• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Analisis Data

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan modeldalam, menerangkan variabel terikat formula untuk menghitung koefisiendeterminasi adalah sebagai berikut:

= = 1 - = 1

-Keterangan :

ESS : Jumlah kuadrat dari regresi TSS : Total jumlah kuadrat

RSS : Jumlah kuadrat kesalahan pengganggu

Persamaan tersebut menunjukkan proporsi total jumlah kuadrat (TSS)yang diterangkan oleh variabel independen dalam model. Sisanyadijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam mode

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik gula Madukismo mulai dibangun pada pertengahan tahun 1955, tepatnya pada tanggal 14 Juni 1955 dengan kontraktor utama Machine Fabric Sangerhousen dari Jerman Timur. Pada tahun 1942 dengan masuknya tentara Jepang ke wilayah RI, seluruh pabrik gula dikuasai oleh Pemerintah Jepang, namun Pemerintah Jepang tidak dapat mengelola pabrik sepanuhnya, sehingga perkembangan pabrik semakin merosot.

Pabrik yang semula ada 17 buah hanya tersisa 12 pabrik saja yang masih produktif. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya areal tanaman tebu yang dialih fungsikan sebagai areal tanaman palawija dan areal persawahan padi untuk kepentingan bala tentara Jepang. Keadaan ini berlangsung sampai proklamasi kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 1945. Perkembangan dan pertumbuhan pabrik gula ini mulai menemui titik terang setelah Sri Sultan Hamengku Buwono IX merintis prakarsa pembangunan kembali pabrik-pabrik tersebut. Tujuan Sri Sultan Hamengku Buwono IX membangun kembali pabri-pabrik tersebut adalah:

1. Untuk menampung para buruh bekas Pabrik Gula yang kehilangan pekerjaannya.

2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Pada waktu berdirinya pabrik ini merupakan perusahaan swasta yang berbentuk perseroan terbatas. Saham-saham dari perusahaan ini merupakan gabungan antara saham milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dengan milik Pemerintah RI. Pada awal berdirinya, kepemilikan saham sebesar 75% milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dan 25% milik Pemerintah RI. Saat ini kepemilikan saham 65% milik Sri Sultan Hamengku Biwono IX dan 35% milik pemerintah RI yang dikuasakan kepada PT Rajawali Nusantara Indonesia, sebuah BUMN. Pada perkembangannya yaitu tanggal 3 September 1968 status pabrik kembali menjadi Perseroan Terbatas dan dinamakan PT. Madu Baru yang memiliki dua unit usaha yakni Pabrik Gula Madukismo dan Pabrik Alkohol Spirtus Madukismo, hal ini berjalan sampai tahun 1984.

Sejak tanggal 4 Mei 1984 dengan persetujuan Sri Sultan Hamengku Biwono IX selaku pemilik saham terbesar PT. Madu Baru, pabrik gula kembali dikelola oleh Pemerintah RI yakni PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI), berdasarkan Contract Management yang ditandatangani pada tanggal 4 Maret 1984 oleh Direktur Utama PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Muhamad Yusuf) dan Sri Sultan Hamengku Biwono IX. Lama kontrak manajemen 10 tahun dan saat berakhirnya kontrak pada tahun 1994, kontrak manajemen antara PT. Rajawali Nusantara Indonesia dengan PT. Madu Baru di perpanjang 10 tahun kedua mulai 1 April 1994 sampai dengan 31 Maret 2004. Saat ini PT. Madu Baru adalah Perusahaan yang mandiri yang dikelola secara professional dan independent.

B. Lokasi Perusahaan

Lokasi pabrik guka dan spiritus Madukismo terletak di jalan yang dahulunya juga digunakan untuk pabrik gula Padokan Kelurahan Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kurang lebih 5 km disebelah selatan kota yogyakarta, penentuan ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Bahan baku

Areal penanaman tebu meliputi Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, Purworejo Dan Magelang

2. Transportasi

Lokasi pabrik yang dekat dengan kota sehingga mempermudah distribusi 3. Tenaga kerja

Sebagian besar karyawan PG Madukismo merupakan karyawan musiman yang berasal dari penduduk sekitar

4. Areal tanah

Tanah disekitar pabrik sangat cocok untuk tanaman tebu

C. Visi dan Misi Perusahaan

1. PT. Madu Baru menjadi perusahaan argo industri yang unggul di Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.

a. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan masyarakat dan industri di Indonesia.

b. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan, dikelola secara professional dan inovatif, memberi

pelayanan yang prima kepada pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.

c. Mengembangkan produk/bisnis baru yang mendukung bisnis inti. d. Menempatkan karyawan dan stakeholders lainnya sebagai bagian

terpenting dalam proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian share holders values.

D. Struktur Organisasi PT. Madu Baru

Struktur organisasi adalah suatu kegiatan yang diperlukan untuk mengoperasikan perusahaan sehingga dapat menghasilkan produk yang diinginkan. Tujuan dari struktur organisasi yaitu agar semua kegiatan yang dilakukan sehari-hari untuk tugas, wewenang, serta tanggung jawab dari semua unit kerja maupun dari setiap orang yang melakukan tugas-tugas tertentu dapat terkoordinir sehingga masing-masing personil mengetahui tanggungjawabnya sebagai penyelenggara organisasi. Dibawah manajemen PT. Rajawali Nusantara Indonesia struktur organisasi PT.Madu Baru dapat dilihat dibawah ini:

Gambar IV.2

Struktur Organisasi PT. Madu Baru Sumber: PT. Madu Baru

Berikut ini dijelaskan secara singkat mangenai fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari berbagai tingkat manajerial PT. Madu Baru:

1. Dewan Komisaris

a. Membawahi langsung Direktur, kepala bagian dan staf-stafnya. b. Menetapkan kebijakan-kebijakan yang ada dalam perusahaan. 2. Penasehat

a. Sebagai Penasehat Dewan Komisaris.

b. Mendampingi langsung Dewan Komisaris terutama memberikan masukan-masukan yang diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk kemajuan Perusahaan. Dewan Komisaris Penasehat Direktur Sek. Dekom SPI General Manager Kabag. Pabrik Spirtus Kabag. Pemasaran Kabag. Tanaman Kabag. Akt dan Keu Kabag. SDM dan Umum Kabag. Instalasi Kabag. Pabrikasi

3. Direktur Utama

a. Berfungsi mengelola Perusahaan secara keseluruhan untuk melaksanakan kebijakan rapat umum pemegang saham.

b. Bertanggung jawab kepada rapat umum pemegang saham.

c. Merumuskan tujuan perusahaan, menetapkan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan dan menyusun rencana jangka panjang.

d. Berwenang mengangkat dan memberhentikan karyawan dan staf perusahaan.

e. Bertanggung jawab atas tercapainya tujuan perusahaan dan efektifitas strategi yang ditetapkan.

4. Kepala Bagian Tanaman

a. Bertanggung jawab kepada Direktur.

b. Mengkoordinasikan penyusunan rencana areal tanaman untuk tahun yang akan dating.

c. Menyusun komposisi tanaman mengenai luas, letak, masa tanam dan jenis sehingga penyediaan bahan baku giling yang telah ditentukan dapat dijamin.

5. Kepala bagian Instalasi

a. Mengkoordinir dan memimpin semua kegiatan di bidang instalasi. b. Meningkatkan efesiensi kerja alat produksi untuk kelangsungan proses

6. Kepala Bagian Pabrikan

a. Berfungsi melaksanakan kebijakan direksi dan ketentuan administrator dalam pabrik gula dan spirtus, pemeliharaan, reparasi, peluasan instalasi pabrik gula dan spirtus.

b. Membawahi langsung: Bagian instalasi pabrik gula dan pabrik spirtus, bagian Pabrikasi Gula dan Seksi Pabrikasi Spirtus.

c. Bertugas menjalankan kebijaksanaan direksi dan ketentuan administrasi dalam bidang produksi gula dan spirtus serta menyusun rencana anggaran divisinya.

d. Berwenang menetapkan rencana anggaran bagian pabrik serta menetapkan daftar bagi hasil gula petani yang dibuat oleh bagian pabrikasi gula.

e. Bertanggung jawab atas proses produksi pemeliharaan, alat-alat produksi, rehabilitasi peralatan pabrik.

7. Kepala Bagian Personalia

a. Bertanggung jawab kepada direktur.

b. Mengkoordinir dan memimpin kegiatan pengelola tenaga kerja dan kesehatan karyawan.

c. Mengkoordinir kegiatan pendidikan karyawan. 8. Kepala Pengawasan (SPI)

a. Berfungsi melaksanakan kebijakan direksi dalam bidang pengawasan terhadap pengendalian intern perusahaan.

c. Bertugas melaksanakan pemeriksaan terhadap efektivitas pengendalian intern akuntansi dan membuat rancangan anggaran bagiannya untuk diajukan kepada Direksi.

d. Berwenang untuk meminta informasi yang dibutuhkan dalam rangka tugas pemeriksaan dari administrator, semua kepala divisi, kepala bagian, kepala seksi, dan seluruh karyawan perusahaan, serta berwenang menentukan bagiannya yang akan diusulkan.

e. Bertanggung jawab atas ketepatan laporan hasil pemeriksaan kepada Direksi.

E. Sumber Daya Manusia

1. Tenaga Kerja Pabrik

Berdasarkan peraturan pemerintahan yaitu surat keputusan kepala kantor wilayah Departemen Tenaga Kerja Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Nomor 075/WK/Tahun 1986 tentang Tenaga Kerja, maka Tenaga Kerja di Pabrik Gula Madukismo dibedakan menjadi:

a. Tenaga Kerja Tetap

Tenaga kerja tetap yaitu karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan secara kontinyu, tenaga kerja tetap ini dibedakan menjadi dua status yaitu karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana. System pengupahan diatur tersendiri antara Serikat Pekerja dan Direksi.

b. Tenaga Kerja Tidak Tetap

Tenaga kerja tidak tetap yaitu karyawan yang bekerja pada waktu tertentu, biasanya pada musim giling berlangsung (saat proses

produksi) dan system pengupahan mengacu pada upah minimum Propinsi yang berlaku, tenaga kerja ini dibedakan menjadi:

1) Karyawan Kerja Waktu Tertentu / KKWT atau tenaga kerja kampanye.

Karyawan ini bekerja saat masa produksi saja. Jangka waktu hubungan kerja adalah selama musim giling dari pabrik gula dan spirtus.

2) Karyawan Musiman

Karyawan ini bekerja disekitar emplacementakan tetapi tidak berhubungan dengan proses produksi. Jangka hubungan kerja adalah selama musim giling pebrik gula dan spirtus.

3) Kerja Borongan

Karyawan ini bekerja bila ada pekerjaan borongan dan karyawan diupah secara harian.

2. Jam Kerja dan Hari Kerja

Jam kerja karyawan Pabrik Gula Madukismo yaitu: a. Regu kerja umum

1) HariSenin sampai Kamis Jam Kerja : 06.30 – 15.00 Istirahat : 11.30 – 12.30 2) Hari Jumat dan Sabtu

Jam Kerja : 06.30 – 11.30 Istirahat : Tidak ada

b. Regu Kerja Khusus (hanya dalam masa giling) 1) Shift I : 06.00 – 14.00

2) Shift II : 14.00 – 22.00 3) Shift III : 22.00 – 06.00

F. Proses Produksi

1. Produksi yang dihasilkan

Pabrik Gula Madukismo memproduksi gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior Head Sugar) atau sering disebut GKP ( Gula Kristal Putih). Kualitas gula Pabrik Madukismo termasuk klasifikasi dengan standar. 2. Bahan Baku Utama

Bahan baku yang dipergunakan atau diolah dalam proses produksi pada Pabrik Gula Madukismo adalah tebu. Tebu yang ditanam memiliki jenis yang bermacam-macam, tetapi Pabrik Gula Madukismo mengusahakan tebu yang unggul, dengan tujuan agar hasil yang didapat berkualitas tinggi. Bahan baku tersebut akan menjadi hasil olahan yang baik apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Syarat-syarat tersebut misalnya kadar zat, penggunaan ukuran, umur atau tingkat kemasakan, tingkat rendemen (kadar gula) dan kemurnian, sehingga penebangan tebu dilakukan pada saat yang tepat yaitu pada waktu tanamantebu sudah mencapai optimal kemasakannya, dan tabu dengan kualitas baik bias ditebang sebanyak 6 kali tebangan. Oleh karena itu sebelum penebangan, dilakukan analisis kemasakan tebu atau analisis pendahuluan.

3. Bahan Tambahan

Bahan pembantu proses produksi gula pasir adalah batu gamping sebesar 3 kg per 1000 kg tebu, belerang sebesar 70 kg per 1000 kg tebu, minyak bakar (FO) sebesar 300 liter per 1000 kg tebu, soda api (Na OH) sebesar 3 kg / 1000 kg tebu, bahan tambahan lain seperti Flokulant sebesar 0,25 kg per 1000 kg tebu. Flokulant adalah bahan pembantu untuk mempercepat pengumpulan bahan-bahan terlarut dan kotoran halus agar proses pengendapan dapat berjalan dengan cepat.

4. Proses Produksi

Proses pembuatan gula adalah sebagai berikut: tebu digiling, diperas sampai keluar nira, kemudian dilakukan pemurnian, selanjutnya diendapkan, diuapkan, dimasak (kristalkan), hingga akhirnya menjadi gula (SHS) yang berwarna putih. Proses pengolahan gula di Pabrik Gula Madukismo secara garis besar dibagi menjadi beberapa tahap seperti yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar IV.3 Tahap Pengolahan Gula Sumber : PT. Madu Baru

Proses pembuatan gula sebagai berikut: 1. Penggilingan Tebu

Tebu setelah ditebang, dikirim ke stasiun gilingan untuk dipisahkan antara bagian padat (ampas) dengan cairannya yang mengandung gula (Nira mentah) melalui alat-alat berupa unigrator markIV dan Cane Knife digabung dengan 5 gilingan.

2. Pemerahan Nira

Setelah digiling hasil nira mentah akan dikirim kebagian pemurnian untuk proses lebih lanjut. Untuk mencegah kehilangan gula karna bakteri dilakukan sanitasi distasiun gilingan.

Gula SHS I A Penggilingan Penyelesaian Pemerahan Nira Pemurnian Nira Penguapan Nira Kristalisasi

3. Pemurnian Nira

PG Madukismo menggunakan system Sulfitasi. Nira mentah lalu ditimbang, dipanaskan 70º - 75ºC, direaksikan dengan susu kapur dalam defecator dan di beri gas SO2 dalam peti Sulfitasi sampai PH 7,00 kemudian dipanaskan lagi sampai suhu 100º - 105ºC. Kotoran yang dihasilkan diendapkan dengan peti pengendap (Dorr Clarifier) dan disaring menggunakan alat penapis hama (Rotary Vacum Filter). Endapan padatnya digunakan sebagai pupuk organik. Nira jernihnya dikirim ke stasiun penguapan.

4. Penguapan Nira

Nira jernih dipekatkan kedalam pesawat penguapan dengan sistem multipleeffect yang disusun secara interchangeable agar dapat dibersihkan secara bergantian. Nira encer dengan padatan terlarut 16% dapat dinaikan menjadi 64% dan disebut nira kental, yang siap dikristalkan di stasiun kristalisasi. Nira kental yang berwarna gelap ini diberi gas SO2, sebagai bleaching atau pemucatan, dan siap untuk dikristalkan.

5. Kristalisasi

Nira kental dari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam Pan kristalisasi sampai lewat jenuh hingga timbul Kristal gula. Sistem yang dipakai yaitu ACD, dimana gula A sebagai gula produk, gula C dan D dipakai sebagai bibit, serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak lagi. Hasil masakan merupakan campuran kristal gula dan larutan. Sebelum

dipisahkan di stasiun puteran, gula terlebuh dahulu di dinginkan di dalam palung pendingin.

6. Penyelesaian

Dalam tahap ini gula dipisahkan dengan larutannya. Agar gula lebih putih maka pemutaran gula dilakukan dua kali, sedangkan filtratnya (sisa larutannya) terakhir yang sudah tidak bias dikristalkan lagu disebut tetes, dan dimanfaatka untuk bahan baku pembuatan alkohol dan spirtus. Dengan alat penyaring gula, gula SHS dari putaran SHS dipisahkan antara gula halus, gula kasar dan gula normal, kemudian dikirim ke gudang gula dan dikemas dalam katung plastik, kapasitas 50 kg netto.

G. Bagian Pemasaran

Sebelum pertengahan 1997, semua hasil produksi dari Pabrik Gula Madukismo di beli semua secara monopoli oleh pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan harga yang ditentukan oleh pemerintah. Namun pada saat Indonesia mengalami krisis moneter, ini membawa dampak positif terhadap sistem penjualan gula yang dilakukan oleh perusahaan. System pendistribusian gula tidak lagi dimonopoli oleh Bolog, sehingga perusahaan dapat menjual langsung ke pasaran. Dengan demikian harga gula ditentukan oleh tingkat keseimbangan antara permintaan pasar dan penawaran dari produsen.

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Responden

Dari kuesioner yang telah diisi oleh responden didapat data identitas responden. Penyajian data mengenai identitas responden untuk memberikan gambaran tentang keadaan diri dari pada responden.

1. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin secara umum dapat memberikan perbedaan pada perilaku seseorang. Dalam suatu bidang kerja jenis kelamin seringkali dapat menjadi pembeda aktivitas yang dilakukan oleh individu. Penyajian data responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut ini:

Tabel V.2

Identitas Responden dilihat dari Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 Laki-laki 35 orang 70 % 2 Perempuan 15 orang 30%

Jumlah 50 orang 100% Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel V.2 dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 35 orang (70%) dibanding perempuan yang hanya 15 orang (307%). Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin laki-laki sebagai proporsi yang lebih besar dibanding karyawan perempuan yang bekerja pada pabrik Gula Madukismo. Hal ini disebabkan karena untuk

pekerjaan yang memerlukan tenaga fisik, laki-laki secara umum dipandang lebih baik dibanding perempuan.

2. Deskripsi responden berdasarkan usia

Pegawai dengan usia yang relatif muda akan cenderung memiliki kemampuan fisik yang lebih prima bila dibandingkan dengan pegawai yang telah berusia muda. Seorang pegawai yang telah memasuki usia tua cenderung lebih memiliki pengalaman dibandingkan dengan pegawai yang masih berusia muda. Organisasi yang baik akan memadukan antara kemampuan fisik yang dimiliki pegawai muda dan pengalaman yang dimiliki oleh pegawai tua untuk mencapai tujuannya. Data mengenai responden berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel V.3

Identitas Responden dilihat dari usia

No Usia Frekuensi Persentase 1 16-22 tahun 3 6 % 2 23-29 tahun 4 8 % 3 30-36 tahun 7 14 % 4 37-43 tahun 12 24 % 5 ≥ 44 tahun 24 48 % Jumlah 50 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan tabel V.3 dapat diketahui bahwa untuk umur responden yang terbanyak adalah umur diatas ≥ 44 tahun yaitu sebanyak 24 orang atau 48%, diikuti dengan usia responden 37 - 43 tahun sebanyak 12 orang atau 24%, 30 – 36 tahun sebanyak 7 orang atau 14%, 23 – 29 tahun sebanyak 4

orang atau 8%, 16 – 22 tahun sebanyak 3 orang atau 6%. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan pada pabrik Gula Madukismo sebagian besar sudah berusia lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia yang sudah lanjut, memiliki pengalaman yang sangat banyak.

3. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan

Tingkat pendidikan terakhir sangat mempengaruhi kemampuan dan tingkat kepercayaan diri seorang pegawai dalam melakukan pekerjaannya. Pegawai dengan pendidikan yang tinggi akan lebih mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada pegawai dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Tanggung jawab dari pegawai dengan tingkat pendidikan yang tinggi biasanya juga jauh lebih tinggi karena mereka lebih dipercaya untuk menangani tingkat pekerjaan yang dianggap tidak mampu dikerjakan oleh pegawai yang kurang pengalaman dan berpendidikan. Data mengenai responden menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel V.4 berikut ini:

Tabel V.4

Identitas Responden dilihat Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentase 1 SMA 30 orang 60% 2 D3 8 orang 16% 3 S1 12 orang 24% Jumlah 50 orang 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel V.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah berpendidikan SMA yaitu sebanyak 30 orang atau 60%

dari jumlah responden. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan pabrik Gula Madukismo sebagian besar memiliki pendidikan menengah.

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan

Rata-rata pendapatan per bulan karyawan pabrik Gula Madukismo sebagai berikut :

Tabel V.5

Identitas Responden dilihat berdasarkan Pendapatan

Pendapatan per Bulan Jumlah Persentase Rp 1.000.000- Rp 1.499.000 10 20% Rp 1.500.000- Rp 1.999.000 14 28%

≥ Rp 2.000.000 26 52%

Total 50 100%

Sumber : Data primer yang diolah, 2014

Berdasarkan dari data diatas di ketahui pendapatan responden per bulan terbanyak ≥ Rp 2.000.000 yaitu sebanyak 26 orang atau 52% dari jumlah responden. Hal ini menunjukkan bahwa pabrik Gula Madukismo memiliki pendapatan yang cukup besar.

B. Hasil Uji Instrumen

Hasil uji instrumen penelitian meliputi uji validitas dan reliabilitas. Validitas berkaitan dengan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti atau dengan kata lain merupakan salah satu derajat ketepatan pengukuran instrument mengenai isi pernyataan. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat kesamaan antara objek yang sama akan menghasilkan data yang sama pula. Reliabilitas

berkaitan dengan pemahaman responden mengenai pernyataan dalam instrument penelitian untuk menghindari beda interpretasi.

1. Hasil Uji Validitas

Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 20 semua item penelitian pada variabel kepuasan kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan dinyatakan valid karena masing-masing item memiliki r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,273 untuk jumlah 50 responden dengan taraf signifikansi 5%. Berikut disajikan tabel hasil perolehan r hitung masing-masing indikator:

Tabel V.6

Rekapitulasi hasil uji validitas

Variabel Butir

Pernyataan

r hitung

r tabel sig Ket

USIA U1 1 0,273 0,000 Valid KEPUASAN KERJA KK 1 0,552 0,273 0,000 Valid KK 2 0,552 0,273 0,000 Valid KK 3 0,492 0,273 0,000 Valid KK 4 0,366 0,273 0,000 Valid KK 5 0,340 0,273 0,000 Valid KK 6 0,421 0,273 0,000 Valid KK 7 0,567 0,273 0,000 Valid KK 8 0,615 0,273 0,000 Valid KOMITMEN ORGANISASI KO 1 0,518 0,273 0,000 Valid KO 2 0,738 0,273 0,000 Valid KO 3 0,400 0,273 0,000 Valid KO 4 0,743 0,273 0,000 Valid KO 5 0,322 0,273 0,000 Valid KO 6 0,622 0,273 0,000 Valid KO 7 0,664 0,273 0,000 Valid KINERJA KARYAWAN KK 1 0,396 0,273 0,000 Valid KK 2 0,594 0,273 0,000 Valid KK 3 0,765 0,273 0,000 Valid KK 4 0,396 0,273 0,000 Valid KK 5 0,445 0,273 0,000 Valid KK 6 0,742 0,273 0,000 Valid KK 7 0,501 0,273 0,000 Valid KK 8 0,443 0,273 0,000 Valid

Tabel menunjukkan hasil uji instrumen penelitian untuk uji validitas variabel usia, kepuasan kerja, komitmen organisasi memperlihatkan keseluruhan indikator dinyatakan valid. Masing-masing nilai r hitung dari indikator usia, kepuasan kerja, komitmen organisasi lebih besar dari r tabel yaitu 0,273. Indikator-indikator untuk variabel kinerja karyawan (Y) seluruhnya dinyatakan valid. Hasil tersebut diambil karena r hitung keseluruhan indikator kinerja karyawan lebih besar dari r tabel.

2. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha. Hasil uji reliabilitas penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel V.7 Tabel uji Reliabilitas

Variabel Alpha Keterangan

Usia 1,000 Reliabel

Kepuasan Kerja 0,699 Reliabel Komitmen Organisasi 0,729 Reliabel Kinerja Karyawan 0,721 Reliabel

Sumber: data primer diolah 2014

Tabel diatas menunjukan hasil reliabilitas variabel penelitian. Berdasarkan hasil uji reabilitas tersebut dinyatakan bahwa variabel usia (X1) 1,000, kepuasan kerja (X2) 0,699, komitmen organisasi (X3) 0,729 dan kinerja karyawan (Y) 0,721 reliabel. Keseluruhan variabel penelitian dinyatakan reliabel karena masing-masing hasil kerja lebih besar dari 0,6 yang berarti bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60

C. Analisis Data

Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel V.8

Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -4.144 4.870 -.851 .400 Usia -.315 .250 -.117 -1.260 .215 Kepuasan .778 .101 .728 7.726 .000 Komitmen .405 .104 .269 2.904 .006 a. Dependent Variable: Y

Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja, komitmen organisasi dan komitmen terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada tabel diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + X1 + X2 + X3 Y = -4.144 - 0.315 X1 + 0.778 X2 + 0.405 X3 Dimana: Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta X1 =Usia X2 = Kepuasan Kerja X3 = Komitmen Organisasi

D. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan regresi terdapat syarat yang harus dilalui yaitu melakukan uji asumsi klasik. Model regresi harus bebas dari asumsi klasik yaitu, bebas normalitas, heteroskedastisitas dan multikolinearitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat grafik Normal Probability Plot berikut :

Gambar V.4

Normal Probability Plots

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS diperoleh grafik histogram yang menunjukkan garis kurva normal, berarti data yang diteliti

berdistribusi normal. Demikian juga hasil dari normal probability plots menunjukkan distribusi normal juga karena garis (titik-titik) menyebar di sekitar garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada modelregresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable independen.

Dokumen terkait