• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Nilai R

)

2

terletak antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2

Tabel 4.9

≤ 1). Tujuan menghitung koefisien determinasi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari hasil analisis data diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Hasil Koefisien Determinasi (R2 Model Summary ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,625a ,391 ,274 1,46133

a. Predictors: (Constant), BOPO, INFLASI, CAR, LDR, ROA

Sumber: Hasil Penelitian, 2014 (Data Diolah)

Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai adjusted R2 adalah 0,274. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 27,4% Suku Bunga Deposito Berjangka 12 Bulan Bank BUMN (Persero) di Indonesia dipengaruhi oleh variasi dari kelima variabel independen yang digunakan, yaitu Inflasi, Return on Assets (ROA), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Sedangkan sisanya 72,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

4.7. Pembahasan

4,7,1, Pengaruh Inflasi terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 12 Bulan

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan tingkat Inflasi selama periode penelitian berpengaruh positif terhadap tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka 12 Bulan secara signifikan. Semakin tinggi tingkat inflasi dianggap akan membahayakan tingkat perekonomian secara makro sehingga pemerintah selalu berusaha menekan tingkat inflasi tersebut dengan cara mengendalikan suku bunga. Hasil penelitian ini memperkuat hasil peneliti

sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia (2006) yang menyatakan bahwa tingkat Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka 12 Bulan.

4.7.2. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap Suku Bunga Deposito

Berjangka 12 Bulan

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Return on assets (ROA) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan, sehingga kondisi ini menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Tingginya ROA suatu bank menunjukkan tingginya profitabilitas. Dengan profitabiliitas yang tinggi, bank dapat mengumpulkan cadangan dan memperbesar modal untuk mendapatkan kesempatan memberikan pinjaman dengan lebih luas. Di sisi lain, kredibilitas bank juga meningkat karena para nasabah merasa aman menyimpan dananya pada bank yang memiliki profitabilitas tinggi. Profitabilitas yang tinggi

deposito berjangkanya saat jatuh tempo berikut bunganya. Pihak bank cenderung akan menurunkan tingkat suku bunga depositonya untuk mengurangi biaya bunganya, dan pada saat yang bersamaan bank tidak perlu cemas akan kekurangan dana karena dengan kreditibilitas yang tinggi tidak perlu takut kehilangan nasabah. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Raharja (2006) dan Oitshi (2013) yang menyatakan bahwa ROA tidak signifikan berpengaruh terhadap tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka 12 Bulan.

4.7.3. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Suku Bunga Deposito Berjangka 12 Bulan

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan CAR selama periode penelitian tidak signifikan mempengaruhi tingkat suku bunga deposito berjangka 12 bulan. Semakin besar CAR maka semakin tinggi kemampuan permodalan bank dalam menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian kegiatan usahanya namun belum tentu secara nyata berpengaruh terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka 12 bulan bank BUMN (Persero) di Indonesia. Di sisi lain, CAR pada Bank BUMN (Persero) di Indonesia yang tinggi dapat mengurangi kemampuan bank dalam melakukan ekspansi usahanya seperti penentuan tingkat suku bunga deposito. Besarnya modal suatu bank akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva yang berisiko. Dengan meningkatnys kepercayaan masyarakat terhadap bank, maka bank cenderung akan menurunkan

tingkat suku bunga depositonya untuk mengurangi beban bunga dan pada saat yang sama bank juga tidak perlu khawatir kehilangan nasabah karena tingginya kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Raharja (2011) dan Almilia (2006) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan.

4.7.4. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Suku Bunga Deposito

Berjangka 12 Bulan

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan, sehingga kondisi ini menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Naiknya suku bunga deposito akan meningkatkan pula suku bunga kredit, secara otomatis hal ini menambah biaya yang akan ditanggung debitur saat meminjam di bank sehingga minat masyarakat untuk melakukan pinjaman di bank akan menurun karena tingkat suku bunga kreditnya naik. Keadaan ini menyebabkan menurunnya LDR pada perbankan. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Almilia (2006) dan Raharja (2011) yang menyatakan bahwa variabel LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan.

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) selama periode penelitian mempunyai pengaruh yang positif namun tidak signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bank yang nilai rasio BOPO-nya tinggi mencerminkan bahwa bank tersebut tidak beroperasi dengan efisien karena tingginya nilai dari rasio ini memperlihatkan besarnya jumlah biaya operasional yang dikeluarkan oleh pihak bank untuk memperoleh pendapatan operasional (Rivai, et al., 2007:722). Semakin rendah BOPO, berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan semakin banyak kredit yang dapat disalurkan dan tingkat suku bunga deposito berjangka menurun untuk mengurangi biaya operasional bank. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Oitshi (2013) yang menyatakan bahwa variabel BOPO berpengaruh positif tidak signifikan terhadap suku bunga deposito berjangka 12 bulan.

BAB V

Dokumen terkait