• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

3.1.4 Uji Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

4.1.5.1 Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka koefisien determinasi mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen semakin kuat. Hal ini berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R²) yang kecil variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas (Ghozali,2011).

Y = 0,993 - 0,109 X1 + 0.319 X2 + 0,014 X3 + 0.212 X

46 Tabel 4.7 Koefisien Determinasi (R²)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .538a .290 .196 .27335

a. Predictors: (Constant), KOMPENSASI, MOTIVASI, KOMITMEN ORGANISASIONAL, PEMAHAMAN AKUNTANSI

b. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN Sumber : Data Primer diolah, 2016

Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar 31,4%, sedangkan sisanya yaitu sebesar 68,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

4.1.5.2 Uji F (Simultan)

Uji kelayakan model dilakukan dengan uji F (F test). Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan model variabel yang digunakan. Kriteria pengujian yang digunakan adalah dengan membandingkan derajat kepercayaan dengan tingkat signifikan sebesar 5%. Apabila hasil dari uji F adalah signifikan P value > 0,05 maka model regresi yang digunakan dianggap layak uji. Sebaliknya jika P value < 0,05 maka model regresi yang digunakan dianggap tidak layak uji.

Hasil uji pada tabel 4.8 diperoleh nilai F = 3,058 dengan nilai signifikansi sebesar P value = 0,032 yang lebih kecil dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa model penelitian yang digunakan dianggap layak uji dan

ketiga variabel mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen dengan nilai signifikansi 0,032

Tabel 4.8 Uji F (Simultan)

ANOVAa Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,914 4 ,228 3,058 ,032b Residual 2,242 30 ,075 Total 3,155 34

a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan

b. Predictors: (Constant), Pemahaman Akuntansi, Komitmen Organisasi, Motivasi, Kompensasi

Sumber : Data Primer diolah, 2016

4.1.5.3 Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis diterima jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan hipotesis ditolak jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05.

48 Tabel 4.9 Uji t (Parsial)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .993 .342 2.900 .007 KOMPENSASI -.109 .160 .352 -.684 .499 MOTIVASI .319 .129 -.008 2.473 .019 KOMITMEN ORGANISASIONAL .014 .109 .360 .128 .899 PEMAHAMAN AKUNTANSI .212 .157 .360 1.354 .186

a. Dependent Variable: KINERJA KARYAWAN

Sumber : Data Primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan:

a. Pengujian Hipotesis Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi

Nilai signifikansi variabel kompensasi sebesar 0,499. Hal menunjukkan bahwa nilai signifikansi variabel ini lebih besar dari 0,05. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotesis akan diterima jika nilai signifikansi kurang dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak yang berarti kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi.

b. Pengujian Hipotesis Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi

Nilai signifikansi variabel motivasi sebesar 0,019. Hal ini berati bahwa nilai signifikansi variabel motivasi lebih kecil dari 0,05. Yang

mengindikasikan bahwa yang berbunyi motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi dapat diterima.

c. Pengujian Hipotesis Pengaruh Komitmen Organisasional terhadap Kinerja Karyawan

Nilai signifikansi variabel komitmen organisasinal sebesar 0,899, nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.9. Nilai signifikansi variabel komitmen organisasional lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan hipotesis tersebut ditolak yang berarti bahwa komitmen organisasional tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

d. Pengujian Hipotesis Pengaruh Pemahaman Akuntansi terhadap Kinerja Karyawan

Nilai signifikansi variabel pemahaman akuntansi sebesar 0,186, nilai tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.9. Nilai signifikansi variabel pemahaman akuntansi lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan hipotesis tersebut juga ditolak yang berarti bahwa pemahaman akuntansi tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

4.2 Pembahasan

Dari hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat bahwa variable kompensasi tidak memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kantor PT. Pertamina (Persero) Medan. Hal ini dapat disebabkan karena sebagian besar pengisian kuisioner adalah karyawan kontrak, kompensasi yang mereka dapatkan sudah tertera di dalam kontrak.

50 Maka ada atau tidaknya kompensasi tambahan, tidak ada pengaruh bagi mereka. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2013), Suprana (2012) dan Saputra (2010) yang menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi. Akan tetapi sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murty (2012) bahwa kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesa diketahui bahwa variable motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja yang tinggi berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi. Hal ini disebabkan motivasi berupa pemberian penghargaan yang di apresiasikan dalam bentuk gelar sebagai karyawan terbaik sehingga pegawai lebih disiplin dan bersemangat untuk melakukan pekerjaannya.

Hasil pengujian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2010), dengan hasil motivasi tidak berpengaruh sigifikan terhadap kinerja karyawan dan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Muty (2012) dan Damayanti (2013) yang menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Motivasi merpakan dorongan seseorang untuk melakukan tindakan yang mengarah pada tujuan. Motivasi yang kuat akan mendorong semangat karyawannya agar lebih tekun dan disiplin dalam menyelesaikan pekerjaan

yang telah dibebankan. Semakin besar motivasi yang dimiliki karyawan, semakin loyal juga karyawan pada perusahaan tempat bekerja.

Komitmen organisasional tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap kinerja karyawan karena nilai sig lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti, tinggi atau rendahnya komitmen organisasional yang dimiliki oleh karyawan bagian akuntansi tidak berpengaruh terhadap kinerjanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murty (2012) bahwa komitmen oganisasional secara parsial tidak berpengaruh signifikan. Komitmen itu sendiri adalah sikap loyalitas karyawan terhadap perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Komitmen organisasional juga merupakan keyakinan yang kuat terhadap nilai sasaran yang ingin dicapai serta keinginan untuk melibatkan diri dengan organisasi tempat bekerja. Oleh karena itu, tingkat komitmen organisasional yang baik antara perusahaan dengan karyawan, maupun karyawan dengan perusahaan akan sangat mendukung dalam menciptakan iklim kerja yang profesional dan bersahabat.

Berdasarkan hasil uji hipotesa terbukti bahwa variable pemahaman akuntansi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi karena sebagian besar karyawan tidak menerapkana pemahaman akuntansi yang baik berdasarkan hasil dari pengisian kuisioner yang disebar oleh peneliti, atau pada saat penyebaran kuisioner waktunya tidak tepat karena responden sibuk untuk menyusun anggaran tengah tahun sehingga tidak fokus untuk mengisi kuisioner yang disebar oleh peneliti. Hal ini dapat disimpulkan

52 bahwa tinggi rendahnya pemahaman akuntansi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi di PT. Pertamina (Persero) Medan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dahlyafni (2014).

BAB 5

Dokumen terkait