• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Lifestyle (Gaya Hidup)

BAB II : KERANGKA TEORI

2.4 Gaya Hidup (Lifestyle)

2.4.2 Klasifikasi Lifestyle (Gaya Hidup)

Menurut Susan et al, ”Nine Consumtion Lifestyles”, (Mowen dan Minor (2002:295), terdapat sembilan gaya hidup konsumsi:

1. Functionalists. Menghabiskan uang untuk hal-hal yang penting. Pendidikan rata-rata, pendapatan rata-rata, kebanyakan pekerja kasar (buruh). Berusia kurang dari 55 tahun dan telah menikah serta memiliki anak.

2. Nurturers. Muda dan berpendapatan rendah. Mereka berfokus pada membesarkan anak, baru membangun rumah tangga dan nilai-nilai keluarga.

Pendidikan diatas rata-rata.

3. Aspirers. Berfokus pada menikmati gaya hidup tinggi dengan membelanjakan sejumlah uang di atas rata-rata untuk barang-barang berstatus, khususnya tempat tinggal. Memiliki karakteristik “Yuppie” klasik.

Pendidikan tinggi, pekerja kantor, menikah tanpa anak.

4. Experientials. Membelanjakan jumlah di atas rata-rata terhadap barang-barang hiburan, hobi, dan kesenangan (convenience). Pendidikan rata-rata tetapi pendapatannya di atas rata-rata karena mereka adalah pekerja kantor.

5. Succeeders. Rumah tangga yang mapan. Berusia setengah baya dan berpendidikan tinggi. Pendapatan tertinggi dari kesembilan kelompok ini.

Menghabiskan banyak waktu pada pendidikan dan kemajuan diri.

Menghabiskan uang di atas rata-rata untuk hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.

6. Moral majority. Pengeluaran yang besar untuk organisasi pendidikan, masalah politik dan gereja. Berada pada tahap empty-nest. Pendapatan tertinggi kedua. Pencari nafkah tunggal.

7. The golden years. Kebanyakan adalah para pensiunan, tetapi pendapatannya tertinggi ketiga. Melakukan pembelian tempat tinggal kedua atau me-remodelling tempat tinggal. Melakukan pengeluaran yang besar pada produk-produk padat modal dan hiburan.

8. Sustainers. Kelompok orang dewasa dan tertua. Sudah pensiun. Tingkat pendapatan terbesar dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari dan alkohol.

Pendidikan rendah, pendapatan terendah kedua.

9. Subsisters. Tingkat sosial ekonomi rendah. Presentase kehidupan pada kesejahteraan di atas rata-rata. Kebanyakan merupakan keluarga-keluarga dengan pencari nafkah dan orang tua tunggal. Jumlahnya di atas rata-rata kelompok minoritas.

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lifestyle (Gaya Hidup)

Kotler dan Armstrong (2012:48) mengemukakan bahwa gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Lebih lanjut Kotler dan Armstrong (2012: 48) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor-faktor yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu (internal) dan faktor yang berasal dari luar diri individu (eksternal). Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan,

kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi. Sedangkan faktor eksternal yaitu kelompok referensi, keluarga, dan kelas sosial.

2.4.4 Dimensi Lifestyle (Gaya Hidup) AIO (Activity, Interest, Opinion)

Psikografik adalah ilmu tentang pengukuran dan pengelompokkan lifestyle (gaya hidup) konsumen (Kotler, 2002:193). Sedangkan psikografik menurut Sumarwan (2003:58), adalah suatu instrumen untuk mengukur lifestyle (gaya hidup), yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar. Analisis psikografik biasanya dipakai untuk melihat segmen pasar. Analisis psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan, pekerjaan dan aktivitas lainnya. Psikografik berarti menggambarkan psikologis konsumen.

Psikografik adalah pengukuran kuantitatif lifestyle (gaya hidup), kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinion), yaitu pengukuran kegiatan, minat, dan pendapat konsumen. Psikografik memuat beberapa pernyataan yang menggambarkan kegiatan, minat, dan pendapat konsumen.

Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup

Activity (Aktivitas) Interest (Minat) Opinion (Opini) Setelah kerja

Komunitas Sumber: Joshep Plummer (Amir, 2005: 110)

2.5 Keputusan Pembelian

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen

Konsumen memiliki perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya, oleh karena itu seorang pemasar harus mengerti bagaimana perilaku konsumen agar dapat menentukan cara yang paling tepat untuk menjual dan mengembangkan produk yang akan memuaskan konsumen dan sekaligus memperoleh laba. Perilaku ini mengantarkan kosumen kedalam proses keputusan pembelian. Terdapat berbagai definisi mengenai perilaku konsumen antara lain seperti yang dikemukakan oleh Hendri Ma’ruf (2006:50), yaitu: “keputusan pembelian adalah proses yang terjadi pada konsumen ketika ia memutuskan membeli, apa yang dibeli, dimana, kapan, dan bagaimana membelinya”.

MenurutPrasetijo dan Ihalaw (2005:9) yang diterjemahkan dari Schiffman dan Kanuk, perilaku konsumen adalah: “Proses yang dilalui oleh seorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan”.

2.5.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Kotler dan Armstrong (Sangadji dan Sopiah, 2013:36), proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap yang meliputi :

1. Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen mengenali suatu masalah atau

kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dengan keadaan yang diinginkan. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang akan muncul, apa yang memunculkan mereka, dan bagaimana, dengan adanya masalah tersebut, konsumen akan termotivasi untuk memilih produk tertentu.

2. Pencarian informasi

Pencarian informasi (information search) merupakan tahap dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi. Dalam hal ini, konsumen mungkin hanya akan meningkatkan perhatian atau aktif mencari informasi. Konsumen dapat memperoleh informasi dari sumber manapun, misalnya :

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan

b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan c. Sumber publik : media massa, organisasi penilai pelanggan

d. Sumber pengalaman : menangani, memeriksa, dan menggunakan produk.

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi berbagai alternatif (alternative evaluation) merupakan tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam susunan pilihan. Bagaiman konsumen mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen dan situasi pembelian tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli produk.

5. Perilaku Pascapembelian.

Perilaku pascapembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.

2.5.3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu (1) faktor internal, (2) faktor eksternal, dan (3) faktor situasional. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013 : 41), faktor internal meliputi : persepsi, keluarga, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, pembelajaran, kelompok usia, dan gaya hidup sedangkan faktor eksternal meliputi : budaya, kelas sosial, dan keanggotaan dalam suatu kelompok.

1. Faktor Internal

Faktor internal atau faktor pribadi memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen, khususnya bila ada keterlibatan yang tinggi dan risiko yang dirasakan atas produk atau jasa yang memiliki fasilitas publik.

a. Persepsi

Persepsi adalah proses individu untuk mendapatkan, mengorganisasi, mengolah, dan menginterpretasikan informasi. Informasi yang sama bisa dipersepsikan berbeda oleh individu yang berbeda (Sangadji & Sopiah, 2013 42).

b. Keluarga

Menurut Schiffman dan Kanuk (Bilson Simamora, 2003 : 7) keluarga adalah dua atau lebih orang yang dipersatukan oleh hubungan darah,

c. Motivasi dan Keterlibatan

Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antar yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.

d. Pengetahuan

Menurut Engel dalam Sangadji dan Sopiah (2013 : 43) pengetahuan dapat dedefinisikan sebagai informasi yang disimpan dalam ingatan.

Himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar disebut pengetahuan.

e. Sikap

Sikap merupakan kecenderungan faktor motivasional yang belum menjadi tindakan. Sikap merupakan hasil belajar, sikap merupakan nilai yang bervariasi (suka-tidak suka). Sikap ditujukan kepada suatu objek, bisa personal atau nonpersonal (Sangadji & Sopiah, 2013 : 44).

f. Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan secara sadar yang berdampak terhadap adanya perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor secara konsisten dan relatif permanen. Pembelajaran terjadi ketika konsumen berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan (Sangadji &

Sopiah, 2013 : 45).

g. Gaya hidup

Gaya hidup didefinisikan sebagai “bagaimana seseorang hidup”, gaya

yang berinteraksi dan kelompok orang yang lebih besar, seperti segmen pasar (Limakrisna & Supranto, 2007:145).

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri atas budaya, kelas sosial, dan keanggotaan dalam suatu kelompok.

a. Budaya Budaya merupakan variabel yang memengaruhi perilaku konsumen yang tercermin dari hidup, kebiasaan, dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macam barang dan jasa yang ditawarkan.

b. Kelas sosial

Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu hirarki kelas-kelas status yang berbeda, sehingga anggota dari setiap yang relatif sama mempunyai kesamaan.

c. Keanggotaan dalam suatu kelompok (group membership)

Setiap orang akan bergabung dengan kelompok-kelompok tertentu.

Alasan bergabungnya individu dengan suatu kelompok bisa bermacam-macam, misalnya karena ada kesamaan hobi, profesi, pendidikan, suku, etnis, budaya, agama, bangsa, dan lain-lain. Suatu kelompok akan memengaruhi perilaku anggotanya, termasuk dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk (Sangadji & Sopiah, 2013 : 49).

3. Faktor Situasional

Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari

karakteristik konsumen dan karakteristik objek menurut Engel dalam Sangadji dan Sopiah (2013 : 49).

2.6 Kerangka Konseptual

Dalam suatu proses pembelian, biasanya konsumen mempertimbangkan lebih dahulu tentang produk apa yang akan dibelinya, apa manfaatnya, apa kelebihannya dari suatu produk, sehingga konsumen mempunyai keyakinan untuk mengambil keputusan pembelian. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen, seperti harga, lokasi, dan juga gaya hidup yang merupakan salah satu faktor pendorong keputusan pembelian.

Harga (X1) merupakan salah satu faktor yang harus dikendalikan secara serasi, selaras dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Segala keputusan yang menyangkut dengan harga akan sangat mempengaruhi aspek kegiatan suatu usaha, baik yang menyangkut kegiatan penjualan atau pun aspek keuntungan yang ingin dicapai suatu usaha. Menurut Saladin (2003: 95) pengertian harga adalah “ sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa. Harga (X1) dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk dibenak konsumen”.

Harga (X1) memiliki pengaruh paling utama dalam posisi kompetitif perusahaan dan pangsa pasarnya. Karna itu harga menentukan pendapatan perusahaan dan laba bersih. Konsumen memandang harga sebagai persepsi tingkatan baik buruknya kualitas produk , terutama jika konsumen harus

Tingkat harga sering kali dianggap dapat mencerminkan kualitas dari barang dagangan dan pelayanan yang diberikan, sehingga akan mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya untuk berbelanja pada sebuah bisnis (Utami, 2012:87).

Lokasi (X2) merupakan struktur fisik dari sebuah usaha yang merupakan komponen utama yang terlihat dalam membentuk kesan sebuah usaha yang dilakukan perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen (Utami, 2012: 89). Lokasi (X2) berhubungan dengan keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai dimana operasi akan ditempatkan. Hal yang paling penting dari lokasi adalah tipe dan tingkat interaksi yang terlibat.

Dalam bisnis, mencari dan menentukan lokasi merupakan tugas yang paling penting karena penentuan lokasi yang tepat merupakan kunci kesuksesan suatu bisnis. Dalam menentukan lokasi usaha, faktor yang harus dipertimbangkan yaitu, ke strategisan, apakah daerah tersebut dapat dijadikan pusat bisnis atau bukan. Hal lain yang juga harus dipertimbangkan yaitu harus lalu lintasnya. Arus lalu lintas mempengaruhi penempatan lokasi usaha karena dapat menarik konsumen untuk mengunjungi bisnis tersebut dan bahkan juga memungkinkan konsumen untuk membeli (Utami, 2012: 89).

Gaya hidup merupakan keseluruhan pola hidup seseorang yang diekspresi dalam aktifitas, minat dan opini yang berinteraksi dengan lingkungannya (Hasan, 2008:135). Gaya hidup mempengaru segala aspek perilaku konsumsi seseorang.

Seperti yang dikemukakan (Supranto dan Nanda, 2007:145) bahwa gaya hidup seseorang mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen.

Berdasarkan teori maka dapat dilihat kerangka konseptual yangmenggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah harga (X1), lokasi(X2), dan gaya hidup (X3) terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) yang dilakukan oleh konsumen.

Variabel-variabel tersebut akan dianalisis dalam penelitian sehingga diketahui beberapa besar pengaruh masing-masingvariabeltersebut dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kerangka konseptual dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual

Sumber: Diolah Peneliti, 2016

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan faktor pendukung bagi sebuah penelitian.

Demikian penelitian ini juga dibuat dengan dukungan penelian terdahulu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dian Hartati Lubis (Universitas Sumatera Utara, 2012) dalam Skripsi dengan Judul “Pengaruh Harga, Lokasi, Produk dan Gaya Hidup terhadap

LOKASI (X2) KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Y) HARGA (X1)

GAYA HIDUP (X3)

penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara serempak variabel harga, lokasi, dan gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Coffee Cangkir Dr.Mansyur Medan, dan variabel promosi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali ke Coffee Cangkir Dr.Mansyur Medan. Gaya hidup adalah variabel paling dominan dalam mempengaruhi minat berkunjung kembali ke Coffee Cangkir Dr.Mansyur Medan.

2. Nadhila Yasmin Qaishum Alim (Universitas Sumatera Utara, 2013) dalam Skripsi dengan Judul “Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi kasus di Kuede Kupie Ulee Kareng

& Gayo). Berdasarkan hasil uji T variabel produk, harga, dan lokasi terhadap variabel keputusan pembelian ditemukan bahwa seluruh variabel bebas berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian pada konsumen terhadap usaha Keude Kupie Ulee Kareng & Gayo. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,497 berarti 49,7% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel produk, harga dan lokasi sedangkan sisanya 50,3% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

3. Murniati (Universitas Sumatera Utara, 2014) dalam skripsi dengan judul

“Analisis Pengaruh Harga, Lokasi, dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen ( Studi Pada Music Coffe jl. Dr Mansyur Medan)”.

Berdasarkan Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa harga, lokasi dan gaya hidup berpengaruh tidak signifikan terhadap

keputusan pembelian. Melalui uji F dapat diketahui bahwa harga, lokasi dan gaya hidup berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian.

Koefisien determinasi yang terlihat pada Adjusted R Square sebesar 0,043 menunjukkan bahwa 4,3% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel harga, lokasi, dan gaya hidup sedangkan sisanya 95,7%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4. Suci Dwi Pangestu (Universitas Diponegoro, 2016) dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup (Life Style) dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Pelanggan Peacockoffie Semarang)”. Hasil penelitian menunjukkan variabel gaya hidup dan harga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi linier sederhana variabel gaya hidup terhadapa keputusan pembelian dan uji t. Dari kedua variabel yang dianalisis secara parsial dan simultan, koefisien variabel harga lebih besar dari variabel gaya hidup. Dari kedua variabel juga diperoleh hasil bahwa variabel harga berpengaruh lebih besar terhadap keputusan pembelian Peacockoffie Semarang, yaitu sebesar 0,288, sedangkan variabel gaya hidup sebesar 0,057. Sementara koefisien determinasi (R2) menunjukkan hasil analisis 19,6% variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut, sementara sisanya 80,4% dijelaskan oleh variabel lain. Saran-saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan keputusan pembelian hendaknya Peacockoffie menetapkan standard operating procedure (SOP) dalam pelayanan dan penyajian produk.

5. Yayan Bagus Wijaya (Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2015) dalam skripsi dengan judul “Pengaruh Harga, Lokasi, Promosi dan Gaya Hidup Terhadap Keputusa Pembelian Rumah di Perumahan Puri asri)”.

Berdasarkan Uji instrumen dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dengan mempertimbangkan syarat uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji statistik secara parsial (uji t) dan uji statistik secara simultan (uji F) dengan taraf signifikan α = 5%.

Penganalisan data menggunakan program SPSS for windows versi 20. Hasil pengujian secara secara parsial menunjukkan variabel harga, lokasi, promosi dan gaya hidup memberikan pengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Sedangkan hasil pengujian simultan menunjukkan semua variabel berpengaruh terhadap keputusan pembelian rumah di Perumahan Puri Asri Kediri.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Adapun bentuk penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:100). Adapun yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu harga, lokasi, serta gaya hidup dan variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:13), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Biji Hitam yang berlokasi di jalan kolam no.32 Berastagi. Berada dekat dengan Smp Negri 2 Berastagi dan Hotel Sinabung.

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga Maret 2017.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Biji Hitam Coffe Berastagi. Dari data yang diambil di Biji Hitam Coffe Berastagi mulai bulan Juli-Oktober 2016, maka didapat rata-rata pengunjung adalah 1.360 orang setiap bulannya.

3.3.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan probability sampling dengan sistem simple random sampling karena penelitian menganggap populasi penelitian ini bersifat homogen. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan tingkat presisi 10% besaran yang diambil dari populasi yang berjumlah 1360 orang, dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel. Rumus Slovin (Umar, 2008:78), yaitu:

n= 𝑁𝑁

𝑁𝑁(𝑑𝑑)²+1

Keterangan : N : Populasi n : Sampel

d : Presisi (digunakan 10% atau 0,1)

Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan adalah : n= 1360

1360(0,1)2+1

n=1360

14.6

n=93.15

Jadi, jumlah sampel yang akan diteliti adalah 93.15 responden dan dibulatkan menjadi 100 responden.

3.4 Hipotesis

Hipotesis merupaka jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun daam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012:93). Berdasarkan rumusan masalah yang ditetapkan penulis, maka hipotesis penelitian ini adalah :

1. H1 : Ada pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

H0 : Tidak ada pengaruh harga terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

2. H2 :Ada pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

H0 : Tidak ada pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

3. H3 : Ada pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

H0 : Tidak ada pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi.

4. H4 : Ada pengaruh harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi

H0 : Tidak ada prngaruh harga, lokasi dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian konsumen di Biji Hitam Coffe Berastagi

3.5 Defenisi operasional

Defenisi operasional variabel bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel dari suatu faktor berkaitan dengan faktor lain. Pada penelitian ini variabel penelitiannya, adalah:

1. Harga (X1)

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk, atau jumlah nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk yang ditawarkan di Biji HitamcoffeBerastagi. Indikator harga menurut Stanton (Rosvita, 2010) adalah:

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk c. Harga bersaing

2. Lokasi (X2)

Lokasi adalah suatu tempat berlangsungnya kegiatan usaha Biji HitamcoffeBerastagi.Berdasarkan faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi (Tjiptono, 2004), maka indikator lokasi adalah:

a. Lokasi mudah dijangkau

b. Kedekatan lokasi dengan pusat keramaian c. Area parkiryang luas

d. Kenyamanan dan keamanan lingkungan 3. Gaya Hidup (X3)

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Indikator gaya hidup (sumarwan, 2002) adalah:

a. Aktivitas b. Minat c. Opini

4. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah keinginan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan di Biji Hitam coffeBerastagi. Berdasarkan proses pengambilan keputusan konsumen (Sangadji dan Sopiah, 2013), maka indikator keputusan pembelian adalah:

a. Pengenalan Masalah b. Pencarian Informasi c. Evaluasi Alternatif d. Keputusan Pembelian e. Perilaku Pascapembelian

Tabel 3.1

Defenisi Operasionalisasi Variabel

No Variabel Defenisi Indikator Skala Pengukuran

1 Harga (X1) pada pola lalu lintas konsumen dan perilaku pembelian.

1. Lokasi mudah dijangkau

2. Kedekatan lokasi dengan pusat

Sumber: Diolah Peneliti, 2016 3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu ataupun perseorangan. Adapun data primer yang digunakan adalah Kuisioner. Kuisioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan/pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atau daftar pertanyaan tersebut. Dalam hal ini peneliti akan menyebarkan kepada pengunjung Biji Hitam.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau puun oleh pihak lain.

Adapun data sekunder yang digunakan peneliti adalah:

a. Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan menghimpun data dari buku-buku serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian.

b. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada dilokasi penelitian yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

3.7 Teknik Penentuan Skor

Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur tanggapan subjekyang berupa sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok kejadian tentang kejadian atau gejala sosial ke dalam 5 poin skala interval yang sama (Erlina, 2011:51). Adapun penentuan skor dari setiap pernyataan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Instrumen Skala Likert

No Keterangan Skor

1 Sangat Setuju 5

1 Sangat Setuju 5

Dokumen terkait