• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koefisien Determinan (R square)

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH M. FIKRI IHSAN (Halaman 65-72)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa likuiditas (X3) memiliki nilai maksimum sebesar 15,16579 yang dimiliki oleh Duta Pertiwi

4.4 Koefisien Determinan (R square)

Berdasarkan Tabel 4.5, diketahui nilai koefisien determinasi (R-squared) sebesar 0,052441. Yang berarti hubungan antara probabilitas financial distress, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap return saham secara simultan sebesar

5,2%. Sedangkan Adjusted R-squared sebesar 0,043640 yang artinya return saham dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen sebesar 4,3% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

4.5 Pengujian Hipotesis

Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian uji signifikansi koefisien regresi parsial secara individu (uji t). Nilai-nilai dari uji t dapat dilihat pada Tabel 4.5.

4.5.1 Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

Dengan n = 109 dan k = 5, maka df = n-k yaitu 109-5 = 104, sehingga nilai pada taraf signifikansi 0,05 pada ttabel adalah 1,982. Hasil Uji Parsial (Uji t) dapat dilihat pada Tabel 4.5. Berdasarkan Tabel 4.5 hasil uji signifikansi secara parsial dapat diambil kesimpulan, yaitu:

1. Variabel probabilitas financial distress memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,187298 yang bernilai negatif dengan nilai th (-3,6550)<tt (-1,982) dan signifikansi 0,0003 < 0,05. Dengan demikian variabel financial distress secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 – 2018. Jika probabilitas financial distress mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka return saham akan menurun secara signifikan sebesar -0,187298 persen, demikian sebaliknya.

2. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,006928 yang bernilai positif dengan nilai th (0,710972) < tt (1,982) dan signifikansi

53

0,4776 > 0,05. Dengan demikian variabel ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 – 2018. Jika ukuran perusahaan mengalami kenaikan sebesar 1 logn maka return saham akan meningkat secara tidak signifikan sebesar 0,006928 persen, demikian sebaliknya.

3. Variabel likuiditas memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,027460 yang bernilai negatif dengan nilai th (-2,819394)<tt (-1,982) dan signifikansi sebesar 0,0051 < 0,05. Dengan demikian variabel likuiditas secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 – 2018. Jika likuiditas mengalami penurunan sebesar 1 current ratio maka return saham akan meningkat secara signifikan sebesar -0,027460 persen, demikian sebaliknya.

4.6 Pembahasan

Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sebanyak 134 perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2016 – 2018. Hasil uji pemilihan model regresi data panel diperoleh model regresi yang sebaiknya digunakan adalah model Random effect Method (REM) untuk mengetahui pengaruh financial distress, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap return saham.

4.6.1 Pengaruh Probabilitas Financial Distress Secara Parsial Terhadap Return Saham

Variabel probabilitas financial distress memiliki nilai koefisien regresi

sebesar -0,187298 yang bernilai negatif dengan nilai th (-3,6550) < tt (-1,982) dan signifikansi 0,0003 < 0,05. Dengan demikian variabel financial distress secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 – 2018. Jika probabiltias financial distress mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka return saham akan menurun secara signifikan sebesar -0,187298 persen, demikian sebaliknya.

Financial distress merupakan suatu kondisi dimana keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau sedang krisis. Semakin tinggi nilai financial distress suatu perusahaan tentu akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Harahap (dalam Ardian & Khoiruddin 2014), mengatakan bahwa sesuai dengan analisis fundamental, jika diketahui terdapat potensi kebangkrutan suatu perusahaan dapat memberikan pengaruh terhadap harga saham dan return saham.

Potensi kebangkrutan perusahaan merupakan informasi yang akan mempengaruhi perilaku investor di bursa efek.

Probabilitas Financial distress yang tinggi dapat mengakibatkan perusahaan mempunyai prospek keuntungan yang kurang baik. Berdasarkan asumsi bahwa probabilitas financial distress yang naik terjadi ketika perusahaan mempunyai keuntungan yang buruk. Kinerja keuangan yang buruk biasa direspon kurang baik dengan turunnya harga saham sehingga ikut mempengaruhi return saham bagi investor.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sadikin (2010), & Purnomo (2014) yang menyatakan bahwa financial

55

distress berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

4.6.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Secara Parsial Terhadap Return Saham Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,006928 yang bernilai positif dengan nilai th (0,710972) < tt (1,982) dan signifikansi 0,4776 > 0,05. Dengan demikian variabel ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 – 2018. Jika ukuran perusahaan mengalami kenaikan sebesar 1 logn maka return saham akan meningkat secara tidak signifikan sebesar 0,006928 persen, demikian sebaliknya.

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperoleh. Perusahaan yang memiliki total aset besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan mampu menghasilkan laba yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang memiliki total aset sedikit atau rendah. Wimelda & Marlinah (2013), mengatakan ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suata perusahaan dimana perusahaan yang besar akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari luar baik dalam bentuk hutang maupun modal saham karena biasanya perusahaan besar disertai dengan reputasi yang cukup baik dimata masyarakat sehingga lebih leluasa dalam penentuan struktur modalnya. Semakin besar perusahaan memiliki pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang kecil, sehingga tingkat pengembalian return saham perusahaan

yang lebih besar daripada perusahaan kecil.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Putri (2012), Sefrianne & Handayani (2011), yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

4.6.3 Pengaruh Likuiditas Secara Parsial Terhadap Return Saham

Variabel likuiditas memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,027460 yang bernilai negatif dengan nilai th (-2,819394) <tt (-1,982) dan signifikansi sebesar 0,0051 < 0,05. Dengan demikian variabel likuiditas secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016 – 2018. Jika likuiditas mengalami penurunan sebesar 1 current ratio maka return saham akan meningkat secara signifikan sebesar -0,027460 persen, demikian sebaliknya.

Likuiditas merupakan rasio yang berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun didalam perusahaan (Kasmir, 2008). Pengaruh negatif antara likuiditas terhadap return saham terjadi karena dua faktor. Pertama, perusahaan memiliki kas dan setara kas yang besar, sehingga investor beranggapan perusahaan dengan likuiditas besar tidak mampu mengalokasikan dana perusahaannya secara optimal, tidak memanfaatkan kas perusahaan secara efisien, dan tidak mampu mengelola modalnya dengan baik.

Kedua, perusahaan memiliki persediaan yang cukup banyak, hal ini terjadi karena produk yang dijual oleh perusahaan tidak laku di pasaran atau kurangnya peminat dari produk tersebut.

57

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Safitri, Sinawarti, &

Atmadja (2015), yang menyatakan bahwa peran variabel likuiditas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham.

BAB V

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH M. FIKRI IHSAN (Halaman 65-72)

Dokumen terkait