• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koefisien Determinasi (R²)

Dalam dokumen BAB 4. Analisis dan Bahasan (Halaman 37-42)

Jenis Kelamin

Total 72 orang 100% Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

1. Koefisien Determinasi (R²)

Analisa Model Summary (tabel 4.22) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara budaya organisasi dan struktur organisasi terhadap kinerja di PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia. Angka R square pada model summary adalah 0,216 Hal ini berarti kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi dan struktur organisasi sebesar 21,6%. Sedangkan sisanya sebesar 78,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijadikan variabel penelitian dalam tulisan ini, misalnya motivasi dan kepemimpinan.

2. Uji F ( Pengujian hipotesis secara simultan)

Dari output ANOVA (tabel 4.21) dapat dilakukan uji F dengan membandingkan F hitung dan F kritis. F hitung (9.496) > F kritis (2.7318) yang berarti budaya organisasi dan struktur organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dilakukan pengujian signifikansi pengaruh antara budaya organisasi ( ) dan struktur organisasi ( ) terhadap kinerja karyawan (Y). Hasil pengujian tersebut dapat diketahui dengan melihat tabel ANOVA (tabel 4.21) sebagai berikut:

a. Hipotesis

: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi ( ) dan struktur organisasi ( ) terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia

: Ada pengaruh pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi ( ) dan struktur organisasi ( ) terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia

b. Dasar Pengambilan Keputusan Sig ≥ 0,05 H0 diterima

Sig < 0,05 H0 ditolak c. Hasil

Sig = 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak d. Kesimpulan

Ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi ( ) dan struktur organisasi ( ) terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia

3. Uji t ( Pengujian Hipotes is Secara Parsial)

Pengujian dilakukan dengan melihat taraf signifikansi, jika taraf signifikansi yang dihasilkan dari perhitungan di bawah 0,05 maka ada pengaruh antara variabel, sebaliknya jika taraf signifikansi hasil hitung lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh antara variabel. Uji t dilakukan dengan membandingkan dan . Apabila

lebih besar dari maka terdapat pengaruh antar variabel, sebaliknya jika lebih kecil dari maka tidak ada perngaruh antar variabel.

a. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Koefisien variabel budaya organisasi memengaruhi secara signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi variabel pada output coefficients (tabel 4.23) budaya organisasi sebesar 0.027 yang lebih kecil daripada 0.05 (0.027 < 0.05). Dapat dibandingkan jika

(2.265) > (1.993) yang berarti budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Nilai adalah positif sehingga budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

b. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Y)

Koefisien variabel struktur organisasi memengaruhi secara signifikan terhadap variabel kinerja karyawan. Hal ini terlihat dari tingkat signifikansi variabel pada output coefficients (tabel 4.23) budaya organisasi sebesar 0.020 yang lebih kecil daripada 0.05 (0.020 < 0.05). Dapat dibandingkan jika (2.377) > (1.993) yang berarti struktur organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Nilai adalah positif sehingga struktur organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

4.6 Pembahasan Penelitian

Hasil pengolahan data dapat diringkas sebagai berikut:

Tabel 4.24 Pembahasan Penelitian Hubungan Variabel Hubungan

Variabel Korelasi Pengaruh Persamaan Regresi

Uji Signifikan Y Lemah (0,389) Signifikan Y Lemah (0,397) Signifikan , Y Cukup Kuat (0,465) 21,6% Y = 6.933 + 0.239X1 + 0.482X2 Signifikan Sumber: Pengolahan Data, 2013

- Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara simultan (bersama-sama) semua variabel bebas (budaya organisasi dan struktur organisasi) berpengaruh terhadap variabel terikat (kinerja karyawan). Pengaruh tersebut sebesar 21,6% yang berarti 78,4% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya kepemimpinan dan motivasi. Pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas tersebut secara bersama-sama bersifat positif artinya semakin baik budaya organisasi dan semakin baik struktur organisasi maka mengakibatkan semakin tinggi pula kinerja karyawan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Ade Kurniawan (2009) yang berjudul “Analisa Pengaruh

Struktur dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Ramayana Departement Store Cabang Bukit Tinggi)”

- Secara parsial semua variabel bebas (budaya organisasi dan struktur organisasi) juga berpengaruh terhadap variabel terikat (kinerja karyawan). Pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas tersebut masing-masing bersifat positif artinya semakin baik budaya organisasi, semakin tinggi pula kinerja karyawan dan semakin baik struktur organisasi semakin tinggi pula kinerja karyawan.

4.7 Implikasi Hasil Penelitian

Hasil pengolahan data sehubungan dengan budaya organisasi pada PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

Gambar 4.7 Hasil Rata-Rata Kuesioner Pertanyaan Budaya Organisasi Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2013

Dapat dilihat jika pernyataan 6 perlu ditinjau lebih lanjut oleh PT.Kliring Penjaminan Efek Indonesia, karena memiliki rata-rata paling kecil. Pernyataan nomor 6 berbicara mengenai indikator “Orientasi hasil”, di mana pernyataan tersebut menyatakan bahwa perusahaan mendorong karyawan untuk fokus pada hasil bukan

pada proses pekerjaan. Dimana artinya karyawan merasa perusahaan hanya mendorong mereka untuk fokus pada hasil pekerjaan. Perusahaan sebaiknya menyeimbangkan dorongan untuk fokus pada hasil dan juga pada proses pekerjaan agar karyawan tidak hanya sekedar menyelesaikan tugas namun juga memahami bagaimana proses yang baik dalam menyelesaikan tugas sehingga didapat hasil akhir yang maksimal.

Hasil pengolahan data sehubungan dengan struktur organisasi pada PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

2.6 2.65 2.7 2.75 2.8 2.85 2.9 2.95 3 3.05

Rata-Rata

Rata-Rata

Gambar 4.8 Hasil Rata-Rata Kuesioner Struktur Organisasi Sumber: Pengolahan Data, 2013

Dapat dilihat jika pernyataan 15 perlu ditinjau lebih lanjut oleh PT.Kliring Penjaminan Efek Indonesia, karena memiliki rata-rata paling kecil. Pernyataan nomor 15 berbicara mengenai indikator “Rentang kendali”, dimana pernyataan tersebut menyatakan bahwa pimpinan mempunyai batas dalam jumlah karyawan yang dipimpin. Dimana artinya karyawan merasa pemimpin tidak mempunyai jumlah batas dalam jumlah karyawan yang dipimpin. Perusahaan sebaiknya memperhatikan jumlah karyawan yang dipimpin oleh satu orang pimpinan atau

manajer. Jika jumlah karyawan yang dipimpin tepat, maka akan memudahkan pimpinan atau manajer untuk mengkontrol dan mengatur para bawahannya sehingga lebih mudah untuk melakukan evaluasi kinerja karyawan.

Hasil pengolahan data sehubungan dengan kinerja karyawan pada PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia adalah sebagai berikut:

2.6 2.7 2.8 2.9 3 3.1 3.2

Rata-Rata

Rata-Rata

Gambar 4.9 Hasil Rata-Rata Kuesioner Kinerja Sumber: Pengolahan Data, 2013

Dapat dilihat jika pernyataan 23 perlu ditinjau lebih lanjut oleh PT.Kliring Penjaminan Efek Indonesia, karena memiliki rata-rata paling kecil. Pernyataan nomor 23 berbicara mengenai indikator “Kehadiran”, dimana pernyataan tersebut menyatakan bahwa karyawan selalu hadir tepat waktu. Di mana artinya karyawan belum memiliki kesadaran untuk mematuhi peraturan perusahaan mengenai jam kerja. Perusahaan sebaiknya menetapkan peraturan yang cukup ketat untuk hal ini agar karyawan berkontribusi secara maksimal kepada perusahaan. Dengan hadir tepat waktu maka aktivitas kerja yang bisa dilakukan oleh seorang karyawan akan lebih banyak dan penyelesaian tugas lebih cepat.

Dalam dokumen BAB 4. Analisis dan Bahasan (Halaman 37-42)

Dokumen terkait