Desa : TALANG LUBUK
Kelompok : SKETSA DESA
Pelaksanaan : 01 – 03 Oktober 2005
Tabel F3 a. Klasifikasi Penggunaan Lahan, Deskripsi Kondisi, Potensi Lahan, Masalah, Penyebab Masalah
Klasifikasi Penggunaan lahan
Deskripsi/
kondisi Potensi lahan Masalah dalam pengelolaan
lahan Penyebab masalah
Lahan yang dikelola penduduk yang berada di luar areal pemukiman dan perkebunan
Lahan cukup luas (645,5 ha) Masih tenaga manual dan kurangnya modal
Cara pengelolaan masih
tradisional dan tergantung dengan keadaan alam
Tidak ada pembinaan dari PPL
Tanah kurang subur dan zat asam
Lahan masyarakat yang dikelola untuk tanam padi yang dikerjakan pada bulan Juli s/d Agustus
Pengairan cukup banyak
Penduduk yang mengelola banyak
Memerlukan alat dan pengelolaan masih tradisonal
Pengelolaan masih manual dan tradisional
Tidak adanya traktor Sawah Tadah Hujan
Hutan belukar yang ditebas pada bulan Juli-Agustus, lalu
dikeringkan, dibakar, lalu ditumbuhkan kembali, disemprot dengan racun herbisida. Baru ditanam benih padi unggul (IR 64) dan umur 100 hari siap panen
Panen 1 kali dalam setahun Belum adanya SPH (Surat Pengakuan Hak)
Tidak adanya irigasi/saluran sekunder/tersier pada lahan pasang surut
Masyarakat belum mengerti tentang SPH
Masyarakat tidak mampu membangun saluran irigasi
Hutan yang berada dalam kawasan desa yang belum tergarap yang terletak di luar areal persawahan dan menjadi tempat hama babi
Kayu gelam cukup banyak Penebangan kayu yang masih liar Masyarakat belum menyadari manfaat manfaat kayu gelam
Penebangan masih liar Hutan Gelam
Hutan masih sangat luas dan sebagian bermanfaat bagi
Jalan dan sungai untuk transportasi ada
Pembakaran kayu gelam Tidak adanya penyuluhan dan pembinaan dari pemerintah (Dephut)
Klasifikasi
Penggunaan lahan kondisi Potensi lahan Masalah dalam pengelolaan
lahan Penyebab masalah
masyarakat
Hutan yang ditumbuhi oleh tumbuhan gelam tinggi di daerah lebakyang tanahnya mengandung zat asam dan pada saat ini mulai berkurang.
Masyarakat belum menyadari fungsi dan guna hutan
Tidak adanya penyuluhan dan pembinaan dari pemerintah (Dephut
Ladang yang berpindah-pindah Lahan cukup luas
Masyarakat yang ingin menggarap banyak
Ada hama babi dan monyet Lahan sawah masyarakat yang tidak terkelola karena mempunyai lebih dari satu lahan
Semak Belukar
Lahan sawah yang tidak digarap, ditinggalkan 1-2 tahun
Tidak menunjang perekonomian
Menjadi sarang hama babi dan tikus
Ditanami padi
Sumber air ada sepanjang tahun
Masyarakat hanya mengakui hak saja, tapi tidak ada SPH dan beranggapan hak leluhurnya
Belum ada keinginan masyarakat untuk bertani lebih maju dan moderen
Tanaman yang menghasilkan nilai ekonomis yang ditanami di lingkungan tempat tinggal penduduk
Tanaman kelapa penduduk cukup luas (320 ha)
Hasil buah kelapa Rp 100 ribu/bulan
Kurangnya modal untuk pengelolaan dan pengadaan bibit
Banyak hama babi dan monyet
Masyarakat kurang menyadari tentang pengelolaan perkebunan secara baik
Masih banyak semak dan hutan belukar
Lahan rawa yang dibuat galangan untuk ditanami berbagai tanaman keras yang terletak di areal persawahan dan pemukiman
Transportasi lancar
Pemasaran lancar
Kendaraan pengangkut ada
Belum adanya SPH (Surat Pengakuan Hak)
Masyarakat belum mengerti tentang SPH
Perkebunan (Kelapa, jeruk, palawija, dll)
Tumbuhan rerumputan dan berbagai jenis kayu yang masih kecil
Lahannya teratur dan cukup luas (320 ha)
Hasil panen cukup memuaskan, namun harga masih rendah
Pembelinya banyak
Hasil penjualan sangat murah Kurangnya perhatian pemerintah tentang kelapa dalam pemasaran internasional
Pemasaran terlalu jauh ke Palembang
Pemukiman Lahan kering yang berada di dekat jalan untuk membangun rumah dan tempat tinggal
Jarak rumah berjauhan
Lokasi lahan cukup
Jumlah penduduk banyak
Jalan masih lumpur/becek
Jembatan masih banyak yang putus
Penimbunan kurang tinggi pada waktu hujan
Kurangnya kesadaran masyarakat dlm bergotong royong
Belum adanya bantuan pembuatan jembatan
Bahan baku untuk membuat jembatan jauh didapat
Klasifikasi
Penggunaan lahan kondisi Potensi lahan Masalah dalam pengelolaan
lahan Penyebab masalah
Sarana pendidikan, keagamaan,pemerintahan, industri desa, jalan desa dan jembatan
Transportasi lancar
Lahan untuk membangun rumah dan sarana lain ada
Minat belajar anak tinggi
Sumber air sungai banyak
Di sekitar pemukiman masih banyak semak-semak
Listrik belum ada
Air bersih belum ada
SMP belum ada
Pemiliknya tidak di tempat
Pemerintah belum
mengalokasikan pengadaan listrik dan air bersih
Masyarakat kurang mengerti tentang air bersih
Kurangnya perhatian pemerintah dalam membangun sarana pendidikan
Banyak anak putus sekolah Sawah (Padi pasang
surut)
Sawah yang dipengaruhi air pasang surut yang berada di pinggiran sungai/parit
Tempat bertanam padi pada waktu pasang air naik dan waktu surut air kering
Sawah yang berada di pinggiran sungai, sumber pengairannya air pasang surut,yang ditanami padi jenis IR 64 pada bulan Juli-Pebruari (1 tahun 1 kali panen)
Lahan cukup luas
Bisa ditanami padi
Pengelola banyak
Pengairan cukup tersedia
Saluran air ada dan lahan banyak
Banyak hama kepik dan tikus
Pada waktu pasang padi hanyut
Harga racun tidak terjangkau
Karena tergenang air
Tidak adanya KUD sehingga harga murah
Tidak adanya lumbung desa
Harga racun meningkat
Pendapatan rendah
Kurangnya modal
Bantuan dana tidak ada
Tidak adanya koperasi simpan pinjam
Surjan (kolam) Lahan yang digali masyarakat pada saat membuat kebun yang berada di pemukiman penduduk
Lahan banyak, setiap yang mempunyai kebun mempunyai surjan
Sumber air ada
Banyak ikan gabus, betok dan sepat
Hasil pertanian padi kurang hasilnya
Panen 1 kali setahun
Terlalu luas lahan yang akan dibuat surjan
Bibit ikan belum banyak
Ikan banyak yang hilang dan mati
Belum adanya pengolahan pertanian moderen dan menggunakan alat hand traktor (Alsintan)
Belum ada modal dalam membuat surjan
Bibit sulit dicari
Tanahnya lumpur dan berlobang-lobang
Belum ada empang