• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Kerangka Teoritis

3.1.5.2 Kliring Derivatif

Untuk memastikan atau menjamin perdagangan kontrak berjangka dilaksanakan dengan baik, bursa berjangka selalu dibantu dengan clearinghouse. Clearinghouse dapat berupa badan usaha yang berdiri sendiri atau merupakan bagian organisasi bursa berjangka. Di Indonesia, PT. Bursa Berjangka Jakarta selaku penyelenggara dan penanggung jawab bursa perdagangan berjangka, dibantu oleh badan penyelenggara kliring untuk membantu kliring dan penyelesaian transaksi dilakukan oleh PT. Kliring Berjangka Indonesia.

Setiap kontrak yang terdaftar dan merupakan suatu kontrak terbuka, Lembaga Kliring akan melakukan perhitungan keuntungan dan kerugian atas kontrak tersebut berdasarkan harga penyelesaian yang ditetapkan oleh Bursa. Biasanya ada suatu badan yang bertanggung jawab untuk mengkliringkan dan menjamin penyelesaian transaksi kontrak berjangka / derivatif / Spot dan kontrak serah secara teratur, wajar, dan efisien sehingga mampu memelihara integritas pasar. Bursa derivatif bertanggung jawab atas penyediaan suatu sarana untuk menciptakan efisiensi, transparansi, dan ketertiban, penyelesaian transaksi dilakukan oleh Clearing Corporation (perusahaan kliring) atau yang biasa disebut dengan Clearing Houses.

Lembaga kliring akan bertindak sebagai penjual terhadap investor yang memiliki posisi beli yang masih terbuka-belum dilikuidasi, sebagai pembeli terhadap investor yang memiliki posisi jual yang masih terbuka, dan sebagai penjamin atas dana nasabah, khususnya bila terjadi kepailitan pada pialang berjangka, di mana investor menyetor dananya sebagai modal.

3.1.6 Harga Fisik dan Harga Bursa

Harga fisik (spot cash price) merupakan harga yang terjadi di pasar fisik dengan fipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar. Harga fisik merupakan harga yang sesungguhnya terjadi di pasar dimana transaksi komoditi secara fisik dilakukan untuk komoditi yang langsung diambil atau diantar pada tempat dan waktu tertentu. Harga fisik akan berbeda-beda di setiap negara dan di setiap wilayah. Pasar fisik untuk setiap komoditi secara geografi terbagi-bagi sehingga ada perbedaan waktu dan biaya yang nantinya akan berpengaruh terhadap transportasi dari suatu wilayah ke wilayah lain.

Harga bursa atau harga berjangka adalah harga yang terjadi di bursa berjangka pada waktu tertentu dan penyerahan di kemudian hari. Harga berjangka merupakan harga kontrak futures yaitu sebuah kontrak berjangka yang bersifat mengikat (obligation) bagi kedua belah pihak untuk membeli (long position) suatu asset finansial maupun non-finansial tertentu yang penyerahannya dilakukan secara cash settlement di masa yang akan datang dengan harga yang ditetapkan sekarang (Bappebti, 2003).

3.1.7 Basis

Basis merupakan salah satu konsep yang paling penting, yang sering digunakan oleh para hedger dalam melakukan lindung nilai mereka. Seorang hedger biasanya selalu lebih memperhatikan perubahan basis daripada perubahan harga. Basis adalah selisih antara harga suatu komoditi pada pasar fisik di suatu tempat (spot price) dengan harga pada suatu bursa berjangka (futures price). Selisih harga ini bisa membesar atau mengecil bergantung pada pergerakan

harga-harga yang paralel tersebut. Terdapat tiga bentuk perubahan basis akibat pergerakan harga di pasar fisik dan berjangka, yaitu (Noviani, 2002):

1. Penyempitan/penguatan basis (narrowing/strengthning basis)

a. Harga fisik turun dan harga berjangka turun dengan penurunan yang lebih besar daripada harga fisik

b. Harga fisik naik dan harga berjangka turun/naik dengan kenaikan lebih kecil daripada harga fisik.

2. Pelebaran/pelemahan basis (widening/weaking basis)

a. Harga fisik naik dan harga berjangka naik dengan kenaikan yang lebih besar daripada harga fisik.

b. Harga fisik turun dan harga berjangka turun/naik dengan penurunan lebih kecil daripada harga fisik.

3. Perfect Hedge

Kondisi ini terjadi pada saat nialai basis selama periode hedging tidak berubah, sehingga pada suatu pasar akan ditutupi oleh perubahan yang sama besar pada pasar lainnya (perubahan basis atau resiko basis = 0) atau terjadi kenaikan atau penurunan harga-harga pada pasar fisik dan pasar berjangka secara paralel pada basis yang sama. Namun Perfect Hedge jarang terjadi karena biasanya basis berfluktuasi dan menimbulkan resiko.

Komponen basis terdiri atas: (1) biaya transportasi, yaitu biaya pengangkutan komoditi per satuan unit dari tempat pengusaha ke salah satu bursa berjangka dan (2) carrying charges, yaitu beban biaya yang timbul karena faktor waktu (time of delivery) dan pemilikan komoditi, memiliki biaya bunga, asuransi, penyimpanan dan lain-lain.

Harga Harga Kontrak

Berjangka

Harga Fisik

Biaya Transportasi

Carrying charges

Jan Mei Sept Des Bulan

Gambar 2. Hubungan Harga Fisik dengan Harga Berjangka.

Sumber : Natalia (2005)

Kuat lemahnya basis suatu komoditi tergantung dari perbedaan antara harga fisik dan berjangka yang disebabkan oleh lima faktor penting, yakni (Arifin, 2004):

a. Biaya transportasi karena perbedaan lokasi pasar fisik, tempat komoditi berada, dan bursa berjangka. Kenaikan biaya transportasi akan memperlebar basis, karena biaya transportasi merupakan salah satu komponen basis.

b. Permintaan dan penawaran pada pasar fisik dan berjangka. Tingkat permintaan dan penawaran di pasar fisik menentukan tingkat harga fisik, sedangkan tingkat permintaan dan penawaran di bursa berjangka menentukan harga berjangka. Perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan dan penawaran di masing-masing pasar menyebabkan perbedaan tingkat harga fisik dan berjangka.

c. Perbedaan antara kualitas komoditi yang diperdagangkan pada pasar fisik, dengan pada pasar bursa berjangka. Jika mutu komoditi yang diperdagangkan di pasar fisik lebih rendah dibanding dengan standar

komoditi yang diperdagangkan di bursa berjangka, maka harga fisik komoditi tersebut akan lebih rendah dibandingkan harga berjangkanya. d. Ketersediaan ruang penyimanan komoditi. Biaya penyimpanan merupakan

salah satu komponen basis yang termasuk carrying charges. Bila permintaan ruang penyimpanan meningkat akibat kelebihan pasokan komoditi, maka biaya penyimpanan akan meningkat sehingga basis makin lebar.

e. Permintaan dan penawaran komoditi komoditi substitusi. Tingkat permintaan dan penawran barang substitusi akan menentukan tingkat harga barang substitusi, sedangakn harga barang sustitusi merupakan salah satu faktor penggeser kurva perminataan komoditi. Besarnya pengaruh barang substitusi terhadap permintaan komoditi di pasar fisik tidak selalu sama di bursa berjangka, sehingga prubahan harga komoditi akibat pergeseran kurva permintaan di pasar fisik dapat berbeda dengan di bursa berjangka. Akibatnya harga komoditi yang terbentuk di pasar fisik berbeda dengan di bursa berjangka.

3.1.8 Hedging (Lindung Nilai)

Dalam setiap kegiatan usaha ataupun investasi, pasti kegiatan tersebut akan dihadapkan pada resiko kerugian selain keuntungan yang mungkin bisa didapat. Resiko bersifat inherent (melekat) yang pada umumnya disebabkan oleh perubahan harga barang, perubahan kurs mata uang, suku bunga, inflasi dan lain sebagainya. Untuk melindungi usahanya dari resiko, pengusaha dapat melakukan lindung nilai (hedging) di bursa berjangka. Dengan melakukan lindung nilai,

resiko tersebut dapat dialihakan (transfer of risk) kepada investor yang mengharapkan keuntungan dari perubahan harga di bursa berjangka.

Hedging bukanlah kegiatan yang bersifat spekulatif. Untuk melakukan hedging sesorang perlu pengetahuan yang memadai dan perhitungan yang cermat. Hedging di pasar berjangka memiliki dua hal penting, yakni melakukan hedging dengan posisi yang berlawanan dan nilainya sama atau kurang lebih sama. Faktor yang membuat hedging berlangsung baik adalah bahwa harga tunai dan harga berjangka untuk komoditi yang sama cenderung naik dan turun secara bersama-sama atau menuju arah yang bersama-sama. Akibatnya kerugian yang dialami di satu sisi akan dikompensasikan dengan keuntungan yang diperoleh dari sisi lainnya.

Asumsi mendasar dari hedging sebagai alat proteksi yang efektif adalah harga tunai dan harga untuk masa mendatang, memiliki kecenderunga arah pergerakan yang sama satu sama lain, atau dalam pola yang dapat diperkirakan sebagai reaksi terhadap berbagai kondisi penwaran dan permiantaan dari setiap komoditi meskipun keduanya jarang bergerak dalam besaran yang sama. Pergerakan yang searah (paralel) itu terjadi karena kedua pasar (tunai dan berjangka) dipengaruhi faktor-faktor pembentuk harga yang sama. Selain itu, eratnya hubungan harga anatara harga tunai dan harga berjangka yakni komoditi yang berasal dari pasar tunai dapat diserahkan sebagai pemenuhan kontrak berjangka yang jatuh tempo.

Hedging di pasar berjangka dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan perubahan yang tidak diinginkan. Selain perlindungan terhadap risiko harga (price insurance risk), hedging pun memberikan manfaat ekonomi dalam bentuk lain bagi produsen dan pemakai komoditi yang diperdagangkan di bursa.

Melalui hedging pengusaha komoditi memperoleh kepastian berusaha. Oleh karena harga beli atau harga jual yang ditetapkan hedger yakni price objective sebelumnya dapat dicapai. Hedging juga mmebantu pengendalaian produk serta persediaan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan produsen, pengolah dan pabrikan.

3.1.9 Pelaku dalam Bursa Berjangka Komoditi Hedger

Hedger adalah seorang pedagang atau pengusaha yang melakukan bisnis di pasar tunai (pasar fisik) atas komoditi yang kontrak berjangkanya diperdagangkan di pasar berjangka (bursa). Ia menggunakan transaksi kontrak berjangka untuk melindungi niali finansial dari komoditi terhadap risiko perubahan harga yang dapat merugikannya.

Para hedger membeli dan menjual kontrak berjangka untuk menutupi risiko (melindungi nilai = hedging) atas perubahan harga di pasar spot / pasar fisik. Mereka menggunakan pasar berjangka dengan mengambil posisi yang berlawanan dengan posisi mereka. Dengan demikian, risiko kerugian akibat kemungkinan perubahan harga komoditi dapat diminimalkan.

Hedger di bursa berjangka terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Hedger Pembeli (buying hedger):

Hedgerpembeli atau hedge long yaitu hedger yang akan membeli komoditi di pasar fisik pada waktu yang akan datang. Untuk melindungi nilainya, dia harus membeli kontrak berjangka saat ini pada posisi buy (beli). Buying

hedger umumnya dilakukan oleh kalangan eksportir, prosesor (produsen komoditi), pemakai bahan baku seperti pabrikan, dan sebagainya.

2. Hedger penjual (Selling hedger):

Hedger penjual atau hedge short yaitu hedger yang akan menjual komoditi secara fisik di pasar pada waktu yang akan datang. Untuk melindungi harga penjual komoditinya, dia harus menjual kontrak berjangka dengan posisi short. Selling hedger biasanya dilakukan oleh para produsen terutama petani. Tujuannya adalah untuk melindungi diri dari kemungkinan penurunan harga komoditi yang akan dihasilkan atau dimilikanya seperti hasil panen.

Investor

Investor adalah orang yang berusaha memperoleh keuntungan akibat perubahan harga. Dengan memanfaatkan pergerakan harga komoditi, maka para investor bersedia menerima risiko harga tetapi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan. Investor ini belum tentu seorang produsen suatu komoditi atapun processor, karena tujuan utama dari investor ini adalah semata-mata untuk mendapatkan keuntungan.

Pialang

Menurut undang-undang dan peraturan bursa yang berlaku, perdagangan dilakukan hanya pada jam resmi yang dilakukan pada tempat tertentu yang disebut pit. Lokasi di bursa di mana secara fisik transaksi untuk setiap macam komoditi dilakukan dinamakan fit. Perdagangan dilakukan dengan sistem open outcry. Dengan sistem ini setiap pedagang harus melakukan order beli atau jual kepada pedagang lain yang terdapat dalam fit.

Para pedagang di dalam fit dibedakan atas dua kelompok berdasarkan fungsinya. Pertama kelompok pedagang yang berdagang untuk kepentingannya sendiri, menanggung sendiri kerugian dan menikmati sendiri keuntungan dari perdagangan yang dilakukan. Biasanya pedagang ini adalah anggota bursa. Kedua adalah kelompok pialang (broker) yang bekerja untuk kepentingan perusahaannya atau untuk kepentingan nasabahnya di luar atau yang bukan anggota bursa. Anggota bursa yang berdagang di fit adalah para spekualtor. Sebagai spekulator dia berdagang atau menandatangani kontrak berjangka untuk mencari keuntungan dan bersedia menanggung risiko rugi.

Broker dibedakan atas dua kelompok, yaitu :

1. Account executive yang pada perusahaan efek lazim disebut broker. Account executive terdapat di kota-kota besar maupun kota-kota kecil yang menampung order dari para nasabahnya untuk kemudian dikomunikasikan ke lantai bursa.

2. Jenis broker yang kedua adalah floor broker, yaitu broker yang mengeksekusi pesanan-pesanan (order) dari para nasabahnya. Floor broker biasanya adalah pegawai perusahaan efek.

3.1.10 Konsep Efektivitas Hedging dan Pasar Efisien

Efektivitas merupakan kegiata-kegiatan yang dapat mencapai sasaran organisasi, yang berarti melakukan segala sesuatu yang benar. Dalam efektivitas hedging, dapat menilai seberapa besar hedging mampu menjalankan perannya sebagai alat mitigasi risiko. Seberapa besar risiko berubah, apakah menjadi lebih

besar atau lebih kecil, semakin besar pengurangan risiko, maka hedging semakin efektif.

Menurut Robbins dan Coulter (2004) dalam Hartono (2005), efisiensi adalah memperoleh output terbesar dengan input yang terkecil, yang digambarkan dengan melakukan segala sesuatu secara benar. Penilaian efisiensi pasar, menggambarkan perilaku pasar, apakah telah berjalan dengan benar. Menurut Fama (1970), pasar yang efisien didasarkan pada akurasi dari harga produk, menurut Beaver (1989) didasarkan pada nilai intrinsik produk serta pada distribusi informasinya, dan Jones (1995) didasarkan pada proses dinamik. Sedangkan menurut Hartono (2003), efisiensi pasar didasrkan pada pengambilan keputusan yang benar oleh pasar. Maka secara umum, efisiensi pasar dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Efisiensi Pasar Secara Informasi

Harga ekuilibrium atau harga keseimbangan suatu komoditi ditentukan oleh perminataan dan penawaran agregat. Harga keseimbangan ini mencerminkan konsensus bersama antara semua partisipan pasar tentang nilai dari komoditi tersebut berdasarkan informasi yang tersedia. Jika suatu informasi baru yang relevan masuk ke pasar yang berhubungan dengan suatu komoditi, informasi ini akan digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari komoditi yang bersangkutan. Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran ke harga ekuilibrium yang baru. Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mnecerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi pasar

seperti ini disebut pasar efisien. Efisiensi pasar seperti ini disebut efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market), yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia. Fama (1991) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk lemah, atau pengujian-pengujian terhadap pendugaan return (test for return predictability).

2. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat, atau studi-studi peristiwa.

3. Pengujian-pengujian efisiensi pasar bentuk kuat, atau pengujian-pengujian terhadap informasi privat (test for private information).

2. Efisiensi Pasar Secara Operasional

Pasar efisien secara operasional lebih ditekankan pada operasi pasarnya. Pasar disebut efisien secara operasional jika operasi pasar yang dilakuakan dengan cepat dan dengan biaya yang tidak mahal.

3. Efisiensi Pasar Secara Keputusan

Menurut Hartono (2001), informasi saja tidak cukup untuk membuat pasar efisien. Pasar efisien memerlukan variabel lain, yaitu kepintaran pasar. Pasar yang pintar dapat mengambil keputusan dengan benar dan, sebaliknya, pasar yang tidak pintar akan mengambil keputusan yang tidak benar. Pasar yang efisien seperti ini hanya dapat terjadi jika informasi seudah menyebar scera penuh dan cepat serta pasarnya pintar dan dapat mengambil keputusan yang benar. Hartono (2001) memberinya nama pasar efisien secara keputusan (dcisionally efficient market).

3.1.11 Pengertian Manajemen Strategi

Manajemen strategis (strategic management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplmentasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David, 2006). Tujuan manajemen startegis adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang. Berdasarkan definisinya, proses manajemen startegis terdiri atas tiga tahap yaitu formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

Tahap formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, mentapkan tujuan janngka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

Tahap Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk mnetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi seringkali disebut tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis.

Tahap evaluasi strategi adalah tahap final dalam manajemen strategis. Evaluasi startegi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi mengenai kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan.

Manajemen strategis digunakan untuk mendapatkan dan mempertahankan keunggulan kompetitif. Perusahaan berusaha untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (suistaned competitive advantage) dengan:

1. Secara terus-menerus beradaptasi dengan tren dan kejadian eksternal serta kemampuan, kompetensi, dan sumber daya internal.

2. Secara efektif memformulasikan, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi yang mengambil keuntungan dari faktor-faktor tersebut.

3.1.12 Lingkungan Perusahaan

Lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan eksternal merupakan lingkungan yang berada di luar perusahaan yang secara tidak langsung mempengaruhi kegiatan perusahaan. Sedangkan lingkungan internal merupakan lingkungan yang berada di dalam perusahaan yang secara langsung mempengaruhi kegiatan perusahaan.

a. Lingkungan Eksternal

Menurut Pearce dan Robinson (1997) dalam Muttaqien (2007), lingkungan eksternal perusahaan dibagi menjadi tiga kategori yang saling berkaitan, yaitu : lingkungan umum, lingkungan industri dan lingkungan operasional. Lingkungan umum adalah suatu tingkatan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyususn faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya diluar dan terlepas dari operasi perusahaan serta memiliki sedikit implikasi langsung bagi pengaturan suatu organsisasi. Faktor lingkungan makro yang menentukan peluang dan ancaman bagi perusahaan adalah ekonomi, politik dan kebijakan pemerintah, sosial budaya, teknologi.

Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungna eksternal organisasi yang menghasilkan komponene-komponen yang secra normal memiliki implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Analisis

struktur insdustri merupakan penunjang fundamental untuk menentukan posisi relatif perusahaan yang kemudian dapat digunakan untuk merumuskaan strategi (Porter, 1997). Sedangkan lingkungan operasional disebut juga lingkungan persaingan atau tugas, terdiri dari faktor-faktor dalam situasi persaingan yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan, atau dalam memasarkan produk secara menguntungkan. Beberapa faktor-faktor yang terpenting adalah posisi bersaing perusahaan, komposisi pelanggan, reputasi di mata pemasok dan kreditur, serta kemampuan yang menarik karyawan potensial.

b. Lingkungan Internal

Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area. Dengan melakukan melihat lingkungan internal perusahaan, diharapkan dapat melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan sehingga dapat merumuskan strategi bersaing dengan memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan internal. Sama seperti perusahaan pada umumnya, bursa berjangka komoditi memiliki lingkungan internal yang dapat dimanfaatkan untuk merumuskan strategi bersaingnya. Faktor-faktor internal ini nantinya akan menjadi sumber kekuatan yang dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan yang dimilikinya sehingga bursa komoditi mampu bersaing.

3.1.13 Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan intrenal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis SWOT dapat dapat memberikan

rekomendasi strategik trehadap strategi bersaing perusahaan serta rekomendasi fungsional kebutuhan atau modifikasi sumber daya organisasi.

Analisis SWOT merupakan tahap pencocokan (Matching Stage) berdasarkan data informasi yang diturunkan dari tahap input untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal adalah kunci untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak secara efektif.

S (Strength) atau kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang dimiliki perusahaan dalam bertahan dan daya saing di dalam suatu industri. W (Weakness) atau kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dana kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan sehingga dapat menghambat daya saing perusaahaan dalam industri.

O (Opportunity) atau peluang adalah situasi dan kondisi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Sementara T (Threat) atau ancaman adalah situasi dan kondisi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

Matriks SWOT merupakan alat analisis penting yang dapat membantu manajer dalam mengembangkan empat macam strategi, yaitu:

1. Strategi S-O yang bertujuan untuk menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

2. Strategi W-O yang bertujuan untuk mengatasi kelemahan internal dengan menggunakan peluang eksternal.

3. Strategi S-T bertujuan agar perusahaan dapat menggunakan kekuatan internal untuk menghindari ancaman eksternal.

4. Strategi W-T merupakan taktik bertahan dengan menekan kelemahan dan menghindari ancaman lingkungan eksternal.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Dalam melakukan evaluasi bursa, yang dalam penelitian ini bursa berjangka Jakarta dijadikan objek penelitian, maka terdapat beberapa analisis yang perlu dilakukan. Seperti yang telah diketahui sebelumnya, evaluasi dilakukan dengan melihat efisiensi pasar dan efektivitas hedging. Efisiensi yang digunakan adsalah salah satu efisiensi pasar yang dikembangkan oleh Fama (1970), yaitu efisiensi pasar secara informasi dan satu jenis efisiensi pasar yang dikembangkan oleh Hartono (2001) yaitu efisiensi pasar secara keputusan. menganalisis efisiensi secara informasi dilakukan dengan menilai efisiensi bentuk lemah dan setengah kuat. Evaluasi efektifitasnya dilakukan dengan menilai efektifitas hedging sebagai sarana mitigasi risiko pada bursa berjangka.

Setelah melakukan evaluasi terhadap bursa, maka analisis selanjutnya adalah melakuakan analisis mengenai strategi pengembangan BBJ, yang dimulai dengan melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal terdiri dari sumberdaya Manusia dan Manajemen Organisasi, keuangan, pemasaran, dan operasional. Sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari dua lingkungan yaitu lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari 1)ekonomi, 2)sosial, budaya, demografi, 3)politik dan hokum, 4)teknologi, 5)kekuatan persaingan. Lingkungan Industri terdiri 1)persaingan antar perusahaan sejenis, 2)masuknya pesaing baru, 3)pengembangan produk

substitusi, 4)kekuatan tawar menawar pemasok, dan 5)kekuatan tawar menawar konsumen.

Setelah melihat lingkungan internal dan eksternal perusahaan, maka dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan BBJ, sehingga dapat dilakukan analisis IE. Penggalian informasi mengenai faktor-faktor internal dan eksternal organisasi. Informasi faktor-faktor yang diperoleh di lapangan kemudian

Dokumen terkait