BAB 3. METODE PENELITIAN
3.7. Pengujian Hipotesis
3.7.3. Koefisien Determinan (R 2 )
Koefisien determinan ( ) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefsisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu. Apabila nilai semakin kecil, maka kemampuan variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen dikatakan rendah. Apabila nilai mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Jumlah populasi sasaran atau sampel pada penelitian ini adalah 35 pejabat struktural dan staff di Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara yang memiliki peran dalam proses penyusunan anggaran.
4.2 Pembahasan Hasil Analisis
4.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian 4.2.1.1. Partisipasi Anggaran
Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai partisipasi anggaran (variabel X1
Tabel 4.1 Tanggapan Responden Mengenai Partisipasi Anggaran (X
) dengan 6 pernyataan yang ditujukkan kepada 35 responden.
1) No Indikator Pertanyaan Jawaban Responden Jawaban Skor Aktual Jawaban Skor Ideal Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup Baik (3) Buruk (2) Sangat Buruk (1) 1 Pegawai mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan anggaran
0 5 6 20 4 82 175
2
Pegawai mempunyai pengaruh yang sangat kecil dalam menentukan anggaran 3 15 6 10 1 114 175 3 Pengaruh kontribusi pegawai dalam penyusunan anggaran sangat besar 0 3 10 16 6 80 175 4
Atasan pegawai selalu meminta pendapatnya pada saat penyusunan anggaran
4 9 9 10 3 106 175
5 Anggaran tidak akan diputuskan sampai
pegawai merasa yakin. 6 Besar pengaruh pegawai
pada saat penyusunan anggaran final/akhir
4 4 3 17 7 86 175
15 41 40 87 27 560 1050
Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai partisipasi anggaran pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dapat dilakukan perhitungan berikut ini:
% skor aktual = 100% Ideal Skor Aktual Skor x = 100% 1050 560 x = 53 %
Hasil dari perhitungan diatas, maka diperoleh persentase sebesar 53%. Hal tersebut menunjukkan bahwa partisipasi anggaran pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara masih tergolong cukup baik.
4.2.1.2. Motivasi kerja
Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai motivasi kerja (variabel X2
Tabel 4.2 Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Kerja (X
) dengan 8 pernyataan yang ditujukkan kepada 35 responden.
2) No Indikator Pertanyaan Jawaban Responden Jawaban Skor Aktual Jawaban Skor Ideal Sangat Baik (5) Baik (4) Cukup Baik (3) Buruk (2) Sangat Buruk (1) 1 Gaji/pendapatan sebagai pegawai telah membuat
termotivasi bekerja
3 21 6 4 1 126 175
2 Menjadi pegawai negeri telah membuat pegawai menjadi senang/bahagia
6 16 10 3 0 130 175
3 Gaji dan tunjangan sebagai Pegawai telah mencukupi kebutuhan ekonomi
keluarga
4
Kondisi ditempat kerja dapat membuat pegawai merasa tenang dalam berkerja
6 16 8 5 0 128 175
5 Lingkungan disekitar kantor dapat membuat pegawai merasa nyaman berkerja
3 16 14 2 0 125 175
6
Jalinan kerjasama diantara teman sekantor selama ini dapat membuat pegawai merasa nyaman dalam berkerja
2 25 5 3 0 131 175
7 Sikap pimpinan dapat membuat pegawai ibu termotivasi untuk berkerja
9 15 6 4 1 132 175
8 Masalah keluarga yang pegawai hadapi tidak berpengaruh pada pekerjaan
5 13 8 5 4 115 175
35 135 69 34 7 997 1400
Untuk mengetahui tanggapan responden mengenai motivasi kerja pegawai pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dapat dilakukan perhitungan berikut ini:
% skor aktual = 100% Ideal Skor Aktual Skor x = 100% 1400 997 x = 71 %
Hasil dari perhitungan diatas, maka diperoleh persentase sebesar 71%. Hal tersebut menunjukkan bahwa motivasi kerja pegawai pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara masih tergolong baik.
4.2.1.3. Kinerja Pegawai
Berikut ini adalah tanggapan responden mengenai Kinerja Pegawai (variabel Y) dengan 8 pernyataan yang ditujukkan kepada 35 responden.
Tabel 4.3 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Pegawai (Y)
No Indikator Pertanyaan
Jawaban Responden Kinerja di atas
rata-rata Kinerja rata-rata
Kinerja di bawah rata-rata 9 8 7 6 5 4 3 2 1 1 Perencanaan 0 4 5 15 7 2 1 0 1 2 Investigasi 0 5 7 15 4 1 3 0 0 3 Pengkoordinasian 0 3 8 13 8 0 2 0 0 4 Evaluasi 0 2 8 16 4 0 3 1 0 5 Pengawasan 0 4 4 14 6 1 2 3 0 6 Pemilihan staf 0 4 7 14 4 0 2 3 1 7 Perwakilan 0 4 7 14 3 2 3 0 2
8 Kinerja anda secara keseluruhan
0
4 5 16 5 3 2 0 0
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa kinerja pegawai pada Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara sebagian besar berada pada interval 4 – 6 dengan kategori kinerja rata-rata.
4.2.2. Uji Validitas dan Reliabilitas pada Data 4.2.2.1. Uji Validitas
Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Purbayu, 2005: 247). Uji validitas ditujukan untuk mengukur seberapa nyata suatu pengujian atau instrumen. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar.
Untuk melihat validitas dari masing-masing item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total Colleration. Jika rhitung > rtabel, maka data dikatakan valid, dimana rtabel untuk N = 35, adalah 0,334. Validitas masing-masing disajikan pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas
Variabel r Hitung r Table Keterangan 1. Partisipasi Anggaran Anggaran1 .632 0,334 Valid Anggaran2 .638 0,334 Valid Anggaran3 .771 0,334 Valid Anggaran4 .652 0,334 Valid Anggaran5 .817 0,334 Valid Anggaran6 .810 0,334 Valid 2. Motivasi Motivasi1 .621 0,334 Valid Motivasi2 .416 0,334 Valid Motivasi3 .421 0,334 Valid Motivasi4 .594 0,334 Valid Motivasi5 .640 0,334 Valid Motivasi6 .537 0,334 Valid Motivasi7 .573 0,334 Valid Motivasi8 .436 0,334 Valid 3. Kinerja Kinerja1 .599 0,334 Valid Kinerja2 .565 0,334 Valid Kinerja3 .792 0,334 Valid Kinerja4 .771 0,334 Valid Kinerja5 .727 0,334 Valid Kinerja6 .676 0,334 Valid Kinerja7 .794 0,334 Valid Kinerja8 .859 0,334 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai Corrected Item-Total Colleration untuk masing-masing item variabel partisipasi anggaran,
motivasi dan kinerja pegawai seluruhnya lebih besar dari rtabel. Jika dapat dikatakan bahwa seluruh item pernyataan variabel partisipasi anggaran, motivasi dan kinerja pegawai adalah valid.
4.1.3.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur bahwa instrumen yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan hasil yang konstan. Nilai reliabilitas dinyatakan reliabel, jika nilai cronbach’s alpha dari masing-masing instrumen pernyataan lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2006).
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Batas Reabilitas Keterangan cronbach’s
Partisipasi Anggaran 0,891 0,60 Realiable
Motivasi Kerja 0,804 0,60 Realiable
Kinerja pegawai 0,911 0,60 Realiable
Sumber: Data Primer Diolah
Dari nilai cronbach’s alpha dapat disimpulkan bahwa instrumen pertanyaan adalah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s alpha lebih dari 0,6. Keandalan konsistensi antar item atau koefisien keandalan Cronbach’s Alpha yang terdapat pada tabel di atas yaitu instrument variabel kinerja pegawai 0,911. Untuk instrument partisipasi partisipasi anggaran 0,891 dan untuk instrumen motivasi kerja 0,804. Data ini menunjukan nilai yang berada pada kisaran diatas 0,6. Dengan demikian semua instrument penelitian dapat dikatakan reliabel.
4.2.3. Uji Asumsi Klasik 4.2.3.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji ini merupakan uji yang paling banyak dilakukan untuk analisis statistik parametik. Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal. Distribusi normal data dengan bentuk distribusi normal di mana data memusat pada nilai rata-rata dan median (Purbayu, 2005: 231). Gambar 4.1 berikut memperlihatkan grafik p-plot dengan penyebaran data di sekitar garis regresi, Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas.
Selain menggunakan grafik p-plot, uji normalitas data untuk penelitian ini juga dilakukan dengan mengunakan grafik histogram. Data dikatakan terdistribusi normal apabila bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang pada sisi kanan dan sisi kiri.
Gambar 4.2 Grafik Histogram
Kurva berbentuk menyerupai lonceng hampir sempurna. Grafik p-plot pada penelitian ini memiliki kemiringan yang cenderung simbang pada sisi kanan dan sisi kiri sehingga membentuk menyerupai lonceng yang hampir sempurna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Dari gambar 4.1 dan 4.2 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogramnya menunjukkan pola distribusi normal karena bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang pada sisi kanan dan sisi kiri.
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan one sample kolmogorovsmirnov test, yang mana jika nilai asymp.sig (2- tailed) > 0.05 maka distribusi data dikatakan normal.
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 35
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 7.09589235 Most Extreme Differences Absolute .098
Positive .082
Negative -.098
Kolmogorov-Smirnov Z .582
Asymp. Sig. (2-tailed) .887
a. Test distribution is Normal. Sumber: Olah data SPSS
Dari hasil pengolahan SPSS versi 19.0 didapat bahwa nilai seluruh variabel dari kolmogorov smirnov sebesar 0,582 dengan signifikan 0,887 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data berdistribusi secara normal.
4.2.3.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas atau independen. Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai Variance Inflantion Factor (VIF) dan tolerance value untuk masing-masing variabel independen. Apabila tolerance value di atas 0,10 dan VIF < 10 maka dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas.
Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Partisipasi Anggaran .909 1.100 Motivasi .909 1.100
Sumber: Olah data SPSS
Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam Tabel 4.7 di atas menunjukkan variable bebas dalam model regresi tidak saling berkorelasi. Diperoleh nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas kurang dari 10 dan tolerance value berada diatas 0,10. Hal ini menunjukkan tidak adanya korelasi antara sesama variable bebas dalam model regresi dan disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinearitas diantara sesama variabel bebas dalam model regresi yang dibentuk.
4.2.3.3. Uji Heterokedastisitas
Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tidak sama antar satu varians dari residual. Diagnosis adanya heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Bila grafik penyebaran nilai-nilai prediksi tidak membentuk suatu pola tertentu, seperti meningkat atau menurun, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Gambar 4.3 menunjukkan uji heterokedastisitas dari model regresi yang digunakan. Berdasarkan grafik scatterplot berikut ini, terlihat titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Oleh karena itu, data pada penelitian ini bebas dari asumsi heteroedastisitas.
Gambar 4.3 Uji Heterokedastisitas
Dari gambar 4.3 diatas terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
4.2.4. Analisis Regresi berganda
Analisis regresi berganda dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan ttable dan nilai sig dengan α yang diajukan yaitu 95% atau α = 0,05. Secara rinci hasil pengujian regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 4.8. Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat dianalisis model estimasi sebagai berikut :
Tabel 4.8. Analisis Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.759 7.662 1.404 .170 Partisipasi Anggaran .737 .248 .406 2.966 .006 Motivasi .852 .272 .429 3.136 .004
a. Dependent Variable: Kinerja
Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada table 4.8 pada kolom undstandardized coefficients bagian B, maka diperoleh model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
Ŷ = 10,759 + 0,737 X1 + 0,852 X2
a. Nilai konstanta sebesar 10,759 mengindikasikan bahwa jika variabel independen yaitu partisipasi partisipasi anggaran, motivasi kerja tidak ada maka nilai kinerja pegawai adalah sebesar konstanta 10,759.
b. Koefisien partisipasi anggaran sebesar 0,737 mengindikasikan bahwa setiap peningkatan partisipasi anggaran satu satuan akan mengakibatkan peningkatan kinerja pegawai sebesar 0,737 satuan dengan asumsi variabel lain konstan. c. Koefisien motivasi kerja sebesar 0,852 mengindikasikan bahwa setiap
peningkatan motivasi kerja satu satuan akan mengakibatkan peningkatan kinerja pegawai sebesar 0,852 satuan, dengan asumsi variabel lain konstan.
4.2.5. Pengujian Hipotesis 4.2.5.1 Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji apakah secara serentak variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen secara baik atau untuk menguji apakah
model yang digunakan telah fix atau tidak. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 19, diperoleh hasil uji F simultan sebagai berikut :
Tabel 4.9. Uji F (Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1427.014 2 713.507 13.337 .000a
Residual 1711.957 32 53.499
Total 3138.971 34
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Partisipasi Anggaran b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Olah data SPSS
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa nilai Fhitung = 13,337 dengan sig 0,000. Hasil ini menunjukan bahwa variabel independen secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel dependen. Dengan demikian bahwa Partisipasi anggaran dan motivasi kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.
4.2.5.2 Uji t-test
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 19, diperoleh hasil uji t sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.759 7.662 1.404 .170 Partisipasi Anggaran .737 .248 .406 2.966 .006 Motivasi .852 .272 .429 3.136 .004
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 10.759 7.662 1.404 .170 Partisipasi Anggaran .737 .248 .406 2.966 .006 Motivasi .852 .272 .429 3.136 .004
a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Olah data SPSS
1. Partisipasi anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
Pengujian hipotesis pertama dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel. Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel atau nilai sig < α 0,05. Nilai t tabel pada α 0,05 adalah 2,037. Untuk variabel partisipasi anggaran (X1) nilai t hitung adalah 2,966 dan nilai sig adalah 0,000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa thitung > t tabel yaitu 2,966 > 2,037 atau nilai signifikansi 0,006 < α 0,05. Nilai koefisien β dari variabel X1 bernilai positif yaitu 0,737. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini dapat membuktikan bahwa partisipasi anggaran (X1) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Sehingga hipotesis pertama dari penelitian ini diterima.
2. Motivasi kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.
Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel. Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel atau nilai sig < α 0,05. Nilai t tabel pada α 0,05 adalah 2,037. Untuk variabel motivasi (X2) nilai t hitung adalah 3,136 dan nilai sig adalah 0,004. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa t hitung
> t tabel yaitu 3,136 > 2,037 atau nilai signifikansi 0,004 < α 0,05. Nilai koefisien
β dari variabel X2 bernilai positif yaitu 0,852. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini dapat membuktikan bahwa motivasi kerja (X2) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Sehingga hipotesis kedua dari penelitian ini diterima.
4.2.5.3. Interpretasi Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien Determinasi dapat dilihat dari Tabel 4.11.
Tabel 4.11
Interpretasi Koefisien Determinasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .674a .455 .421 7.31428
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Partisipasi Anggaran b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Olah data SPSS
Dari tabel 4.11. di atas dapat dilihat nilai Adjusted R Square menunjukan 0,421. Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi variabel bebas yaitu partisipasi anggaran dan motivasi kerja terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 42,1%, sedangkan 57,9% ditentukan oleh faktor lain di luar model.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja instansi pemerintah daerah dengan nilai t = 2,966 dan nilai signifikansi 0,006 < α = 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin aktif pegawai ikut serta dalam partisipasi anggaran, maka kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara juga akan semakin meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan Bambang (2002) yang menyatakan bahwa partisipasi penyusunan anggaran merupakan pendekatan yang secara umum dapat meningkatkan kinerja (prestasi) yang pada akhirnya dapat meningkatkan efektivitas suatu organisasi.
Adanya partisipasi mendorong setiap orang untuk meningkatkan prestasinya dan bekerja keras dan menganggap bahwa target organisasi merupakan target pribadinya juga. Hansen dan mowen (1997) juga mendukung pendapat ini yang menyatakan bahwa individu yang terlibat dalam penetapan standar, mereka sendiri akan bekerja keras untuk mencapai standar tersebut. Selain memberikan keuntungan dalam masalah perilaku, partisipasi manajer dalam menyusun anggaran memiliki keuntungan pada keseluruhan proses perencanaan karena keterlibatan individu yang memiliki pengetahuan tentang kondisi lokal. Partisipasi anggaran merupakan keterlibatan seluruh manajer dalam suatu instansi untuk melakukan kegiatan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam anggaran (Bambang dan Osmad, 2007).
Sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Milani (1975) dalam Mila (2005), bahwa dengan menyusun anggaran secara partisipatif, diharapkan kinerja unit kerja organisasi akan meningkat. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan/standar yang dirancang secara partisipatif disetujui oleh pimpinan, maka karyawan akan bersungguh-sungguh dalam tujuan/standar yang telah ditetapkan dan karyawan juga memiliki rasa tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena ikut serta terlibat dalam penyusunannya. Dengan adanya keterlibatan tersebut, akan mendorong para Kepala Dinas, Kabag/Kabid/Kasi untuk bertanggung jawab terhadap masing-masing tugas yang diembannya, sehingga para Kepala Dinas, Kabag/Kabid/ Kasi akan meningkatkan kinerjanya agar mereka dapat mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan dalam anggaran. Berdasarkan data distribusi frekuensi variabel partisipasi anggaran dapat dilihat bahwa tingkat pencapaian responden tertingi adalah sebesar 53%, dan berada dalam kategori cukup. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengaruh pegawai dalam penetapan anggaran sebesar 53% yang menyatakan usulan penetapan anggaran yang diusulkan oleh pegawai selalu diterima oleh atasan, usulan penetapan anggaran yang diusulkan oleh pegawai tidak pernah ditanggapi oleh atasan dan adanya penilaian positif terhadap kontribusi yang diberikan pegawai.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Friyani (2005) dimana penelitian tersebut meneliti tentang Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Kota Pekanbaru dengan
Motivasi sebagai Variabel Pemoderating. Hasil menunjukkan bahwa motivasi mempengaruhi partisipasi Anggaran terhadap kinerja Aparat pemerintah.
4.3.2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara dengan nilai t = 3,136 nilai signifikansi 0,004 < α = 0,05.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi motivasi kerja, maka kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara juga akan semakin meningkat.
Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan Hasibuan (2006) bahwa tujuan pemberian motivasi kerja oleh pimpinan adalah mendorong disiplin dan semangat kerja pegawai, meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai, meningkatkan kinerja pegawai, menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik, meningkatkan kreativitas dan partisipasi pegawai dan mempertinggi rasa tanggungjawab pegawai.
Merujuk pada konsepsi tersebut, pegawai dikatakan memiliki motivasi kerja yang tinggi jika memenuhi beberapa kriteria berikut: (1) mengambil inisiatif; (2) bekerja dengan atau tanpa pengawasan; (3) mempunyai kemauan yang keras untuk bekerja; (4) suka tantangan dan disiplin; (5) berorientasi pada sasaran atau hasil kerja.
Menurut Robbins (1996) tingkat kinerja pegawai akan sangat tergantung pada motivasi kerja. Kemampuan pegawai seperti: tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan pengalaman. Tingkat kemampuan akan dapat mempengaruhi hasil kinerja pegawai dimana semakin tinggi tingkat kemampuan pegawai akan menghasilkan kinerja yang semakin tinggi pula. Faktor lain adalah motivasi kerja yaitu dorongan dari dalam pegawai untuk melakukan suatu pekerjaan.
Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi pegawai akan terdorong untuk melakukan suatu pekerjaan sebaik mungkin yang akan mempengaruhi hasil kinerja. Semakin tinggi motivasi yang dimiliki semakin tinggi pula kinerja yang dapat dihasilkan.
Dari hasil penelitian yang diperoleh pada data distribusi frekuensi untuk variabel motivasi kerja tingkat pencapaian responden tertinggi adalah sebesar 71%, ini memperlihatkan bahwa nilai motivasi kerja berada pada kategori baik. Walaupun dikategorikan baik, namun masih ada kurangnya motivasi pegawai apabila menemukan pekerjaan yang agak sulit, memperhatikan tata tertib kehadiran sehari-hari dalam bekerja serta datang dan pulang sesuai dengan peraturan jam kerja. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Rini (2008), dimana penelitian tersebut meneliti tentang pengaruh insentif dan motivasi kerja terhadap kinerja aparat pemerintah daerah. Responden penelitiannya adalah setiap kepala satuan kerja perangkat daerah kota Padang. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi kerja terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja instansi pemerintah daerah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara” adalah sebagai berikut:
1. Partisipasi anggaran berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Dimana semakin aktif pegawai ikut serta dalam partisipasi anggaran, maka kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara juga akan semakin meningkat.
2. Motivasi kerja berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja satuan kerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Di mana semakin tinggi motivasi kerja, maka kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara perangkat daerah juga akan semakin meningkat.
3. Partisipasi anggaran dan motivasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan Dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, dimana uji F sebesar 13,337 dengan signifikan 0,000 (p<0,05)
5.2. Saran
Berdasarkan pada pembahasan dan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan bahwa:
1. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa penerapan partisipasi anggaran, motivasi kerja dan perilaku dalam pemerintahan telah baik dilakukan, tapi masih ada beberapa hal yang belum sepenuhnya dilakukan dengan sempurna sehingga pemerintah harus lebih optimal lagi dalam meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah.
2. Penelitian ini masih terbatas pada penerapan partisipasi anggaran dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara, untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan perubahan variabel penelitian untuk menemukan variabel-variabel lain yang berpengaruh kuat terhadap kinerja pegawai Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara.
3. Untuk penelitian selanjutnya dapat disertai dengan penelitian kualitatif dan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, seperti wawancara langsung, metode survei lapangan, dan lain-lain serta dilakukan perubahan dalam pemilihan alternative jawaban pada kuesioner penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis