• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DATA

5.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R²) dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006:53). Pada penelitian ini software yang digunakan sebagai alat bantu pengolahan data adalah Statistical Package for Social Sciences (SPSS) 16.

Untuk menentukan besarnya kontribusi suatu variabel independen terhadap variabel dependen, dapat digunakan koefisien determinasi yang dihitung dengan menggunakan rumus, yaitu:

D = R2x 100%

Hasil uji determinasi antara fungsi pengawasan sebagai variabel independen dan disiplin kerja sebagai variabel dependen, memperlihatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 5.3 Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .505a .255 .214 3.869 .255 6.174 1 18 .023 2.163

a. Predictors: (Constant), FUNGSI PENGAWASAN

b. Dependent Variable: DISIPLIN KERJA

Sumber : Data Kuisioner yang telah diolah 2015

Berdasarkan tabel diatas untuk mengetahui sejauh mana kontribusi atau presentase pengaruh Fungsi Pengawasan (X) terhadap Disiplin Kerja (Y), maka dapat diketahui melalui uji determinasi yaitu sebagai berikut :

D = R2 x 100% = 0,255 x 100% = 25,5 %

Nilai koefisien determinasi yaitu R Square sebesar 0.255. Hal ini menunjukan bahwa 25,5% variabel Fungsi Pengawasan (X) dapat mempengaruhi variabel Disiplin Kerja (Y) dan dapat dikatakan sedang. Sedangkan sisanya 74.5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari penelitian ini.

Pembahasan

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor utama yang sangat penting dalam suatu organisasi.Organisasi merupakan kegiatan orang-orang dalam usaha mencapai tujuan.Dalam wadah kegiatan itu, setiap orang atau karyawan harus jelas tentang tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya masing-masing.

Pengawasan menjadi suatu unsur yang terpenting dalam pembinaan individu di dalam organisasi karena pengawasan merupakan tenaga penggerak bagi para bawahan atau karyawan agar dapat bertindak sesuai dengan apa yang telah direncanakan menurut aturan yang berlaku.

Setiap atasan mempunyai kewajiban untuk mengawasi bawahannya.Melalui pengawasan yang bersifat pembinaan, pimpinan dapat mengetahui kegiatan-kegiatan nyata dari setiap aspek dan permasalahan pelaksanaan tugas-tugas dalam lingkungan satuan organisasi.Jika terjadi penyimpangan, pimpinan dapat segera mengambil langkah perbaikan dan tindakan seperlunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dalam peraturan yang berlaku.

Menurut M. Manullang (2005:173), pengawasan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator untuk mengukur fungsi

pengawasan di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan ada lima yaitu pemantauan, pemeriksaan, bimbingan dan pengarahan, tindakan disiplin, tindakan koreksi. Dan kemudian diubah kedalam 8 pertanyaan di dalam kuisioner.

Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan kepada 20 orang karyawan PT. Bona Trans Persada Cabang Medan diperoleh informasi bahwa fungsi pengawasan ternyata sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini terlihat pada tabel pengukuran skor dari hasil jawaban responden.

Disiplin kerja merupakan masalah yang sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Tanpa adanya disiplin kerja akan menyebabkan pelaksanaan kerja terhambat atau tidak dapat diselesaikan dengan baik, sehingga tujuan organisasi akan terhambat dan sulit tercapai.

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator untuk mengukur disiplin kerja di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan ada delapan yaitu kepatuhan terhadap peraturan organisasi, ketaatan terhadap tata tertib, ketentuan dan ketelitian dalam bekerja, kehematan dalam bekerja, kesopanan dalam bekerja, kesadaran akan pentingnya tugas atau pekerjaan, pelayanan melayani masyarakat. Dan kemudian diubah kedalam 12 pertanyaan di dalam kuisioner.

Berdasarkan hasil kuisioner yang disebarkan kepada 20 orang karyawan PT. Bona Trans Persada Cabang Medan diperoleh informasi bahwa disiplin kerja ternyata sudah sangat baik dilaksanakan, hal ini terlihat pada tabel pengukuran skor dari hasil jawaban responden.

Disiplin kerja yang sangat tinggi di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan tentunya tidak terjadi begitu saja. Banyak faktor yang mempengaruhi disiplin kerja, salah satunya adalah fungsi pengawasan. Hasil penelitian ini membuktikan

bahwa fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh PT. Bona Trans Persada Cabang Medan mempengaruhi disiplin kerja karyawan.

Dengan adanya data dan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui setelah melakukan perhitungan statistik dengan bantuan SPSS Versi 16.0, hasil analisis regresi linear diperoleh kesimpulan fungsi pengawasan ditingkatkan 100% maka disiplin kerja akan meningkat sebesar 0.618 kali. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik dan tinggi tingkat fungsi pengawasan yang ada di PT. Bona Trans Persada cabang Medan,maka disiplin kerja juga akan semakin meningkat.

Selanjutnya dengan membandingkan antara t hitung dengan nilai 2.485 dan ttabel 2,056, maka dapat diketahui bahwa t hitung > ttabel yakni 2.485> 2,056. Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara fungsi pengawasan dengan disiplin kerja di PT. Bona Trans Persada cabang Medan.

Hasil nilai koefisien determinasi yaitu R Square sebesar 0.255. Hal ini menunjukan bahwa 25,5% variabel Fungsi Pengawasan (X) dikatakan sedang dan dapat mempengaruhi variabel Disiplin Kerja (Y), sedangkan sisanya 74.5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari penelitian ini.

66

6.1 Kesimpulan

Setelah menganalisa data dan mendapatkan hasil penelitian serta diuraikan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Pengawasan di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan berada pada kategori tinggi, hal ini dibuktikan dari hasilpenyebaran kuisioner kepada 20 orang responden dan dapat dilihat dari tabel pengukuran skor (4.12).

2. Disiplin Kerja di PT. Bona Trans Persada Cabang Medan berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 20 orang responden yang merupakan karyawan PT. Bona Trans Persada cabang Medan berada pada kategori sangat tinggi dan dapat dilihat dari tabel pengukuran skor (4.25).

3. Ada pengaruh antara fungsi pengawasan terhadap Disiplin Kerja sesuai hasil dari uji T diperoleh bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dapat disimpulkan fungsi pengawasan (X) secara persial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja (Y), dari koefisien determinasi menunjukan nilai yaitu R Square sebesar 0.255. Hal ini menunjukan bahwa 25.5% dikatakan sedang dan variabel Fungsi Penagawasan (X) dapat mempengaruhi variabel Disiplin Kerja (Y), hal tersebut menenujukan bahwa fungsi pengawasan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap disiplin kerja karyawan.

6.2 Saran

Saran yang dapat diajukan berdasarkan kesimpulan diatas adalah sebagai berikut :

Mengingat pengawasan besar pengaruhnya terhadap disiplin kerja karyawan, maka pihak pimpinan PT. Bona Trans Persada Cabang Medan hendaknya dapat meningkatkan pemberian teguran lisan maupun tertulis secara tegas kepada para karyawan yang melanggar peraturan agar karyawan lebih bertanggung jawab atas segala tugas yang menjadi kewajiban.

Dokumen terkait