SKRIPSI
Oleh:
Izhar Taqwa
NPM: 20120730062
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
i
2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Islam (S.E.I) Strata Satu pada Prodi Muamalat Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Oleh:
Izhar Taqwa
NPM: 20120730062
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI MUAMALAT
ii
Hal : Persetujuan
Kepada Yth. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Assalamu'alaikwn wr.wb.
Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Izhar Taqwa
NPM : 20120730062
Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT (Studi kasus Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun 2010-2014)
Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas Agama Islam Prodi Muamalat Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan harapan dapat diterima dan segera dimunaqasyahkan.
Atas perhatiarmya diucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikwn wr.wb.
Pembimbing
iii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT
(Studi kasus Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun
2010-2014)
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:
Nama : Izhar Taqwa
NIM : 20120730062
Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat Konsentrasi
Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 16 Juni 2016 dan dinyatakan memenuhi
syarat untuk diterima:
Sidang Dewan Penguji
Ketua Sidang : Satria Utama SE, M.Si (...)
Pembimbing : Miftakhul Khasanah, S.TP, MSI. (...)
Penguji : Syarif As’ad, S.EI, M.Si (...)
Yogyakarta, 16 Juni 2016 Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,
iv
Nomor Mahasiswa : 20120730062
Program Studi : Ekonomi dan Perbankan Islam
Judul Skripsi : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT (Studi kasus
Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun
2010-2014)
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 16 Juni 2016
v
“Don’t lose the faith, keep praying, keep trying!”
vi
Terhebat Pak Hairul Saleh dan Ibu Titik Sudiati yang tanpa henti selalu
mendoakan dan mensupport anaknya agar lekas lulus kuliah dan
vii
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat
dalam penulisan skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT (Studi kasus Bank
Umum Syariah Swasta Nasional Devisa tahun 2010-2014).” Skripsi ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Prodi Muamalat
konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan memberikan
kontribusi dan pengembangan ilmu ekonomi Islam dalam pembuatan kebijakan dan
pengambilan keputusan, serta memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
3. Bapak Syarif As’ad S.EI, MSI, selaku ketua Program Studi Ekonomi dan Perbankan
Islam Fakultas Agama Islam;
4. Ibu Miftakhul Khasanah, S.TP, MSI, selaku Dosen Pembimbing yang telah membagi
ilmu yang sangat bermanfaat, serta memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga
terselesaikannya skripsi ini;
5. Bapak Syakir Jamaluddin S.Ag., M.A, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
viii
penyusunan skripsi ini.
7. Kepada febrigita sebagai wanita yang selalu mensupport dan menyemangati saya
dalam menyelesaikan skripsi ini hingga lekas selesai dan kepada sahabat saya Anshar
yang selalu menemani dan memberikan koreksi dalam pengerjaan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan penelitian ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca dan dunia mendidikan, khususnya bagi penulis. Amiin
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Yogyakarta,16 Juni 2016
Penulis
Izhar Taqwa
ix
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK A. Tinjauan Pustaka ... 13
B. Kerangka Teoritik 1. Pengertian Bank ... 20
x
6. Aset Tetap Terhadap Modal (ATTM) ... 32
7. Resiko Pembiayaan (NPF) ... 33
8. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) ... 33
9. Quick Ratio (Acid Test Ratio) ... 34
10.Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) ... 34
11.Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ... 35
12.Posisi Devisa Netto (PDN) ... 36
C. Hipotesis ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 44
B. Populasi dan Sampel ... 45
C. Teknik Pengumpulan Data ... 45
D. Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif ... 46
2. Uji Asumsi Klasik ... 46
a. Uji Normalitas ... 47
b. Multikolonearitas ... 47
c. Uji Auto Korelasi ... 48
d. Uji Heteroskedastisitas ... 48
3. Uji Hipotesis a. Uji F ... 49
xi
A. Analisis Statistik Deskriptif ... 52
B. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas ... 55
2. Uji Multikolinearitas ... 56
3. Uji Auto Korelasi ... 57
4. Uji Heteroskedastisitas ... 59
C. Pengujian Hipotesis 1. Uji F ... 61
2. Uji t ... 62
D. Analisis Regresi Berganda ... 64
E. Koefisien Determinasi ... 66
F. Pembahasan ... 67
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76
B. Keterbatasan Penelitian ... 78
C. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ...81
xii
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah di Indonesia ... 1
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ... 23
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 53
Tabel 4.2 Uji Normalitas Kologrov-Smirnov ... 56
Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas ... 57
Tabel 4.4 Uji Auto Korelasi ... 58
Tabel 4.5 Uji Run Test ... 59
Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas ... 60
Tabel 4.7 Hasil Uji F ... 61
Tabel 4.8 Hasil Uji t ... 62
Tabel 4.9 Analisis Regresi Linear Berganda ... 64
xv
pengaruh dengan menggunakan metode kuantitatif. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mewakili seluruh sector rasio keuangan yaitu dari sisi permodalan, aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan kepatuhan (Compliance) sehingga variabel independen yang digunakan adalah CAR, ATTM, NPF, PPAP, QUICK RATIO, PDPK, dan PDN. Penelitian ini difokuskan untuk mencari pengaruh dari seluruh sector rasio keuangan terhadap PDM yang berlandaskan penelitian yang dirujuk dan memperoleh hasil hampir seluruh variabel yang mempengaruhi PDM adalah variabel dari rasio keuangan. Data time series yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data dari tahun 2010 sampai 2014. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistic menggunakan program IBM SPSS 23 dengan menggunakan uji Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis, Analisis Regresi Berganda dan Koefisien Determinasi (R2). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel rasio keuangan secara parsial berpengaruh terhadap PDM, akan tetapi untuk masing masing variabel independen yang digunakan hanya variabel ATTM, QUICK RATIO, PDPK, BOPO dan PDN yang memiliki pengaruh signifikan terhadap PDM.
xvi
Independent variables used in this study represent all sectors of financial ratios, namely in terms of capital, assets, profitability, liquidity and compliance (Compliance) so that the independent variables used are CAR, ATTM, NPF, PPAP, QUICK RATIO, PDPK, and PDN. This research focuses on finding the influence of a whole sector of financial ratios to PDM is based on studies that are cited and obtained almost all the variables that affect PDM is a variable of financial ratios. Time series data used in this study includes data from 2010 to 2014. The analytical tool used in this research is the statistical test using IBM SPSS 23 program by using descriptive statistics test, Classical Assumption Test, Hypothesis Testing, Regression Analysis and Coefficient of Determination (R2). The results of this study showed that overall financial ratio variables in partial influence on the PDM, but for each independent variable that is used only variable ATTM, QUICK RATIO, PDPK, ROA and PDN which has a significant influence on the PDM.
menggunakan variabel yang berasal dari rasio keuangan. Penelitian ini merupakan studi pengaruh dengan menggunakan metode kuantitatif. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mewakili seluruh sector rasio keuangan yaitu dari sisi permodalan, aktiva produktif, rentabilitas, likuiditas dan kepatuhan (Compliance) sehingga variabel independen yang digunakan adalah CAR, ATTM, NPF, PPAP, QUICK RATIO, PDPK, dan PDN. Penelitian ini difokuskan untuk mencari pengaruh dari seluruh sector rasio keuangan terhadap PDM yang berlandaskan penelitian yang dirujuk dan memperoleh hasil hampir seluruh variabel yang mempengaruhi PDM adalah variabel dari rasio keuangan. Data time series yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data dari tahun 2010 sampai 2014. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistic menggunakan program IBM SPSS 23 dengan menggunakan uji Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Uji Hipotesis, Analisis Regresi Berganda dan Koefisien Determinasi (R2). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel rasio keuangan secara parsial berpengaruh terhadap PDM, akan tetapi untuk masing masing variabel independen yang digunakan hanya variabel ATTM, QUICK RATIO, PDPK, BOPO dan PDN yang memiliki pengaruh signifikan terhadap PDM.
financial ratios. This research is a study of the effect by using quantitative methods. Independent variables used in this study represent all sectors of financial ratios, namely in terms of capital, assets, profitability, liquidity and compliance (Compliance) so that the independent variables used are CAR, ATTM, NPF, PPAP, QUICK RATIO, PDPK, and PDN. This research focuses on finding the influence of a whole sector of financial ratios to PDM is based on studies that are cited and obtained almost all the variables that affect PDM is a variable of financial ratios. Time series data used in this study includes data from 2010 to 2014. The analytical tool used in this research is the statistical test using IBM SPSS 23 program by using descriptive statistics test, Classical Assumption Test, Hypothesis Testing, Regression Analysis and Coefficient of Determination (R2). The results of this study showed that overall financial ratio variables in partial influence on the PDM, but for each independent variable that is used only variable ATTM, QUICK RATIO, PDPK, ROA and PDN which has a significant influence on the PDM.
BAB I
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip
syariah. Perbedaan mendasar antara bank syariah dan konvensional adalah
adanya larangan sistem bunga yang digunakan oleh bank konvensional,
sehingga dalam menjalankan kegiatan perbankannya bank syariah menganut
sistem bagi hasil seperti yang tertera pada Undang-Undang No. 21 Tahun
2008.
Perkembangan perubahan Undang-Undang yang mengatur tentang
bank syariah tersebut juga sejalan dengan perkembangan bank syariah di
Indonesia seperti yang tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah di Indonesia
Sumber: Statistik Perbankan Syariah ojk.go.id/Data diolah
INDIKATOR 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jan
Dari tabel tersebut, terlihat jelas bahwa perkembangan jumlah bank umum
syariah dan perkembangan jumlah kantornya meningkat secara signifikan.
Peningkatan eksistensi perbankan syariah di Indonesia juga didorong
oleh meningkatnya minat masyarakat untuk mengalihkan dananya pada bank
syariah. Salah satu alasan nasabah memilih bank syariah adalah karena biaya
administrasi yang kecil dan nisbah bagi hasil serta margin produk yang
kompetitif dibanding bunga pada bank konvensional. Untuk mengimbangi
meningkatnya minat nasabah, maka kinerja perbankan syariah juga harus
ditingkatkan baik dari sisi permodalan maupun profitabilitasnya. Kinerja
bank merupakan hal yang sangat penting karena dalam bisnis perbankan yang
dijual kepada konsumen adalah bisnis kepercayaan, maka bank harus mampu
menunjukkan kredibilitasnya sehingga masyarakat akan semakin banyak
yang bertransaksi dengan bank tersebut, salah satunya dengan cara
meningkatkan profitabilitas.
Berbeda dengan bank konvensional dan dalam konsep ideal,
hubungan antara bank syariah dan nasabahnya bukanlah hubungan antara
debitur dan kreditor, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana
(shahib al-maal atau shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib)
(Danupranata, 2013:35). Oleh karena itu tingkat laba bank syariah bukan
hanya berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk pemegang saham akan
tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada
terutama bank syariah untuk memperhatikan tingkat profitabilitasnya karena
berperan besar dalam kredibilitasnya terhadap nasabah.
Seberapa besar bagi hasil yang didapat tergantung dari produk yang
dipilih oleh nasabah terhadap bank, serta persetujuan nisbahnya. Laba antara
nasabah dan bank didistribusikan berdasarkan rasio tertentu yang telah
ditentukan. Tingkat bagi hasil yang disalurkan kepada nasabah penyimpan
dana berdasarkan nisbah yang disepakati tiap bulannya itulah yang disebut
Profit Distribution (PD).
Pihak manajemen bank syariah harus memerhatikan tingkat Profit
Distribution karena merupakan bagian penting dalam menjaga tingkat
kepercayaan nasabah terhadap bank. Oleh karenanya, manajer harus
melakukan aktivitas dalam mengelola pendistribusian laba tersebut untuk
memenuhi kewajiban bagi hasil bank syariah kepada nasabah penabung
untuk memenuhi kredibilitasnya yang biasa disebut Profit Distribution
Management (PDM). Sedangkan untuk rasio PDM merupakan suatu rasio
yang dapat dijadikan tolak ukur akan keberhasilan pihak manajemen dalam
memperoleh laba dan mendistribusikannya kepada para pemilik dana
shahibul maal. Nilai Profit Distribution Manajement ini lah yang membuat
nasabah deposan dan investor tertarik.
Di Indonesia, manajer bank syariah berusaha agar rasio PDM-nya
dapat bersaing dengan suku bunga bank konvensional. Hal ini terkait erat
dengan tipe deposan di Indonesia . Deposan bank syariah di Indonesia terbagi
di Indonesia ditemukan tiga segmentasi pasar, yaitu sharia loyalist (terdiri
dari penganut agama yang patuh), floating segment (kombinasi agama dan
kekuatan pasar) dan conventional loyalist (tergantung pada kekuatan pasar).
Dan menurut penelitian Karim dan Afif (2005) juga menyebutkan bahwa
70% nasabah perbankan syariah adalah nasabah yang berada pada floating
segment, yang sensitif pada tingkat keuntungan. Merujuk pada penelitian
yang juga dilakukan oleh Khairunnisa (2002) bahwa pada dasarnya nasabah
mengincar profit maximization (bagi hasil tertinggi). Hal ini berarti, nasabah
akan mengincar bagi hasil maksimal yang diberikan oleh pihak bank syariah
sehingga akan merujuk kepada seberapa besar profit distribution yang juga
dilihat dari rasio PDM.
Alasan penggunaan Profit Distribution Management sebagai alat
ukuran kinerja manajerial dalam menghasilkan profit yang kemudian akan
didistribusikan, adalah karena nasabah deposan akan selalu memperhatikan
dan memperhitungkan tingkat bagi hasil yang diperoleh dalam investasi pada
bank syariah. Logikanya jika tingkat bagi hasilnya terlalu rendah daripada
bank lain terutama dibandingkan dengan suku bunga bank konvensional,
maka tingkat kepuasan deposan akan menurun dan timbul kemungkinan
deposan akan memindahkan dananya pada bank lain. Secara tidak langsung,
bank syariah dituntut untuk melakukan Profit Distribution Management yang
dapat bersaing dengan bank syariah lain bahkan dapat bersaing dengan suku
yang dimiliki oleh bank syariah selaku shahibul mal terhadap nasabahnya
selaku mudharib.
Penelitian mengenai Profit Distribution Management sangat penting
untuk dilakukan, karena hal ini menjadi salah satu indikator dalam
Profitabilitas dan kredibilitas bank umum syariah. Hal tersebut disebabkan
karena PDM berpengaruh langsung pada tinggi rendahnya distribusi bagi
hasil (Profit Dsitribution) kepada nasabah deposannya. Tingkat bagi hasil
yang disalurkan, ditentukan melalui rasio tertentu oleh PDM yang
sebelumnya telah dipertimbangkan melalui beberapa faktor yang
berpengaruh. Tingkat bagi hasil yang disalurkan sangat menentukan pilihan
investor (nasabah) selaku pemilik dana, dalam memilih pengelola dana yang
akan diberikan tanggung jawab olehnya (bank). Jika tingkat rasio Profit
Dsitribution yang ditetapkan sesuai dengan keinginan nasabah, nasabah akan
cenderung memilih bank tersebut, terlebih bank syariah yang memberikan
bagi hasil yang dapat bersaing dengan bunga. Hal tersebut terbukti dari hasil
penelitian yang dilakukan Farook dkk. (2009) mengenai rasio profit
distribution management yang mengacu pada suku bunga. Hal ini agar bank
syariah dapat bersaing dengan bank konvensional dalam menarik hati nasabah
dalam segmen profit maximation yang mengincar keuntungan maksimal pada
bank.
Penentuan Profit Distribution oleh pihak manajemen yang diberikan
kepada nasabah dipengaruhi dari beberapa Faktor. Hal tersebut bisa saja dari
kepatuhan (Compliance). Indikator-indikator tersebut dapat diketahui apabila
melihat rasio keuangan bank yang diterbitkan oleh setiap bank, ataupun
diterbitkan oleh Bank Indonesia. Melihat rasio keuangan adalah salah satu
cara dalam menilai kondisi keuangan bank. Sehingga mencari pengaruh
dalam tiap sektor rasio terhadap Profit Distribution Management dapat
memberikan keuntungan kepada investor untuk mengetahui secara langsung
kondisi keuangan bank sebagai sarana informasi untuk menetapkan pilihan
lembaga investasi mana yang akan dipilih. Meskipun pada awalnya, prinsip
dasar bank adalah untuk menghimpun dan menyalurkan dana kepada yang
membutuhkan.
Sehubungan dengan rasio keuangan yang dapat menjadi indikator
dalam menilai kondisi keuangan bank, maka penelitian ini mencari hubungan
antara faktor-faktor yang berdasarkan pada rasio keuangan bank, dan mencari
pengaruhnya terhadap Profit Distribution Management. Sehingga, Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini mewakili seluruh sektor
rasio keuangan bank syariah yaitu dari sisi permodalan, aktifa produktif,
rentabilitas, likuiditas dan kepatuhan (Compliance). Oleh karena itu, penulis
mengambil variabel independen yaitu Kecukupan Modal (CAR), Aset Tetap
Terhadap Modal (ATTM), Resiko Pembiayaan (NPF), Penyisihan
Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP), Quick Ratio (Rasio Cair), Proporsi
Dana Pihak Ketiga (PDPK), Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), Posisi Devisa Neto (PDN) dan sebagai variabel
Studi kasus pada penelitian ini adalah 4 (empat) bank syariah yang
telah menjadi bank umum syariah swasta nasional devisa karena dalam
penelitian terdapat rasio PDN yaitu Posisi Devisa Neto, sehingga bank
syariah yang masuk dalam kategori ini adalah Bank Muamalat Indonesia,
Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan Bank Mega Syariah Indonesia.
Pemilihan PDN sebagai salah satu faktor karena tidak semua bank syariah
Indonesia dapat menjadi bank devisa, selain itu nilai devisa sangat
berpengaruh pada earning (pendapatan) bank sehingga memungkinkan untuk
menimbulkan dampak pada Profit Distribution Management nya. Posisi
Devisa Neto (PDN) merupakan indikator untuk mengukur seberapa besar
transaksi valuta asing yang dilakukan oleh bank. Semakin besar rasio ini
semakin banyak pula transaksi valuta asing yang dilakukan suatu bank. Selain
itu tujuan dimasukkannya PDN dalam variabel agar melengkapi seluruh
sektor keuangan, karena salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh seluruh variabel rasio keuangan terhadap PDM.
Perkembangan bank syariah tidak akan bisa dicapai bila Dana Pihak
Ketiga (shahibul maal) tidak memiliki peningkatan, karena sumber utama
penghimpunan dana adalah DP3 tersebut dan yang selanjutnya akan
menghasilkan laba yang berdampak pada profit distribution. Perkembangan
dana pihak ketiga perbankan syariah 5 tahun terakhir sangat pesat terlihat dari
Sumber: Statistik Perbankan Syariah ojk.go.id/Data diolah
Grafik 1.1
Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah tahun 2010-2014
Terlihat dari grafik diatas bahwa perkembangan DP3 bank syariah 5 tahun
terakhir sangat pesat sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa minat nasabah
deposan bank syariah juga semakin meningkat. Hal itulah yang menarik
perhatian peneliti untuk meneliti pada periode tersebut. Pengambilan sampel
data time series dalam penelitian ini menggunakan data dari tahun 2010
hingga 2014. Pemilihan data mulai dari tahun 2010 juga dikarenakan semua
data Bank Umum syariah Swasta Nasional Devisa diharapkan dapat
digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, pada saat pembuatan penelitian ini,
laporan keuangan bank pada tahun 2015 belum dipublikasi seutuhnya
sehingga menyulitkan peneliti jika data tidak lengkap. Oleh karena itu
penelitian ini menggunakan data time series dari tahun 2010 hingga 2014.
0
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION
MANAGEMENT (Studi kasus Bank Umum Syariah Swasta Nasional
Devisa tahun 2010-2014).”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh Kecukupan Modal (CAR) terhadap Profit
Distribution Management?
2. Bagaimana pengaruh Aset Tetap Terhadap Modal (ATTM) terhadap Profit
Distribution Management?
3. Bagaimana pengaruh Resiko Pembiayaan (NPF) terhadap Profit
Distribution Management?
4. Bagaimana pengaruh Penyisihan Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP)
terhadap Profit Distribution Management?
5. Bagaimana pengaruh Quick Ratio (Rasio Cair) terhadap Profit
Distribution Management?
6. Bagaimana pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) terhadap Profit
Distribution Management?
7. Bagaimana pengaruh Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) terhadap Profit Distribution Management?
8. Bagaimana pengaruh Posisi Devisa Neto (PDN) terhadap Profit
9. Bagaimana pengaruh Rasio Keuangan Secara Simultan terhadap Profit
Distribution Management?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti bertujuan untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kecukupan Modal (CAR)
terhadap Profit Distribution Management.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Aset Tetap Terhadap Modal
(ATTM) terhadap Profit Distribution Management.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Resiko Pembiayaan (NPF)
terhadap Profit Distribution Management.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Penyisihan Penghapusan
Aktifa Produktif (PPAP) terhadap Profit Distribution Management.
5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Quick Ratio (Rasio Cair)
terhadap Profit Distribution Management.
6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Proporsi Dana Pihak Ketiga
(PDPK) terhadap Profit Distribution Management.
7. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Profit Distribution
Management.
8. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Posisi Devisa Neto (PDN)
9. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Rasio Keuangan Secara
Simultan terhadap Profit Distribution Management.
D. Manfaat Penelitian
Hal penting yang didapat dari penelitian adalah manfaat yang
diperoleh atau diterapkan setelah terungkapnya hasil penelitian. Adapun
manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bank
syariah atau lembaga sejenis dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
b. Bagi pihak manajemen diharapkan mampu meningkatkan operasional
perbankan dalam hal pendistribusian bagi hasil kepada para deposan
sehingga dapat meningkatkan jumlah deposan dan lebih mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi Profit Distribution Management.
c. Sebagi tolak ukur bagi perbankan syariah maupun lembaga sejenis
dalam menetapkan strategi distribusi bagi hasil kedepannya.
d. Sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan keputusan dibidang
keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan.
e. Sebagai sarana informasi bagi para investor dan nasabah deposan untuk
menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi pada bank syariah
atau lembaga sejenis melalui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
f. Sebagai referensi bagi masyarakat luas untuk lebih memahami dan
menambah wawasan mengenai Profit Distribution Management secara
lebih mendalam.
2. Manfaat Teoritis
a. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman
akademisi dibidang ilmu ekonomi, khususnya bidang ekonomi dan
perbankan syariah yang menyangkut pada Profit Distribution
Management.
b. Bagi penelitian selanjutnya dapat dipergunakan sebagai pembanding
hasil riset penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan maupun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIK
A. Tinjauan Pustaka
Sepanjang pengetahuan penulis, penelitian mengenai Profit
Distribution Management (PDM) sudah pernah dilakukan sebelumnya,
misalnya oleh Farook dkk. pada 2009 dalam Journal of Islamic
Accounting and Busines Research yang berjudul “PROFIT
DISTRIBUTION MANAGEMENT BY ISLAMIC BANKS:AN EMPIRICAL
INVESTIGATION” yang menemukan bahwa bank syariah yang menjadi
sampel penelitiannya melakukan PDM yang mengacu pada suku bunga
dan memiliki flektibilitas secara implisit dalam pengelolaan PDM dengan
cara mengubah management fee. Farook dkk (2009) menggunakan profit
distribution management (PDM) sebagai variabel dependen, kemudian
faktor eksternal dan internal bank sebagai variabel independen. Sampel
bank syariah Indonesia yang diambil dalam penelitian Farook dkk. hanya
Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, hal ini dikarenakan
pada penelitian ini mengambil sampel dari bank syariah yang tidak hanya
dari Indonesia melainkan dari bank syariah negara lain juga. Kelebihan
dari penelitian yang dilakukannya adalah dikarenakan research Farook
dkk. merupakan salah satu pelopor penelitian mengenai Profit Distribution
Management dan menemukan bahwa Asset Spread adalah indikator
karenakan sejauh pengetahuan penulis, penghitungan mengenai rasio PDM
belum banyak buku di Indonesia yang menjelaskan mengenai
penghitungan rasio Profit Distribution Management.
Penelitian berikutnya mengenai PDM pernah dibahas juga dalam
penelitian yang dilakukan oleh Kartika dan Adityawarman pada tahun
2012 mengenai “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT” pada
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Vol. 1 No. 1. Hasil dari
penelitian ini adalah Variabel Capital Adequacy, Effectiveness of
Depositors Funds, Assets Composition, dan Productive Assets
Management berpengaruh positif terhadap Profit Distribution
Management (PDM), yang berarti semakin besar angka pada variabel akan
di ikuti oleh peningkatan pada PDM. Sedangkan, pada Variabel Deposits
dan Rate of Inflation berpengaruh negative terhadap Profit Distribution
Management (PDM), hal ini berarti perubahan yang terjadi pada kedua
variabel ini akan diikuti perubahan jumlah yang berlawanan pada PDM
Penelitian ini menggunakan 9 Bank Umum Syariah (BUS) pada periode
2009-2012, hal tersebut dikarenakan ada 2 Bus yang tidak menyajikan
laporan keuangan tahunan secara lengkap dan dapat dimasukkan sebagai
sampel. Penelitian ini menggunakan unbalance sample yang artinya tiap
masing-masing periode penelitian bank yang dijadikan sebagai sampel
jumlahnya berbeda-beda. Kelebihan dari penelitian ini adalah, kartika dan
yang mempengaruhi PDM dan memiliki hasil berpengaruh, sehingga dapat
menjadi acun penulis dalam melakukan penelitian mengenai PDM.
Penelitian berikutnya yang memiliki hubungan dengan PDM
adalah penelitian yang dilakukan oleh Gagat Panggah Mulyo dan Siti
Mutmainah dalam Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akutansi Islam
IMANENSI, Vol. 1 No. 1 pada tahun 2013 dengan penelitian yang
berjudul “ DETERMINAN PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT
BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE 2008-2011”. Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen distribusi laba (PDM) pada bank syariah Indonesia.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dari 5 bank yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, Bank
Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Bank Rakyat Indonesia Syariah.
Hasil penelitian yang didapat dalam jurnal mereka adalah kecukupan
modal, proporsi pembiayaan non investasi dan penyisihan penghapusan
aktiva produktif secara parsial berpengaruh positif terhadap PDM,
sedangkan efektivitas dana pihak ketiga dan proporsi dana pihak ketiga
secara parsial berpengaruh negatif terhadap PDM. Pada varibel lainnya,
seperti risiko pembiayaan, pertumbuhan produk domestik bruto dan umur
bank secara parsial tidak berpengaruh terhadap PDM. Pengaruh positif dan
negatif pada hasil penelitian ini memiliki maksud yang sama seperti
penjelasan penelitian sebelumnya. Perbedaan antara penelitian yang
Domestik Bruto dan Umur Bank, sedangkan dalam penelitian yang
dilakukan oleh kartika dan adityawarman menambahkan variabel Rate of
Inflation. Kelebihan dari penelitian ini juga telah digunakan beberapa rasio
keuangan dalam melakukan penelitiannya, sehingga bisa menjadi salah
satu acuan bagi penuis dalam melakukan penelitian.
Penelitian berikutnya mengenai PDM adalah beberapa penelitian
yang dilakukan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Elok Aulia Rizqi
Maligan tahun 2013 dalam skripsinya yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMENGARUHI PROFIT DISTRIBUTION MANAGEMENT
PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Periode 2011-2013”.
Pada penelitian ini variabel menggunakan variabel independen Kecukupan
Modal, Efektifitas Dana Pihak Ketiga (EDPK), Resiko Pembiayaan (RP),
Pertumbuhan Produk Domestic Bruto (PPDB), Proporsi Pembiayaan Non
Investasi (PPNI), Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK), Penyisihan
Penghapusan Aktifa Produktif (PPAP), Umur Bank (UB), Rasio BOPO,
dan Size Perusahaan, sedangkan variabel dependen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Profit Distribution Management. Dalam penelitian ini
ditemukan bahwa hanya Pertumbuhan Produk Domestic Bruto yang
memiliki pengaruh terhadap PDM. Pada awalnya penulis meragukan
penelitian ini sehingga manambah rasa penasaran penulis untuk meneliti
rasio yang berpengaruh dalam journal diatas, tidak berpengaruh secara
lurus dengan penelitian yang dilakukan oleh elok ini.
Penelitian mengenai PDM juga dilakukan dilakukan oleh Eva
Ma’fufah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta pada tahun 2013 dalam skripsinya mengenai “FAKTOR
-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PROFIT
DISTRIBUTION MANAGEMENT PADA PERBANKAN SYARIAH”
Periode 2010-2012. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kecukupan Modal, Efektifitas Dana Pihak Ketiga, Proporsi Pembiayaan
Non Investasi, Proporsi Dana Pihak Ketiga, Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif, Tingkat Inflasi, dan sebagai variabel dependen adalah
Profit Distribution Management. Hasil yang didapat dari penelitian ini
adalah semua variabel yang diteliti (faktor-faktor yang mempengaruhi)
berpengaruh secara simultan terhadap Profit Distribution Management.
Untuk uji signifikansi yang dilakukan hanya Proporsi Dana Pihak Ketiga
yang mampu berpengaruh secara signifikan terhadap Profit Distribution
Management. Menurut penulis, penelitian yang dilakukan oleh Eva ini
dapat dijadikan acuan yang bagus karena hasil yang didapat tidak jauh
berbeda dari jurnal yang telah membahas PDM sebelumnya.
Penelitian Berikutnya juga dilakukan oleh Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bernama Entin
Yulistiani pada tahun 2014 dalam skripsi berjudul “FAKTOR-FAKTOR
PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE
2010-2013”. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu mencari pengaruh
(Variabel Independen) Kecukupan Modal, Efektifitas Dana Pihak Ketiga,
Resiko Pembiayaan, Proporsi Dana Pihak Ketiga, Penyisihan Penghapusan
Aktiva Produktif dan Umur Bank terhadap ”Profit Distribution
Management” yang dijadikan variabel dependen. Hasil dari penelitian ini
ditemukan bahwa Resiko Pembiayaan, Umur Bank, dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh terhadap Profit Distribution Management,
sedangkan Kecukupan Modal, Efektifitas Dana Pihak Ketiga, Proporsi
Dana Pihak Ketiga Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif berpengaruh
positif dan hanya Tingkat Inflasi yang berpengaruh negatif. Perbedaan
penelitian ini dengan 2 skripsi yang sebelumnya dijadikan purtaka acuan
oleh penulis adalah, Entin menambahkan variabel umur bank dan size
perusahaan, meskipun dalam hasilnya tidak ditemukan pengaruh terhadap
variabel dependennya (PDM).
Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis ini dengan
penelitian-penelitian diatas adalah penelitian-penelitian ini menggunakan hampir seluruh rasio
keuangan bank, atau dalam kata lain mewakili setiap indikator dalam rasio
keuangan bank yaitu Permodalan, Aktifa Produktif, Rentabilitas, Likuidasi
dan Kepatuhan (Compliance). Selain itu, penelitian ini menggunakan
periode yang lebih panjang dari penelitian-penelitian sebelumnya yaitu 5
tahun mulai dari tahun 2010 hingga 2014. Hal ini dilakukan agar lebih
Valid. Selain itu penelitian yang dilakukan ini memasukkan indikator
devisa (PDN) sehingga dapat menjadi sarana informasi bagi bank syariah
devisa lain maupun bank syariah non devisa. Meskipun pada dasarnya
terdapat perbedaan earning (pendapatan) antara bank devisa dan yang
tidak.
Pentingnya penelitian ini dilakukan karena dapat dijadikan tolak
ukur bagi bank syariah lain dalam mengelola Profit Disrtribution yang
akan berdampak pada keinginan nasabah deposan. Selain itu dengan
dilakukannya penelitian ini sangat bermanfaat bagi investor dalam hal
bank syariah yaitu nasabah deposan dalam menerima informasi mengenai
profit distribution karena mempelajari cara menghitungnya, maupun
melihat faktor-faktor apa yang mempengaruhi manajemen bank dalam
B. Kerangka Teoritik
1. Pengertian Bank
Istilah “Bank” berasal dari kata Italia “Banco” yang berarti
“kepingan papan tembat buku”, sejenis “meja”. Kemudian penggunaannya
diperluaskan lagi untuk menunjukkan “meja” tempat penukaran uang yang
digunakan para pemberi pinjaman dan para pedagang valuta di eropa pada
abad pertengahan untuk memasarkan uang mereka (Maslehuddin, 1990:
1). Seiring digunakannya istilah bank pada saat itu, jika terjadi kegagalan
atau pemberi pinjaman tidak dapat memutarkan uangnya, ataupun sudah
tidak memilii uang tersisa maka meja tersebut akan dihancurkan. Dari
kejadian itu lah dikenal kata “bangkrut” sebagai sebutan bank yang tidak
dapat melakukan kewajibannya lagi.
Istilah “bank” akhirnya berkembang hingga jaman sekarang
bahkan terdapat penafsiran akan tetapi memiliki inti yang sama. Menurut
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan,
Bank adalah bahan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Sedangkan pengertian bank umum adalah, bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
Seiring berkembangnya zaman, perkembangan lembaga keuangan
yang berbasis ke-Islaman/Syariah mulai berkembang di Indonesia, dan
pada saat ini telah terdapat istilah yang sering tidak rancu lagi didengar
“Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah
dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.”
Dalam melakukan kegiatan perbankan, bank syariah menerapkan
akad dalam setiap transaksinya. Akad ini diperlukan untuk membuat
persetujuan antara kedua belah pihak, sehingga timbul rasa kerelaan antara
keduanya. Dalam Al-Quran juga dijelaskan mengenai akad :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.
Dari pengertian dan penjelasan firman Allah SWT di atas, dapat diambil
ketentuan hukum bahwa setiap perjanjian yang secara sah berarti mengikat
bagi pihak yang membuatnya. Karena setiap perjanjian pasti akan diminta
pertanggung jawabannya.
Peraturan khusus yang mengatur akad dalam kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah adalah Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/46/PBI/2005 tentang akad penghimpunan dan penyaluran dana bagi bank
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank
syariah. Akad dalam transaksi perbankan syariah ini lah yang menjadi
landasan perjanjian antara shahibul-mal dan mudharib sehingga transaksi
yang terjalin menjadi halal dan sesuai dengan syariah.
2. Perbedaan Perbankan Syariah dan Perbankan Konvensional
Perbedaan mendasar antara bank syariah dan konvensional adalah
adanya larangan sistem bunga yang digunakan oleh bank konvensional,
sehingga dalam menjalankan kegiatan perbankannya bank syariah
menganut sistem bagi hasil. Namun secara lebih rinci perbedaan antara
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Bank Konvensional Bank Syariah
Akad & Aspek Legalnya Hukum Positif Hukum Islam &
Hukum Positif
Lembaga Penyelesaian
Sengketa
BANI, PN BASYARNAS, PA
Struktur Organisasi Tidak ada DSN dan
DPS
Ada Dewan Syariah
Nasional (DSN) &
Dewan Pengawas
Syariah (DPS)
Investasi Halal dan Haram Halal
Prinsip Operasional Perangkat Bunga Bagi Hasil, Jual-Beli,
Sewa
Tujuan Profit Oriented Profit & Falah
Oriented
Hubungan Nasabah Debitur & Kreditur Kemitraan
Sumber: Wirdyaningsih. 2005. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media. Hal. 48.
Selain perbedaan bank syariah dan bank konvensional diatas,
secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan syariah ditentukan oleh
hubungan aqad yang terdiri dari 5 konsep dasar (Syafi’i Antonio, 2001:83)
Jual Beli (at-Tijarah), Prinsip Sewa (al-Ijarah) dan Prinsip jasa/fee (al-Ajr
walumullah).
a. Prinsip Simpanan Murni (al-Wadi’ah)
Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh Bank
Islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan
dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-Wadi’ah. Fasilitas
al-Wadi’ah biasa diberikan untuk tujuan investasi guna mendapatkan
keuntungan seperti halnya tabungan deposito. Dalam dunia perbankan
konvensional al-Wadiah identik dengan giro.
b. Bagi Hasil (Syirkah)
Prinsip ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil
usaha antara penyimpan dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil
usaha ini dapat terjadi antara bank dan penyimpan dana, maupun antara
bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan
prinsip ini adalah mudharabah dan musyarakah. Pengembangan dari
hal ini prinsip mudharabah dapat dipergunakan sebagai dasar baik
untuk produk maupun pendanaan (tabungan dan deposito) maupun
pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih banyak untuk pembiayaan.
c. Prinsip Jual Beli (at-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli,
dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan
atau mengangkat nasabah sebagai agen bank, kemudian nasabah
menjual barang tersebut kepada nasabah dengah harga sejumlah harga
beli ditambah keuntungan (margin).
d. Prinsip Sewa (al-Ijarah)
Prinsip ini secara garis besar terbagi menjadi dua jenis yaitu ijarah,
sewa murni seperti halnya penyewaan kendaraan atau alat-alat produk
lainnya. Dalam teknis perbankan, bank dapat membeli dahulu barang
yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakannya dalam suatu
periode yang telah disepakati kepada nasabah. Sedangkan jenis kedua
yaitu Bai al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan
penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa (nasabah) mempunyai
hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.
e. Prinsip jasa/fee (al-Ajr walumullah)
Prinsip ini meliputi seluuruh layanan non-pembiayaan yang diberikan
bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain Bank
Garansi, Kliring, Inkaso, Jasa, Transfer, dll. Secara syariah prinsip ini
didasarkan pada konsep al ajr wal umulah.
3. Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa
Bank Umum Syariah Swasta Nasional Devisa adalah Bank Umum
Syariah yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pihak swasta non
asing dan dapat melakukan transaksi dengan luar negeri atau berkaitan
dengan valas. Adapun jasa-jasa yang ditawarkan oleh bank devisa antara
a. Transfer ke luar negeri
b. Jual beli valuta asing
c. Transaksi ekspor impor
Aktivitas perdagangan valuta asing harus terbebas dari unsur riba’,
maisir, dan gharar. Dalam pelaksanaannya harus memperhatikan
beberapa norma berikut (Muhammad Syafi’i Antoio, 2001:197):
a. Pertukaran tersebut harus dilakukan secara tunai, artinya
masing-masing pihak harus menyerahkan masing-masing mata
uang pada saat yang bersamaan.
b. Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi
komersial, yaitu transaksi perdagangan barang dan jasa
antarbangsa, bukan dalam rangka spekulasi.
c. Harus dihindari jual beli bersyarat.
d. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang
diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan.
e. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau
dengan kata lain tidak diperkenankan jual beli tanpa hak
kepemilikan.
4. Profit Distribution Management
Menurut Bank Indonesia Profit Distribution (Distribusi Bagi
Hasil) adalah pembagian keuntungan bank syariah kepada nasabah
simpanan berdasarkan nisbah yang disepakati setiap bulannya
waktu simpanan serta pendapatan bank pada periode tersebut. Besarnya
bagi hasil dihitung berdasarkan pendapatan bank (revenue) sehingga
nasabah pasti memperoleh bagi hasil dan tidak kehilangan pokok
simpanannya.
Management menurut Mujbir yang dikutib oleh Muhammad dalam
bukunya “MANAGEMENT BANK SYARIAH” mengatakan bahwa
idarah (manajemen) itu adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal, perencanaan, dan pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berkenaan dengan unnsur-unsur pokok dalam suatu proyek.
Tujuan dari adanya manajemen adalah untuk mencapai hasil-hasil yang
ditargetkan dapat efektif dan efisien.
Proses penentuan hasil sewa maupun hasil margin yang diharapkan
biasanya ditentukan oleh pihak shohibul maal (bank), begitu juga untuk
menentukan tingkat bonus yang diberikan terhadap wadiah dilakukan
oleh bank sebagai pengelola dana (Rivai dkk, 2010: 799). Sehingga
menurut penulis terdapat pengaruh manajemen dalam penentuan hal
tersebut. Oleh karena itu muncul istilah Profit Distribution Management.
aktivitas yang dilakukan manajer dalam mengelola pendistribusian laba
tersebut untuk memenuhi kewajiban bagi hasil bank syariah kepada
nasabah penabung untuk memenuhi kredibilitasnya yang biasa disebut
Profit Distribution Management (PDM).
Berdasarkan model penelitian yang dilakukan Farook DKK. (2009)
perhitungan mengenai Profit Distribution Management dapat
perhitungan terdekat yang dapat digunakan untuk menghitung PDM yang
terlebih yang mengacu pada suku bunga seperti yang telah disampaikan
penulis dalam latar belakang. Asset Spread adalah penyebaran aset mutlak
yang didapat dari Return On Asset (ROA) dikurang average Return On
Investement Account Holder (ROIAH) yang merupakan rata-rata return
bagi hasil deposan. Asset Spread dapat dirumuskan sebagai berikut:
Asset Spread = │(ROA –average ROIAH)│
Sedangkan, rata tata ROIAH dapat dihitung dengan menggunakan
“total pendapatan yang harus dibagi” dibagi dengan “saldo rata-rata
instrumen bagi hasil deposan”. Kedua item tersebut dapat dilihat pada
Laporan Distribusi Bagi Hasil pada Laporan Keuangan yang diterbitkan
oleh bank syariah.
Average ROIAH = �
− x 100%
Asset Spread merupakan indikator yang paling kuat untuk
menghitung PDM. Asset Spread mempertimbangkan seluruh pendapatan
beban dan menyediakan spread antara total asset return dari aset bank dan
distribusi yang diberikan kepada deposan. Semakin tinggi Asset Spread
mengindikasikan adanya pendistribusian laba kepada deposan yang jauh
dari asset return. Hal tersebut memperkuat adanya tindakan PDM yang
mengacu pada suku bunga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Untuk lebih mudah memahami, peneliti membuatkan simulasi dari
ROA yang didapat agar dapat memahami mengenai perhitungan PDM
berdasarkan gambar berikut:
Gambar 2.1
Alur PDM menurut Farook dkk. (2009)
Jika kita lihat dari simulasi tersebut, ROA yang didapatkan, pihak
manajemen bank bagikan sebagai keuntungan bagi hasil kepada nasabah
deposan (ROIAH), sedangkan ada sebagian lain yang tidak dibagikan dan
digunakan oleh pihak manajemen untuk kepentingan tertentu atau biasa
disebut dengan penyebaran aset (Asset Spreads). Pada dasarnya, ROIAH
dan Asset Spreads ditentukan berdasarkan rasio tertentu, namun untuk
melihat seberapa besar pengaruhnya dapat dilihat dengan Asset Spread
dibagikan kepada ROIAH dan Asset Spreads sehingga menghasilkan rasio
tertentu.
Tidak berbeda jauh dengan rumus yang digunakan oleh Farook
dkk., penulis menemukan sumber lain dalam menentukan rumus PDM
yaitu dari buku Slamet Wiyono (2005: 59) yang berisi petunjuk
perhitungan bagi hasil dalam perbankan syariah yang mengacu pada
IBI,2003:265-266 yaitu dengan membandingkan total pendapatan yang
dibagi kepada nasabah dengan saldo rata deposan sehingga rumus yang
digunakan seperti ROIAH. Dengan mengacu pada rumus tersebut dan
membandingkannya dengan rumus yang digunakan oleh farook dkk. maka
penulis menggunakan rumus dalam perhitungan PDM sebagai berikut:
PDM = �
− x 100%
Berdasarkan rumus diatas akan didapat suatu rasio yang dijadikan acuan
peneliti dalam mengukur data kuantitatif PDM agar dapat dilihat
pengaruhnya dengan variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi.
Sebagai contoh pada rasio Distribusi Bagi Hasil triwulan II tahun 2014
Bank Syariah Mandiri diketahui pendapatan yang dibagi Rp. 456.511,-
dalam jutaan rupiah dan saldo rata-rata deposan adalah Rp. 55.362.450
dalam jutaan rupiah, maka setelah pendapatan yang harus dibagi
dibandingkan dengan saldo rata-rata deposan maka diperoleh hasil 0,82%.
Distribusi Bagi Hasil pada triwulan II 2014 Bank Mandiri Syariah adalah
0,82%.
Penulis tidak langsung menggunakan Asset Spread sebagai rumus
utama dalam penelitian ini dikarenakan tidak ada sumber buku yang
ditemukan oleh penulis jurnal tersebut. Dengan tidak adanya sumber buku
ditakutkan rumus penghitungan PDM yang dilakukan farook dkk (2009)
tersebut tidak memiliki dasar yang kuat akan perhitungan PDM yang
dilakukan pada bank syariah seperti tersebut, sehingga penulis mengambil
sumber buku dari Indonesia yang berisi tentang perhitungan PDM dan
memasukkannya pada rumus baru dimana rumus yang digunakan ternyata
sama seperti perhitungan ROIAH yang dilakukan oleh Farook. Dengan
demikian, dalam penelitian ini, peneliti mengadopsi sebagian rumus yang
digunakan farook dkk. (2009) dalam jurnalnya yaitu perhitungan ROIAH
dan mengkolaborasikan rumus tersebut dengan panduan perhitungan bagi
hasil yang terdapat pada buku Slamet Wiyono (2005) sehingga rumus
Profit Distribution Management (PDM) dalam penelitian ini memiliki
landasan yang kuat.
5. Kecukupan Modal (CAR)
Dalam menghitung Kecukupan Modal, indikator yang paling pas
adalah menggunakan rasio Capital Adequancy Ratio (CAR). CAR
digunakan untuk mengukur kemampuan atau kecukupan modal yang
perkreditan dan perdagangan surat berharga (Arifin dkk, 2006: 148).
Dengan kata lain, Capital Adequancy Ratio adalah rasio kinerja bank
untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko. Bank Indonesia
mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8%
dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Penghitungan CAR
didasarkan kepada rasio (perbandingan) antara modal yang dimiliki bank
dan jumlah ATMR. Perhitungan CAR dapat dirumuskan sebagai berikut:
CAR = x 100%
6. Aset Tetap Terhadap Modal ( ATTM)
Rasio yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam
menentukan besarnya aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki bank
terhadap modal biasa disebut dengan istilah Aset Tetap Terhadap Modal
(Hariyani, 2010: 51). Semakin tinggi rasio ini artinya modal yang dimiliki
bank kurang mencukupi dalam menunjang aktiva tetap dan inventaris
sehingga kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah akan
semakin besar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
7. Resiko Pembiayaan (NPF)
Resiko pembiayaan dapat diketahui melalui rasio NPF (Non
Performing Financing) atau dalam istilah perbankan konvensional sama
dengan NPL (Non Performing Loan) yang merupakan rasio keuangan
yang berkaitan dengan risiko kredit. Non Performing Financing
menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan
bermasalah yang diberikan oleh bank. Kredit dalam hal ini adalah kredit
yang diberikan kepada pihak ketiga (Nasabah Peminjam) tidak termasuk
kredit pada bank lain. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas
kurang lancar, diragukan dan macet (Leon & Ericson, 2007: 95). Adapun
penghitungan NPF adalah sebagai berikut :
NPF = x 100%
8. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah
penyisihan yang wajib dibentuk guna menutup risiko kemungkinan
kerugian (Simon, 2004: 112). Menurut Bank Indonesia melalui PBI No.
5/9/2003 tentang Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) bagi
bank syariah mewajibkan bank syariah membuat PPAP. Cadangan khusus
PPAP yang dibentuk sebesar (1) 5% dari aset produktif yang digolongkan
dalam perhatian khusus, (2) 15% dari aset produktif yang digolongkan
kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan, (3) 50% dari aset produktif
dari aset produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi nilai agunan.
Cara perhitungan Rasio PPAP adalah sebagai berikut:
PPAP = � x 100%
9. Quick Ratio (Acid Test Ratio)
Quick Ratio (Rasio Cair) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajinan (hutang)
jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank
(Kuswadi, 2005:81). Menurut Kuswadi, Rasio Cair ini dapat memberikan
gambaran yang lebih cermat tentang keadaan likuidasi perusahaan karena
lebih mendekati kebenaran dibandingkan rasio lancer yang masih bersifat
umum, sehingga quick ratio sebagi wakil dari rasio likuidasi dalam rasio
keuangan sangat penting. Adapun Quick Ratio dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Quick Ratio = − x 100%
10. Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK)
Pengertian Dana Pihak Ketiga perbankan syariah menurut Bank
Indonesia adalah Dana simpanan/investasi tidak terikat yang dipercayakan
oleh nasabah kepada bank syariah dan/atau unit usaha syariah berdasarkan
dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu (www.bi.go.id).
Kemampuan bank dalam menghimpin dana dari masyarakat sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan bank, terlebih pada bank syariah dana
yang dihimpun harus berasal dari sumber yang jelas dan halal. Sehingga
hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi bank syariah dibandingkan
dengan bank konvensional. Dana merupakan masalah utama bagi bank
sebagai lembaga keuangan, karena dana yang dihimpun dari masyarakat
ternyata merupakan dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank.
Proporsi Dana Pihak Ketiga (PDPK) merupakan variabel yang
menggambarkan seberapa besar kebergantungan bank terhadap dana
deposan. Adapun Rasio PDPK dapat dirumuskan sebagai berikut:
PDPK = � x 100%
11. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio digunakan untuk mengukur manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasionalnya.
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya (Margaretha, 2007:62).
Semakin kecil rasio ini maka kinerja bank akan semakin baik karena untuk
mendapatkan pendapatan yang mengejar angka maksimum, harus
didorong dengan kecilnya biaya (beban) yang digunakan, akan tetapi harus
melakukan kegiatan operasional. Secara matematis, BOPO dapat
dirumuskan sebagai berikut:
BOPO = � x 100%
12. Posisi Devisa Neto (PDN)
Menurut Bank Indonesia dalam PBI No.5/13/PBI/2003, Posisi
Devisa Neto (PDN) adalah selisih bersih antara aktiva dan pasiva dalam
neraca untuk setiap valuta asing, ditambah dengan selisih bersih tagihan
dan kewajiban, baik yang merupakan komitmen maupun kontinjensi dalam
rekening administratif untuk setiap valuta asing dan dinyatakan dalam
Rupiah. Dalam pengertian yang lebih mudah, PDN menjelaskan tentang
seberapa besar transaksi valuta asing yang dilakukan oleh suatu lembaga
keuangan terlebih bank syariah. Bank Umum Devisa wajib memelihara
Devisa Neto pada setiap akhir hari kerja setinggi-tingginya 20% dari
modal, sehingga bank wajib memelihara PDN setiap hari. PDN merupakan
salah satu bentuk rambu-rambu pengendalian terhadap transaksi valuta
asing yang dilakukan oleh bank. Jika PDN mendekati 20% artinya bank
dituntut untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi valuta asing yang
sifatnya spekulatif, hal tersebut dikarenakan pergerakan kurs yang sulit
diprediksi. Semakin tinggi rasio ini, maka akan semakin beresiko bagi
bank karena standar yang digunakan adalah rupiah, sedangkan nilai tukar
diprediksi). Oleh karena itu bank umum terutama bank umum syaraih
swasta devisa nasional perlu terus menjaga agar PDN tidak terlalu tinggi
demi mengurangi resiko yang tidak dapat diprediksi. Adapun persentase
Posisi Devisa Neto dapat dilihat dalam Rasio Keuangan dalam Laporan
Keuangan yang diterbitkan oleh masing-masing Bank Devisa atau Bank
Indonesia.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah.
Jawaban tersebut harus diuji kebenarannya. Dalam hal ini peneliti akan
membuat dugaan sementara atas masalah yang akan diteliti oleh peneliti
untuk dijadikan acuan sementara penelitian. Hipotesis ini membantu
peneliti dalam melakukan penelitian sehingga lebih terarah dan lebih
terfokus pada persoalan yang peneliti bahas. Hipotesis ini juga didasarkan
pada data-data empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data dan hasil
penelitian.
Modal merupakan syarat utama berdirinya suatu perusahaan. Tanpa
adanya modal, suatu prusahaan tidak akan berdiri. Capital Adequancy
Ratio (CAR) adalah indikator dalam mengukur modal suatu perusahaan.
Dalam bank, car sangat diperhatikan terlebih oleh Bank Indonesia, bahkan
sudah ditetapkan standar bahwa rasio CAR minimum adalah 8%. Car yang
tinggi membuat bank mampu meredam risiko-risiko yang muncul,
Manajement yang dapat bersaing dengan bank lain. Dengan demikian,
PDM yang dilakukan dipengaruhi oleh CAR secara tidak langsung. Hasil
dalam penelitian Kartika dan Adityawarman (2012) ditemukan bahwa
CAR memiliki pengaruh positif terhadap PDM. Oleh karena itu dari uraian
diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ada pengaruh signifikan secara positif antara Kecukupan Modal
(CAR) terhadap Profit Distribution Management.
Aset Tetap Terhadap Modal (ATTM) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen lembaga keuangan
dalam menentukan aktiva tetap dan inventaris yang dimiliki terhadap
modalnya. Semakin tinggi rasio ini maka kondisi keuangan bank akan
semakin buruk karena modalnya tidak dapat mencukupi dalam menunjang
aktiva tetap dan inventarisnya, sehingga kemungkinan bank tersebut dalam
kondisi bermasalah akan semakin besar. Kondisi tingkat permodalan
bermasalah yang semakin tinggi memungkinkan mempengaruhi PDM
yang disalurkan karena akan mempengaruhi keputusan manajemen dalam
mengambil keputusan mengenai Profit Distribution yang akan disalurkan.
Dari uraian diatas, dirumuskan hipotesis:
H2 : Ada pengaruh signifikan negatif antara Aset Tetap Terhadap Modal
Resiko Pembiayaan digunakan untuk mengukur tingkat
pembiayaan yang bermasalah yang dihadapi bank, khususnya bank
syariah. Resiko Pembiayaan dapat diukur dengan rasio NPF. NPF
merupakan rasio yang mengukur kemapuan bank dalam menjaga resiko
kegagalan pengembalian kredit debitur. Semakin tinggi rasio ini maka
semakin buruk pula pengelolaan bank dalam mengatasi pembiayaan
bermasalahnya. Apabila NPF semakin besar maka keuntungan bank
semakin rendah pula. Untuk memuaskan deposannya, manajer harus bisa
memberikan PDM yang dapat bersaing dengan bank lain agar nasabah
deposan tidak pindah. Oleh karena itu, dari uraian diatas dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H3 : Ada pengaruh signifikan secara negatif antara Resiko Pembiayaan
(NPF) terhadap Profit Distribution Management.
Pada dasarnya, bank memiliki suatu kebijakan cadangan yaitu
untuk penyisihan kerugian yang difungsikan sebagai penyerap kerugian
yang sewaktu-waktu akan terjadi dimasa depan. Besarnya penyisihan
dalam presentase tertentu telah ditentukan dalam batasan tertentu oleh BI,
namun pihak manajemen bank masih diberikan keleluasaan untuk
menentukan kualitas aset tersebut. Logikanya, PPAP ini mendorong bank
untuk lebih berani dalam mengambil resiko dalam melakukan pembiayaan
karena tahu bahwa Profit Distribution ke nasabah terlindungi. Terdapat