• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III LATAR BELAKANG ORGANISASI AMATIR RADIO

3.6 Kode Etik ORARI

Seorang amatir radio harus menjunjung tinggi kode etiknya, yaitu sebagai berikut :

- Pertama : Berjiwa Perwira. Secara sadar ia tidak akan menggunakan udara

untuk kesenangan pribadi sedemikian rupa sehingga mengurangi kesenangan orang lain.

Kalimat di atas dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa amatir radio adalah disiplin. Masalah ini timbul karena kemampuan setiap stasiun mengganggu komunikasi lain, baik dengan menumpangkan siaran lain. Perbuatan ini menonjolkan kepribadian yang lemah, tidak demikian dengan amatir radio.

Amatir radio berjiwa perwira maksudnya yaitu ia disiplin dimana tercakup sifat-sifat tahan diri, tahan emosi, tidak gegabah, tidak ceroboh. Dengan begitu ia makin meningkatkan sifat mental tenggang rasa, keakraban, kesabaran, kejujuran, tegas dan cermat. Sebaliknya, apabila sang amatir diganggu, di situ pula sang amatir bisa menahan diri. Ia tidak akan tersinggung, dan betapa sakit rasanya ia diganggu, ia tetap tidak mengumandangkan kegusaran, kejengkelan, amarah dan sebagainya meskipun ia bisa mengetahui apa atau siapa yang mengganggu itu.

Pada kesempatan lain lokasi pengganggu diusahakan ditemukannya dan melaporkannya kepada Pengurusnya, dengan keyakinan bahwa bahwa pada suatu saat di kemudian hari gangguan itu tidak akan ada lagi.

- Kedua : Setia. Ia mendapat izin amatir dari pemerintah karena organisasinya

Amatir adalah hobi dan kepadanya diberi kemungkinan dan kesempatan untuk mengudarakan hasil jerih payahnya. Tidak hanya itu saja, di udara ia bertemu dengan rekan-rekan sehobi sehingga dapat saling bertukar pikiran tentang banyak masalah dan persoalan, bahkan berakhir dengan bertemu. Dikarenakan kesempatan ini amatir radio berterima kasih kepada Pemerintah dan organisasinya dengan cara setia dan patuh kepada kewajibannya. Selain itu ia juga dituntut untuk menjunjung tinggi nama organisasinya, mulai dari masyarakat sekitarnya berupa mengusahakan agar peralatannya tidak menggangu pancaran radio dan televisi masyarakat sekitarnya, sampai pada kegiatan komunikasi internasional, dimana ia harus berusaha berpegang teguh pada peraturan yang berlaku.

- Ketiga : Progresif. Amatir radio selalu menyesuaikan stasiun radionya

setingkat dengan ilmu pengetahuan. Ia membuatnya dengan baik dan efisien, ia mempergunakan dan melayaninya dengan cara yang bersih dan teratur.

Kesimpulan dari butir Kode Etik ini adalah bahwa amatir radio memiliki dan mengoperasikan stasiun radio yang tidak menyebabkan gangguan, kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan lainnya. Apabila mengudara maka amatir radio harus mengusahakan sinyalnya baik dan bersih, begitu juga dengan cara ia melayani, harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Dan dengan dasar sebagai hobi, maka sang amatir akan selalu memperbaiki, meningkatkan peralatan dan kemampuannya agar selalu setingkat dengan kemajuan pengetahuan.

- Keempat : Ramah Tamah. Jika diminta, ia akan mengirim beritanya dengan

perlahan dan sabar, kepada yang belum berpengalaman ia memberi nasehat, pertimbangan dan bantuan secara ramah tamah. Inilah ciri-ciri khas amatir radio.

Kalau butir Kode Etik benar-benar dihayati dan dipahami sehubungan dengan amatirisme radio, maka tidak bisa ditemukan bahwa amatir radio itu memberi pelajaran atau mengajar amatir radio lainnya. Nasehat, pertimbangan dan bantuan itulah yang memang selalu menjadi pedoman amatir radio. Nasihat dan pertimbangan itu selalu adalah opsi bagi amatir lainnya, artinya ia dapat menggunakan atau tidak menggunakannya. Keseluruhannya bisa dihubungkan dengan non komersil, yang sesuai dengan tujuan dasar ORARI.

- Kelima : Amatir Radio Berjiwa Seimbang. Radio merupakan hobinya, ia

tidak akan memperkenankan hobinya mempengaruhi kewajibannya terhadap rumah tangga, pekerjaan, sekolah atau masyarakat sekitarnya.

Butir dari Kode Etik ini mengatakan bahwa hobi memang bisa mempengaruhi kewajibannya. Uang, waktu dan gangguan-gangguan lainnya dapat terjadi apabila amatir radio tidak memahami dan menjalani dengan benar butir- butir dari Kode Etik yang ada. Bagi para pelajar dan mahasiswa perlu diingatkan bahwa sekolah adalah utama, sedangkan kegiatan amatir radio merupakan kegiatan kedua setelahnya. Gangguan-gangguan dapat terjadi juga pada lingkungan sekitar amatir radio, misalnya gangguan gelombang pada televisi dikarenakan gelombang radio para amatir radio. Disinilah kepribadian dari amatir dinilai.

- Keenam : Amatir Radio adalah Seorang Patriot. Ia selalu siap sedia dengan

pengetahuan dan stasiun radionya untuk mengabdi kepada negara dan masyarakat. Tidak pernah dunia manusia ini tidak dilanda kejadian-kejadian ukuran bencana, disamping perang, dunia dan negara cukup sering dilanda bencana seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, kebakaran alam, dan lain sebagainya. Tidak perlu dijelaskan bahwa dalam keadaan-keadaan tersebut komunikasi menjadi sangat penting dan diperlukan.

Sistem komunikasi biasanya pada tempat-tempat bencana seperti hutan, lautan tidak ada, dan kalaupun itu kota, komunikasi akan terhenti apabila kota itu dilanda banjir, dilanda angin topan, dan sebagainya. Disinilah sang amatir dengan segala keterampilannya diperlukan. Dalam kondisi sulit bagaimanapun dapat menyelenggarakan komunikasi menolong sesama manusia dalam keadaan darurat.

Keseluruhan butir-butir kode Etik tersebut oleh ORARI kepada anggota- anggotanya harus betul-betul dijalankan dan diamalkan. Hal ini karena pada dasarnya ORARI merupakan sebuah organisasi, dan Kode Etik merupakan aturan dan peraturan yang bersifat organisasi. Sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, apabila ada anggotanya yang melanggar akan dikenakan sanksi sesuai dengan berat ringannya pelanggaran yang dilakukan.

Selain itu sebagai amatir radio harus mempunyai etika-etika sebelum ataupun sedang berkomunikasi. Adapun etika-etika dalam berkomunikasi itu sebagai berikut :

- Bahasa terbuka, yakni menggunakan bahasa yang dimengerti umum, dilarang menggunakan bahasa sandi, bahasa daerah, dan bahasa-bahasa yang tidak sopan.

- Bahasa santun, yakni amatir radio harus bisa menyadari bahwasanya pembicaraan di frekuensi dapat didengar banyak orang maka amatir radio harus berbicara dengan jelas dan sopan, jangan berbicara sambil makan, mendengarkan musik ataupun siaran televisi, membaca koran, marah bernyanyi dam sebagainya.

- Pembicaraan yang wajar, yakni tidak boleh melakukan pembicaraan untuk keperluan dagang, politik, menyebarkan gosip, menyebarkan berita yang menyesatkan, berita yang meresahkan masyarakat dan sebagainya.

Namun dari keseluruhan uraian di atas, bukan berarti Kode Etik dan Etika- Etika berkomunikasi tersebut dijalani betul-betul oleh para anggota ORARI. Masih ada beberapa anggota ORARI yang tidak menjalani dan mengamalkannya, misalnya masih ada kekacauan dan gangguan yang terjadi dalam frekuensi ORARI sehingga terjadi dengan apa yang dinamakan polusi frekuensi, ditambah lagi cara-cara berkomunikasi yang tidak sesuai dengan aturan yang ada, misalnya banyak anggota ORARI dalam melakukan komunikasi radio memanggil rekan- rekannya dengan tidak memakai prefix dan banyak yang melakukan pemanggilan seenaknya sendiri, bahkan sampai ada yang menggunakan bahasa yang tidak sopan. Cara ini sangattidak dibenarkan oleh ORARI.

Hal ini terjadi biasanya pada malam hari, yang mana oleh para anggotanya melakukan komunikasi radio untuk mengisi waktu senggang dengan pembicaraan yang tidak penting atau sekedar saling mengobrol santai sampai menjurus kepada hal-hal yang berada diluar kepentingan organisasi sampai ada yang lupa waktu. Mereka tidak sadar bahwa selain itu mereka masih mempunyai banyak kegiatan dan keperluannya masing-masing selain hanya berkomunikasi di radio.

Dan pada akhirnya dari beberapa contoh nyata yang diuraikan diatas mengenai masih banyaknya oknum-oknum ORARI yang melakukan beberapa pelanggaran-pelanggaran, dapat dilihat dan dikaitkan bahwasanya masih banyak oknum-oknum ORARI yang tidak betul-betul memahami dan mengamalkan keselurahan Kode Etik amatir radio yang ada, terutama terletak pada Kode Etik ORARI butir kelima yang mengatakan bahwa amatir radio berjiwa seimbang.

BAB IV

EKSISTENSI ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA DI SUMATERA UTARA

4. 1 Selayang Pandang ORARI di Sumatera Utara

ORARI Sumatera Utara telah mengalami perubahan yang signifikan dalam dekade kedua semenjak berdirinya. Jika dilihat pada awal berdirinya ORARI masih hanya sebuah organisasi yang kecil dengan jumlah anggota yang sedikit. Keadaan yang demikian berlangsung cukup lama, sampai pada akhirnya di sekitar tahun 1980-an ORARI mengalami kemajuan yang sangat drastis.

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, bahwa ORARI berdiri serentak secara nasional di seluruh Indonesia pada tanggal 9 Juli 1968, termasuk ORARI Sumatera Utara.

Ketua Umum ORARI Daerah Sumatera Utara yang pertama kali adalah Bapak Kustoyo ( 1968 - 1969 ), kemudian diteruskan oleh Bapak Marno BCTT ( 1969 - 1971 ) dan dilanjutkan oleh Bapak Dr. Soegito Hoesodowijoyom ( 1971 – 1973 ). Dikarenakan ORARI Daerah Sumatera Utara masih dalam tahap pembentukan maka kepengurusannya masih bisa dikatakan belum terstrukstur secara pasti. Posisi Ketua masih berganti dalam jangka waktu satu sampai dua tahun. Selain itu sampai tahun 1973 dengan Ketua Dr. Soegito Hoesodowijoyo tercatat bahwa jumlah anggota yang aktif hanyalah sekitar 30 orang 27).

Sebagai organisasi yang masih muda, dapat dimaklumi bahwa untuk mencapai tujuan dan fungsi utama dari organisasi ORARI itu sendiri secara

27

) Wawancara dengan Prof. Dr. Soegito Hoesodowijoyo di Kediamannya Jl. Prof. T. Zulkarnaen No. 11 Medan, pada tanggal 23 Februari 2007.

sempurna adalah tidak mudah. Selama dekade pertama pertumbuhan ORARI sangatlah lambat. ORARI dengan Ketua beserta anggota-anggotanya belum dapat berbuat banyak. Mereka hanya melakukan kegiatan-kegiatan sebatas saling berkomunikasi antara sesama anggota saja. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa mereka hanya sekedar kumpul-kumpul di sekretariat yang berupa kediaman dari salah satu anggotanya yakni di rumah kediaman Kol. Wahid Lubis di Jl. Imam Bonjol No. 46 Medan sambil melakukan hobi-hobian saling berkomunikasi tanpa ada tujuan yang berarti. Bukan berarti ORARI tersebut tidak berusaha untuk memperluas jaringan oganisasinya, hanya saja banyak orang yang belum mengetahui apa itu ORARI 28). Mungkin timbul pertanyaan “ Kenapa demikian ? “.

Banyak alasan kenapa masyarakat tidak mau perduli apa itu ORARI dan bergabung dengan ORARI. Adapun alasan kuat masyarakat umum tidak mau bergabung terhadap ORARI yaitu masih banyak masyarakat yang belum mengerti bidang elektronika komunikasi khususnya radio amatir, ditambah lagi prosesnya yang memang dapat dikatakan sulit, dimana mereka harus memenuhi syarat terlebih dahulu untuk dapat bisa mengikuti ujian seleksi penerimaan anggota ORARI. Setiap ujian yang dilakukan ORARI masih minim peminatnya, dikarenakan lagi ujiannya sangat sulit untuk dilewati terutama pada tahap ujian keterampilan menggunakan Morse. Dimana pada saat itu masih sedikit masyarakat yang paham dan mengerti menggunakan Morse 29).

Salain masyarakat awam, para amatir radio juga masih terkesan enggan untuk bergabung dengan ORARI, hal ini dikarenakan sekitar tahun-tahun sebelum

28)

ibid.,

29) ibid.,

1980, dimana teknologi semi konduktor masih merupakan teknologi mahal, amatir radio masih menggunakan tabung-tabung elektronik untuk membuat perangkat radio amatir mereka, dan ini memerlukan usaha yang tekun, sukar, dan lama, sehingga hasrat untuk menekuni hobi elektronika komunikasi waktu itu sangat sedikit, terbatas kepada mereka yang betul-betul memiliki keahlian elektronika. Perangkat mereka untuk melaksanakan kegiatan biasanya berasal dari hasil rakitan sendiri dan memakai komponen-komponen bekas yang banyak didapatkan di pasar loak.

Pada waktu itu usaha ORARI ingin menarik anggota sebanyak-banyaknya terasa sangat sulit, karena masyarakat tidak tertarik dengan rangkaian-rangkaian elektronik yang berasal dari barang-barang rongsokan yang rumit dan sulit, padahal waktu itu kewenangan untuk menguji coba anggota dilimpahkan oleh DETELRI kepada ORARI. Singkatnya, ORARI ingin memasyarakatkan namun masyarakat sama sekali tidak tertarik kepada ORARI 30).

Mulai tahun 1980-an dapat dikatakan bahwa tahun inilah ORARI mulai dikenal. Hal ini disebabkan karena setelah tahun 1980 semi konduktor memasuki zaman keemasan dengan sudah dipakainya barang tersebut untuk produksi massal, sehingga menghasilkan suatu peralatan komunikasi yang terbilang canggih waktu itu yakni Handy Transceiver ( Handy Talky ) 31). Handy Talky telah menjadi benar-benar handy dan untuk menghasilkan power output 100 watt kita tidak perlu lagi transformator besar dengan tegangan tinggi, bahkan tidak perlu PLN harus masuk rumah, karena dengan accu ( baterai ) pun sudah dapat dipergunakan.

30) ibid., 31)

Handy Talkie atau Walkie Talkie adalah sistem radio diantara dua atau lebih orang dengan alat yang dapat mereka bawa kemana-mana. Biasanya pembicaraan pada Handy Talkie / Walkie Talkie berlangsung secara setengah dupleks, artinya pembicaraan dilakukan secara bergiliran dengan jalan menekan tombol bicara yang terdapat pada alat itu.

Di dalam mobil pribadi, bus umum, sambil tiduran dan bahkan di kamar mandi sekalipun orang bisa menggunakan alat-alat komunikasi tersebut tanpa takut tersengat aliran listrik. Pasaran elektronika pun tumbuh seperti jamur dimana-mana tanpa memperdulikan aturan maupun peraturan jual beli transceiver, pokoknya untung. Dengan kata lain bahwa HT diperjualbelikan dengan bebas.

Pendek kata masyarakat membutuhkan komunikasi, dimana kelihatannya semua kegiatan lancar kalau ada komunikasinya. Temu penganten, pak lurah yang di gunung pun merasakan manfaat komunikasi, koordinasi antara ibu di rumah dan bapak di kantor menjadi lancar, ibu-ibu pun senang karena sewaktu-waktu bisa tahu bapaknya ada dimana, Satpam yang tadinya ronda sekarang cukup pakai HT saja untuk mengecek kesiapan pos-posnya, pacaran berjalan mulus karena tidak perlu izin khusus untuk keluar pada malam-malam selain malam minggu dan lain-lain 32).

Demikianlah, tanpa mengetahui aturan dan peraturannya, masyarakat menjadi pengguna komunikasi. Mereka tidak sadar telah memulai polusi pemakaian frekuensi dan mulai mengganggu dinas-dinas lainnya yang berhak dan berlisensi. Semuanya mulai terganggu karena kapling frekuensinya mulai kemasukan orang ngebrik ( berkomunikasi dengan HT ).

Mulai tahun 1980-an, yakni semenjak ramainya HT digunakan, mulailah yang berwajib melakukan penertiban-penertiban atau sweeping penggunaan- penggunaan perangkat komunikasi tanpa izin tersebut. Para pengguna-pengguna perangkat komunikasi mulai tahu bahwa dengan menjadi anggota ORARI maka akan mendapatkan izin dan tidak akan terkena sweeping. Hal inilah faktor utama

32)

yang menyebabkan pada tahun 1980-an ORARI berkembang dengan pesat, ditambah lagi dengan dipermudahnya ujian masuk menjadi anggota ORARI dengan dihapuskannya tahap ujian keterampilan menggunakan Morse 33), dimana didalam tahap inilah banyak peserta yang gagal melewatinya.

Secara mendadak, semenjak dihapuskannya ujian Morse, jumlah anggota ORARI membengkak dalam waktu yang relatif singkat. Masyarakat menjadi sadar bahwa mereka butuh dan memerlukan ORARI. Orang berlomba masuk ORARI dengan melalui persyaratan ujian dan sebagainya, hanya untuk mencari legalitas atas kebutuhan komunikasinya, sehingga menimbulkan keadaan yang agak unik di dalam tubuh ORARI itu sendiri 34).

Orang yang tadinya tidak bisa membedakan negatif atau positifnya aliran listrik, tiba-tiba perlu tahu hal tersebut. Orang yang tidak pernah kenal sekolahan, dan biasanya hanya pandai menghitung untung rugi, tiba-tiba belajar P-4 ( Pedoman Penghayatan dan pengamalan Pancasila ) untuk bisa lulus ujian amatir radio.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tahun 1980-an juga merupakan zaman keemasan dari ORARI Daerah Sumatera Utara. Dengan banyaknya jumlah anggotanya maka ORARI Daerah Sumatera Utara mulai berbenah diri. Mulai dari keanggotaan sampai ke tubuh organisasi ORARI mulai mengembangkan diri ke masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan berupa bantuan-bantuan dalam bidang komunikasi sesuai dengan

33)

Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 1985 telah mensyahkan hasil konferensi ITU di Nairobi 1982, yang berarti akan memberlakukan peraturan radio internasional atau radio regulation bagi Indonesia, dalam pasal 32 dinyatakan bahwa dibuka kesempatan untuk menjadi amatir radio tanpa ujian Morse. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih mempermudah proses seleksi masuk anggota baru ORARI

34)

tujuan awal pembentukan ORARI yakni mengabdi kepada negara dan masyarakat. Dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan ORARI maka secara pasti keberadaan ORARI mulai diperhitungkan, baik itu oleh pemerintahan ataupun oleh masyarakat luas.

Setelah sekian lama menunggu akhirnya pada tahun 1985 ORARI Daerah Sumatera Utara memiliki gedung sekretariat sendiri. Adapun lokasi gedung sekretariat yang baru ini yakni terletak di Jl. Kapten Muslim No. 189 Medan 35). Lokasi yang akan didirikannya gedung sekretariat ORARI Daerah Sumatera Utara ini tanahnya merupakan sumbangan dari Pangdam-II / BB. Bangunan gedung yang berarsitektur nasional itu akan membentuk bangunan rumah adat Karo, sebagai ciri khas daerah Sumatera Utara, dibangun atas swadaya anggota dan bantuan dari para dermawan atas dasar karena ORARI Daerah Sumatera Utara mendapat penilaian dan penghargaan sebagai daerah yang paling tertib di seluruh Indonesia dalam pemakaian udara telekomunikasi dari Menteri Pariwisata dan telekomunikasi, yaitu tepatnya pada tahun 1984 36).

Semenjak minat masyarakat untuk memasuki ORARI sangat besar, terbukti bahwa secara organisasi ORARI mengalami kemajuan yang sangat drastis, dimana selain memiliki gedung sekretariat sendiri, tercatat bahwa telah dibentuk beberapa ORARI Lokal di Daerah Sumatera Utara 37), yakni :

1. Lokal MEDAN, meliputi kecamatan Medan dan kecamatan Medan Denai 2. Lokal MEDAN BARU, meliputi Kecamatan Medan Baru, Kecamatan Medan

Johor dan Kecamatan Medan Tuntungan

35)

Wawancara dengan Yazwan Batubara di kediamannya Jl. Bulutangkis No. 31 Medan, pada tanggal 19 Oktober 2007

36)

Bulletin Organisasi Amatir Radio Indonesia Daerah Sumatera Utara, No. 9+10 Tahun ke IX Oktober 1985

37)

3. Lokal MEDAN TIMUR, meliputi Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Deli, Kecamatan Medan Labuhan dan Kecamatan Medan Belawan 4. Lokal MEDAN BARAT, meliputi Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan

Medan Sunggal

5. Lokal SIMANGULUN ( sekarang Lokal SIANTAR / SIMALUNGUN ) 6. Lokal LANGKAT

7. Lokal DELI SERDANG 8. Lokal TANAH KARO 9. Lokal SIBOLGA

10. Lokal TAPANULI UTARA 11. Lokal NIAS

12. Lokal TAPANULI SELATAN 13. Lokal LABUHAN BATU

14. Lokal ASAHAN ( sekarang Lokal ASAHAN / TANJUNG BALAI ) 15. Lokal TEBING TINGGI

16. Lokal BINJAI

Keseluruhan Lokal ini merupakan bukti nyata bahwa di sekitar tahun 1980-an keatas ORARI khususnya Sumatera Utara mengalami kemajuan signifikan di bidang organisasi. Kemajuan tersebut terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya dengan terus melakukan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dan komunikasi informasi dalam mewujudkan pengabdian kepada negara dan masyarakat, seperti bantuan-bantuan komunikasi pada acara-acara penting, misalnya Pemilu 1987.

4. 2 Peran Serta ORARI Sebagai Media Komunikasi dalam Pembangunan Nasional

Sudah bukan menjadi rahasia umum kiranya bahwa masalah komunikasi memegang peranan yang amat penting dalam setiap nafas kehidupan masyarakat luas. Teknologi mutakhir selalu berusaha untuk dapat memberikan kemudahan- kemudahan yang dituntut oleh penggunaannya. Walaupun pada saat ini dengan mudah kita dapati berbagai bentuk dan macam peralatan komunikasi yang dipasarkan di tanah air kita ini, namun tidak semuanya selalu dapat memenuhi kebutuhan yang diharapkan.

Oleh karenanya, kehadiran ORARI yang pada dasarnya bersandarkan pada para penggemar dan pecinta komunikasi, merupakan sebuah organisasi yang sangat banyak membantu pemerintah terutama dalam bidang komunikasi dengan cara memanfaatkan kegunaannya bagi tugas-tugas kemanusiaan dalam berbagai bentuk dan manifestasinya.

Secara tidak langsung ORARI banyak memberikan manfaat, sebab ORARI adalah tempat pendidikan non formal. Atas kemauan sendiri anggotanya harus terus belajar berbagai pengetahuan ilmu komunikasi, merakit radio, elektro, antena, dan sebagainya. Berkomunikasi dengan negara luar harus bisa berbahasa inggris. Ujian untuk kenaikan tingkat diperlukan berbagai persyaratan, salah satu diantaranya yaitu harus bisa mengirim dan menerima morse, serta bisa berbahasa inggris.

Dari segi income ( pemasukan ) untuk pemerintah dapat dilihat dari sudut iuran anggota dapat dihitung, dan lainnya setiap bulannya ada ratusan QSL Card

38)

yang beredar di dalam maupun ke luar negeri yang semuanya tentu berperangko. Untuk meningkatkan pariwisata, QSL Card yang dikirimkan ke luar negeri umumnya punya latar belakang pengetahuan tentang pariwisata alam Indonesia.

Usaha yang telah dilaksanakan ORARI dalam mengabdikan diri kepada masyarakat dan negara memang kelihatannya sudah banyak. Partisipasi ORARI telah muncul dalam setiap kegiatan Daerah maupun Nasional. Hal ini dapat dilihat dalam peran sertanya mengisi setiap kegiatan-kegiatan kemanusiaan seperti SAR, Bencana Alam, dan lain-lainnya.

ORARI Sumatera Utara telah berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi tugasnya sesuai dengan Peraturan Pemerintah. Sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, Salah satu tujuan ORARI adalah mengabdi kepada negara dan masyarakat, bukan memisahkan diri. Akibat logis dari kenyataan ini, maka ORARI diharuskan dapat membantu Pemerintah dalam pengabdiannya kepada masyarakat dengan memanfaatkan kemampuannya, yaitu antara lain komunikasi radio.

Ketentuan tidak membenarkan ORARI dengan fasilitasnya dijadikan sistem komunikasi dinas instansi Pemerintah atau badan bukan Pemerintah. Di samping itu tidak semua orang dapat menghubungi instansi Pemerintah atau badan lainnya secara gampang dan cepat, karena mereka tidak mempunyai sarana atau tidak mampu mencapai dan menggunakan sarana yang ada, sedangkan mereka perlu menghubungi instansi / badan tersebut dalam rangka penyelamatan jiwa manusia serta harta benda. Di sini ORARI dapat mengambil peranan dengan

38 )

QSL Card adalah konfirmasi dari komunikasi dan report, berfungsi sebagai koleksi, rekaman kenangan, bukti prestasi, syarat untuk mendapatkan penghargaan dan kenaikan tingkat.

kegiatan Public Service-nya. Untuk itu, ORARI membagi Public Service menjadi

Dokumen terkait