• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.3 Landasan Teori

2.3.3 Bentuk Klausa Subordinatif dan Strategi Penggabungan Klausanya Dixon (2010:313) menyatakan bahwa bentuk klausa dapat dibedakan

2.3.3.2 Klausa Pelengkap (K.Pel)

K.Pel adalah bentuk klausa yang mengisi slot argumen dalam struktur klausa yang lainnya. K.Pel memiliki beberapa kriteria sebagai berikut :

(a) memiliki struktur internal, yaitu paling sedikit argumen inti;

(b) berfungsi sebagai argumen inti dari klausa yang lainnya, yaitu sebagai O pada klausa transitif;

(c) menjelaskan proposisi, yaitu tentang fakta, aktivitas, atau keadaan (tidak tempat dan waktu). Berikut ini akan diuraikan tentang tipe-tipe K.Pel.

(1) Tipe K.Pel

Secara semantis, tipe K.Pel dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (a) tipe fakta (b) tipe aktivitas, dan (c) tipe potensial. Ciri-ciri K.Pel itu diuraikan sebagai berikut.

(a) Tipe Fakta

Tipe ini pada umumnya mengacu pada fakta yang terjadi. Tipe ini menunjukkan struktur yang sama dengan Kl.In, negasi penuh, dan pemarkah aspek. Subjek dari K.Pel tidak harus sama dengan subjek Kl.In, tetapi kalau sama tidak dilesapkan. Acuan waktu dari tipe fakta ini umumnya bebas dalam Kl.In, dan dua klausa bisa mengungkapkan nilai kala-aspek yang berbeda. Umumnya fakta dimarkahi oleh pemerlengkap (seperti that dalam bahasa Inggris), dan dalam kondisi tertentu dapat dihilangkan.

Contoh :

(59) The major said that the president is going to come. Art mayor kata-LAMP KONJ Art presiden FUT INF datang ’Mayor itu mengatakan bahwa presiden akan datang.’

(b) Tipe Aktivitas

Tipe ini umumnya mengacu pada aktivitas yang sedang terjadi, terkait dengan rentangan waktunya memiliki beberapa kemiripan struktur dengan frasa nominal. Subjek tidak harus sama dengan Kl.In, jika subjeknya sama, maka dapat dilesapkan.

Contoh:

(60) I do remember seeing him last Wednesday. 1T EMP ingat lihat 3T LAMP hari Rabu ‘Saya benar-benar ingat melihat dia hari Rabu yang lalu.’

(c) Tipe Potensial

Tipe potensial umumnya mengungkapkan potensialiti subjek dari Kl.In (yang hampir selalu sama dengan beberapa argumen di dalam Kl.In) menjadi terlibat dalam sebuah aktivitas.

Beberapa bahasa harus memiliki subjek yang sama dengan Kl.In, yang umumnya kurang memperhatikan kala–aspek dan pilihan kala aspeknya sama dengan Kl.In. Verbanya umumnya memiliki bentuk khusus (kadang-kadang disebut infinitif) (Dixon, 2010: 370-393).

Contoh:

(61) I want him to go. 1T ingin 3T INF pergi ‘Saya menginginkan dia pergi.’

(2) Tipe-tipe semantis verba

Kehadiran K.Pel dalam struktur kalimat ditentukan oleh verba yang mengisi unsur predikatnya. Setiap bahasa memiliki verba primer yang dapat membentuk kalimat memilih FN atau pronomina yang tepat untuk mengisi slot argumennya. Dalam hal itu verba primer dibagi dua yaitu primer A dan primer B.

(a) Tipe primer A

Tipe semantis verba primer A adalah tipe ‘gerakan’ (motion), ‘memengaruhi’, ‘istirahat’ (rest), ‘memberi’ (giving), ‘jasmani’ (corporeal). Tipe verba itu tidak dapat diikuti oleh K.Pel.

(b) Tipe primer B

Tipe semantis primer B terdiri atas verba ‘perhatian’, ‘berpikir’, ‘memutuskan’, ‘suka’, dan ‘berbicara’. Tipe tersebut dapat diikuti oleh K.Pel. (c) Tipe Verba Sekunder

Bahasa Inggris memiliki verba sekunder. Secara lintas bahasa, konsep sekunder di sini bisa diisi secara gramatikal atau leksikal.Verba ini menjelaskan verba primer. Konsep seperti can, try, dan make dapat ditandai oleh afiks verbal dalam sebuah bahasa yang kaya afiks, dan secara leksikal oleh verb (seperti modal dalam bahasa Inggris. Verba sekunder ini dapat diisi oleh K.Pel (Dixon, 2010: 394-404).

Contoh:

(62) I want to eat an apple. 1T ingin INF makan Art apel ‘Saya ingin makan sebuah apel.’

(63) John began to write a detective story. John mulai-LAMP INF tulis Art detektif cerita ‘John mulai menulis cerita detektif.’

(3) Strategi pemerlengkapan

Strategi pemerlengkapan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu (a) strategi konstruksi serialisai verba, (b) strategi klausa relatif, (c) strategi nominalisasi, dan (4) bukan sematan (non embedding) dalam sebuah kalimat (Dixon, 2010:409-413).

(a) Strategi serialisasi verba

Dalam strategi serialisasi dua verba berfungsi sebagai predikat tunggal. Perhatikan contoh dari bahasa Tariana berikut.

Contoh:

(64) [Wa-rapa wa-thaka]SV [wha]S . 1pl-dance 1pl-stop we

1J tari 1J berhenti 1J We stopped dancing for a while

‘Kami berhenti menari untuk sementara.’

(b) Strategi klausa relatif

Jika sebuah bahasa tidak memiliki konstruksi klausa pelengkap yang tepat, hal itu dapat dilakukan dengan strategi klausa relatif. Hal itu dijumpai pada bahasa Dyirbal.

Contoh:

(65) ajaA bura-n [ [ gayu -ga ]KLR nalga [ wanda- 1sg see-past cradle-LOCATIVE child hang- u].K.REL]O

REL

1T lihat-LAMP ayunan-LOK anak kecil bergelayut I saw the child hanging in a cradle (lit. I saw a child which was hanging in a cradle

‘Saya melihat anak kecil bergelayut pada sebuah ayunan.’

(c) Strategi nominalisasi

Nominalisasi digunakan untuk sebuah proses yang berasal dari verba atau adjektiva. Bahasa Kham (Tibeto-Burman) (Watters 2002:331-41) menggunakan nominalisasi dalam strategi pemerlengkapan.

Contoh:

(66) a: a-t cuh-si-u

1sg PROXIMATE-SUPERESSIVE sit-MIDDLENOMINALIZER 1T duduk

a- pĩ -zya. 1sg - want-CONT 1T ingin-KONT I want to sit here/on this ‘Saya ingin duduk di sini.’

(d) Strategi melalui bukan sematan

Strategi pemerlengkapan melalui strategi penggabungan klausa pada sebuah kalimat dapat dilakukan melalui (1) aposisi, dua klausa hanya di dideretkan. Dalam bahasa Inggris hal itu ditandai dengan komplementiser that, (2) rantaian klausa (clause chaining), yaitu sejumlah klausa yang berbeda tetapi merupakan kejadian yang berhubungan diungkapkan dalam sebuah urutan, dan (3) hubungan tujuan (purposive linking).

Contoh:

(67) I saw that he came.

1T lihat-LAMP KONJ 3T datang-LAMP ’Saya melihat dia datang.’

(68) été awaru sádé a –peyare; ewe ikin o-or. Then dog IMPERV 3 –bark that see 1sg

– come é datang Sentence Marker

(bahasa Surui (Tupi, family Brazil)

KONJ anjing IMPERF 3-menggonggong KONJ lihat 1T- Then I came and saw the dog barking (lit. Then the dog was barking;

I came and saw that)

‘Kemudian saya datang dan melihat anjing itu menggonggong.’ (69) He want to swim.

3T ingin INF berenang ‘Dia ingin berenang.’

(70) [amæy wa-lk] [a –wuk].

mother see-3fem.sg-COMP.DIFFERENT.SUBJECT IMPERATIVE - obey

ibu lihat-3fem T IMPERATIF patuh. Obey what mother said (lit. Mother having said, obey) ‘Patuhi apa yang dikatakan oleh ibu.’

Kalimat (67) dan (68) mengungkapkan klausa pelengkap melalui aposisi. Kalimat (69) merupakan kalimat yang memiliki klausa pelengkap melalui hubungan tujuan (purposive linking), sedangkan kalimat (70) melalui rantaian klausa (clause chaining).

Dokumen terkait