• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komite-komite di bawah Dewan Komisaris

Dalam dokumen Melaju Melampaui Batas Telekomunikasi (Halaman 166-170)

STRUKTUR TATA KELOLA PERUSAHAAN

4. Komite-komite di bawah Dewan Komisaris

Komite Audit

Komite Audit menjalankan tugas berdasarkan mandat Audit Committee Charter (yang telah diamademenkan dengan Keputusan dewan Komisaris No.20/KPE/dK/2006 tanggal 11 September 2006), yang ditetapkan dengan Keputusan dewan Komisaris. Audit Committee Charter dievaluasi secara berkala dan apabila diperlukan dilakukan amandemen untuk memastikan kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan Bapepam-LK dan SEC serta peraturan terkait lainnya. Pada bulan November 2011 Perusahaan melakukan amandemen terhadap Audit Committee Charter dan amandemen tersebut telah ditetapkan dengan Keputusan dewan Komisaris No.11/KEP/dK/2011 tanggal 30 November 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kerja (Charter) Komite Audit Telkom Group.

Tidak ada perubahan peraturan yang merubah fungsi, tugas dan tanggung jawab Komite Audit. Amandemen terhadap Audit Committee Charter, terutama dimaksudkan untuk: (i) memutakhirkan dasar hukum dalam Keputusan dewan Komisaris, (ii) mempertegas batasan tanggung jawab Komite Audit, dan (iii) mempertegas cakupan kerja Komite Audit yang meliputi Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasi.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit

Audit Committee Charter secara garis besar

memuat tujuan, fungsi dan tanggung jawab

Komite Audit. Berdasarkan Charter ini, Komite

Audit bertanggung jawab untuk:

• mengawasi proses pelaporan keuangan Perusahaan atas nama dewan Komisaris;

• memberikan rekomendasi kepada dewan Komisaris mengenai penunjukan auditor eksternal. • mendiskusikan dengan auditor internal dan

eksternal semua lingkup pekerjaan, baik pekerjaan audit dan non-audit serta rencana audit mereka; • menelaah laporan keuangan konsolidasian Telkom

serta efektifitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan (”ICOFR”);

• mengadakan rapat secara berkala dengan auditor internal dan eksternal, tanpa kehadiran manajemen, masing-masing untuk membahas hasil evaluasi dan hasil audit mereka atas pengendalian internal Telkom serta laporan keuangan Telkom secara keseluruhan; dan

• melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh dewan Komisaris, khususnya dalam bidang yang terkait dengan akuntansi dan keuangan, serta kewajiban lain yang diharuskan oleh SOA.

Komite Audit dapat menunjuk konsultan independen atau penasehat profesional untuk membantu pelaksanaan tugasnya. Selain itu, Komite Audit juga bertugas untuk menerima dan menangani pengaduan.

Kebijakan dan Prosedur Pre-Approval Komite Audit

Telkom menerapkan kebijakan dan prosedur

pre-approval yang mensyaratkan bahwa semua jasa

non-audit yang akan diberikan oleh Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk sebagai auditor independen, harus mendapat persetujuan lebih dulu dari Komite Audit, sebagaimana ditetapkan dalam Audit

Committee Charter. Berdasarkan Charter tersebut,

jasa non-audit mungkin dapat diperkenankan untuk dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk sebagai auditor independen dengan ketentuan bahwa: (i) direksi harus menyampaikan kepada Komite Audit (melalui dewan Komisaris) uraian jasa non-audit yang akan dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk sebagai auditor independen; dan (ii) Komite Audit akan memutuskan apakah jasa non-audit yang diajukan akan mempengaruhi independensi Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk sebagai auditor independen atau akan menimbulkan benturan kepentingan. Konsisten dengan seksi 10A(i) (1) (B) dari

Exchange Act paragraf (c) (7) (i) (C) dari Rule

2-01 Regulation S-X, Audit Committee Charter memberikan pengecualian untuk persyaratan

pre-approval atas jasa non-audit yang diperkenankan,

apabila: (i) jumlah seluruh biaya jasa non-audit tersebut tidak lebih dari lima persen dari jumlah biaya audit yang dibayarkan oleh Telkom kepada Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk sebagai auditor independen selama tahun buku dimana jasa tersebut diberikan atau (ii) jasa yang diajukan tidak dianggap sebagai jasa non-audit pada saat perjanjian untuk melaksanakan penugasan ditandatangani; dan (iii) selain dari kedua hal tersebut, pelaksanaan jasa non-audit harus disetujui lebih dulu oleh seorang anggota Komite Audit yang telah mendapat pelimpahan

wewenang untuk memberikan pre-approval dari

Komite Audit atau langsung oleh Komite Audit.

Independensi Komite Audit

Peraturan Bapepam-LK tentang Komite Audit mensyaratkan bahwa Komite Audit sedikitnya terdiri dari tiga orang anggota, satu diantaranya adalah Komisaris Independen yang bertindak sebagai ketua, sementara dua anggota lainnya harus merupakan pihak yang independen. minimal salah satu diantaranya harus memiliki keahlian (dalam konteks item 16A dari Form

20-F) dalam bidang akuntansi dan/atau keuangan.

Agar memenuhi syarat independensi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, anggota eksternal Komite Audit:

• Bukan pejabat eksekutif Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa audit dan/atau jasa non-audit kepada Perusahaan dalam jangka waktu enam bulan terakhir sebelum penunjukannya sebagai anggota Komite Audit;

• Bukan sebagai pejabat eksektutif Perusahaan dalam jangka waktu enam bulan terakhir sebelum penunjukannya sebagai anggota Komite Audit; • Tidak boleh terafiliasi dengan pemegang saham

mayoritas;

• Tidak boleh mempunyai hubungan keluarga dengan dewan Komisaris atau direksi;

• Tidak boleh memiliki, secara langsung maupun tidak langsung, saham Telkom; dan

• Tidak boleh memiliki hubungan bisnis apapun yang terkait dengan bisnis Perusahaan.

Telkom memiliki Komite Audit yang terdiri dari enam anggota: dua Komisaris Independen, satu Komisaris, dan tiga anggota eksternal independen yang tidak terafiliasi dengan Telkom. Tidak ada perubahan komposisi anggota Komite Audit selama tahun 2011. Berikut adalah Susunan Komite Audit Per 31 desember 2011:

Ketua Rudiantara Sekretaris Salam

Anggota Johnny Swandi Sjam Bobby A.A. Nazief Sahat Pardede Agus Yulianto

di bawah ini adalah profil ringkas dari masing-masing anggota Komite Audit:

Rudiantara - Ketua/Anggota

Rudiantara sebagai ketua Komite Audit bertanggung jawab untuk mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas tiap anggota Komite Audit.

Salam - Sekretaris/Anggota

Salam adalah akuntan bersertifikat dan berpengalaman dalam bidang auditing, akuntansi, dan keuangan.

Antara tahun 1974 dan 1989, beliau adalah pegawai

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Beliau juga pernah menjabat sebagai AVP divisi Pengembangan Usaha PT Rajawali Wirabhakti Utama, Kepala Corporate Control Unit PT Pabrik Rokok Cap

Bentoel dan direktur Keuangan PT Telekomindo Primakarya. Beliau meraih gelar sarjana bidang akuntansi dari Institut Ilmu Keuangan Jakarta.

Salam bertugas untuk memfasilitasi pelaksanaan tugas anggota Komite Audit, melakukan korespondensi, menyiapkan dokumentasi, menyiapkan laporan tahunan Komite Audit, dan mengkoordinasikan proses seleksi auditor independen.

Johnny Swandi Sjam - Anggota

Johnny Swandi Sjam bertugas melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap tata kelola perusahaan serta memantau peraturan pasar modal dan perundangan lainnya yang terkait dengan operasi Perusahaan.

Bobby A.A. Nazief - Anggota

Bobby A.A. Nazief bertugas untuk mengawasi dan memantau TI Perusahaan.

Sahat Pardede - Anggota

Sahat Pardede adalah akuntan publik bersertifikat dan Managing Partner di Kantor Akuntan Publik Ghazali, Sahat & Rekan. Beliau mempunyai pengalaman yang luas dan keahlian di bidang

auditing, akuntansi keuangan dan pengendalian

internal sesuai dengan SOA Seksi 404. Pada tahun 1981 hingga 2000, beliau adalah pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Beliau meraih gelar sarjana bidang akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta dan meraih gelar master bidang Business Administration dari Universitas Saint mary di Halifax, Kanada.

Sahat Pardede bertugas untuk mengawasi dan memantau proses audit secara keseluruhan, proses

konsolidasi laporan keuangan, penerapan standar akuntansi keuangan, dan efektivitas pengendalian internal atas pelaporan keuangan (ICOFR).

Agus Yulianto - Anggota

Agus Yulianto adalah akuntan bersertifikat dan berpengalaman dalam bidang auditing, akuntansi, dan keuangan. Antara tahun 1983–1999, beliau adalah pegawai Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Beliau juga pernah bekerja sebagai konsultan senior pada Jakarta Initiative Task Force sebagai, procurement audit specialist untuk

proyek-proyek yang didanai Bank dunia. Sebelum ditunjuk sebagai anggota Komite Audit, beliau bekerja di Kantor Akuntan Publik HLB Hadori Sugiarto Adi & Rekan sebagai Ketua Tim Financial

Management Specialist untuk sebuah proyek di

Aceh yang dikelola oleh Bank dunia dan didanai multi donor Fund. Beliau meraih gelar sarjana bidang akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Jakarta dan meraih gelar master bidang akuntansi dari Universitas Case Western Reserve, Cleveland, Ohio, AS.

Agus Yulianto bertugas untuk mengawasi dan memantau efektivitas manajemen risiko (khususnya risiko-risiko pelaporan keuangan) yang dilaksanakan direksi, memantau kemungkinan terjadinya kecurangan dan/atau penyimpangan yang berpotensi merugikan Perusahaan, dan penanganan pengaduan.

Ahli Keuangan Komite Audit

dewan Komisaris telah menetapkan Sahat Pardede, anggota Komite Audit, memenuhi kualifikasi sebagai Ahli Keuangan dan Akuntansi Komite Audit seperti yang diuraikan pada butir 16A Form 20-F, dan sebagai anggota ”independen” sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan 10A-3 dari Exchange Act. Sahat Perdede telah menjadi

anggota Komite Audit sejak Februari 2004. Sebelum penunjukannya sebagai anggota Komite Audit, dan sampai saat ini, beliau masih berpraktek sebagai Akuntan Publik Bersertifikat di Indonesia yang menyediakan jasa audit dan jasa keuangan lainnya kepada sejumlah perusahaan swasta dan lnstitusi-institusi publik. Beliau juga adalah anggota Institut Akuntan Publik Indonesia.

Pengecualian dari Standar Pencatatan di AS untuk Komite Audit

Sesuai dengan UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Perusahaan memiliki struktur dua dewan (Two Tiers board structure) yang terdiri dari dewan Komisaris dan direksi. Fungsi manajemen eksekutif dilaksanakan oleh direksi sedangkan tugas utama dewan Komisaris adalah untuk mengawasi

kebijaksanaan direksi dalam menjalankan operasi dan manajemen Perusahaan dan memberikan saran kepada direksi.

Peraturan Bapepam-LK No.IX.1.5 dan Peraturan Pencatatan No.1A yang dikeluarkan oleh BEI mengharuskan dewan Komisaris perusahaan publik yang tercatat di BEI (seperti Telkom) untuk membentuk Komite Audit yang paling sedikit terdiri dari tiga anggota, satu diantaranya adalah Komisaris Independen yang bertindak sebagai ketua Komite Audit, sementara dua anggota lainnya harus merupakan pihak yang independen, minimal salah satu diantaranya harus memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan/atau keuangan.

Standar Pencatatan NYSE yang ditetapkan berdasarkan Peraturan 10A-3(c)(3) dari Exchange

Act mengharuskan emiten swasta asing yang

sahamnya tercatat di NYSE memiliki komite audit yang terdiri dari para direktur Independen. Walaupun demikian, emiten swasta asing dapat dikecualikan dari persyaratan independensi ini apabila:

(i) Pemerintah atau bursa efek negara asal mengharuskan Perusahaan memiliki Komite Audit; (ii) Komite Audit terpisah dari direksi dan memiliki

anggota baik dari dalam maupun luar dewan Komisaris;

(iii) Anggota Komite Audit tidak dipilih oleh manajemen dan tidak ada pejabat eksekutif Perusahaan yang menjadi anggota Komite Audit; (iv) Pemerintah atau bursa efek negara asal memiliki

persyaratan untuk Komite Audit yang independen dari manajemen Perusahaan; dan

(v) Komite Audit bertanggung jawab atas penunjukkan, retensi dan pengawasan pekerjaan auditor eksternal.

Kami memiliki Komite Audit yang terdiri dari enam anggota: dua Komisaris Independen, satu Komisaris, dan tiga anggota eksternal independen yang tidak terafiliasi dengan Telkom.

Tidak semua anggota Komite Audit Telkom merupakan direktur Independen seperti yang dipersyaratkan dalam Peraturan 10A-3 dari Exchange Act. Telkom mengacu

pada pengecualian umum berdasarkan Peraturan 10A-3(c)(3) mengenai komposisi anggota Komite Audit. Kami yakin bahwa acuan pada pengecualian umum tersebut tidak akan memberikan dampak sebaliknya secara material pada kemampuan Komite Audit untuk bertindak independen. Kami juga yakin bahwa maksud dari pembatasan bahwa tiap anggota Komite Audit merupakan direktur Independen adalah untuk memastikan bahwa Komite Audit bebas dari pengaruh manajemen dan dapat menyediakan forum yang terpisah dari manajemen sehingga auditor dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dapat melakukan pembahasan masalah secara lugas. Peraturan Komite Audit yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK mensyaratkan bahwa setiap anggota Komite Audit harus independen. Peraturan Komite Audit yang dikeluarkan Bapepam-LK juga mensyaratkan bahwa paling sedikit dua anggota Komite Audit, yaitu anggota eksternal independen, tidak hanya independen terhadap manajemen tetapi juga terhadap dewan Komisaris dan direksi serta Perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, Kami yakin bahwa standar yang ditetapkan dalam peraturan Komite Audit yang dikeluarkan Bapepam-LK cukup efektif dalam memastikan kemampuan Komite Audit untuk bertindak independen.

Pengecualian tersebut di atas telah Kami laporkan dalam Annual Written Confirmation yang disampaikan kepada NYSE. Namun, tidak seperti persyaratan yang ditetapkan dalam standar pencatatan NYSE, berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi Komite Audit di Indonesia, Komite Audit Telkom tidak mempunyai tanggung jawab langsung atas penunjukan, kompensasi dan retensi auditor eksternal. Komite Audit Telkom hanya dapat merekomendasikan penunjukan auditor eksternal kepada dewan Komisaris dan keputusan dewan Komisaris harus mendapatkan persetujuan pemegang saham.

LAPORAN KOMITE

Dalam dokumen Melaju Melampaui Batas Telekomunikasi (Halaman 166-170)