• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Penggunaan Lahan, Deskripsi Kondisi, Potensi Lahan, Masalah, Penyebab Masalah

Dalam dokumen Lokakarya Perencanaan Tata Guna Lahan Desa (Halaman 30-33)

Desa : TALANG LUBUK

Kelompok : SKETSA DESA

Pelaksanaan : 01 – 03 Oktober 2005

Tabel F3 a. Klasifikasi Penggunaan Lahan, Deskripsi Kondisi, Potensi Lahan, Masalah, Penyebab Masalah

Klasifikasi Penggunaan lahan

Deskripsi/

kondisi Potensi lahan Masalah dalam pengelolaan

lahan Penyebab masalah

Lahan yang dikelola penduduk yang berada di luar areal pemukiman dan perkebunan

Lahan cukup luas (645,5 ha)  Masih tenaga manual dan kurangnya modal

 Cara pengelolaan masih

tradisional dan tergantung dengan keadaan alam

 Tidak ada pembinaan dari PPL

 Tanah kurang subur dan zat asam

Lahan masyarakat yang dikelola untuk tanam padi yang dikerjakan pada bulan Juli s/d Agustus

 Pengairan cukup banyak

 Penduduk yang mengelola banyak

 Memerlukan alat dan pengelolaan masih tradisonal

 Pengelolaan masih manual dan tradisional

 Tidak adanya traktor Sawah Tadah Hujan

Hutan belukar yang ditebas pada bulan Juli-Agustus, lalu

dikeringkan, dibakar, lalu ditumbuhkan kembali, disemprot dengan racun herbisida. Baru ditanam benih padi unggul (IR 64) dan umur 100 hari siap panen

 Panen 1 kali dalam setahun  Belum adanya SPH (Surat Pengakuan Hak)

 Tidak adanya irigasi/saluran sekunder/tersier pada lahan pasang surut

 Masyarakat belum mengerti tentang SPH

 Masyarakat tidak mampu membangun saluran irigasi

Hutan yang berada dalam kawasan desa yang belum tergarap yang terletak di luar areal persawahan dan menjadi tempat hama babi

Kayu gelam cukup banyak Penebangan kayu yang masih liar  Masyarakat belum menyadari manfaat manfaat kayu gelam

 Penebangan masih liar Hutan Gelam

Hutan masih sangat luas dan sebagian bermanfaat bagi

Jalan dan sungai untuk transportasi ada

Pembakaran kayu gelam Tidak adanya penyuluhan dan pembinaan dari pemerintah (Dephut)

Klasifikasi

Penggunaan lahan kondisi Potensi lahan Masalah dalam pengelolaan

lahan Penyebab masalah

masyarakat

Hutan yang ditumbuhi oleh tumbuhan gelam tinggi di daerah lebakyang tanahnya mengandung zat asam dan pada saat ini mulai berkurang.

Masyarakat belum menyadari fungsi dan guna hutan

Tidak adanya penyuluhan dan pembinaan dari pemerintah (Dephut

Ladang yang berpindah-pindah  Lahan cukup luas

 Masyarakat yang ingin menggarap banyak

Ada hama babi dan monyet Lahan sawah masyarakat yang tidak terkelola karena mempunyai lebih dari satu lahan

Semak Belukar

Lahan sawah yang tidak digarap, ditinggalkan 1-2 tahun

 Tidak menunjang perekonomian

 Menjadi sarang hama babi dan tikus

 Ditanami padi

 Sumber air ada sepanjang tahun

Masyarakat hanya mengakui hak saja, tapi tidak ada SPH dan beranggapan hak leluhurnya

Belum ada keinginan masyarakat untuk bertani lebih maju dan moderen

Tanaman yang menghasilkan nilai ekonomis yang ditanami di lingkungan tempat tinggal penduduk

 Tanaman kelapa penduduk cukup luas (320 ha)

 Hasil buah kelapa Rp 100 ribu/bulan

 Kurangnya modal untuk pengelolaan dan pengadaan bibit

 Banyak hama babi dan monyet

 Masyarakat kurang menyadari tentang pengelolaan perkebunan secara baik

 Masih banyak semak dan hutan belukar

Lahan rawa yang dibuat galangan untuk ditanami berbagai tanaman keras yang terletak di areal persawahan dan pemukiman

 Transportasi lancar

 Pemasaran lancar

 Kendaraan pengangkut ada

Belum adanya SPH (Surat Pengakuan Hak)

Masyarakat belum mengerti tentang SPH

Perkebunan (Kelapa, jeruk, palawija, dll)

Tumbuhan rerumputan dan berbagai jenis kayu yang masih kecil

 Lahannya teratur dan cukup luas (320 ha)

 Hasil panen cukup memuaskan, namun harga masih rendah

 Pembelinya banyak

Hasil penjualan sangat murah  Kurangnya perhatian pemerintah tentang kelapa dalam pemasaran internasional

 Pemasaran terlalu jauh ke Palembang

Pemukiman Lahan kering yang berada di dekat jalan untuk membangun rumah dan tempat tinggal

 Jarak rumah berjauhan

 Lokasi lahan cukup

 Jumlah penduduk banyak

 Jalan masih lumpur/becek

 Jembatan masih banyak yang putus

 Penimbunan kurang tinggi pada waktu hujan

 Kurangnya kesadaran masyarakat dlm bergotong royong

 Belum adanya bantuan pembuatan jembatan

 Bahan baku untuk membuat jembatan jauh didapat

Klasifikasi

Penggunaan lahan kondisi Potensi lahan Masalah dalam pengelolaan

lahan Penyebab masalah

Sarana pendidikan, keagamaan,pemerintahan, industri desa, jalan desa dan jembatan

 Transportasi lancar

 Lahan untuk membangun rumah dan sarana lain ada

 Minat belajar anak tinggi

 Sumber air sungai banyak

 Di sekitar pemukiman masih banyak semak-semak

 Listrik belum ada

 Air bersih belum ada

 SMP belum ada

 Pemiliknya tidak di tempat

 Pemerintah belum

mengalokasikan pengadaan listrik dan air bersih

 Masyarakat kurang mengerti tentang air bersih

 Kurangnya perhatian pemerintah dalam membangun sarana pendidikan

 Banyak anak putus sekolah Sawah (Padi pasang

surut)

 Sawah yang dipengaruhi air pasang surut yang berada di pinggiran sungai/parit

 Tempat bertanam padi pada waktu pasang air naik dan waktu surut air kering

 Sawah yang berada di pinggiran sungai, sumber pengairannya air pasang surut,yang ditanami padi jenis IR 64 pada bulan Juli-Pebruari (1 tahun 1 kali panen)

 Lahan cukup luas

 Bisa ditanami padi

 Pengelola banyak

 Pengairan cukup tersedia

 Saluran air ada dan lahan banyak

 Banyak hama kepik dan tikus

 Pada waktu pasang padi hanyut

 Harga racun tidak terjangkau

 Karena tergenang air

 Tidak adanya KUD sehingga harga murah

 Tidak adanya lumbung desa

 Harga racun meningkat

 Pendapatan rendah

 Kurangnya modal

 Bantuan dana tidak ada

 Tidak adanya koperasi simpan pinjam

Surjan (kolam) Lahan yang digali masyarakat pada saat membuat kebun yang berada di pemukiman penduduk

 Lahan banyak, setiap yang mempunyai kebun mempunyai surjan

 Sumber air ada

 Banyak ikan gabus, betok dan sepat

 Hasil pertanian padi kurang hasilnya

 Panen 1 kali setahun

 Terlalu luas lahan yang akan dibuat surjan

 Bibit ikan belum banyak

 Ikan banyak yang hilang dan mati

 Belum adanya pengolahan pertanian moderen dan menggunakan alat hand traktor (Alsintan)

 Belum ada modal dalam membuat surjan

 Bibit sulit dicari

 Tanahnya lumpur dan berlobang-lobang

 Belum ada empang

Dalam dokumen Lokakarya Perencanaan Tata Guna Lahan Desa (Halaman 30-33)

Dokumen terkait