• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.7 Komitmen Profesional dan Kinerja DPRD dalam

Komitmen profesional merupakan peristiwa di mana individu sangat tertarik pada (mempunyai keterikatan terhadap) nilai-nilai, aturan-aturan dan tujuan dari profesinya. Seorang professional dalam menjalankan tugasnya pasti akan berdasarkan pada perilaku, sikap dan orientasi terhadap profesinya tersebut, hal ini akan memunculkan loyalitas kepada profesinya. Komitmen profesional adalah tingkat loyalitas individu pada profesinya seperti yang dipersepsikan individu tersebut, Trisnaningsih (2003). Secara khusus, komitmen profesi yang tinggi seharusnya mendorong seseorang ke perilaku yang sesuai dengan kepentingan publik dan menjauh dari perilaku yang membahayakan profesi.

Aranya dan Ferris (1984) menyatakan bahwa komitmen adalah suatu keyakinan dan penerimaan tujuan dalam nilai suatu profesi, kemauan untuk memainkan upaya tertentu atas nama profesi. Dengan demikian komitmen profesional adalah suatu bentuk penerimaan dan kesediaan terhadap pelaksanaan tujuan dan nilai-nilai profesi. Komitmen profesional menjadi daya yang mendorong seseorang untuk melaksanakan tugas-tugas profesinya sebaik mungkin atau daya pemacu bagi pencapaian kinerja yang baik dalam pekerjaan. Komitmen membentuk seseorang menjadi setia dan loyal, ulet, giat, dan aktif dalam melakukan pekerjaannya.

Komitmen profesional dibangun atas dasar keprofesionalan anggota Dewan karena disitulah diuji komitmen anggota Dewan apakah masih menjunjung tinggi

kepentingan rakyat atau justru ikut dalam kepentingan politik masing-masing partai politik. Jeffrey dan Weatherholt (1996) menguji hubungan antara komitmen profesional, pemahaman etika dan sikap ketaatan terhadap aturan. Aturan yang dimaksud adalah fungsi yang diberlakukan kepada para anggota legislatif yang diantaranya fungsi pengawasan.

Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh DPRD sesuai dengan tugas dan fungsinya yakni sebagai perumus peraturan daerah,penyusun anggaran, dan sebagai pengawas atas pelaksanaan peraturan daerah yang dijalankan oleh Kepala Daerah. Ukuran kinerja adalah sebagai berikut:

1. Produktivitas, untuk mengukur sejauhmana tingkat pencapaian hasil implementasi tugas dan fungsi DPRD. Produktivitas ini ditentukan oleh: jumlah peraturan daerah yang dihasilkan oleh DPRD dan jumlah keterlibatan DPRD dalam penentuan pajak, retribusi, dan hutang yang membebani rakyat.

2. Efektifitas, untuk mengukur sejauhmana implementasi hak-hak dan fungsi DPRD dapat mencapai tujuan dan sasaran. Efektivitas ini ditentukan oleh: tersalurkannya aspirasi dan tuntutan rakyat dalam bentuk peraturan daerah, terealisasinya APBD sesuai dengan tujuan dan sasaran.

3. Tanggung jawab atau responsibilitas, untuk mengukur sejauhmana kepekaan DPRD dalam mengimplementasikan tugas dan fungsinya. Tanggung jawab ini ditentukan oleh: adanya upaya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan

adanya tanggung jawab DPRD kepada rakyat dalam penyusunan APBD (Rahman dan Azis, 2006).

Kinerja DPRD dalam pengawasan pelaksanaan anggaran Pemerintah Daerah harus benar-benar optimal, hal ini untuk memantau apakah pelaksanaan anggaran tersebut telah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, serta berjalan efisien, efektif dan ekonomis. Proses pengawasan di sini diartikan sebagai proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pelaksanaan Pemerintah daerah sesuai dengan perencanaan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku (Keppres No. 74 Tahun 2001).

Penelitian ini, proses pengawasan akan difokuskan pada pengawasan yang dilakukan oleh DPRD. Dalam melaksanakan tugas pengawasan tersebut, DPRD memiliki bagian khusus yang disebut Panitia Anggaran. Pengawasan yang dilakukan DPRD atau Dewan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung serta preventif dan represif. Pengawasan yang bersifat langsung dilakukan secara pribadi dengan cara mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri di tempat pekerjaan dan minta secara langsung dari pelaksana dengan cara inspeksi. Sedangkan pengawasan tidak langsung dilakukan dengan cara mempelajari laporan yang diterima dari pelaksana.

2.2. Review Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan Anggaran dan Pengawasan keuangan daerah (APBD) telah banyak dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan Sari dan Anwar

(2009).Dalam penelitian tersebut pengetahuan Dewan sebagai variabel Independen, Pengawasan keuangan daerah sebagai variabel dependen, sedangkan Akuntabilitas, Partisipasi masyarakat, Transparansi kebijakan publik sebagai variabel Pemoderasi. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan Pengetahuan Dewan tentang anggaran berpengaruh positif terhadap pengawasan keuangan daerah, sedangkan Akuntabilitas, Partisipasi masyarakat, Transparansi Kebijakan publik bukan merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran dan pengawasan keuangan daerah (APBD).

Peneliti berikutnya Werimon et.al (2007) meneliti pengaruh partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Dalam penelitian ini pengetahuan Dewan tentang anggaran, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik dijadikan sebagai variabel Independen, dan pengawasan keuangan daerah dijadikan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Pengetahuan anggaran berpengaruh positif signifkan terhadap pengawasan keuangan daerah.namun interaksi antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan partisipasi masyarakat berpengaruh negatif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah, interaksi pengetahuan Dewan dengan transparansi kebijakan publik berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD, Interaksi antara pengetahuan Dewan terhadap anggaran dengan partisipasi masyarakat tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD.

Selanjutnya Coryanata (2007) melakukan penelitian tentang Akuntabilitas, partisipasi Masyarakat, transparansi kebijakan publik sebagai pemoderating hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran terhadap Pengawasan keuangan daerah pada anggota Dewan DPRD di kota Bengkulu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah, dengan tingkat signifikan 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa anggota Dewan sadar bahwa pengetahuan tentang anggaran harus mutlak mereka kuasai dalam rangka pengawasan terhadap keuangan daerah nantinya. Partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik serta akuntabilitas, yang disebut dengan variabel moderating, semuanya ikut mempengaruhi hubungan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan publik secara signifikan dengan tingkat signifikan 0,000.

Peneliti berikutnya, Werfete (2009) melakukan kajian terhadap pelaksanaan salah satu fungsi pada DPRD Kabupaten Kaimana yaitu fungsi pengawasan, hasil penelitian ini menunjukan bahwa membenarkan dugaan tentang lemahnya pelaksanaan pengawasan fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Kaimana. Lemahnya fungsi pengawasan ini disebabkan oleh kualitas SDM anggota Dewan, komitmen para wakil rakyat, kontrol masyarakat, serta kemampuan Sekretariat Dewan yang minim.Sopanah (2003) membuktikan bahwa pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD) dan interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan Partisipasi Masyarakat berpengaruh signfikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD), sedangkan

interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak signfikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD).

Menurut Indradi (2001) hasil penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa kualitas Dewan yang diukur dengan Pendidikan, Pengetahuan, Pengalaman, dan Keahlian berpengaruh terhadap Kinerja Dewan salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan. Hasil penelitian Winarna dan Murni (2007) membuktikan bahwa Personal background dan political background tidak berpengaruh terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah, tetapi pengetahuan dewan berpengaruh terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah.

Review penelitian sebelumnya dapat dilihat dalam Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1 Rida Perwita Sari, Syaiful Anwar 2009 Akuntabilitas, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik sebagai pemoderating hubungan dewan tentang anggaran dan pengawasan keuangan daerah.

Variabel Independen: Pengetahuan dewan tentang anggaran Variabel dependen: ,pengawasan keuangan daerah Variabel moderasi: Akuntabilitas,partisipasi masyarakat,transparansi kebijakan publik (variabel moderasi)

Pengetahuan Dewan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah sedangkan akuntabilitas, partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik bukan merupakan variabel moderating yang dapat mempengaruhi hubungan pengetahuan Dewan dengan pengawasan keuangan daerah. 2 Simson Werimon Imam Ghozali, Mohamad Nazir 2007 Pengaruh partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah

Variabel Independen: Pengetahuan dewan tentang anggaran,

Variabel dependen: pengawasan keuangan daerah

Variabel moderasi: Partisipasi masyarakat dan

Pengetahuan anggaran berpengaruh positif signifkan terhadap pengawasan keuangan daerah.namun variabel berikutnya yaitu interaksi antara pengetahuan Dewan tentang anggaran

transparansi kebijakan publik dengan partisipasi masyarakat berpengaruh negatif signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah, interaksi pengetahuan Dewan dengan transparansi kebijakan publik berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD, Interaksi antara pengetahuan Dewan terhadap anggaran dengan partisipasi masyarakat tidak berpengaruh positif signifikan terhadap pengawasan APBD 3 Isma Coryanata 2007 Akuntabilitas, Partisipasi

Masyarakat dan Transparansi kebijakan publik sebagai

pemoderating hubungan pengetahuan Dewan tentang anggaran dan pengawasan keuangan daerah

Variabel Independen: Pengetahuan dewan tentang anggaran Variabel dependen: Pengawasan keuangan daerah Variabel moderasi: Akuntabilitas,partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik sebagai

menunjukkan hubungan yang sangat signifikan dengan tingkat signifikan 0,000. antara pengetahuan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah. Partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik serta akuntabilitas, yang disebut dengan variabel

moderating, semuanya ikut mempengaruhi hubungan antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan publik secara signifikan dengan tingkat signifikan 0,000

4 Jafar Werfete 2009 Pengaruh kualitas SDM anggota dewan, Komitmen profesional, dan control masyarakat terhadap pengawasan keuangan daerah Kabupaten Kaimana Variabel independen: Kualitas SDM dan Komitmen Profesional Variabel dependen: Pengawasan keuangan daerah Menunjukan bahwa membenarkan dugaan tentang lemahnya pelaksanaan pengawasan fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Kaimana. Lemahnya fungsi pengawasan ini disebabkan oleh kualitas SDM anggota Dewan, komitmen para wakil rakyat, kontrol masyarakat, serta kemampuan Sekretariat Dewan yang minim 5 Sopanah 2003 Pengaruh Partisipasi

Masya rakat dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan

Variabel independen: Pengetahuan dewan tentang anggaran Pengetahuan dewan tentang anggaran berpengaruh signifikan terhadap pengawasan Lanjutan Tabel 2.1

Lanjutan Tabel 2.1

antara pengetahuan Dewan tentang anggaran dengan pengawasan keuangan daerah Variabel dependen: pengawasan keuangan daerah Variabel moderasi: Partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan publik

keuangan

daerah (APBD) dan interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan Partisipasi Masyarakat berpengaruh signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD), sedangkan interaksi antara pengetahuan dewan tentang anggaran dengan transparansi kebijakan publik tidak signifikan terhadap pengawasan keuangan daerah (APBD) 6 Syamsiar Indradi 2001 Pengaruh Pendidikan dan

Pengalaman anggota DPRD dengan Proses Pembuatan Peraturan Daerah

Variabel independen: Pendidikan dan Pengalaman anggota DPRD

Variabel dependen: Pembuatan peraturan Daerah

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa kualitas Dewan yang diukur dengan

Pendidikan, Pengetahuan, Pengalaman, dan Keahlian berpengaruh terhadap kinerja Dewan salah satunya adalah kinerja pada saat melakukan fungsi pengawasan 7 Jaka Winarna dan

Sri Murni

2007 Pengaruh Personal Background, Political

Background, Pengetahuan

Dewan tentang Anggaran terhadap Peran DPRD dalam Pengawasan Keuangan Daerah Variabel independen: Personal background,Political background,Pengetahuan

dewan tentang anggaran Variabel dependen: Peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah

Personal background dan

political background tidak berpengaruh terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah, tetapi pengetahuan dewan berpengaruh terhadap peran DPRD dalam pengawasan keuangan daerah

39

Dokumen terkait