• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.3 Hasil Interpretasi Data

4.3.1 Klub Motor dan Nilai Berkendara Yang Aman (Safety Riding)

Klub motor adalah satu wadah yang dapat menampung aspirasi serta keinginan para anggotanya berdasarkan mufakat dan kesepakatan pada waktu awal pembentukan oleh para pendirinya atau bisa juga perkumpulan yang melakukan kegiatan untuk maksud dan tujuan tertentu yang mempunyai struktur organisasi yang jelas dan mempunyai aturan main yaitu AD/RT. Pada dasarnya suatu klub itu akan hadir dari satu habitat atau ketertarikan yang sama, misalnya satu merek motor dari satu pabrikan tertentu misalnya Suzuki Thunder Independent Club (STiC).

Mudah mencirikan klub motor dengan klompok-kelompok bermotor yang lain karena banyak kegiatan yang dilakukan oleh klub motor lebih bersifat aksi sosial dan mengkampanyekan berkendara yang aman (safety riding) dalam berkendara, terutama terhadap anggotanya.

Seperti penuturan saudara Irving:

“Kami sebagai anggota STiC banyak melakukan kegiatan sosial seperti fogging, menyantuni anak yatim, dan juga menggalang bantuan untuk membantu korban bencana alam. Selain itu kami juga menggenalkan berkendara yang aman (safety riding) kesemua anggota STiC”

Begitu juga dengan penuturan saudara Dedi

“Kegiatan yang kami buat sama kaya klub motor yang lain la, kaya buat kegiatan sosial, touring, dan juga kadang kami di minta ikut buat promosiin barang-barang tertentu yang pastinya kami juga trus mengenalkan berkendara yang aman (safety riding) utamanya buat anggota STiC”

Begitu juga dengan penuturan saudara Rony

“Ya kaya yang kau liat la sendiri kaya mana kegiatan kami, di kopdar bicarain tentang agenda kami kedepan utamanya ya kegiatan sosial dan pengenalan berkendara yang aman (safety riding) ke semua anggota. Jadi semua anggota kami harus sadar untuk mengutamakan berkendara yang aman (safety riding) kalo berkendara”

Begitu juga dengan penuturan saudara Putra

“Pada dasarnya kegiatan klub motor tidak ada yang berbeda bias kau bandingkan dengan klub motor yang lain pasti garis besar dari kegiatan orang itu sosialisasi berkendara yang aman (safety riding) ke anggotanya”

Hal tersebut sejalan dengan penuturan saudara Arif

“Yang saya lihat dan jalani selama saya menjadi anggota STiC pembahasannya selalu tentang berkendara yang aman (safety riding), dan kami sering buat acara-acara yang bersifat sosial”

Begitu juga dengan penuturan saudara Palma

“Selama ini kegiatan yang kami lakukan ga jauh-jauh dengan kegiatan sosial ya dan pastinya karna kami anak klub motor kami juga selalu memiliki agenda yang membahas tentang berkendara yang aman (safety riding) karna itu yang paling pokok dalam pergaulan anak klub”

Begitu juga dengan penuturan saudara Yudi

“Selama ini agenda kami utamanya mengkampanyekan berkendara yang aman (safety riding) dan mengalang aksi sosial kadang juga kami di undang kalo ada event-event dari merek dari salah satu produk.”

Klub motor bukan hanya sekedar mengkampanyekan berkendara yang aman (safety riding) namun dalam semua kegiatannya mereka selalu menerapkan berkendara yang aman (safety riding) sebagai faktor utama dalam berkendaraan. Mereka mengaanggap jika ada anggotanya yang tidak berberkendara yang aman (safety riding) dalam berkendara maka ia telah menghina klubnya sendiri dan juga menghancurkan harga diri klubnya sendiri di depan klub-klub lain, selain itu kredibilitas sebuah klub akan di pertanyakan jika mereka tidak mampu untuk membina anggotanya.

Dalam pergaulan yang terjalin dengan sesama anggota klub motor satu dengan yang lain akan selalu mengingatkan untuk selalu beberkendara yang aman (safety riding) dan juga akan melaporkan bila ada anggota klub motor yang tidak berberkendara yang aman (safety riding) di jalan raya itu berlaku antara sesama

anggota maupun dengan anggota klub motor yang lain . Seperti penuturan saudara Dedi

“Kami mewajibkan semua anggota kami untuk selalu berberkendara yang aman (safety riding) karna masa udah kami yang mengkampanyekan berkendara yang aman (safety riding) malah kami pula yang ga berberkendara yang aman (safety riding) “

Begitu juga dengan penuturan saudara Palma

“Semua anggota klub di harapkan untuk bias jadi panutan masyarakat karena itu selain mengenalkan berkendara yang aman (safety riding) kepada anggota tapi juga harus diterapkan saat berkendaraan”.

Hal tersebut sejalan dengan penuturan saudara Putra

“Berkendara yang aman (safety riding) udah jadi peraturan dalam klub kami ya jadi semua anggota terutama pngurus harus patuh dengan peraturan yang udah disepakati dari awal”

Begutu juga dengan penuturan saudara Irving

“Sudah menjadi visi dan misi kami sebagai anak klub unutk menjadi panutan yang positif dalam berkendara untuk masyarakat dan saya kira semua klub motor juga punya komitmen yang sama dengan kami”.

Begitu juga dengan penuturan saudara Dira

Saya sebagai anggota STiC dimitauntuk selalu berberkendara yang aman (safety riding) dan juga taat dengan semua peraturan lalu lintas yang ada di jalan”.

Begitu juga dengan penuturan saudara Yudi

“Ya namanya juga anak klubkalo sampe kami ketahuan kalo kami ga berberkendara yang aman (safety riding) kalo lg di jalan bakalan malu la klub kami di depan klub-klub yang lain”.

Dalam pergaulan anak klub motor selain mereka selalu mengunakan berkendara yang aman (safety riding) yang menjadi trade mark-nya dan juga menjadi visi dan misi mereka untuk selalu mengkampanyekan berkendara yang aman (safety riding) mereka jaga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan yang sering disebut dengan Brotherhood, ini menjadi kata kunci dari pergaulan yang terdapat di kalangan anak klub. Ini bukan hanya berlaku antar sesama anggota klub ataupun klub lain yang memiliki merek motor yang sama namun konsep ini berlaku untuk semua anggota klub ataupun kommunitas motor tanpa membeda-bedakan latar belakang dari klub ataupun kommunitas tersebut, jika terjadi troble atau kecelakaan di jalan yang di alami oleh salah seorang anggota klub maka jika ada anak klub yang mengetahui kejadian itu wajib memberikan pertolongan.

Hal tersebut sejalan dengan penuturan dari saudara Palma Manurung

“Kami anggota STiC selain mengkampanyekan berkendara yang aman (safety riding) kami juga selalu menjunjung tinggi brotherhood ke semua anggota klub motor maupun itu anggota kami sendiri ataupun anggota klub lain.”

Begitu juga dengan penuturan saudara Yudi

“Salah satu yang membuat saya tertarik untuk bergabung dengan klub motor selain karna saya suka dengan otomotif tapi juga karna persaudaraan yang kental antar sesama anggota”.

Begitu juga dengan penuturan saudara Arif

“Sesama anak klub kami selalu mengutamakan persaudaraan tanpa ngeliat asal usul dan merek motor”.

Begitu juga dengan penuturan saudara Irving

“Antar sesama anak klub kami harus selalu mengutamakan persaudaraan karena salah satu moto anak klub adalah brotherhood”.

Begitu juga dengan penuturan Irfan

“Persaudaraan yang di jalin anak klub sangat erat sampe-sampe kalau kita bertemu dengan anak klub lain walaupun kita tidak kenal dengan dia tapi kita harus tetap menyapanya gitu juga sebaliknya”.

Hal tersebut sejalan dengan penuturan saudara Dira

“Selain saya mengenal berkendara yang aman (safety riding) di dalam klub saya juga dikenalkan dengan brotherhood, selain kita bisa nambah kawan kita juga bisa minta tolong kalo kita lg da masalah di jalan.

Dokumen terkait