• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komoditas tanaman sayur lebih beragam dibandingkan dengan komoditas tanaman pangan. Dilihat dari jumlah produksi, tanaman

Dalam dokumen BAB IV PROFIL KABUPATEN BULELENG (Halaman 32-42)

cabe termasuk paling dominan di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar

50.504 ton dengan luas panen tahun 2012 sebesar 2.688 Ha.

Sedangkan jumlah produksi paling sedikit yaitu komoditas mentimun,

bawang putih, kangkung dan bayam. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 4.23.

Tabel 4.23

Luas Areal Panen dan Produksi Sayur-sayuran di Kabupaten Buleleng Tahun 2012

No. Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (ton)

2. Bawang Putih 2 5 3. Bawang Daun 4 50 4. Kentang 43 1.221 5. Kubis 92 3.013 6. Sawi 80 1.105 7. Wortel 107 2.063 8. Kacang Panjang 10 91 9. Cabe 2.688 50.504 10. Tomat 43 362 11. Buncis 2 22 12. Mentimun 2 5 13. Bayam 8 14 14. Kangkung 14 10

Sumber: Kabupaten Buleleng Dalam Angka, 2013

c. Potensi Perkebunan

Kawasan peruntukan perkebunan seluas 20.274 Ha. Tanaman perkebunan yang banyak dikembangkan di Kabupaten Buleleng seperti Kelapa, kopi, cengkeh, vanili, kako, jambu mete, kapok, lada dan tembakau. Dari jenis tersebut tanaman kopi yang dapat dibudidayakan dan berkembang dengan baik di dataran tinggi hampir di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng kecuali Kecamatan Gerokgak dan Kecamatan Buleleng yang wilayahnya berada di dataran rendah. Petani kopi di Kabupaten Buleleng sudah menguasai teknik budidaya kopi dengan teknik menyambung sehingga ketinggian pohon dan jumlah cabang dalam satu pohon bisa diatur.

Tabel 4.24

Luas Areal dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Buleleng Tahun 2012

No. Komoditas Luas (Ha) Produksi (ton)

1. Kopi Robusta 10.810 8.977,21 2. Kopi Arabika 2.687 875,35 3. Kakao 1.265 761,06 4. Cengkeh 7.552 6.553,97 5. Vanili 119 1,43 6. Tembakau Virginia 562 1.342,76 7. Kelapa Dalam 8.631 6.865,42 8. Jambu Mete 2.224 529,97 9. Kapok 258 50,32 10. Lada 9 1,75

Sumber: Kabupaten Buleleng Dalam Angka, 2013

Dari Tabel 4.23 menunjukkan bahwa kopi robusta merupakan produk perkebunan yang paling dominan di Kabupaten Buleleng. Areal pengembangan kopi robusta di Tahun 2012 seluas 10.810 Ha dengan produksi mencapai sebanyak 8.977,21 ton. Sedangkan areal kopi arabika seluas 2.687 Ha dengan produk mencapai 875,35 ton. Selain dipasarkan dalam bentuk bijian, di Buleleng sudah ada industri yang mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk. Pemasaran kopi bubuk menjangkau pasar lokal dan nasional. Cengkeh dan kelapa dalam juga merupakan salah satu produk

perkebunan unggulan, melihat luas areal yang mencapai 7.552 Ha dan 8.631 Ha.

d. Potensi Peternakan

Potensi ternak yang ada dan sudah berkembang selama ini adalah : - Ternak besar : sapi, babi, kambing dan kerbau.

- Ternak unggas : itik.

Berikut disajikan data jumlah populasi ternak dan produksi hasil peternakan di Kabupaten Buleleng pada Tahun 2012.

Tabel 4.25

Jumlah Populasi Ternak

di Kabupaten Buleleng Tahun 2012

No. Komoditas Jumlah Populasi (ekor)

1. Sapi Potong 145.780

2. Kerbau 173

3. Babi 222.676

4. Kambing 33.043

5. Itik 66.754

Sumber : Kabupaten Buleleng Dalam Angka, 2013 Tabel 4.26

Jumlah Produksi Hasil Peternakan di Kabupaten Buleleng Tahun 2012 No

. Komoditas Produksi (ton)

1. Daging Sapi 407.662

2. Daging Kerbau 865

3. Daging Kambing 13.382

4. Daging Babi 445.704

5. Daging Ayam Ras 28.208

6. Daging Ayam Buras 95.818

7. Daging Itik 5.642

8. Telur Ayam Ras 24.110

9. Telur Ayam Buras 57.076

10. Telur Itik 53.304

Sumber : Kabupaten Buleleng Dalam Angka, 2013

Ternak sapi dikembangkan di semua kecamatan di Kabupaten Buleleng. Dengan melibatkan kelompok-kelompok tani ternak khususnya di wilayah Kecamatan Gerokgak, Tejakula, Sukasada dan Kubutambahan merupakan penghasil ternak sapi potong yang cukup banyak di Kabupaten Buleleng. Populasi sapi potong di Kabupaten Buleleng tahun 2012 mencapai 145.780 ekor, dengan produksi daging sapi mencapai 407.662 ton, dibandingkan produksi daging tahun 2011 naik mencapai 1.851,50 ton. Selain dipasarkan di pasar lokal Bali, juga pasar nasional sampai ke Jakarta.

Ternak babi juga dikembangkan di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Buleleng. Populasi ternak babi tahun 2012 mencapai 146.765 ekor dengan produksi daging babi mencapai 445.704 ton, dibandingkan produksi daging tahun 2012 naik mencapai 3.964,50 ton.

e. Potensi Perikanan

Kabupaten Buleleng memiliki pantai sepanjang ± 157,05 Km atau ± 1.166,75 Km2 luas radius 4 mil perairan laut yang membentang dari Barat ke Timur mulai dari Desa Sumberkelampok di Kecamatan Gerokgak sampai Desa Tembok di Kecamatan Tejakula. Di dalamnya terkandung berbagai jenis ikan, baik ikan pelagis, ikan demarsal maupun ikan karang yang diperkirakan potensi lestarinya sebesar 12.358 ton per tahun. Luas lahan potensial untuk budidaya laut diperkirakan ± 1.000 Ha, dengan rincian: budidaya Kerapu dan Bandeng sebanyak 500 Ha, Rumput Laut sebanyak 250 Ha, dan Mutiara sebanyak 250 Ha (Diskanla, 2012).

Potensi kawasan yang dapat dikembangkan untuk perikanan mencakup:  Perikanan tangkap, meliputi :

- Perikanan tangkap di perairan umum (danau, sungai dan waduk) yang telah dilakukan oleh nelayan di Kecamatan Banjar dan Sukasada. Potensi perairan umum di Kabupaten Buleleng mencapai luas ± 471,3 Ha, terdiri dari dua buah danau dengan luas 446 Ha, perairan sungai 25 Ha dan saluran irigasi 0,30 Ha. Produksi tangkapan di perairan umum mencapai 58,9 ton pada Tahun 2008, sedangkan produksi budidaya dalam karamba jaring apung (KJA) mencapai 0,5 ton.

- Perikanan tangkap di perairan laut yang selama ini telah dilakukan oleh nelayan di Kecamatan Gerokgak, Seririt, Banjar, Buleleng, Sawan, Kubutambahan dan Tejakula. Potensi lestari penangkapan ikan diperkirakan mencapai 12.538 ton/tahun. Berdasarkan data Tahun 2007, produksi perikanan laut baru mencapai 11.173,90 ton yang berarti pemanfaatannya baru 89,12% dari potensi lestari (Diskanla Kab. Buleleng, 2009).

 Perikanan budidaya, meliputi :

- Perikanan budidaya di danau Buyan dan Tamblingan berupa karamba jaring apung.

- Perikanan budidaya kolam permanen, semi permanen maupun kolam tanah. Jenis ikan yang telah dikembangkan dan potensial terus dikembangkan adalah lele, nila, gurami dan mujair.

- Perikanan budidaya di saluran irigasi.

- Perikanan budidaya tambak, dengan jenis yang banyak dikembangkan adalah tambak udang dan bandeng. Luas potensi lahan untuk budidaya ikan dan udang di tambak adalah ± 500 Ha, terdiri dari lahan pasang surut 350 Ha dan non pasang surut 150 Ha. Luas pemanfaatan budidaya tambak tahun 2007 adalah seluas 155,3 Ha dengan produksi sebesar 949,2 ton.

- Perikanan budidaya laut, meliputi : budidaya rumput laut di wilayah Teluk Banyuwedang dan Teluk Pegametan; budidaya karamba jaring apung di Kecamatan Gerokgak dan Seririt; budidaya tiram mutiara di wilayah Kecamatan Gerokgak. Potensi budidaya laut mencapai 1.000 Ha yang terdiri dari potensi budidaya Kerapu dan Bandeng 500 Ha dengan pemanfaatan baru mencapai 8,31%. Produksi pada tahun 2007 mencapai 7 ton Kerapu dan 0,5 ton Bandeng. Potensi budidaya Mutiara 250 Ha yang pemanfaatannya baru seluas 183 Ha (73,20%) dengan produksi sebanyak 24.106 butir mutiara, 165.638 ekor sepat, dan cakang mutiara sebanyak 17,3 ton. Sedangkan potensi budidaya rumput laut seluas 250 Ha dengan pemanfaatan 250 Ha dan produksi 1275,5 ton.

- Pembenihan ikan air tawar maupun payau. Jumlah pembenihan swasta untuk komoditi Bandeng sebanyak 52 pengusaha dan 525 orang pembenihan sekala rumah tangga dengan produksi 749.750.000 ekor yang terdiri dari 4.000 buah bak larva. Jika ada pemasaran optimal maka potensi produksi bisa mencapai 2.200.000.000 ekor per tahun. Pembenihan udang galah di Kabupaten Buleleng dilakukan oleh 3 orang pengusaha dengan jumlah bak sebanyak 70 buah. Potensi produksi per tahun mencapai 323.000 ekor dan saat ini produksinya tidak ada karena masih uji coba.

 Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, meliputi :

- Sentra-sentra industri kecil dan industri rumahan yang mengolah hasil-hasil perikanan terdapat di Kecamatan Gerokgak, Seririt, Banjar, Buleleng, Sawan, Kubutambahan dan Tejakula.

- Industri perikanan yang tersebar di kawasan pelabuhan Sangsit Kecamatan Sawan dan Gerokgak.

- Sentra-sentra industri kecil kemaritiman terdapat di Kecamatan Gerokgak, Seririt, Banjar, Buleleng, Sawan, Kubutambahan dan Tejakula.

- Sentra industri garam di Kecamatan Gerokgak dan Tejakula.

- Pasar ikan di Desa Anturan Kecamatan Buleleng dan Desa Kubutambahan Kecamatan Kubutambahan.

2)

Potensi Industri

Kawasan perindustrian mencakup kawasan :

a) Kawasan peruntukan aneka industri Celukan Bawang yang meliputi : Desa Patas, Tinga-tinga, Celukan Bawang, Pengulon dan Tukad Sumaga di Kecamatan Gerokgak seluas sekitar 1.762 Ha.

b) Sentra-sentra industri kecil kreatif dan kerajinan rumah tangga, makanan olahan dan unggulan lainnya yang lokasinya tersebar pada kawasan permukiman.

c) Pengembangan agroindustri di kawasan Agropolitan Depeha, Tista, Banjar dan Pancasari.

Industri yang berkembang di Kabupaten Buleleng merupakan industri rumah tangga (home industry). Dengan bantuan permodalan dan bimbingan instansi teknis terkait, produk industri yang dapat dikembangkan berupa industri rumah tangga kerajinan anyaman bambu yang terutama dikembangkan di Desa Sangket Kecamatan Sukasada, dan anyaman inovatif terutama dikembangkan di Desa Ambengan Kecamatan Sukasada. Kedua jenis produksi kerajinan itu selain telah memasuki pasar lokal, juga menjangkau pasar nasional dan pasar internasional. Tantangan yang dihadapi adalah produksi kerajinan inovatif Desa Ambengan yang semestinya sudah memiliki merk tersendiri, namun sampai saat ini belum memiliki merk sendiri. Hal ini dimanfaatkan oleh pengusaha dari daerah lain dengan memberi merk dan dipasarkan ke pasar internasional oleh pengusaha dari Denpasar dan Gianyar. Dengan adanya merk dan ciri khas daerah asal, diharapkan akan meningkatkan daya jual dan pada akhirnya akan mensejahterakan para perajinnya.

Sektor industri bukan merupakan sector utama dalam roda penggerak perekonomian di Kabupaten Buleleng, akan tetapi diharapkan sector ini akan memberikan peranan yang lebih besar lagi. Jumlah industry formal di Kabupaten Buleleng tahun 2012 tercatat 69 unit usaha. Ditinjau dari persebaran, unit-unit industry tersebar di semua kecamatan, namun paling banyak berada di Kecamatan Buleleng. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.27.

Tabel 4.27

Banyaknya Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri menurut jenis Industri Tahun 2012

No . Jenis industri Banyakn ya Perusaha an (unit) Tenaga Kerja (orang) Nilai investasi (Rp. 000) Nilai Produksi (ribu rupiah) 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 19 124 517.720.000 2.776.016.200

2. Tekstil, Pakaian dan

Kulit 4 21 31.844.057 1.036.940

3. Kayu, Bambu, Rotan,

Rumput dan

sejenisnya termasuk

perabot rumah

tangga

21 125 861.479.500 3.175.042.800

4. Kertas dan barang

dari kertas,

percetakan dan

penerbitan

5. Kimia dan barang-barang dari bahan kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastic

4 20 166.924.000 422.698.800

6. Barang Galian bukan

Logam kecuali

minyak bumi dan batu bara

1 22 1.402.400.0

00 1.494.500.000 7. Barang dari Logam,

Mesin dan peralatan

6 20 108.510.000 1.120.617.600 8. Pengolahan lainnya 7 36 93.510.000 400.744.800 Jumlah 69 383 3.557.319. 557 10.691.888.6 20 Sumber : Kabupaten Buleleng Dalam Angka, 2013

3)

Potensi Pertambangan

Kawasan peruntukan pertambangan berupa pertambangan skala kecil, meliputi :

a) Lokasi kawasan pertambangan batuan tersebar di Kecamatan Gerokgak, Kubutambahan, Buleleng dan Seririt;

b) Lokasi kegiatan pertambangan pengambilan air bawah tanah; dan c) Kawasan peruntukan pertambangan sumber energi minyak lepas

pantai di perairan Laut Bali sesuai potensi yang ada setelah diadakan penelitian serta dinilai layak baik secara ekonomis maupun lingkungan.

4)

Potensi Perdagangan dan Jasa

Kabupaten Buleleng memiliki berbagai jenis fasilitas perdagangan, baik yang berupa pasar tradisional maupun pasar modern yang tersebar di 9 (sembilan) wilayah.

1. Di Kecamatan Gerokgak yang terdiri dari 14 desa terdapat 1.251 unit fasilitas perdagangan yaitu 13 unit berupa pasar dan 1.238 unit berupa toko,kios dan warung. Jenis pasar yang terdapat di Kecamatan Gerokgak berupa 1 unit pasar kabupaten, 7 unit pasar desa, 4 unit tenten dan 1 unit pasar hewan. Sedangkan untuk fasilitas perdagangan non pasar yang terdapat di Kecamatan Gerokgak yaitu 182 unit toko, 98 unit kios dan 958 warung.

2. Kecamatan Seririt yang terdiri dari 21 desa/kelurahan memiliki fasilitas perdagangan sebanyak 1.258 unit yang terdiri 15 unit pasar dan 1.243 unit berupa toko,kios dan warung. Jenis pasar yang terdapat di Kecamatan Seririt berupa 1 unit pasar kabupaten, 12 unit pasar desa dan 2 unit. Sedangkan untuk fasilitas perdagangan non pasar yang terdapat di Kecamatan Seririt yaitu 496 unit toko, 130 unit kios dan 617 warung.

3. Kecamatan Busungbiu yang terdiri dari 15 desa memiliki fasilitas perdagangan sebanyak 641 unit yang terdiri dari 9 unit pasar dan

632 unit berupa toko,kios dan warung. Jenis pasar yang terdapat di Kecamatan Busungbiu berupa 6 unit pasar desa dan 3 unit tenten. Sedangkan untuk fasilitas perdagangan non pasar yang terdapat di Kecamatan Busungbiu yait 26 unit toko, 20 unit kios dan 586 warung. 4. Kecamatan Banjar yang terdiri dari 17 desa memiliki fasilitas

perdagangan sebanyak 1.200 unit yang terdiri dari 15 unit pasar dan 1.185 unit berupa toko, kios dan warung. Jenis pasar yang terdapat di Kecamatan Banjar berupa 1 unit pasar kabupaten, 9 unit pasar desa dan 5 unit tenten. Sedangkan untuk fasilitas perdagangan non pasar yang terdapat di Kecamatan Banjar yaitu 68unit toko, 70 unit kios dan 1.047 warung.

5. Kecamatan Sukasada yang terdiri dari 15 desa/kelurahan memiliki fasilitas perdagangan sebanyak 907 unit yang terdiri dari 5 unit pasar dan 902 unit berupa toko, kios dan warung. Jenis pasar yang terdapat di Kecamatan Sukasada berupa 1 unit pasar kabupaten, 3 unit pasar desa dan 1 unit pasar hewan. Sedangkan untuk fasilitas perdagangan non pasar yang terdapat di Kecamatan Sukasada yaitu 375 unit toko, 59 unit kios dan 468 warung.

6. Kecamatan Buleleng yang terdiri dari 29 desa/kelurahan memiliki fasilitas perdagangan sebanyak 2.551 unit yang terdiri dari 19 unit pasar dan 2.532 unit berupa toko, kios dan warung. Jenis pasar yang terdapat di Kecamatan Buleleng berupa 4 unit pasar kabupaten, 10 unit pasar desa dan 5 unit tenten. Sedangkan untuk fasilitas perdagangan non pasar yang terdapat di Kecamatan Buleleng yaitu 541 unit toko, 683 unit kios dan 1.308 warung.

7. Kecamatan Sawan yang terdiri dari 14 desa memiliki fasilitas perdagangan sebanyak 1.410 unit yang terdiri dari 9 unit pasar dan 1.401 unit berupa toko,kios dan warung. Jenis pasar yang terdapat di Kecamatan Sawan berupa 2 unit pasar kabupaten dan 7 unit pasar desa. Sedangkan untuk fasilitas perdagangan non pasar yang terdapat di Kecamatan Sawan yaitu 253 unit toko, 218 unit kios dan 930 warung.

8. Kecamatan Kubutambahan yang terdiri dari 13 desa memiliki sebanyak 1.253 unit yang terdiri dari 5unit pasar dan 1.248 unit berupa toko, kios dan warung. Jenis pasar yang terdapat di Kecamatan Kubutambahan berupa 2 unit pasar kabupaten dan 5 unit pasar desa. Sedangkan untuk fasilitas perdagangan non pasar yang terdapat di Kecamatan Kubutambahan yaitu 117 unit toko, 67 unit kios dan 1.064 warung.

9. Kecamatan Tejakula yang terdiri dari 10 desa memiliki fasilitas perdagangan sebanyak 1.224 unit yang terdiri dari 12 unit pasar dan 1.212 unit berupa toko, kios dan warung. Jenis pasar yang terdapat di Kecamatan Tejakula berupa 11 unit pasar desa dan 1 unit tenten. Sedangkan untuk fasilitas perdagangan non pasar yang terdapat di Kecamatan Tejakula yaitu 362 unit toko, 204 unit kios dan 646 warung.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.28 dan Tabel 4.29 berikut.

Tabel 4.28

Jumlah Pasar di Kabupaten Buleleng Tahun 2012 No . Kecamatan Pasar Kabupat en (unit) Pasar Desa

(unit) Tenten(unit)

Pasar Hewan (unit) 1. Gerokgak 1 7 4 1 2. Seririt 1 12 2 -3. Busungbiu - 6 3 -4. Banjar 1 9 5 -5. Sukasada 1 3 - 1 6. Buleleng 4 10 5 -7. Sawan 2 7 - -8. Kubutambahan 2 3 - -9. Tejakula - 11 1 -Jumlah 12 68 20 2

Sumber : Kabupaten Buleleng Dalam Angka, 2013

Tabel 4.29

Jumlah Toko, Kios dan Warung di Kabupaten Buleleng Tahun 2012

No

. Kecamatan Toko (unit) Kios (unit) Warung(unit)

1. Gerokgak 182 98 958 2. Seririt 496 130 617 3. Busungbiu 26 20 586 4. Banjar 68 70 1.047 5. Sukasada 375 59 468 6. Buleleng 541 683 1.308 7. Sawan 253 218 930 8. Kubutambahan 117 67 1.064 9. Tejakula 362 204 646 Jumlah 2.42 0 1.549 5.269

5)

Potensi Pariwisata

Luas kawasan peruntukan pariwisata adalah sekitar 36.824 Ha atau 26,95% dari luas wilayah kabupaten, terdiri dari :

a) Kawasan pariwisata, meliputi 3 (tiga) kawasan, yaitu :

1) Kalibukbuk, mencakup: Desa Kalibukbuk, Pemaron, Tukad Mungga dan Anturan di Kecamatan Buleleng, dan Desa Kaliasem, Temukus, dan Tigawasa di Kecamatan Banjar.

2) Kawasan pariwisata Batu Ampar meliputi : Desa Penyabangan, Banyupoh, Pemuteran, Sumberkima dan Desa Pejarakan di Kecamatan Gerokgak.

3) Kawasan Pariwisata Air Sanih meliputi : Desa Tembok, Sambirenteng, Penuktukan, Les, Bondalem, Tejakula, Julah, Sembiran dan Pacung di Kecamatan Tejakula, dan Desa Bukti Kecamatan Kubutambahan.

b) Kawasan Daya Tarik Wisata Khusus (DTWK)

Meliputi : Desa Pancasari dan Wanagiri di Kecamatan Sukasada, Desa Munduk, Gesing dan Gobleg di Kecamatan Banjar, dan Desa Umejero di Kecamatan Busungbiu.

c) Daerah Tujuan Wisata (DTW)

Meliputi : DTW wisata alam (wisata alam Desa Menyali di Kecamatan Sawan, air terjun Sekumpul di Kecamatan Sawan, air terjun Gitgit di Kecamatan Sukasada, wisata alam di Desa Sambangan Kecamatan Sukasada dan sebagainya); wisata budaya/sejarah (Rumah Peninggalan Orang Tua Bung Karno, Gedong Kerthia, Eks Pelabuhan Buleleng, Wisata Spiritual Pulau Menjangan di Kecamatan Gerokgak dan sebagainya); dan wisata buatan.

Dalam dokumen BAB IV PROFIL KABUPATEN BULELENG (Halaman 32-42)

Dokumen terkait