

(3) Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi efektivitas belajar.

Informasi tentang adanya gaya belajar yang berbeda-beda mempunyai pengaruh atas kurikulum, administrasi, dan proses mengajarbelajar. Masalah ini sangat kompleks, sulit, memakan waktu banyak, biaya yang tidak sedikit, frustasi. (Nasution:2008:93).

(59)

a. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum ia memahaminya. Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan .

Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar visual di antaranya ;(Bobby De Porter dan Mike Hernacki: 2005: 116).

1) Selalu rapih dan teratur. 2) Berbicara dengan cepat. 3) Teliti pada detail.

4) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi.

(60)

7) Mengingat dengan asosiasi visual. 8) Pembaca cepat dan tekun.

9) Suka membaca daripada dibacakan.

10)Suka mencoret-coret tanpa arti bila sedang berbicara atau mendengar. 11) Sering menjawab pertanyaan dengan singkat seperti ya dan tidak. 12)Lebih suka memperagakan dari pada berbicara.

13)Lebih suka seni daripada musik.

14)Seringkali mengetahi apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandaimemilih kata- kata.

15) Kadang- kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan.

16)Lebih mudah mengingat jika dibantu gambar.

Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kitadengan gaya belajar siswa, di antaranya untuk siswa Visual (Bobby De Porter dan Mike Hernacki: 2005: 110).

1) Gunakan simbol-simbol dalam memberikan konsep pada siswa.

2) Dorong siswa untuk menguatkan konsepnya dengan menggunakan symbol/warna.

3) Gunakan salinan kata kunci yang dibagikan kepada siswa, selanjutnya siswa mendefinisikan dengan bahasanya sendiri.

(61)

Gaya belajar auditori mempunyai kemampuan dalam hal menyerap informasi dari pendengaran. Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model seperti ini harus memperhatikan kondisi fisik dari pembelajar. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapatbelajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal danmendengarkan apa yang guru katakan (Farhan shota: 2009).

Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar auditorial diantaranya(Bobby DePorter dan Mike Hernacki:118:12):

1) Mudah terganggu oleh keributan.

2) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca.

3) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan.

4) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada.

5) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita.

6) Berbicara dalam irama yang terpola.

7) Biasanya pembicara yang fasih.

8) Lebih suka musik dari pada seni.

(62)

10) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang

Lebar.

11) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya.

12) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik.

Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan gaya belajar siswa, di antaranya untuk siswa auditorial :

1) Variasikan vokal saat memberikan penjelasan, seperti intonasi, volume suara, ataupun kecepatannya.

2) Gunakan pengulangan-pengulangan konsep yang sudah diberikan. 3) Tutor sebaya.

4) Ubahlah konsep ke dalam bentuk irama/lagu. 5) Selingi dengan musik.

c. Gaya Belajar Kinesteik

(63)

merasakan ( Rose, Colin dan Malcolm j.Nicholl: 2002: 130-131).

Ciri-ciri seseorang yang memiliki gaya belajar kinestetik di antaranya ;

1) Berbicara dengan perlahan.

2) Mudah terganggu oleh keributan.

3) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.

4) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak.

5) Mempunyai perkembangan awal oto-otot yang besar.

6) Belajar melalui memanipulasi dan praktik.

7) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.

8) Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.

9) Banyak mengggunakan isyarat tubuh.

10) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.

Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan gaya belajar siswa, di antaranya untuk siswa kinestetik :

1) Gunakan selalu alat Bantu saat mengajat agar timbul rasa ingin tahu

Siswa.

(64)

3) Buat aturan main agar siswa boleh melakukan bayak gerak di dalam

Kelas.

4) Peragakan konsep, sambil siswa memahaminya secara bertahap.

5) Biasakan berbicara kepada setiap siswa secara pribadi saat di dalam

Kelas.

6) Gunakan drama/simulasi konsep.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi gaya belajar siswa

Secara umum ada beberapa faktor yang saling memengaruhi dalam proses individu belajar sehingga menentukan kualitas hasil belajarnya.Faktor-faktor gaya belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

(65)

a) Faktor kesehatan

Kesehatan adalah dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagian atau bebas dari penyakit.

Dalam proses belajar seseorang dapat terganggu jika kesehatan nya terganggu seperti cepat pusing, tidak bersemangat, terasa ngatuk, badan lemas dan lain-lain.

Agar seseorang dapat belajar denga baik harusnya mengusahakan kesehatan badanya tetap terjamin dengan mengatur pola kesehataan seperti olahraga, istirahat yang cukup, makan-makanan yang menyehatkan.

b) Faktor psikologis

Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses gaya belajar. Beberapa factor psikologis yang utama mempengaruhi proses gaya belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi , minat, sikap dan bakat.

1) Kecerdasan /intelegensia siswa

(66)

organ pengendali tertinggi dari hampir seluruh aktivitas manusia.

Intelegensi atau Kecerdasan besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.(Slameto :1991:58).

2) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat.

(67)

tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua, danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:

a. Cita-cita dan apresiasi siswa b. Kemampuan siswa

c. Kondisi siswa

d. Kondisi lingkungan siswa e. Kondisi proses pembelajaran

f. Usaha guru dalam membangun motivasi siswa 3) Minat

Secara sederhana, minat kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut (Reber Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar.

(68)

kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.

5) Bakat

bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

b. Faktor eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 3 golongan, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. (Slameto: 1991 :62)

1) Faktor keluarga

(69)

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pembelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Pengaruh ini terjadi karena kebenarana adanya siswa dalam masyarakat. Beberapa kekgiatan siswa dalam masyarakat, yang semuanya mempengaruhi belajar siswa (Slameto :1991:72).

D. HUBUNGAN KOMPETENSI PAEDAGOGIK GURU PAI DENGAN

GAYA BELAJAR SISWA.

(70)

kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru adalah kompetensi pedagogik yang berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran.Guru Pendidikan Agama Islam ( PAI) dalam mengajar memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap gaya belajar siswa.

Pada awal tadi telah dijelaskan bahwa gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah, dan dalam situasiantar pribadi. Dengan begitu gaya belajar akan mempengaruhi seseorang dalam menyerap dan mengolah informasi. Perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Olehkarena itu, sebagai seorang guru bisa memahami bagaimana perbedaan gayabelajar pada siswanya, dan mencoba menyadarkan siswanya akan perbedaantersebut, mungkin akan lebih mudah bagi guru untuk menyampaikan informasi secara lebih efektif dan efisien.

Hal ini dapat dilihat pada proses kegiatan belajar mengajar dimana siswa tidak bisa mengerjakan tugas dengan baik, tidak bisa serius dalam belajarnya, tidak aktif, siswa cenderung seenaknya, dan yang memprihatinkan adalah prestasi anak menjadi menurun.

(71)

Hal ini dapat dijadikan salah satu ukuran keberhasilan guru dalam mengajar. Biasanya siswa dalam memahami materi ditentukan oleh ketertarikan siswa kepada guru. Ketertarikan terhadap guru ditentukan oleh bagaimana karakteristik atau mentalitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, seperti bagaimana guru menjelaskan materi pelajaran, bagaimana gurumenggunakan metode mengajar, bagaimana guru menggunakan media, dan bagaimana guru melakukan komunikasi kepada siswa. Justru yang memiliki peluang besar siswa memiliki ketertarikan kepada guru ditentukan oleh kualitas hubungan antara guru dengan siswa. Jika guru memiliki hubungan yang kurang harmonis, maka siswa sulit memiliki ketertarikan kepada guru. Dan juga sebaliknya. Oleh sebab itu, guru harus mengetahui bagaimana keadaan siswa tersebut serta guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan setiap siswanya.

(72)

58 BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografi

SMP Nusantara Tuntang terletak di Jl Raya Muncul Salatiga Gedangan Tuntang, Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara ini terletak di desa Gedangan.

2. Sejarah Berdirinya

SMP Nusantara Tuntang ini didirikan atau beroprasi pada tahun Tahun 1993 / Tahun 1995/1996. SMP Nusantara Tuntang ini milik Yayasan, dengan nama Yayasan Serba Guna yang beralamat di Desa Gedangan RT.01RW.06 Kec.Tuntang.

3. Visi dan Misi

VISI & MISI SMP Nusantara Tuntang a. Visi

- Utama dalam Iman dan taqwa maju dalam ilmu - Terampil dalam karya peduli pada lingkungan b. Misi

- Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan Agama Islam dalam - Kehidupan di sekolah ,keluarga maupun di masarakat

- Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif - Mengembangkan kemampuan bakat dan prestasi

- Melestarikan seni serta mengembangkan seni dan budaya - Menghasilkan karya yang berdaya guna

(73)

4. Struktur Organisasi

Untuk memperlancar program kerja organisasi serta terselenggaranya kerjasama yang baik dan harmonis agar semua kegiatan dapat terkontrol dan terorganisai dengan baik, maka SMP Nusantara Tuntang membentuk kepengurusan. Adapun struktur organisasi SMP Nusantara Tuntang dapat dilihat pada lampiran – lampiran.

5. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru

Guru dalam dunia kependidikan mempunyai peranan yang sangat penting menetukan keberhasilan kependidikan. Ia bukan hanya bisa menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid – muridnya, namun juga harus mampu mendidik mereka. Tenaga pengajar di SMP Nusantara Tuntang pada tahun 2013 /2014 berjumlah 15 guru terdiri dari 6 laki – laki dan 9 guru perempuan. Mereka merupakan guru yang berkompeten di bidangnya masing – masing.

b. Keadaan Siswa

(74)

TABEL 3.1KEADAAN JUMLAH SISWA

6. Sarana dan Prasarana

Proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan lancar apabila didukung dengan sarana dan prasarana. Keberadaan sarana dan prasarana yang memadai disetiap sekolah sangatlah menunjang dan menentukan keberhasilan kependidikan. sarana dan prasarana SMP Nusantara Tuntang Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut: a. Kepemilikan Tanah / Bangunan : Milik Yayasan

- Luas Tanah / status : 1.750 m2 / Wakaf

- Luas Bangunan : 576 m2 ( dibuat dua lantai ) b. Ruang Gedung

(75)

8 Ruang kelas VII 9 7 Baik Baik baik baik baik

9 Ruang kelas VIII 9 7 Baik Baik baik baik baik

10 ketrampilan 9 7 Baik Baik baik baik baik

11 KAMAR KECIL 2 2 Baik Baik baik baik baik

12 Ruang .TU 6 4 Baik Baik baik baik baik

13 GUDANG 2 2 Baik Baik baik baik baik

2) Data Sarana

No Jenis Sarana Jumlah Letak Keterangan

1 Meja Guru 12 Undefined baik

2 Kursi Siswa 25 Ruang kelas VIII baik

3 Meja Siswa 25 Ruang kelas VII baik

4 Kursi Siswa 25 Ruang kelas VIII baik

5 Meja Siswa 25 Ruang IX baik

6 Kursi Siswa 25 Ruang IX baik

7 Meja Siswa 25 Ruang kelas VII baik

Total 162

c. Data peralatan

TABEL 3.3DATA PERALATAN 1) Alat-alat

Nama Alat Jumlah Keterangan

1. Alat Musik - -

2. Alat Lab IPA - -

3. Alat Olah Raga - Belum lengkap

4. ALat Lab Bahasa - -

Gambar

Tabel 1.1 Indikator Instrument angket Tentang Kompetensi paedagogik guru PAI
Tabel 1.2 Indikator Instrument Angket Gaya Belajar Siswa
gambar – gambar
TABEL 3.1KEADAAN JUMLAH SISWA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang: Harga diri tidak terbentuk dari lahir, tetapi dipelajari dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan

Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar khususnya untuk pengelolaan persampahan ditangani oleh Bidang Persampahan dan Limbah B3

Performa akurasi pengenalan wajah dengan variasi jumlah data training menunjukkan hasil yang baik pada semua database wajah, seperti ditunjukkan pada tabel 1. Akurasi

Untuk menjawab persoalan penelitian yang pertama, disusun data sheet untuk melakukan perhitungan tingkat pengungkapan setiap perusahaan sampel maupun secara keseluruhan dengan

• Norma hukum abstrak, melihat perbuatan seseorang yang tidak ada batasnya dalam arti tidak konkret, misalnya: mencuri,..

Inspektorat Jenderal adalah Unit Eselon I dari Kementerian Perhubungan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

Kali ini saya akan mengenalkan anda dengan Cisco Packet Tracer, ialah sebuah software keluaran dari cisco yang dapat digunakan untuk mensimulasikan dan untuk

Yang paling terlihat jelas disini adalah aktifitas manusia yang secara langsung menghancurkan terumbu karang, seperti misalnya pembangunan lapangan terbang dan