• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Annelida

Dalam dokumen Buku Ajar Avertebrata Air (Halaman 60-79)

Platyhelminthes berasal dari kata Platis yang berarti pipih dan Helmins yang berarti cacing. Tanda-tanda umum dari Platyhelminthes adalah cacing ini mempunyai bentuk tubuh pipih memanjang tidak bersegmen dan tidak memiliki sistem darah, sistem pencernaannya diawali dengan mulut kemudian usus yang bercabang-cabang memenuhi tubuhnya dan tidak memiliki anus, serta bersifat hemaprodit. Sistem sarafnya dengan menggunakan sisten saraf tangga tali. Kelompok hewan ini dinamakan sebagai cacing pipih karena bentuknya yang pipih atas bawah. Hewannya tidak beruas, triploblastik, simetri bilateral, tidak mempunyai anus maupun rongga tubuh atau selom (coelom) dan pada umumnya mulutnya terletak di bagian bawah dan tengah tubuhnya, jadi tidak di ujung tubuh seperti kebanyakan hewan lainnya. Kelompok hewan ini ada yang hidup parasit pada hewan laut dan darat seperti kelas Trematoda (fluke) dan Cestoda (cacing pita) dan yang lainnya hidup bebas di dalam air tawar (kolam dan sungai) dan di laut

Filum Platyhelminthes dibagi ke dalam empat kelas, yaitu:

Turbellaria (sebagian bebas hidup bebas), Monogenea (tidak dibahas oleh peneliti), Trematoda, dan Cestoda. Semua anggota Filum Platyhelminthes hidup sebagai parasit kecuali kelas Turbellaria.

1. Kelas Turbelaria

Cacing dari kelas Turbellaria hidup bebas, banyak terdapat di daerah tropik di tanah yang lembab, contoh: Planaria. Ada beberapa yang bersifat parasit, contoh : cacing pipih. Bentuk tubuh cacing tersebut pipih dorso ventral, agak lonjong sampai panjang. Organ kepala di bagian anterior berbentuk segitiga.

Kepalanya dikelilingi oleh tentakel yang memudahkan untuk menentukan kedudukannya. Tonjolan sisi kepala disebut auricle Contoh : Planaria , Dugesia. Warna tubuh makin ketengah makin hitam kecoklatan, ada beberapa yang berwarna menyolok. Ukuran tubuh yang mikroskopik, mempunyai panjang tubuh hanya 10 mm : merupakan spesies yang hidup di dasar batu-batuan dan di bawah cangkang binatang yang telah mati, disebut triclad. Bersifat phototropisme negatip, mencari makanan pada malam hari.

Ukuran tubuh yang makroskopik, panjangnya mencapai 60 cm.

Struktur tubuhnya transparan dan mulutnya terletak di bagian ventral yang kemudian dilanjutkan ke pharing. Warna tubuh makin ketengah makin hitam kecoklatan, ada beberapa yang berwarna menyolok. Ukuran tubuh yang mikroskopik, mempunyai panjang tubuh hanya 10 mm : merupakan spesies yang hidup di dasar batu-batuan dan di bawah cangkang binatang yang telah mati, disebut triclad. Mulut berfungsi juga sebagai anus dan lubang genital terletak di

bagian posterior. Bagian epidermis lunak dan ditutupi oleh kutikula, serta mempunyai lapisan mesoderm. Kepala terdapat dua atau 2-3 pasang bintik mata yang berfungsi untuk menentukan sinar. Mulut berfungsi juga sebagai anus dan lubang genital terletak di bagian posterior. Bagian epidermis lunak dan ditutupi oleh kutikula, serta mempunyai lapisan mesoderm.

Gambar Kelas Turbelaria

Ciri khas Turbellaria mempunyai banyak sel kelenjar : 1. Kelenjar lendir : menghasilkan lendir yang melapisi tubuh dan meninggalkannya sebagai tapak lendir.

2. Kelenjar adhesive : menghasilkan bahan perekat, yang dapat dijulurkan sebagai papila kecil sehingga memungkinkan binatang ini melekat erat pada suatu benda. Bersifat carnivora, makanannya terdiri dari jenis Crustacea kecil, water fleas, Copepoda Sistem reproduksinya bersifat hermaprodit.

Turbellaria terbagi menjadi 5 ordo :

1. Ordo : Acoela. Ciri-ciri : Ukuran tubuhnya kecil, hidup di laut

& tidak mempunyai intestinum. Contoh : Convoluta roscoffensis Sering terdapat pada pasir di pantai, dan hidup simbiose dengan Chlamydomonadines.

2. Ordo : Allecoella Ciri-ciri :Ukuran tubuhnya kecil dan hidup di laut. Intestinum mempunyai satu cabang utama dengan cabang-cabang kecil ke lateral.

Contoh :

1) Prorhynchus;

2)Pseudostomum ; 3)Monocelis;

4)Bothrioplana

3. Ordo : Polycladida Ciri-ciri : Cacing ini hidup di laut. Ukuran tubuhnya beberapa mm s/d 1 cm. Mempunyai banyak cabang pokok pada intestinumnya. Mempunyai banyak testis + ovarium. Telurnya bersegmen dan membentuk spiral.

Perkembangan hidupnya terjadi secara langsung pada spesies tertentu dan spesies yang lain, sedangkan stadium larvanya bebas. Polycladida ada yang tidak mempunyai sucker, contoh : Planocera, Leptoplana Ada yang mempunyai satu ventral sucker yang terletak di posterior lubang genetalia, contoh :Tyzanozoon, Yungia, Prostheceraeus vittatus, Cyclophorus.

4. Ordo : Rhabdocoella Ciri-ciri : Hidup di laut, air tawar atau di tanah. Intestinumnya sederhana dan lurus (tubuler), dan tanpa sekum. Mulutnya terletak dekat ujung anterior. Ukuran tubuhnya kecil, kurang dari 1 mm dan bentuknya silindris, fusiform atau pipih. Sistem reproduksinya aseksual. Contoh : Hidup bebas di laut : Plagiostomum, Dalyellia, Mesostoma,

Microstomum,Macrostomum, Catenula. Hidup di air tawar : Gyratrix. Hidup pada bangsa Crustacea : Fecampia.

5. Ordo Tricladida atau Planaria Ciri-ciri : Termasuk Turbellaria berukuran besar dan sebagian besar hidup di daerah tropis. Mempunyai intestinum dengan tiga cabang pokok. Habitatnya bervariasi. Hidup di air tawar : Planaria, Crenobia, Dugesia, Polycelis, Dendrocoelum. Hidup di tanah : Rhynchodemus, ukurannya 6-8 mm. Hidup di tempat yang lembab, di bawah daaun-daun, kayu dari pohon yang mati.

Hidup di laut : Procerodes, Bdelloura.

2. KELAS TREMATODA

Ciri-ciri : Tubuh cacing ini berbentuk pipih dorsoventral oval atau seperti daun, tidak bersegmen, kecuali famili Schistosomatidae. Kutikulanya halus atau berduri. Biasanya mempunyai saluran pencernaan yang buntu (sekum) dilengkapi dengan satu atau dua alat penghisap untuk menempel. Cacing ini memiliki sistem reproduksi hermaprodit, kecuali famili Schistosomatidae (cacing jantan dan betina terpisah). Makanannya diperoleh dengan cara menghisap lendir, jaringan lemak, darah yang merupakan makanan dari inangnya.

Gambar Kelas Trematoda

Klasifikasi : Terbagi menjadi 3 ordo, yaitu : a) ORDO MONOGENEA

Ciri-ciri : Spesies dari ordo ini merupakan parasit pada hewan vertebrata yang hidup di air. Dalam siklus hidupnya membutuhkan satu hospes (= monogenetik). Mempunyai alat penempel yang besar di bagian posterior disebut Opisthaptor : merupakan organ yang berfungsi untuk melekat pada hospesnya, mempunyai sejumlah sucker dan hooks, anchors dan bars. Sebagian besar merupakan parasit pada ikan laut dan tawar, kadang-kadang terdapat pada amphibi, kura- kura,reptil, invertebrata. Sebagian ada yang ektoparasit, contoh : Gyrodactylus elegans, yang hidup pada insang dan permukaan tubuh ikan laut,tawar dan katak. Ada yang bersifat endoparasit, contoh : Polystomoidella oblongum merupakan monogenea, parasit pada kantong urine dari kura-kura . Pada umumnya parasit bersifat viviparous, contoh: Gyrodactylidae atau oviparous dan siklus hidupnya langsung (direct cycle).

Telurnya agak lonjong memanjang biasanya dilengkapi dengan operculum dan terdapat filamen pada satu ujung atau ke dua ujungnya. Larva atau

onchomiracidium bersilia dan terdapat satu atau lebih dari satu pasang bintik mata. Pada saat menetas, onchomiracidium mempunyai periode free swimming yang pendek untuk mendapatkan hospes baru, kemudian mencapai stadium dewasa/seksual. Perkembangan Monogenea berlangsung secara langsung/direct. Telur yang besar berwarna kecoklatan dikeluarkan dekat parasitnya, seringkali telur tersebut dilengkapi dengan tali pengikat yang panjang. Dari telur tersebut, larva menetas menjadi larva yang berambut, onchomiracidium dengan beberapa kait yang halus. Epitel rambutnya akan segera lepas bila larva tersebut sanggup menempel sendiri pada kulit atau insang hospes.

Perkembangan hidup parasit.

b) ORDO ASPIDOGASTREA

Ordo ini hanya mempunyai satu famili : Aspidogastridae.

Ciri-ciri : Merupakan endoparasit dan Monogenetik. Ukuran panjang kurang dari 10 mm s/d beberapa cm. Mulut di bagian anterior, tidak dikelilingi oleh sucker.. Pharing dan esofagus pendek, intestinum sederhana sampai ujung posterior.

Hermaprodit. Alat kelamin jantan terdiri dari satu testis di bagian posterior ovarium. Merupakan parasit pada ikan, kura-kura, siput, kerang, udang dan kepiting.

c) ORDO DIGENEA

Merupakan parasit pada hewan ternak. Hidup pada dua inang atau lebih, salah satu inang perantaranya pada avertebrata air. Contoh : 1. Paragonimus westermanii mempunyai satu inang definitif dan dua inang intermedier.

Crustacea dan Crab merupakan inang intermedier kedua 2.

Fasciola gigantica mempunyai satu inang definitif dan satu

inang intermedier. 3. Schistosoma japonicum mempunyai satu inang definitif dan satu inang intermedier.

Ciri-ciri : Bentuk pipih dorsoventral, ada beberapa yang panjang dan ramping , ada pula yang berbentuk seperti daun, sedangkan Amphistoma badannya berdaging tebal. Golongan Schistosomatidae gilik panjang seperti cacing Nematoda.

Kutikula halus dan ada yang berduri. Organ-organnya meliputi :

1. Oral sucker (penghisap mulut):di bagian anterior tubuh.

2. Ventral sucker (penghisap perut): pada sepertiga anterio dari permukaan ventral tubuh.

3. Saluran pencernaan : dimulai dengan mulut yang dikelilingi oral sucker, kemudian esofagus pendek dan dilanjutkan dengan intestine bercabang dan berakhir dengan sekum.

4. Ada beberapa spesies yang mempunyai kloaka/anus.

5. Sistem ekskresi : terdiri dari sebuah kantong sederhana, tetapi dapat bermacam-macam bentuknya dan terbuka di bagian ujung posterior tubuh. Dari kantong yang menjadi pengumpulan cairan ekskresi ini keluarlah saluran-saluran yang masuk parenkhim parenkhim berakhir dengan sel obor (flame cells) yang merupakan ciri khas trematoda. Sel obor adalah sel ekskresi yang mengumpulkan sisa metabolisme.

6. Sistem reproduksi : hermaprodit, kecuali famili Schistosomatidae.

7. Sistem syaraf : terdiri dari serabutserabut syaraf yang melingkar di daerah esofagus dan ganglia. Dari esofagus, beberapa syaraf bercabang keseluruh tubuh.

8. Alat indera hanya terdapat pada bentuk free living larva (miracidium dan cercaria) dan dilengkapi dengan bintik mata (eye spot).

Klasifikasi cacing kelas Cestoda :

1. Ordo Proteocephalide Cacing pita kecil, scolex denagan 4 alat penghisap, vitellaria sebagai pita samping, parasit pada ikan, amphibi, dan reptil.

2. Ordo Tetraphyllidea Cacing pita berukuran sedang,scolex dengan 4 bothridia, vitterallia di bagian samping, parasit pada ikan elasmobranch, calliobothrium certicillatum terjadi dikatup spiral pada mulut anjing laut.

3. Ordo Disculieptidea Hanya satu species yang dikenal dari ikan elasmobranch, scolex hanya satu dan tersebar dibagian anterior, siklus hidupnya belum diketahui.

4. Ordo Lecanicephalidea Variabel scolex pada bagian anterior dan posterior dilegkapi oleh 4 alat penghisap, parasit pada ikan elasmobranch,

5. Ordo Pseudophyllidea Cacing pita yang kecil atau besar, sclexnya punya dua pothria, pitelaria sebagai polikel yang tersebar pada pori uterine yang terbuka di permukaan, parasit pada ikan, burung dan mamalia,. Kebanyakan ada pada manusia khususnya pada wanitapada bothriocephalus latus yang mempunyai dua inang intermediet, pada copepod daikan air tawar. Panjangnya dapat mencapai 20 kaki dan usianya lebihdari 20th dan dapat juga menjadi penyebab symptoom seperti anemia pada laki-laki

6. Ordo Trypanorhynchydea Scolexnya terdiri dari 2 atau 4 bothria dan 4 rectractile, proboscides berduri dan tubuhnya memanjang. Pori alat kelaminnya terletak dipinggir. Ketika dalam keadaan larva merupakan parasit pada ikan teleoste dan setelah dewasa menjadi parasit pada ikan elasmobranch 7. Ordo cycophyllidea Scolrxnya mempunyai 4 alat penghisap dan juga dilengkapi oleh rostellum, tidak ada pori uterin, vitellarianya ada di posterior sedangkan ovarinya ada di lateral. Proglotidnya pecah dari srtobila ketika ia hampir mati,

telurnya tidak operculate dan ochospernya tidak bersilia terdapat pada taenidae. Salah satu yang termasuk ordo ini adalah taenia solium yang merupakan parasit pada manusia, taenia fisiform pada kucing dan anjing yang memproduksi larva ketika pada tubuh inang.

8. Ordo Apollidea Variabel scolex, biasanya besar dengan 4 sucker, tidak bersegmen dan parasitkecil pada angsa dan bebek

9. Ordo Nippotaeniidea Scolexnya memiliki 1 sucker dibagian anterior, punya beberapa proglotid dan parasit pada ikan di jepang dan rusia 10. Ordo Caryphylidea Bentuknya tidak bersegmen, parasit pada pisces dan oligocaetae, berkembang dengan reproduksi seksual, procercoid saat larva dan hanya memiliki beberapa spesies. 11. Ordo Spatheathridea Variabel scolex tidak punya p[roglotid eksternal dan parasit pada ikan yang hendakbertelur dan ikan laut.

usus hingga anus. Pada saat makanan dicerna, proboscis dan sistem pencernaan berkerja secara bersamaan (Thiel & Raise, 1993). Rhynchocoela memiliki organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia.

Tiap sel api memiliki flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api (Mizz nha, 2010). Rhynchocoela tidak memiliki organ atau jaringan khusus yang digunakan untuk berespirasi, mereka berdifusi melalui permukaan tubuh (Arkadiy, 2004). Rhynchocoela tidak memiliki pertahanan diri, tetapi Rhynchocoela memiliki daya regenerasi yang sangat tinggi. Selain itu Rhynchocoela juga memiliki probocis yang dapat mengeluarkan racun (Thiel &

Raise, 1993). Rhynchocoela memiliki suatu dinding tubuh yang berotot yang terdiri otot melingkar dan otot membujur. Otot Rhynchocoela digunakan untuk mengerakkan tubuhnya (Roe, 1976). Rhynchocoela memiliki system jaringan syaraf yang sangat baik, dengan simpul syaraf pusat di kepala dan suatu jaringan syaraf yang menghubungkan berbagai organ tubuh dengan sensor. Rhynchocoela juga memiliki jaringan syaraf utama yang menghubungkan dengan organ perasa. Organ perasa ini meliputi organ alir kepala hingga sensor lubang kecil. Rhynchocoela juga memiliki banyak mata. Mata Rhynchocoela terletak dekat syaraf pusat (Arkadiy, 2004).

Rhynchocoela hidup di laut, terdapat di pantai di bawah terumbu karang dan rumput laut. Beberapa spesies dari Rhynchocoela memiliki rhapdit di dalam probosisnya. Hal ini membuktikan bahwa Rhynchocoela merupakan phylum Platyhelminthes. Semua Rhynchocoela adalah carnivora yang terutama memakan cacing Anelida, Molusca dan Crustasea

kecil, baik yang sudah mati maupun yang masih hidup (Kuris, 2007). Phylum Rhynchocoela menurut berbagai sumber memiliki 900 nama spesies yang dikarakteristikkan dari panjang pendeknya spesies tersebut. Rhynchocoela hidup pada perairan yang airnya bersih dan segar. Potamonemertes sp dan Dichonemertes sp merupakan contoh Rhynchocoela yang habitatnya di air yang bersih.

1. Klasifikasi

Jenis Rhynchocoela yang besar jika diganggu cenderung akan memotong dirinya, dan bagian anterior melakukan regenerasi menjadi bagian cacing yang utuh sedangkan bagian posterior mati. Proboscis yang putus juga dapat tumbuh kembali. Beberapa spesies dari Rhynchocoela, termasuk genus Lineus bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi, artinya regenerasi terjadi setelah pemisahan. Kebanyakan Rhynchocoela adalah dioecous, beberapa jenis air tawar dan darat adalah hermaprodit. Umumnya telur menetas menjadi anak cacing, kecuali beberapa spesies laut mempunyai stadia larva yang berenang bebas (larva pilidium). Phylum Rhynchocoela terdiri atas dua classis yaitu Anopla dan Enopla.

Classis Enopla dicirikan dengan probosis yang tidak dilengkapi stylet (semacam jarum).

a. Kelas Anopla

Dalam kelas ini terdapat dua ordo yaitu Paleonemertina dengan dinding 2-3 lapisan, lapisan terdalam terdiri atas lapisan otot melingkar misalnya pada jenis Tubulanus. Ordo kedua adalah Heteronemertina dengan karakteristik berupa

lapisan dinding tubuh terdiri atas tiga lapisan, terdapat otot longitudinal contohnya pada Lineus. • Ordo Paleonemertini • Ordo Heteronemertini (Famili : Lineidae, Genus : Lineus, Spesies : Longissinus).

b. Kelas Enopla

Dalam phylum Rhynchocoela adalah Enopla dengan karakteristik memiliki stylet pada probosisnya. Pada classis ini terdapat dua ordo yaitu Haplonemertina. Contohnya pada jenis Carcinonemertes yang komensal pada insang dan telur kepiting, jenis lainnya Prostoma yang hidup di air tawar. Ciri khas pada ordo tersebut adalah stylet pada probosisnya terdiri atas satu atau lebih. Ordo kedua pada classis ini adalah Bdellonemertini. Probosisnya tidak memiliki stylet. Hanya satu genus yaitu Malacobdella yang mempunyai tiga species komensal pada rongga mantel kerang laut dan satu species dalam rongga mantel siput air tawar (Brusca and Brusca, 2003). • Ordo Bdellonemertini Pada ordo ini hanya satu genus yang tidak memiliki stylet, yaitu Malacobdella yang mempunyai tiga spesies komensal pada rongga mantel kerang lautndan satu spesies dalam rongga mantel siput air tawar.

Spesies : Paranemertes, Amphiporus, Emplectonema dan Micrura.

Gambar: Kelas Enopla

BAB IX

ROTIFERA

Rotifera berasal dari bahasa Latin yang berarti "roda- pembawa" atau “wheel-bearer” ini mengacu kepada mahkota silia yang berada disekitar mulut rotifera tersebut. Gerakan cepat dari silia pada beberapa spesies membuat mereka tampak berputar seperti roda. Rotifera merupakan hewan miskroskopis yang hidup di air. Rotifera adalah hewan multiseluler dengan rongga tubuh yang sebagian dilapisi oleh mesoderm. Organisme ini memiliki spesialisasi sistem organ dan saluran pencernaan lengkap yang meliputi mulut dan anus. Karena karakteristik ini semua, rotifera diakui sebagai hewan, meskipun mereka mikroskopis ( Zooplankton ).

Sebagian besar spesies rotifera memiliki ukuran sekitar 200 hingga 500 mikrometer. Namun beberapa spesies, seperti Rotaria Neptunia mungkin lebih panjang dari satu milimeter (Orstan 1999).

Klasifikasi Rotifera Filum rotifer dibagi menjadi tiga kelas yaitu Monogononta, Bdelloidea, dan Seisonidea. Kelas terbesar adalah kelas monogononta dengan 1500 spesies, yang kedua adalah bdelloidea dengan 350 spesies dan hanya

2 spesies yang baru dikenali dari kelas seisonidea,

dikarenakan spesies seisonidea masih primitif.

1. Monogononta

Monogononta merupakan kelas terbesar dari filum rotifera karena memiliki 1500 spesies. Mereka hidup sebagai parasit pada bryophyte (alga hijau). Monogononta memiliki gonad tunggal. Ukuran jantan biasanya lebih kecil dari betina dan mengalami reproduksi dengan cara aseksual parthogenesis dan seksual. Monogononta dibagi menjadi 3 ordo yaitu Collothecaceae , Flosculariaceae dan Ploima ( Wiscosin )

Gambar Kelas Monogonta

2. Bdelloidea

Bdelloidea merupakan kelas kedua terbesar di filum rotifer setelah kelas monogononta. Ketika mengalami keadaan lingkungan yang tidak dapat diprediksi, mereka dapat hidup dalam keadaan kekeringan sekalipun. Mereka akan mengalami peristiwa yang dinamakan anhydrobiosis. Anhydrobiosis merupakan keadaan dormansi yang disebabkan oleh kurangnya air pada habitat yang mereka tinggali. Mereka akan m engubah bentuk tubuhnya yang dinamakan tun. Dengan mengecilnya jaringan dan sel yang

ada didalam tubuhnya, kepala dan ekor mereka akan masuk kedalam tubuhnya untuk mengurangi keluarnya air.

Gambar: Kelas Bdelloidea

3. Seisonidea

Merupakan kelas dari filum rotifer yang masih primitif.

Dikatakan primitif karena baik jantan maupun betina tidak dapat dibedakan. Tubuh seisonidea panjang dan cukup besar.

Tubuh panjang, corona mengecil, ovari sepasang.

Gambar: Kelas Seisonidea

BAB X

ANNELIDA

A. Pengantar Annelida

Annelida berasal dan bahasa latin, Anellus = cincin (segmen), yaitu termasuk kelompok hewan cacing yang bersegmen, lunak (tidak mempunyai kerangka), simetris bilateral. Filum Annelida jumlahnya lebih dan 12.000 sepesies yang terbagi ke dalam 3 kelas yaitu kelas Oligochaeta (cacing yang hidup di tanah dan air tawar), kelas Polychaeta (cacing yang hidup di laut) dan kelas Hirudinea (Iintah). Annelida ditemukan di seluruh dunia dari laut yang paling dalam sampai gunung es yang tinggi. Annelida hidup di tempat yang tersembunyi seperti lumpur, pasir, di bebatuan dan diantara hewan invertebrata seperti Sponge dan banyak juga yang hidup dalam suatu lubang berupa tabung yang dibuat melalui bahan sekretnya sendiri. Karakteristik dasar dari filum ini adalah tubuh terbagi dalam seri memanjang dengan segmen-segmen silindris atau metamere yang masing-masing terbagi/dibatasi oleh dinding tubuh dan pada rongga tubuhnya mengandung organ-organ internal. Pembagian secara eksternal seperti yang terlihat cacing tanah pada umumnya sangat berkaitan dengan

pembagian internal. Tubuh Annelida terdiri dari bagian kepala, bagian badan yang bersegmen-segmen dan bagian ujung yang tidak bersegmen yang disebut pygidium.

Dalam dokumen Buku Ajar Avertebrata Air (Halaman 60-79)

Dokumen terkait