• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRUKTUR TEKS VERBAL, MAKNA, DAN IDEOLOGI PADA IKLAN LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

4.2 Kliping Iklan 2 (KI 2)

Selain melalui instansi pemerintahan yang bergerak dalam bidang kesehatan, suatu ILKM juga dapat diproduksi oleh instansi kepolisian. Seperti pada iklan anti narkoba berikut yang diproduksi oleh Polda Bali yang bekerja sama dengan PDAM kota Denpasar.

4.2.1 Struktur Mikro KI 2

Teks verbal pada KI 2 adalah tajuk, badan iklan, dan penutup. Pada bagian tajuk bertuliskan Selamatkan Bali dari bahaya narkoba, kemudian pada badan iklan bertuliskan Raih prestasimu tanpa narkoba!!!, dan diakhiri dengan penutup yang merupakan identitas produsen iklan yaitu pemerintah kota Denpasar melalui Perusahaan Daerah Air Minum kota Denpasar lengkap dengan logo dan juga pada bagian atas tedapat logo Polda Bali.

Pada tajuk yang bertuliskan Selamatkan Bali dari bahaya narkoba, pada awal kalimat yaitu kata selamatkan merupakan pembentukan kata transitif dari verba dasar intransitif selamat dengan penambahan sufiks –kan. Dengan demikian kalimat tersebut menjadi kalimat transitif dengan ditampilkan tanpa adanya subjek yang menandakan kalimat tersebut menjadi kalimat imperatif aktif transitif. Seperti yang diungkapkan oleh Rahardi (2005) bahwa kalimat imperatif aktif dibentuk dengan menghilangkan subjek yang lazimnya merupakan persona kedua. Penggunaan jenis kalimat ini dimaksudkan bahwa produsen iklan, khususnya pemerintah Provinsi Bali, mengimbau agar seluruh masyarakatnya menyelamatkan Bali dari bahaya narkoba. Selain itu, pada badan iklan yang bertuliskan raih prestasimu tanpa narkoba juga merupakan kalimat yang tanpa subjek, sehigga kalimat tersebut juga digolongkan ke dalam kalimat imperatif aktif transitif, karena menggunakan verba transitif.

teks verbal KI 2. Repetisi yang terjadi adalah repetisi episfora yaitu repetisi kata narkoba yang hanya terjadi pada setiap akhir kalimat, yaitu kalimat pada tajuk dan badan iklan seperti berikut:

[4-2] a. Selamatkan Bali dari bahaya Narkoba (tajuk)

P O K

b. Raih prestasimu tanpa Narkoba (badan iklan) (KI 2) P O K

pada kalimat (a) dan (b) terlihat bahwa kata yang bercetak tebal (narkoba) mengalami pengulangan bentuk pada setiap akhir kalimat. Sehingga sesuai dengan yang diungkapkan oleh Halliday dan Hassan (1976)bahwa repetisi episfora adalah pengulangan kata/frasa pada akhir kalimat secara berturut-turut.

Jika dilihat dari unsur style (gaya bahasa), iklan ini menggunakan majas Sinekdoke Totem Pro Parte yang berarti menampilkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian. Pengguanaan kata

Bali sesungguhnya bukan merupakan

Bali pada utuhnya, melainkan ditujukan Gambar 6: badan iklan KI 6 pada generasi muda.

Unsur retoris juga ditemukan pada iklan ini yaitu penekanan kata narkoba. Penekanan ini diwujudkan dengan menggunakan repetisi pada kata tersebut. Seperti yang diungkapan oleh van Dijk (1997) bahwa gaya penekanan dapat disampaikan melalui repetisi. Selain itu, penekanan juga dapat ditunjukkan dengan menggunakan kaidah grafika. Hal ini terlihat dengan adanya penggunaan warna huruf yang berbeda seperti pada frase dari bahaya narkoba yang terdapat pada tajuk

dilakukan untuk menekankan kata/frase yang dimaksud. Selain itu, penggunaan jenis huruf serta ukuran huruf juga mempengaruhi unsur retorisnya. Pada iklan frase Selamatkan Bali dibuat lebih besar. Hal ini menandakan bahwa produsen iklan ingin memfokuskan pesan iklan yaitu menyelamatkan Bali. Selain itu, penekanan juga terjadi pada kata tanpa yang dibuat dengan huruf miring dan berbeda dari huruf lainnya.

4.2.2 Struktur Makro KI 2

Analisis struktur makro pada KI 2 meliputi analisis makna iklan, baik makna tuturan maupun makna tanda pada penanda verbal maupun nonverbal yang dianalisis secara denotatif dan konotatif. Setelah itu, diakhiri dengan analisis ideologi iklan.

1) Makna Tuturan

Tuturan yang terdapat pada KI 2 adalah Selamatkan Bali dari bahaya narkoba. Raih prestasimu tanpa narkoba. Jika dilihat berdasarkan fungsinya, tuturan tersebut merupakan jenis direktif . Dikatakan demikian karena pada tuturan terlihat bahwa pembicara (produsen iklan) menginginkan suatu keadaan yang aman yakni Bali dapat terhindar dari bahaya narkoba, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Searle (1969) bahwa suatu tuturan dikatakan memiliki fungsi direktif ketika pembicara menginginkan suatu keadaan tertentu melalui tuturan yang disampaikannya. Tuturan selanjutnya juga menunjukkan fungsi direktif yaitu

berprestasi dan tidak menggunakan narkoba. Modus yang digunakan pada kedua tuturan adalah modus imperatif. Seperti yang terlihat pada tuturan terdapat penggunaan verba pada awal kalimat dan tanpa menggunakan subjek serta dilengkapi dengan penggunaan tanda seru (!) pada salah satu tuturan. Hal ini menandakan bahwa produsen iklan selaku pembicara meminta seluruh masyarakat agar berperan aktif dalam menyelamatkan Bali dari bahaya narkoba serta meminta seluruh generasi muda agar mampu berprestasi dengan tanpa menggunakan narkoba sehingga mampu membangun Bali menjadi jauh lebih baik.

Berdasarkan fungsi serta modus yang digunakan, tuturan tersebut mengandung makna lokusi. Makna yang ingin disampaikan oleh produsen iklan sama dengan makna leksikalnya. Hal ini disebabkan karena produsen iklan ingin menyampaikan pesan kepada masyarakat luas secara jelas agar mudah dimengerti.

2) Makna Tanda

Pada KI 2 terdapat dua penanda yaitu penanda verbal dan penanda nonverbal. Penanda verbal yang terdapat pada tajuk yang bertuliskan Selamatkan Bali dari bahaya narkoba secara denotatif merupakan petanda ajakan, dalam hal ini adalah ‘ajakan pemerintah sebagai produsen iklan agar seluruh generasi muda, khususnya yang ada di Bali, untuk berperan akif dalam menyelamatkan Bali dari ancaman bahaya narkoba yang dapat menghancurkan masa depan generasi muda di Bali’. Pada badan iklan juga terdapat penanda verbal raih prestasimu tanpa

generasi muda Bali agar mampu berprestasi tanpa menggunakan narkoba”.

Penanda nonverbal mendukung adanya penanda verbal pada iklan. Penanda nonverbal pada KI 2 meliputi pelajar berjilbab dengan menggunakan toga dan memegang ijazah, pelajar SMA yang terpuruk dengan botol minuman berserakan sambil menggenggam jarum suntik, penanda latar yang merupakan peta pulau Bali yang lengkap dengan nama-nama daerahnya, dan logo SAY NO TO DRUGS.

Penanda nonverbal yang pertama adalah seorang wanita yang mengenakan jilbab dan toga dengan ijazah di genggamannya merupakan petanda bahwa pemerintah menunjukkan contoh generasi muda yang berprestasi, sedangkan penanda seorang pelajar SMA yang terpuruk dengan jarum suntik di genggaman dan botol minuman berserakan di sebelahnya merupakan petanda bahwa contoh generasi muda yang tidak memiliki masa depan karena terjerumus dalam narkoba. Latar yang merupakan peta pulau Bali merupakan petanda bahwa Bali memiliki wilayah yang cukup luas dengan berbagai wilayah di dalamnya sehingga pemerintah berharap bahwa seluruh generasi muda yang ada di Bali, tidak hanya di kota besar, tetapi juga mencakup seluruh wilayah-wilayah kecil, ikut berperan aktif dalam menyelamatkan Bali dari bahaya narkoba. Penanda logo “SAY NO TO DRUGS” merupakan petanda anjuran kepada generasi muda agar selalu menolak jika ditawari narkoba.

Keseluruhan penanda di atas, baik penanda verbal maupun nonverbal dalam sstem pertandaan Barthes (1977) merupakan E1 yang merupakan penanda denotasi pada sistem primer, dan petanda verbal dan nonverbal merupakan C1.

penanda konotasi pada sistem sekunder.

Penanda verbal pada tajuk yang merupakan “ajakan pemerintah kepada seluruh generasi muda yang ada di Bali agar berperan aktif dalam menyelamatkan Bali dari bahaya narkoba yang dapat menghancurkan masa depan generasi muda” secara konotatif merupakan petanda bahwa ajakan pemerintah, khususnya pada penyelamatan seluruh generasi muda yang ada di Bali, sehingga generasi muda diharapkan mampu memilih pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam narkoba. Generasi muda merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan Bali menjadi jauh lebih baik, sehingga dengan menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba, maka secara tidak langsung telah menyelamatkan masa depan Bali.

Pada badan iklan, penanda verbal yang merupakan “imbauan kepada generasi muda agar mampu berprestasi tanpa menggunakan narkoba” secara konotatif merupakan petanda generasi muda diharapkan mampu berprestasi, baik pada bidang akademis maupun nonakademis, dengan tanpa menggunakan narkoba, karena mengingat bahwa narkoba memiliki banyak jenis, salah satunya adalah jenis yang merupakan dopping yang mampu membuat penggunanya menjadi selalu bersemangat dan tidak mudah lelah. Narkoba jenis ini banyak digunakan oleh orang-orang yang memerlukan stamina lebih dalam menjalankan aktivitas mereka seperti atlet dan para selebritas. Melalui iklan ini pemerintah menekankan bahwa berprestasi tidak perlu menggunakan narkoba, karena narkoba memiliki efek samping yang merusak. Sekalipun dapat membantu para atlet maupun selebritas memiliki stamina yang prima

jenis apa pun akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan serta prestasi yang diperoleh pun tidak akan berlangsung lama dan menjadi sia-sia jika disertai dengan narkoba.

Pada penanda nonverbal yang merupakan remaja berprestasi lengkap dengan toga dan menggunakan jilbab secara konotatif merupakan petanda bahwa generasi muda yang pandai dalam memilih pergaulan. Penggunaan ikon pelajar berjilbab dan mengenakan toga merupakan perwujudan dari pelajar yang mampu meraih prestasi. Ikon jilbab mngandung arti seseorang yang memiliki bekal ilmu Agama yang kuat, sehingga menunjukkan bahwa lingkungan keluarga yang baik serta bekal ilmu agama yang baik pula mampu menghindarkan generasi muda dari ancaman bahaya narkoba dan mengantarkan meraih prestasi.

Selain itu, juga terdapat penanda seorang pelajar SMA yang merupakan pemakai narkoba. Secara konotatif, penggunaan penanda tersebut merupakan petanda sebagai perbandingan antara yang tidak memakai narkoba dan yang memakai narkoba. Pemerintah sebagai produsen iklan ingin memberikan contoh nyata kepada generasi muda mengenai kondisi orang yang menggunakan narkoba. Jika menggunakan narkoba seperti yang ditunjukkan oleh seorang pelajar SMA tidak akan mampu meraih prestasi seperti yang ditunjukkan oleh penanda yang mengenakan toga. Penggunaan ikon pelajar SMA merupakan perwujudan pelajar yang tidak berprestasi karena terjerumus narkoba. Hal ini terlihat dari kondisi yang ditunjukkan oleh ikon SMA yang terpuruk serta terdapat ikon botol minuman serta jarum suntik yang menandakan bahwa pelajar SMA mengonsumsi minuman tersebut dan memakai

generasi muda agar memilih hidup dengan masa depan cerah dan berprestasi tanpa menggunakan narkoba.

Penanda lainnya adalah peta seluruh wilayah pulau Bali lengkap dengan nama-nama daerahnya yang secara konotatif dapat dimaknai sebagai seluruh generasi muda yang ada di Bali, baik kota besar maupun derah-daerah kecil lainnya, harus ikut berperan serta dalam membangun Bali. Membangun dalam hal ini adalah membangun seluruh wilayah Bali secara merata yang dilakukan oleh generasi muda yang berprestasi. Selain itu, juga terdapat penanda yang merupakan slogan imbauan untuk selalu menolak narkoba. Penggunaan penanda SAY NO TO DRUGS merupakan petanda dari generasi muda yang anti narkoba. Sehingga pada iklan ini generasi muda diharapakan tetap memiliki semangat untuk menolak narkoba dalam dirinya.

Pada bagian penutup iklan merupakan identitas produsen iklan yaitu Pemerintah Kota Denpasar dan PDAM Kota Denpasar serta terdapat logo Polda Bali pada pojok kiri atas. Polda Bali sebagai pelindung masyarakat berusaha melindungi masa depan masyarakatnya, khususnya generasi muda yang ada di Bali agar memiliki masa depan yang cerah. Selin itu, terdapat juga Pemerintah Kota Denpasar serta PDAM Kota Denpasar sebagai pendukung ILKM ini. Hal ini merupakan kepedulian pemerintah kota terhadap generasi muda yang ada di Bali

Jika dihubungkan antara penanda verbal dan nonverbal yang terdapat pada KI 2, terlihat bahwa kedua penanda, baik verbal maupun nonverbal, saling berhubungan satu sama lain. Antara penanda verbal maupun nonverbal keduanya

yang terdapat pada penanda nonverbal.

3) Ideologi

Berdasarkan penjelasan mengenai makna yang terdapat pada KI 2, jelas terlihat bahwa iklan tersebut ditujukan kepada generasi muda, khususnya yang ada di Bali. Ideologi yang terkandung pada KI 2 adalah ideologi peningkatan mutu pendidikan, khususnya yang ada di Bali melalui generasi muda yang berprestasi tanpa narkoba. Pemerintah melalui iklan ini mengimbau kepada seluruh generasi muda yang ada di Bali agar mampu meraih prestasi setinggi-tingginya sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan di Bali.

Dengan menekan penggunakan narkoba di kalangan generasi muda diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan di Bali. Melalui iklan ini, generasi muda Bali diharapkan menjadi generasi muda yang kuat dan berprestasi yang nantinya mampu memajukan Bali menjadi jauh lebih baik.

Dokumen terkait