• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Biaya Variabel

3.3 Klasifikasi Tanah

SatuanPeta Tanah(1 angkatan) + penjelasan singkat Gambarp enampang tanah yang diamati dan table klasifikasi beserta uraian. Dari data yang didapat dari praktikum yang dilakukan pada plot 1 dan plot 2, diperoleh hasil berupa pada plot 1 diperoleh data berupa jenis tanah dengan tekstur lempung liat berdebu, struktur butir – butir dengan konsistensi kuat dan lekat plastis dengan warna 10 YR 4/4; pada horizon 2 diperoleh data berupa jenis tanah dengan tekstur lempung liat berdebu, struktur remah dengan konsistensi agak lekat dan plastis dengan warna 10 YR 4/6; pada horizon 3 diperoleh data berupa jenis tanah dengan tekstur lempung berdebu, struktur remah dengan konsistensi lepas dan plastis dengan warna 10 YR 6/6 .

Selanjutnya dari data yang didapat dari plot 2 didapati hasil pada horizon 1 diperoleh data berupa jenis tanah dengan tekstur debu , struktur remah halus dengan konsistensi lepas tidak lekat dan tidak plastis dengan warna 10 YR 7/6;pada horizon 2 diperoleh data berupa

42 jenis tanah dengan tekstur Liat berdebu, struktur sudut dengan ukuran 5-10 mm, dengan konsistensi lepas agak lekat agak plastis dengan warna 10 YR 5/6 ; hasil pada horizon 3 diperoleh data berupa jenis tanah dengan tekstur liat berdebu, struktur sudut dengan ukuran 10-20mm dengan konsistensi teguh lekat agak plastis dengan warna 10 YR 5/6; pada horizon 4 diperoleh data berupa jenis tanah dengan tekstur liat berdebu, struktur sudut denga ukuran 5-10 mm dengan konsistensi teguh lekat sangat plastis dengan warna 10 YR 5/6.

Tabel 9 klasifikasi tanah

Parameter Titik I Titik II

Ordo Andisol Andisol

Endopedon kambik Argilik

Epipedon Okrik Okrik

Permeabilitas Cepat Sedang

Pada pengklasifikasian jenis tanah dapat di uraikan dengan Urutan  epipedon  endopedon  ordo  dst

Tanah pada titik plot1 ini memiliki Ordo andisol dengan epipedon okrik karena warna value dan kroma 4 pada kondisi lembab dan 6 pada kondisi kering. Endopedon kambik karena memiliki tekstur yang berlempung. Plot 1 memiliki permeabilitas cepat sehingga tidak terjadi genangan. Sedangkan pada plot 2 termasuk ordo andisol epipedan okrik karena warna value dan kroma 4 pada kondisi lembab dan 6 pada kondisi kering. Endopedon argilik karena mengandung lebih banyak liat pada horison eluviasi dan terdapat selaput liat pada permukaan gumpalan struktur. Pada plot 2 ini memiliki permeabilitas sedang. Tanah pada titik plot 2 ini memiliki epipedon Molik . Endopedon Kambik Tanah ini dapat dimasukkan pada ordo Inseptisol. Dan permeabilitas pada plot 2 ini sedang.

43 3.4 Kemampuan Lahan

Kemampuan lahan adalah sifat lahan yang menyatakan kesanggupannya untuk memberikan hasil optimum dalam penggunaannya secara lestari tanpa menimbulkan kerusakan lahan atau kerusakan lingkungan. Menurut USDA (dalam Arsyad, 1989), kelas kemampuan lahan dibedakan menjadi 8 kelas. Kelas I, II,III, dan IV termasuk lahan yang dapat diolah atau digarap untuk tanaman semusim, sedangkan kelas V,VI, VII dan VIII termasuk lahan yang tidak dapat digarap.

Tabel 10 kemampuan lahan pada plot 1

No Faktor Pembatas Hasil Pengamatan Kode Kelas 1 Tekstur

Tekstur Atas Lempung Liat berdebu

T2 I

Tekstur Bawah Lempung Liat berdebu T2 I 2 Lereng 10 % l2 III 3 Drainase Baik d0 I 4 Kedalaman Efektif 1 m K0 I 5 Tingkat Erosi Ringan E1 I

6 Batuan/Kerikil 0 b0 III

7 Bahaya banjir Tidak pernah o0 I

Kelas Kemampuan Lahan III

Faktor Pembatas Tektur,erosi,batuan

44 Tabel 11 kemampuan lahan pada plot 2

No Faktor Pembatas Hasil Pengamatan Kode Kelas 1 Tekstur

Tekstur Atas Debu T3 I

Tekstur Bawah Liat berdebu t1 III

2 Lereng 10 % i2 III

3 Drainase Baik d0 I

4 Kedalaman Efektif 30 cm k2 IV

5 Tingkat Erosi Sedang E2 IV

6 Batuan/Kerikil 0 b0 b0

7 Bahaya banjir Tidak pernah o0 I

Kelas Kemampuan Lahan IV

Faktor Pembatas Kedalaman

efektif ,Erosi

Sub Kelas Kemampuan Lahan IV, k2. E2

Tabel 12 kelas kemampuan lahan

Plot Kelas Faktor pembatas

Plot 1 III Tekstur,erosi, batuan

Plot 2 IV Kedalaman efektif dan erosi

Berdasarkan hasil pengkelasan data-data pengukuran lapangan di tiap satuan lahan menunjukkan bahwa pada lokasi titik pertama mempunyai kelas kemampuan lahan III, sedangkan plot 2 juga mempunyai kelas kemampuan lahan III. Pada Plot 1 memiliki pembatas tekstur, erosi, batuan, sedangkan pada plot 2 mempunyai factor pembatas kedalam efektif dan erosi. Lahan tersebut merupakan kelas lahan yang masih dapat digunakan sebagai lahan pertanian

45 karena masih memungkinkan untuk berproduksi dengan sifat-sifat yang dimiliki. Namun untuk kedua lahan tersebut masih membutuhkan adanya pengolahan untuk digunakan sebagai lahan pertanian.

Menurut Rayes (2007), lahan yang memiliki kelas kemampuan lahan IV mempunyai kendala yang sangat berat sehingga membatasi pilihan penggunaan atau memerlukan tindakan pengelolaan yang sangat hati-hati atau keduanya. Kelas kemampuan lahan ini masih bisa untuk tanaman semusim, namun dengan pengelolaan yang hati-hati dan konservasi yang lebih sulit untuk diterapkan dan dipertahankan. Tanah didalam kelas IV dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman pertanian, padang penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung atau suaka alam.

3.5 Kesesuaian Lahan

Tabel 13 kesesuaian lahan pada plot 1(Komoditas jagung) Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan SPL 1 Data Kelas Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) 16 – 20 S3 Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

> 1600 S3

Kelembaban (%) > 42 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1

Media perakaran (rc)

Tekstur Halus S1

46 Kedalaman tanah (cm) >100 S1

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) 10% S2

Bahaya erosi Sangat rendah S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan - S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) 0% S1

Singkapan batuan (%) 0% S1

KELAS KESESUAIAN LAHAN S3

FAKTOR PEMBATAS Temperature,

curah hujan SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN S3 tc,wa

Tabel 14 kesesuaian lahan pada plot 2 (Komoditas Sawi) Persyaratan penggunaan/karakteristik lahan SPL 1 Data Kelas Temperatur (tc) Temperatur rerata (°C) 13 – 16 S2 Ketersediaan air (wa)

Curah hujan (mm) pada masa pertumbuhan

150 – 200 S3

Kelembaban (%) 40 – 80 S1

Ketersediaan oksigen (oa)

Drainase Baik S1

Media perakaran (rc)

Tekstur Halus S1

47

Kedalaman tanah (cm) 30 S3

Bahaya erosi (eh)

Lereng (%) 10% S2

Bahaya erosi Sangat rendah S1

Bahaya banjir (fh)

Genangan - S1

Penyiapan lahan (lp)

Batuan di permukaan (%) 0% S1

Singkapan batuan (%) 0% S1

KELAS KESESUAIAN LAHAN S3

FAKTOR PEMBATAS Rc, wa

SUB KELAS KESESUAIAN LAHAN S3rc,wa

Tabel 15 kelas dan faktor pembatas

Plot Kelas Faktor pembatas

Plot 1 S3 Tc, wa

Plot 2 S3 Rc, wa

3.5.1 kesesuaian actual

Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukan-masukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala.

Plot 1Kesesuaian lahan aktualnya yaitu dengan komoditas jagung dengan faktor pembatasnya adalah temperature dan curah hujan. Pada kesesuaian lahan aktual termasuk kedalam kelas S3. Sehingga termasuk dalam kelas kurang sesuai.

Pada plot ke 2.Untuk kesesuaian lahan aktualnya masuk kedalam kelas S3 dengan komoditas sawi dan faktor pembatas

48 kedalaman tanah dan curah hujan sehingga kedalaman efektif dan curah hujan di daerah tersebut kurang sesuai untuk komoditas Sawi. 3.5.2 Kesesuaian Potensial

Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai.

Pada plot 1 kesesuaian lahan potensialnya yaitu untuk komoditas jagung kurang sesuai dengan faktor pembatasnya adalah temperatur dan curah hujan. Faktor pembatas temperatur tersebut tidak dapat di perbaiki, sedangkan untuk faktor pembatas curah hujan dapat di perbaiki dengan sisitem irigasi pada tingkat pengelolaan sedang. Sehingga faktor pembatas dapat diatasi sehingga kelas kesesuaian lahan yang kelas aktualnya kurang sesuai (s3) manjadi agak sesuai (s2).

Untuk kesesuaian lahan potensial pada plot 2 dengan komoditas Sawi, dapat dilakukan pengolahan tanah pada daerah tersebut karena dilahan tersebut faktor pembatasnya adalah kedalaman efektif dan curah hujan. Faktor pembatas kedalaman efektif tersebut dapat di perbaiki kecuali pada lapisan padas lunak dan tipis dengan membongkarnya saat pengolahan tanah dengan tingkat pengelolaan tinggi, sedangkan untuk faktor pembatas curah hujan dapat di perbaiki dengan sisitem irigasi pada tingkat pengelolaan sedang. Sehingga faktor pembatas dapat diatasi sehingga kelas kesesuaian lahan yang kelas aktualnya kurang sesuai (s3) manjadi agak sesuai (s2).

Dokumen terkait