• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi R2 dinyatakan dalam presentasi yang

nilainya berkisar antara 0 < R2 < 1. Nilai R2 yang kecil menunjukkan

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97). Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .908a .824 .797 .18126

Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui koefisien determinasi yang ditunjukkan dari nilai Adjusted R2 sebesar 0,797. Dengan ini dapt diartikan

bahwa 79,7% variabel tingkat PDM dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel CAR, ATTM, NPF, PPAP, QUICK RATIO, PDPK, BOPO dan PDN. Nilai R2 yang besar membuktikan bahwa

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan sisanya 20,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

F. Pembahasan

1. Untuk hasil pengujian antara variabel CAR dengan variabel PDM menyimpulkan bahwa secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, hal ini dibuktikan dengan nilai t = -0,165 dengan signifikansi sebesar 0,869 sehingga nilai signifikansi tersebut lebih besar daripada 0,05. Secara teori pada dasarnya rasio CAR harus selalu berada diatas 8% sebagai mana yang telah ditetapkan oleh Bank

Indonesia sebagai syarat minimal permodalan yang dimiliki oleh suatu bank, akan tetapi semakin besar rasio ini juga tidak baik bagi perbankan terlebih bank pada kasus ini membahas bank syariah. Porsi permodalan terbesar pada perbankan syariah seperti yang dijelaskan dalam perkuliahan Manajemen Dana di EPI UMY oleh Bapak Danupranata terdapat pada DP3 atau lebih tepatnya dalam perbankan syariah dikenal dengan nasabah deposan, sehingga bukan DP1 atau CAR. Sehingga dari penelitian ini diperoleh tidak berpengaruh karena secara teori bahwa rasio ini tidak boleh kecil (tidak boleh dibawah 8%) akan tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena tidak baik jika bank terlalu banyak modal intinya (CAR). Sehingga hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis awal H1 yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif signifikan terhadap PDM dan ditemukan hasil bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap PDM.

2. Untuk hasil pengujian antara Variabel ATTM dengan variabel PDM menyimpulkan bahwa secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan, hal ini terbukti dari nilai t = 4,011 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dibandingkan 0,05. Artinya, setiap kenaikan ATTM akan berakibat meningkatnya tingkat PDM. Hal ini berbeda dengan hipotesis awal H2 yang diberikan peneliti. Menurut peneliti jika dikaji secara teori dan memperhatikan hasil dari penelitian, seperti yang dilihat nilai maksimal dalam ATTM rasio keuangan bank syariah yang dijadikan sampel belum melebihi

50% atau lebih tepatnya 47,85%. Melihat hasil penelitian bahwa semakin besar ATTM maka semakin besar pula nilai PDMnya, akan tetapi pada dasarnya nilai ATTM ini tidak boleh terlalu besar dikarenakan semakin tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki bank kurang dalam menunjang aktiva tetapnya, oleh karenanya dapat kita lihat nilai maksimal yang terdapat pada sampel penelitian hanya 47,85%. Akan tetapi hal ini dipandang berpengaruh Positif signifikan, dimana penurunan nilai rasio ATTM penurunan nilai pada PDM juga, dan kenaikan pada Rasio ATTM akan menyebabkan kenaikan pada rasio PDMnya, akan tetapi kenaikan rasio ATTM ada batasnya, sehingga tidak terlalu besar, dilihat dari contoh yang tidak melebihi setengahnya (50%). Meskipun belum terlalu banyak penelitian mengenai PDM yang menggunakan ATTM sebagai variabel independennya, dalam penelitian ini dibuktikan bahwa justru ATTM memiliki pengaruh yang kuat terhadap PDM sehingga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian PDM jika ingin menggunakan variabel ATTM selanjutnya.

3. Untuk hasil pengujian antara variabel NPF dengan variabel PDM menyimpulkan bahwa secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan, hal ini dibuktikan dengan nilai t = 1,525 dengan signifikansi sebesar 0,134. Nilai signifikansi 0,134 lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti kemungkinan variabel NPF untuk mempengaruhi PDM hampir tidak ada jika dilihat hasil dari penelitian ini. Secara teori menurut Leon

& Ericson (2007) dalam bukunya mengatakan bahwa tingginya rasio NPF berpengaruh terhadap hilangnya kesempatan memperoleh pendapatan dari kredit yang diberikan sehingga mengurangi perolehan laba. Dari pernyataan tersebut menandakan seharusnya NPF memiliki pengaruh negative terhadap PDM karena semakin tinggi rasio NPF maka kesehatan bank akan rentabilitasnya semakin berkurang. Akan tetapi jika dilihat lebih jauh, NPF meningkat dikarenakan banyaknya kredit macet dan kredit kurang lancar. Pada dasarnya kredit lancar dan kurang lancar dapat diselamatkan sehingga tidak mengganggu profitabilitas bank. Menurut Hariyani (2010: 39) dalam bukunya, Kredit Bermasalah (NPF) dapat ditekan dengan penyelamatan kredit. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh pihak bank adalah penjadwalan kembali (Rerscheduling), Persyaratan Kembali (Reconditioning), dan

Penataan Kembali (Restrukturing). Jika pembiayaan bermasalah dapat

diselamatkan, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi keuntungan. Oleh karena itu, jika mengacu pada teori penyelamatan pembiayaan oleh Hariyani (2010) maka tinggi rendahnya NPF tidak berpengaruh terhadap PDM karena Pembiayaan bermasalah masih dapat diselamatkan.

4. Untuk hasil pengujian antara variabel PPAP dengan variabel PDM menyimpulkan bahwa secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan, hal ini dibuktikan dengan nilai t = -0,250 dengan signifikansi sebesar 0,804. Nilai signifikansi 0,804 lebih besar dari

0,05. Hal ini berarti kemungkinan variabel PPAP untuk mempengaruhi PDM hampir tidak ada jika dilihat hasil dari penelitian ini. Secara teori, PPAP pada dasarnya berfungsi untuk mengurangi kemungkinan resiko kerugian yang timbul sebagai akibat jika tidak dapat diterima kembali sebagian atau seluruh kredit yang diberikan sehingga bias dikatakan sebagai cover untuk melindungi jika sewaktu-waktu terjadi kerugian. Dilihat dari hasil penelitian ini, penambahan ataupun pengurangan pada jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif ini tidak mempengaruhi PDM secara signifikan karena peran PPAP sebagai pelindung (cover) jika sewaktu-waktu terjadi kerugian terhadap kredit, sehingga tidak berdampak langsung ke laba dalam hal ini menyangkut rasio PDM.

5. Untuk hasil pengujian antara Variabel Quick Ratio dengan variabel PDM menyimpulkan bahwa secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan, hal ini terbukti dari nilai t = -2,258 dengan signifikansi sebesar 0,028. Nilai signifikansi 0,028 lebih kecil dibandingkan 0,05. Artinya, setiap kenaikan Quick Ratio akan berakibat menurunnya tingkat PDM. semakin tinggi Quick Ratio maka menandakan semakin lancar pula suatu bank dalam menangani hutang jangka pendeknya, akan tetapi jika dilihat dari data laporan keuangan, rata-rata Quick Ratio yang dimiliki bank syariah devisa adalah 19,66% sehingga tergolong kecil. Padahal, secara teori semakin tinggi rasio ini maka semakin baik bank dalam menangani hutang pendek, dan diharapkan nasabah selaku

investor lebih percaya terhadap bank sehingga menanamkan modalnya pada bank tersebut. Akan tetapi, dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa semakin banyak pihak bank menanamkan asset lancarnya untuk memenuhi hutang lancar semakin rendah pula keuntungan yang didistribusikan untuk nasabah (PDM) oleh karena itu sebaiknya pihak manajemen tidak terlalu tinggi dalam menentukan Quick Ratio agar dapat berdampak meningkatnya distribusi bagi hasil yang diberikan. Meskipun belum terlalu banyak juga penelitian mengenai PDM yang menggunakan Quick Ratio sebagai variabel independennya, dalam penelitian ini dibuktikan bahwa justru Quick Ratio memiliki pengaruh yang kuat terhadap PDM sehingga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian PDM jika ingin menggunakan variabel Quick Ratio selanjutnya.

6. Untuk hasil pengujian antara variabel PDPK dengan variabel PDM menyimpulkan bahwa secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan, hal ini dibuktikan dengan nilai t = 8,439 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti kemungkinan variabel PDPK untuk mempengaruhi PDM sangat besar jika dilihat hasil dari penelitian ini. Semakin besar dana yang dihimpun oleh pihak bank syariah, maka semakin besar pula dana yang dapat disalurkan. Semakin banyak dana yang disalurkan maka diharapkan semakin besar pula keuntungan yang didapat dari penyaluran dana tersebut. Oleh karena itu, dari hasil penelitian ini

diperoleh bahwa jika porsi dana pihak ketiga yang didapat oleh bank syariah semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula Distribusi Bagi hasil yang dapat dihasilkan oleh pihak manajemen bank selaku pengelola dana. Sebaliknya, semakin berkurang dana pihak ketiganya, maka keuntungan yang akan diperoleh oleh bank terkhususkan bank syariah dalam kasus ini akan semakin berkurang pula. Dalam penelitian ini pengaruh PDPK terhadap PDM dimana berpengaruh positif dapat dijadikan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dikarenakan hasil yang signifikan berpengaruh.

7. Untuk hasil pengujian antara Variabel BOPO dengan variabel PDM menyimpulkan bahwa secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan, hal ini terbukti dari nilai t = -2,859 dengan signifikansi sebesar 0,006. Nilai signifikansi 0,006 lebih kecil dibandingkan 0,05. Artinya, setiap kenaikan BOPO akan berakibat menurunnya tingkat PDM. dengan demikian dapat dianalisa bahwa, apabila pihak manajemen mengalokasikan biaya atau beban yang lebih banyak terhadap pendapatan operasionalnya, maka keuntungan yang akan didapat tidak akan maksimal apalagi jika seluruhnya digunakan untuk pendapatan operasional. Oleh karena itu pihak manajemen bank harus memperkecil rasio ini agar keuntungan yang didapat semakin besar, sehingga akan berpengaruh terhadap meningkatnya PDM yang akan menjadi daya Tarik nasabah investor/deposan. Dengan hasil penelitian yang menemukan bahwa nilai signifikan 0,006 merupakan hasil yang

kuat dalam penelitian sehingga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam penelitian PDM jika ingin menggunakan variabel BOPO selanjutnya.

8. Untuk hasil pengujian antara variabel PDN dengan variabel PDM menyimpulkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh negatif signifikan, hal ini dibuktikan dengan nilai t = -2,064 dengan signifikansi sebesar 0,044. Nilai signifikansi 0,044 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel PDN berpengaruh terhadap PDM jika dilihat hasil dari penelitian ini. Secara teori, rasio PDN digunakan untuk melihat seberapa besar transaksi valuta asing yang dilakukan oleh suatu bank, semakin besar transaksi valuta asing yang dilakukan, maka tidak akan baik bagi kesehatan bank, oleh karenanya BI membatasi maksimal PDN setiah hari kerja setinggi-tingginya adalah 20% menurut PBI no 5/13/2003. Nilai PDN 20% tersebut menurut BI adalah rambu -rambu pengendalian terhadap transaksi valuta asing yang dilakukan dikarenakan pergerakan kurs yang sulit diprediksi. Oleh karenanya semakin rendah rasio PDN akan lebih mengamankan keuangan suatu bank. Dengan demikian sejalan dengan hasil penelitian dimana PDN yang rendah akan menghasilkan nilai PDM yang tinggi, begitu pula sebaiknya, nilai PDN yang tinggi akan berdampak menurunnya nilai PDM.

Sejauh pengetahuan penulis belum ada penelitian mengenai pengaruh PDN terhadap PDM. Penulis mengambil variabel PDN dikarenakan

ingin menggunakan seluruh sektor rasio keuangan sehingga PDN merupakan salah satu variabel wajib yang perlu penulis masukkan dalam penelitian sebagai variabel independen. Dikarenakan dalam penelitian ini ditemukan pengaruh PDN terhadap PDM, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk peneliti yang meneliti pengaruh PDN terhadap PDM.

9. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara simultan ada pengaruh yang signifikan dari variabel-variabel CAR, ATTM, NPF, PPAP, Quick Ratio, PDPK, BOPO dan PDN terhadap tingkat bagi hasil (PDM) pada Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa. Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan CAR, ATTM, NPF, PPAP, Quick Ratio, PDPK, BOPO dan PDN secara simultan berpengaruh terhadap tingkat PDM. dilihat dari hasil penelitian ini bahwa terdapat 5 dari 8 variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap PDM sehingga lebih banyak variabel yang berpengaruh dibandingkan yang tidak. Selain itu dilihat dari hasill adjusted R2 nilai yang diperoleh adalah 79,7%. Hal ini

berarti 5 variabel berpengaruh tersebut telah mewakili 79,7% variabel yang berpengaruh terhadap PDM. Sehingga hasil dalam penelitian ini sangat baik.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profit Distribution

Management peneliti mengeliminasi data dari subjek penelitian Bank

BNI Syariah dikarenakan data penelitian terlalu ekstrim sehingga tidak lulus uji normalitas. Penulis mengira terdapat indikasi bahwa kondisi keuangan Bank BNI Syariah yang belum Stabil dikarenakan pada tahun 2010 Bank BNI Syariah tersebut baru spin-off dari UUS (Unit

Usaha Syariah) menjadi BUS (Bank Umum Syariah). Selain itu Bank BNI Syariah baru menerbitkan laporan keuangannya pada triwulan II 2010 sehingga membuat penulis kesulitan dalam mengolah data pada awalnya. Namun setelah melakukan dengan data yang benar dan lulus semua uji normalitas, maka didapat kesimpulan :

1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel Capital Adequacy

Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap Profit Distribution

Management (PDM).

2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Variabel Aktiva Tetap Terhadap Modal (ATTM) berpengaruh positif terhadap Profit

3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel Resiko Pembiayaan /

Non Perfomming Financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap

Profit Distribution Management (PDM).

4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) tidak berpengaruh terhadap

Profit Distribution Management (PDM).

5. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Variabel Quick Ratio (Rasio Cair) berpengaruh negatif terhadap Profit Distribution Management

(PDM).

6. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) berpengaruh positif terhadap Profit Distribution

Management (PDM).

7. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh Negatif terhadap Profit Distribution Management (PDM).

8. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel Posisi Devisa Neto (PDN) berpengaruh negative terhadap Profit Distribution

Management (PDM).

9. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis didapati hasil bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini secara simultan berpengaruh terhadap tingkat Profit Distribution Management

B. Keterbataasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu kurangnya jumlah data yang digunakan karena semakin banyak data yang digunakan, penelitian sejenis time series seperti ini akan lebih memiliki hasil yang

akurat. Kurangnya jumlah data dalam penelitian ini juga dikarenakan tidak semua Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia masuk dalam kategori Bank Devisa sehingga hanya 4 bank saja yang memiliki nilai Posisi Devisa Neto (PDN) dalam laporan rasio keuangannya. Selain itu, data dari Bank BNI Syariah dalam penelitian ini tidak dapat digunakan karena data terlalu ekstrim sehingga tidak lulus uji normalitas data dan hanya 3 Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa yang digunakan dalam penelitian ini.

C. Saran

Saran yang dapat diberikan bagi penelitian selanjutnya adalah : 1. Bagi Bank:

Bank Syariah (terutama Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa) perlu memberikan pemahaman kepada nasabah tentang konsep bagi hasil yang benar dan dapat dimengerti nasabah. Informasi mengenai rasio PDM juga dirasa peneliti perlu untuk dimunculkan dalam Rasio Keuangan dikarenakan hal tersebut merupakan informasi penting untuk pihak nasabah bank syariah selaku investor (Shahibul mal) bahkan untuk pihak perbankan

sendiri. Selain itu, penjelasan mengenai rasio PDN juga belum banyak dipublikasikan pihak bank kepada nasabah dan dijelaskan secara lebih mendetail, hal tersebut sejalan dengan pengalaman penulis pada saat magang di Bank Syariah Mandiri pada tahun 2015. Dengan pemahaman lebih yang diberikan kepada nasabah, diharapkan Bank Syariah tidak perlu khawatir akan kehilangan nasabah penabungnya. Dengan demikian Bank Syariah dapat semakin memperbesar pangsa pembiayaannya dengan konsisten menerapkan konsep-konsep syariah dalam operasionalnya

2. Bagi penelitian selanjutnya:

a. Penelitian selanjutnya menggunakan data yang lebih lama (time

series) untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

b. Jika sewaktu-waktu terdapat penambahan jumlah Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa akan lebih baik untuk dimasukkan kedalam sampel penelitian agar data yang digunakan dapat menghasilkan hasil yang lebih akurat.

c. Penelitian mengenai pengaruh ATTM, Quick Ratio dan PDN terhadap PDM sepengetahuan penulis belum banyak dilakukan. Dikarenakan hasil dari penelitian ini ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya, maka variabel tersebut dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

d. Penelitian selanjutnya diharapkan juga menambah variabel yang belum dimasukkan oleh peneliti, karena dalam penelitian ini dijumpai hasil Adjusted R2 sevesar 79,7%. Artinya masih

terdapat 20,3% variabel diluar variabel penelitian ini yang dapat mempengaruhi PDM.

Daftar Pustaka : Buku

Arifin, Johar & Muhammad Syukri. 2006. Aplikasi Excel dalam BISNIS PERBANKAN TERAPAN. Jakarta: Gramedia

Danupranata, Gita. 2013. MANAJEMEN PERBANKAN SYARIAH. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam. 2011. APLIKASI ANALISIS MULTIVARIATE DENGAN PROGRAM IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hamdi, Asep Saepul & Bahruddin. 2014. METODE PENELITIAN KUANTITATIF APLIKASI DALAM PENDIDIKAN. Yogyakarta: DEEPUBLISH

Hariyani, Iswi. 2010. RESTRUKTURISASI DAN PENGHAPUSAN KREDIT MACET. Jakarta: Gramedia

Kuswadi. 2005. MENINGKATKAN LABA Melalui Pendekatan Akutansi Keuangan dan Akutansi Biaya. Jakarta: Elex Media Komputindo

Margaretha, Farah. 2007. MANAJEMEN KEUANGAN BAGI INDUSTRI JASA. Jakarta: Grasindo

Muslehuddin, Muhammad.1990. SISTEM PERBANKAN DALAM ISLAM. Jakarta: Rineka Cipta.

Rivai, Veithzal, Arviyan Arivin. 2010. ISLAMIC BANKING. Jakarta: Bumi Aksara.

Simon, Jhon. 2004. Bekerja di BANK Itu Mudah. Jakarta: Gramedia

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuanitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta

Syafi’i Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah (Dari Teori ke Praktik) – Cet. 1, Jakarta: Gema Insani

Taswan. 2010. Manajemen Perbankan – Konsep, Teknik 7 Aplikasi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Yogyakarta

Wirdyaningsih. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media

Wiyono, Slamet. 2005. CARA MUDAH MEMAHAMI AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK dan PAPSI. Jakarta: GRASINDO

Zulfikar & Nyoman Budiantara. 2014. MANAJEMEN RISET DENGAN PENDEKATAN KOMPUTASI STATISTIKA. Yogyakarta: DEEPUBLISH

Jurnal

Delta, Khairunnisa. 2002. “Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia dan BNI Syariah)”. Simposium Nasional, Sistem Ekonomi Islam, P3EI-FEUII, Yogyakarta.

Farook., S., Hassan, M.K., And Lanis. 2009. “Profit Distribution Management By

Islamic Banks:An Empirical Investigation”. Journal of Islamic Accounting and Busines Research Vol. 2 No.2, Hal.114-141

Karim, Adiwarman dan Afif. 2005. “Islamic Banking Behaviour in Indonesia: a Qualitative Approach”. Journal Of international Money And Finance.

Vol. 24, Hal. 651-673

Kartika, Septyana Bella dan Adityawarman. 2012. “ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT”. DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING. Vol. 1, No. 1, Hal. 1-15

Mulyo, Gagat Panggah dan Siti Mutmainah. 2013. “DETERMINAN PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2011”. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi Islam IMANENSI. Vol. 1, No. 1, Hal. 31-41.

Sundararajan V. 2005.”Risk Measurement and Disclosure in Islamic Finance and the Implications of profit sharing investment Accounts”. Journal Of Islamic Economics, Banking and Finance Vol.4 No.1, Hal. 1-12

Skripsi

Ma’fufah, Eva. 2013. “FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT PADA

PERBANKAN SYARIAH Periode 2010-2012”. Skripsi S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Maligan, Elok Aulia Rizqi. 2013. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profit Distribution Management pada Perbankan Syariah di Indonesia”. Skripsi

S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Yulistiani, Entin. 2014. “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2010-2013”. Skripsi S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Website

www.bi.go.id. Diakses pada tanggal 17 November 2015

www.ojk.go.id Diakses pada tanggal 17 November 2015

www.wikipedia.com Diakses pada tanggal 04 Januari 2015

http://www.bnisyariah.co.id Diakses pada tanggal 25 Desember 2015

http://www.bankmuamalat.co.id Diakses pada tanggal 25 Desember 2015

http://www.syariahmandiri.co.id Diakses pada tanggal 26 Desember 2015

2010 Triwulan I 51,154 4,320,473 1.18 10.12 23.98 3.93 1.84 23.48 34.94 90.52 8.55 2010 Triwulan II 112,959 12,083,403 0.93 10.12 23.98 3.93 1.84 23.48 34.94 90.52 8.55 2010 Triwulan III 211,510 21,302,505 0.99 14.62 16.11 3.36 1.72 23.48 31.14 89.33 3.83 2010 Triwulan IV 283,883 25,905,846 1.10 13.32 17.45 3.51 1.50 23.48 29.74 87.38 2.33 2011 Triwulan I 112,959 12,083,403 0.93 10.00 23.00 3.00 1.00 8.00 34.00 90.00 8.00 2011 Triwulan II 186,021 18,303,699 1.02 11.00 19.00 1.00 1.00 14.00 32.00 85.00 5.00 2011 Triwulan III 188,685 20,174,710 0.94 12.00 19.00 3.00 1.00 13.00 32.00 86.00 14.00 2011 Triwulan IV 211,712 22,944,950 0.92 12.00 21.00 1.00 1.00 13.00 30.00 85.00 2.00 2012 Triwulan I 189,401 23,315,981 0.81 12.00 22.00 1.00 1.00 16.00 35.00 85.00 3.00 2012 Triwulan II 199,017 23,858,203 0.83 14.00 17.00 1.00 1.00 15.00 31.00 84.00 0.00 2012 Triwulan III 227,747 25,742,887 0.88 13.00 19.00 1.00 1.00 15.00 28.00 84.00 2.00 2012 Triwulan IV 235,136 29,581,858 0.79 11.70 19.55 1.81 1.09 14.30 34.74 84.48 9.35 2013 Triwulan I 259,156 31,466,449 0.82 12.00 18.00 1.00 1.00 14.00 38.00 82.00 4.00 2013 Triwulan II 214,346 25,372,783 0.84 13.00 18.00 1.00 1.00 14.00 33.00 82.00 6.00 2013 Triwulan III 295,737 36,727,944 0.81 12.00 19.00 1.00 1.00 15.00 31.00 82.00 12.00 2013 Triwulan IV 306,073 37,189,395 0.82 17.00 20.00 0.00 1.00 16.00 28.00 85.00 1.00 2014 Triwulan I 309,532 38,864,070 0.80 17.64 22.04 1.56 1.11 16.66 28.53 85.55 1.30 2014 Triwulan II 345,220 42,371,102 0.81 16.37 20.38 3.18 0.99 16.66 31.17 89.11 1.13 2014 Triwulan III 364,462 43,859,042 0.83 14.77 22.14 4.74 1.51 16.66 28.03 98.32 1.81 P IR A N (dalam Jutaan B an k M u am al at In d o n esi a dibagi (dalam

2010 Triwulan III 2010 Triwulan IV 256,622 27,049,975 0.95 10.64 28.42 1.29 3.10 19.01 27.92 74.97 3.11 2011 Triwulan I 272,610 30,404,491 0.90 11.89 24.66 1.12 3.07 35.09 29.29 73.07 0.70 2011 Triwulan II 280,494 32,056,399 0.88 11.26 24.11 1.14 3.12 30.20 26.42 74.02 1.67 2011 Triwulan III 324,314 36,673,950 0.88 11.10 24.01 1.26 2.68 33.59 23.59 73.85 1.67 2011 Triwulan IV 313,889 39,893,197 0.79 14.70 22.69 0.95 2.35 45.96 24.67 76.44 6.06 2012 Triwulan I 351,275 42,626,079 0.82 13.97 20.34 0.86 2.59 35.53 20.39 70.47 3.20 2012 Triwulan II 378,247 41,740,415 0.91 13.70 21.30 1.41 2.72 27.01 24.28 70.11 2.33 2012 Triwulan III 391,509 43,574,680 0.90 13.20 25.35 1.55 2.69 27.50 23.56 71.14 2.99 2012 Triwulan IV 410,609 46,378,019 0.89 13.88 26.45 1.14 2.79 28.78 24.91 73.00 2.68 2013 Triwulan I 402,259 47,201,365 0.85 15.29 24.28 1.55 2.95 28.65 22.24 69.24 2.48 2013 Triwulan II 450,968 50,633,254 0.89 14.24 24.80 1.10 2.87 25.90 24.85 81.63 3.95 2013 Triwulan III 403,408 53,617,158 0.75 14.42 25.45 1.59 2.80 28.72 25.55 87.53 4.42 2013 Triwulan IV 470,088 55,752,274 0.84 14.12 26.86 2.29 2.84 32.08 26.12 84.03 1.19 2014 Triwulan I 442,740 54,316,126 0.82 14.90 25.70 2.65 3.06 32.56 27.30 81.99 3.36 2014 Triwulan II 456,511 55,362,450 0.82 14.94 27.09 3.90 3.39 33.20 29.07 93.03 3.52 2014 Triwulan III 442,400 56,880,577 0.78 15.63 27.21 4.23 3.16 32.39 31.21 93.02 4.09 2014 Triwulan IV 446,501 58,710,090 0.76 14.81 28.18 4.29 3.06 41.51 32.55 98.46 2.37 2010 Triwulan I 69,178 3,637,050 1.90 12.14 29.02 1.80 1.80 10.23 42.33 81.19 (0.72) 2010 Triwulan II 69,859 3,780,003 1.85 12.11 28.94 2.02 1.66 8.95 47.98 82.96 (0.69) 2010 Triwulan III 72,910 3,917,048 1.86 12.36 31.41 2.60 1.89 8.56 41.46 85.92 (0.63) B an k S y ar ia h M an d ir i

2011 Triwulan III 2011 Triwulan IV 75,851 4,626,702 1.64 12.03 29.96 1.79 1.68 9.93 52.59 90.80 0.22 2012 Triwulan I 89,282 4,873,917 1.83 12.90 27.39 1.53 1.83 9.57 52.24 80.03 (0.01) 2012 Triwulan II 83,678 4,861,075 1.72 13.08 26.01 1.51 1.85 11.81 46.69 77.30 4.21 2012 Triwulan III 95,252 5,973,668 1.59 11.16 24.43 1.41 1.93 12.32 45.62 76.89 3.12 2012 Triwulan IV 106,236 6,507,467 1.63 13.51 23.55 1.32 1.86 11.88 45.56 77.28 3.93 2013 Triwulan I 109,552 6,994,957 1.57 13.49 19.70 1.42 2.08 12.34 45.51 77.48 2.86 2013 Triwulan II 107,724 7,212,441 1.49 13.01 19.34 2.19 2.26 10.52 44.50 81.41 3.73 2013 Triwulan III 95,108 7,248,687 1.31 12.70 19.45 1.63 2.33 9.24 45.74 84.21 2.69 2013 Triwulan IV 106,034 7,367,387 1.44 12.99 19.93 1.45 2.06 8.08 47.48 86.09 2.12 2014 Triwulan I 103,622 6,910,452 1.50 15.28 18.13 1.62 2.15 7.48 47.42 89.82 2.28 2014 Triwulan II 98,221 6,663,631 1.47 15.93 18.16 1.81 2.13 6.61 51.52 91.90 2.16 2014 Triwulan III 85,283 6,282,764 1.36 16.90 18.16 1.82 2.34 45.48 51.52 97.96 1.63 2014 Triwulan IV 83,682 5,747,301 1.46 19.26 19.93 1.81 2.53 9.27 57.00 97.61 0.98 B an k M eg a S y ar ia h In d o n esi a

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PDM 60 .75 2.13 1.1445 .40212 CAR 60 10.00 19.26 13.4270 1.90710 ATTM 60 16.11 47.85 23.7443 5.24955 NPF 60 .00 4.76 1.9395 1.10807 PPAP 60 .99 4.24 2.1048 .85268 QUICK RATIO 60 6.58 45.96 19.6592 10.69204 PDPK 60 20.39 57.00 34.9412 9.80940 BOPO 60 69.24 98.46 83.7702 7.76634 PDN 60 .00 14.00 3.0498 2.86755 Valid N (listwise) 60 Tabel 4.2

Uji Normalitas Kologrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .16852642

Most Extreme Differences Absolute .117

Positive .117

Negative -.062

Test Statistic .117

Asymp. Sig. (2-tailed) .390c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.040 .424 2.451 .018 CAR .003 .016 .012 .165 .869 .609 1.641 ATTM .022 .006 .292 4.011 .000 .650 1.540 NPF .053 .035 .146 1.525 .134 .375 2.664 PPAP -.011 .042 -.022 -.250 .804 .433 2.311 QUICK RATIO -.008 .004 -.219 -2.258 .028 .365 2.738 PDPK .030 .004 .741 8.439 .000 .446 2.241 BOPO -.016 .006 -.317 -2.859 .006 .280 3.574 PDN -.022 .011 -.155 -2.064 .044 .611 1.638 a. Dependent Variable: PDM Tabel 4.4 Uji Auto Korelasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .908a .824 .797 .18126 1.261

a. Predictors: (Constant), PDN, BOPO, QUICK RATIO, ATTM, CAR, PDPK, PPAP, NPF

Residual

Test Valuea -.04041

Cases < Test Value 30 Cases >= Test Value 30

Total Cases 60

Number of Runs 26

Z -1.302

Asymp. Sig. (2-tailed) .193 a. Median Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.207 .251 -.824 .414 CAR -.001 .009 -.023 -.139 .890 ATTM .006 .003 .267 1.689 .097 NPF -.007 .021 -.067 -.323 .748 PPAP -.027 .025 -.212 -1.097 .278 QUICK RATIO .000 .002 .039 .185 .854 PDPK .000 .002 -.037 -.195 .846 BOPO .004 .003 .262 1.087 .282 PDN -.004 .006 -.114 -.698 .488

Model Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 7.865 8 .983 29.921 .000b

Residual 1.676 51 .033

Total 9.540 59

a. Dependent Variable: PDM

b. Predictors: (Constant), PDN, BOPO, QUICK RATIO, ATTM, CAR, PDPK, PPAP,

Dokumen terkait