• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi dan Profesionalitas Pemerintah Daerah

BAB V : PEMUKIMAN KUMUH SEBAGAI PRIORITAS

V.2. Kompetensi dan Profesionalitas Pemerintah Daerah

Proses pembangunan kota harus melibatkan para pelaku pembangunan dan dilaksanakan secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan diberbagai bidang oleh karena itu diperlukan orang-orang yang profesional artinya pemerintah harus bekerja sesuai dengan tujuan pembangunan yang akan dicapai, memiliki fokus dan peka terhadap segala perubahan dan tuntutan perkembangan lingkungan strategis yang terjadi. Pembangunan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat yang juga turut menentukan arahan tujuan pembangunan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan kota serta memberikan kontibusi secara signifikan dalam menyelesaikan masalah pembangunan kota (Data Renstra Kota Medan tahun 2011).

Proses pembangunan tidak lepas dari proses perencanaan pembangunan terlebih dahulu, maka diperlukan perencana pembangunan yang professional dari Bappeda, Bappeda sebagai badan perencanaan daerah harus bisa menjalankan fungsinya secara tepat, namun rencana yang matang tidak akan menghasilkan dampak positif yang besar jika tidak adanya partisipasi yang baik dari masyarakat maupun pemerintah dari berbagai SKPD itu sendiri sebagai mendukung akselerasi pembangunan yang akan berperan sebagai pendorong dan penggerak dalam percepatan pembangunan kota, khususnya untuk persoalan pemukiman supaya merata, guna mewujudkan kota yang maju, berkemakmuran dan berkeadilan(Wawancara dengan Pihak Bappeda, Hendra seksi dibidang data monitoring dan evaluasi pada tanggal 1 Januari 2013).

Pada dasarnya Bappeda dalam melaksanakan fungsinya adalah untuk mengarahkan kepada dinas-dinas atau menjadi pengkoordinir yang biasanya

dilakukan pihak Bappeda melalui surat. Tugas Bappeda bukan masalah pengimplementasian atau aksinya melainkan masalah perencanaan. Untuk setiap rencana yang dibuat oleh SKPD seperti Dinas Perumahan dan Pemukiman serta Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan harus mendapat persetujuan dari pihak Bappeda. pihak Bappeda akan mendahulukan apa yang menjadi prioritas, artinya memilah usulan setiap SKPD tersebut sesuai dengan apa yang menjadi prioritas

pembangunan di Kota Medan termasuk dalam hal pembangunan pemukiman. ( Wawancara dengan Pihak Bappeda, Hendra seksi dibidang data monitoring dan

evaluasi pada tanggal 1 Januari 2013).

Berdasarkan data Dinas Perumkim pada tahun 2009 untuk lebih fokus terhadap pemukiman di Kota Medan Dinas Perumahan dan Pemukiman memiliki bidang tersendiri dengan nama pembinaan dan pengembangan perumahan satu bidang setingkat eselon 3 yang khususnya menangani persoalan perumahan dan dibawahnya ada 3 seksi yang terdiri dari yang pertama seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, kedua pengembangan kawasan, yang ketiga pembinaan peraturan perumahan. Dengan adanya spesialisasi ini maka seksi dibidang tersebut akan lebih fokus menyelesaikan persoalan pemukiman. (Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, pada tanggal 21 Desember 2012).

Dengan adanya bidang yang telah dikhususkan untuk menangani persoalan pemukiman sejak tahun 2009, persoalan perumahan di Kota Medan menjadi lebih di perhatikan, dan lebih ditanggapi secara serius, karena spesialisasi kerja dari bidang tersebut adalah mengenai kondisi perumahan, dan penyediaan perumahan bagi masyarakat yang membutuhkan. Seksi di bidang tersebut terkadang

kelapangan untuk melakukan peninjauan terhadap lokasi dan pemukiman kumuh yang tersebar di Kota Medan. (Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya pada tanggal, 21 Desember 2012)

Sementara itu, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan merupakan Dinas yang memiliki andil dalam menciptakan pembangunan perumahanan dan pemukiman yang baik, juga memiliki target yang harus dicapai,seperti pelayanan yang maksimal kepada seluruh masyarakat oleh karena itu diperlukan misi yang tepat sasaran dan dijalankan secara profesional. Berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) TRTB tahun 2011, Misi Dinas tersebut adalah pertama, merumuskan, mengembangkan dan mengevaluasi rencana dan kebijaksanaan penataan kota dan penataan bangunan secara berkelanjutan dengan melibatkan stakeholder; kedua, mengembangkan kelembagaan, sumber daya manusia aparatur dan program kerja yang berkelanjutan; ketiga, memberikan pelayanan yang prima; keempat,

mengendalikan kebijaksanaan penataan kota dan penataan bangunan melalui pengawasan, pembinaan dan penindakan yang efektif.

Berdasarkan (LAKIP) 2011 Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan digambarkan bahwa capaian rata-rata kinerja Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan pada Tahun 2011 adalah sebesar 74,64 meningkatkan apabila dibandingkan dengan tahun 2010 dengan uraian capaian keberhasilan tiap program adalah (1) Program Pelayanan administrasi Perkantoran 11,10, (2) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 11,83, (3) Peningkatan disiplin Aparatur 14,43, (4), Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur 6,8, (5)

Peningkatan Sistem pelaporan capaian Kinerja Keuangan 5,95, (6) Perencanaan Tata Ruang 6,36, (7) Pemanfaatan Ruang 11,42, (8) Pengendalian Pemanfaatan Ruang 6,69.

Berdasarkan LAKIP 2011 TRTB, walaupun perhitungan kinerja telah mencapai titik keberhasilan, namun masih ada kinerja yang belum maksimal yang dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan antara lain:

1. Peraturan pendukung seperti PERDA yang belum mengakomodasikan kesesuaian terhadap perundang-undangan yang di terbitkan.

2. Acuan pemanfaatan ruang bawah tanah belum ada padahal pembangunan kawasan bawah maupun atas (udara) antara lain tower dan bawah tanah seperti basement terus diingini pengembang.

3. Banyak perubahan fungsi bangunan dilapangan.

Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut menyebabkan sulit mengatasi persoalan-persoalan yang berhubungan dengan lingkungan pemukiman karena terkendala oleh beberapa faktor eksternal diatas.

Dinas TRTB dalam pelaksanaan tanggung jawab lebih fokus terhadap apa yang ada didalam organisasi, dan kurang melakukan pengawasan dilapangan, artinya segala laporan tertulis yang masuk dalam dinas, seperti laporan masyarakat yang akan mendirikan bangunan, maka TRTB akan melakukan sesuai prosedur dan proses dijalankan tepat waktu, namun untuk diluar organisasi seperti persoalan yang ada dilapangan kurang diawasi secara langsung. (Wawancara dengan John E Lase, Kepala Seksi Tata Letak TRTB, Pada Tanggal 20 Desember 2012)

V.3. Visi dan Misi Perumahan dan Pemukiman Nasional

Visi dan Misi penyelenggaraan perumahan dan pemukiman didasarkan pada kondisi yang diharapkan secara realistis ideal, dengan memperhatikan kondisi yang ada, potensi kapasitas yang ditumbuhkembangkan dan sistem nilai yang melandasi hakikat perumahan dan pemukiman bagi kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi, serta dalam kerangka tujuan pembangunan berkelanjutan.

Visi yang ditetapkan hingga tahun 2020 didalam penyelenggaraan perumahan dan pemukiman adalah:

“ Setiap Orang (KK) Indonesia Mampu Memenuhi Kebutuhan Rumah Yang

Layak dan Terjangkau Pada Lingkungan yang Sehat, Aman, Harmonis, dan Berkelanjutan dalam Upaya Terbentuknya Masyarakat yang Berjati Diri,

Mandiri dan Produktif”

Walaupun persoalan perumahan merupakan persoalan yang dipertanggungjawabkan secara bersama, namun pada dasarnya kewajiban untuk memenuhi kebutuhan rumah tersebut adalah tanggung jawab secara individu. Oleh karena itu perlunya meningkatkan sumber daya dan potensi yang ada pada diri setiap individu untuk mampu memenuhi kebutuhannya akan perumahan dan pemukimannya secara mandiri dan produktif, dengan didukung oleh upaya pemerintah melalui penciptaan iklim yang kondusif. Gambaran yang ada tentang ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perumahannya lebih sering dikarenakan iklim yang ada belum secara optimal memberikan ruang, kesempatan dan peluang yang memadai bagi masyarakat untuk mengembangkan kapasitasnya.

Pada hakikatnya keberadaan rumah akan sangat menentukan kualitas masyarakat dan lingkungannya dimasa mendatang, serta prinsip pemenuhan kebutuhan akan perumahan adalah tanggung jawab masyarakat itu sendiri, maka penempatan masyarakat sebagai pelaku utama dengan strategi pemberdayaan merupakan upaya yang sangat strategis. Berdasarkan Data yang diperoleh dari Dinas Perumkim tahun 2011, misi yang harus dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi penyelenggaraan perumahan dan pemukiman adalah pertama, melakukan pemberdayaan masyarakat dan para pelaku kunci lainnya didalam penyelenggaraan perumahan dan pemukiman; kedua, menfasilitasi dan mendorong terciptanya iklim yang kondusif didalam penyelenggaraan perumahan dan pemukiman; ketiga, mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya pendukung penyelenggaraan perumahan dan pemukiman.

Dalam pernyataan misi tersebut jelas bahwa pemerintah harus lebih berperan sebagai fasilitator dan pendorong dalam upaya pemberdayaan bagi berlangsungnya seluruh rangkaian proses penyelenggaraan perumahan dan pemukiman. Dalam upaya pelaksanaan misi tersebut, seluruh program dan kegiatan penyelenggaraan perumahan dan pemukiman dititikberatkan sehingga dapat mencapai sasaran antara lain:

Pertama, terwujudnya keswadayaan masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau secara mandiri sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia dalam rangka pengembangan jati diri, dan mendorong terwujudnya kualitas pemukiman yang sehat, aman, harmonis dan berkelanjutan, baik diperkotaan maupun dipedesaan.

Kedua, terbangunnya lembaga-lembaga penyelenggaraan perumahan dan pemukiman yang dapat menerapkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, di tingkat lokal, wilayah dan pusat yang mampu menjadi wahana pengembangan peran dan tanggung jawab masyarakat sebagai pelaku utama dalam memenuhi kebutuhan akan hunian yang layak dan terjangkau, dan lingkungan pemukiman yang sehat, aman, produktif dan berkelanjutan. Kelembagaan yang ada juga agar dapat senantiasa mendorong terciptanya iklim kondusif didalam penyelenggaaan perumahan dan pemukiman.

Ketiga, terdorongnya pertumbuhan wilayah dan keserasian lingkungan antar wilayah melalui penyelenggaraan perumahan dan pemukiman yang berkelanjutan, saling mendukung dan terpadu secara sosial, ekonomi dan lingkungan baik diperkotaan maupun pedesaan, serta kesalingterkaitan antar kawasan. Penyelenggaraan yang berkelanjutan juga agar dicapai dengan pendayagunaan yang optimal dari sumberdaya pendukung perumahan dan pemukiman.

V.4. Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan V.4.1. Visi dan Misi

Dengan mengacu pada visi misi perumahan nasional dan rencana pembangunan kota untuk memberikan gambaran serta arahan organisasi yang jelas maka Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan membuat visi dan misi sebagai acuan dalam mengimplementasikan program-program yang akan dibuat di Kota Medan. Oleh sebab itu yang menjadi visi Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan adalah:

“Kinerja Prima dan Dukungan Masyarakat mewujudkan Perumahan dan Pemukiman Kota Medan yang Sehat dan Nyaman”.

Pemerintah khususnya Dinas Perumahan dan Pemukiman menyadari bahwa memang pada dasarnya dalam mewujudkan perumahan yang sehat dan nyaman tidak terlepas dari peran masyarakat itu sendiri dalam mendukung dan membantu pemerintah untuk mewujudkan visi yang telah dibuat. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang harus dijalankan adalah pertama,

meningkatkan pembangunan perumahan dan pemukiman; kedua, membangun sistem koordinasi, sistem perencanaan dan regulasi tentang pembangunan perumahan dan pemukiman serta sistem pengawasan; ketiga, meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur dan masyarakat.

V.4.2. Tantangan, Kendala dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Perumahan dan Pemukiman

Dalam melakukan setiap kegiatan pemerintah pasti ada yang menjadi tantangan kendala serta peluang yang akan di hadapi, hal itu harus diketahui oleh dinas yang bersangkutan sebelum kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan. Berdasarkan data base Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan tahun 2011 yang menjadi tantangannya yaitu Pertama, Akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap perumahan masih belum sesuai harapan. Kedua terbatasnya kemampuan pemerintah dalam menyediakan perumahan dan pemukiman. Ketiga

iklim usaha pembangunan perumahan masih belum dapat memaksimalkan seluruh potensi, Keempat peran aktif masyarakat dan dunia usaha dalam memelihara prasarana dan sarana pemukiman belum optimal, Kelima mekanisme kemitraan

yang efektif antara dunia usaha, masyarakat dan pemerintah belum terbentuknya secara maksimal, Keenam, Industri, sumber daya manusia dan jasa pendukung pembangun perumahan dan pemukiman masih belum termanfaatkan secara maksimal, Ketujuh keterpaduan kebijakan antar pusat daerah dalam menyelesaikan permasalahan perumahan dan pemukiman di daerah harus terus ditingkatkan.

Selain tantangan yang harus di taklukkan oleh dinas atau pemerintah Kota Medan, ada kendala atau kelemahan yang dapat menggagalkan program kerja pemerintah jika tidak ditanggulangi secara baik, yang menjadi kendala itu adalah

Pertama, Terbatasnya lahan yang tersedia untuk lokasi pembangunan perumahan dan pemukiman, terbatasnya lahan menyebabkan lahan yang tinggal sedikit menjadi mahal, dan menyebabkan pembangunan dilahan-palahan ilegal Kedua,

Rendahnya kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat, dengan padatnya jumlah penduduk mempekecil peluang kerja dan menimbulkan pengangguran atau pekerja yang tidak menghasilkan secara maksimal. Ketiga, Terbatasnya informasi tentang perumahan dan pemukiman, keempat, Terbatasnya kemampuan pemerintah dalam menyediakan perumahan dan pemukiman. (Sumber: Data Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan tahun 2011)

Pada waktu yang bersamaan terdapat pula peluang yang dapat dijadikan pemerintah khususnya Dinas Perumahan dan Pemukiman untuk melancarkan program atau kegiatan yang akan dilakukan, adapun peluang yang dimiliki Dinas Perumahan dan Pemukiman yaitu Pertama, pada tahun 2009, Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan direktrukturisasi sehingga memiliki Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perumahan, Kedua, hasil yang telah dicapai pada

pembangunan perumahan dan pemukiman sebelumnya, Ketiga, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Medan, Dana Alokasi Khusus dan APBD Kota Medan, Keempat, meningkatkan kepedulian dunia usaha dan masyarakat dalam pembangunan perumahan dan pemukiman di Kota Medan, Kelima, terkendalinya peningkatan jumlah penduduk, Keenam, tersusunnya Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan, Ketujuh, berkembangnya ilmu pengetahuan yang mendukung pembangunan perumahan dan pemukiman di Kota Medan.

Kedelapan, meningkatnya koordinasi dalam pembangunan perumahan dan pemukiman Kota Medan (Sumber: data Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan tahun 2011).

Dalam melakukan perencanaan pastinya mengharapkan suatu perubahan kearah yang lebih baik, dengan memperhatikan tantangan, kendala dan peluang yang tersedia, kondisi yang diharapkan dinas adalah Pertama, meningkatnya kualitas perencaan pembangunan perumahan dan pemukiman di Kota Medan,

Kedua, terjangkaunya perumahan sehat dan sederhana oleh masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Medan, Ketiga, meningkatnya kualitas lingkungan pemukiman di Kota Medan, Keempat, Meningkatnya mutu pengawasan dan pengendalian pembangunan perumahan dan pemukiman di Kota Medan. Kelima,

meningkatnya kapasitas dan kesejahteraan aparatur. (Sumber: data Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan tahun 2011).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan proyeksi pembangunan Perumahan dan Pemukiman Kota Medan terdiri dari Pertama, pembangunan perumahan bagi MBR, dengan basis utama melalui kerjasama dengan perum perumnas, Kedua, meningkatkan sarana dan

prasarana lingkungan, Ketiga, menyusun data base dan sistem informasi perumahan dan pemukiman Kota Medan, Keempat, penyusunan master plan pembangunan perumahan dan pemukiman Kota Medan, kelima menegakkan hukum atas pelaksanaan regulasi pembangunan perumahan dan pemeliharaan/pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan atau pemukiman di Kota Medan, Keenam, meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur dalam manajemen dan pengetahuan pembangunan perumahan dan pemukiman, ketujuh,

meningkatkan kemampuan aparatur dalam pengawasan pembangunan perumahan di Kota Medan, delapan, meningkatkan koordinasi dengan para pengembang perumahan dan masyarakat sehingga berada pada visi yang sama dalam mengelola perumahan, lingkungan dan pemukiman di Kota Medan. (Sumber: data Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan tahun 2011).

Untuk mewujudkan proyeksi tersebut maka sasaran yang harus dicapai berdasarkan data yang diperoleh pada Dinas Perumahan dan Pemukiman yaitu

pertama, meningkatkan pembangunan perumahan bagi MBR, sarana dan prasarana lingkungan atau pemukiman, kedua, menyusun data base dan sistem informasi perumahan dan pemukiman Kota Medan, ketiga, menyusun perencanaan pembangunan perumahan dan pemukiman Kota Medan, keempat,

menyusun regulasi, kelima, meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum atas pelaksanaan regulasi pembangunan perumahan dan pemeliharaan atau pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan pemukiman di Kota Medan,

keenam, meningkatkan kapasitas sumber daya aparatur dan masyarakat dalam manajemen dan pengetahuan pembangunan perumahan dan pemukiman, ketujuh,

sehingga pada visi yang sama dalam mengelola kebutuhan perumahan, lingkungan dan pemukiman di Kota Medan (Sumber: data Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan tahun 2011).

Dinas perumahan dan pemukiman merumuskan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan perumahan dan pemukiman tahun 2011-2015 terdiri dari pertama, mengefektifkan perencanaan, perumusan kebijakan dan regulasi untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi percepatan pembangunan perumahan dan pemukiman, kedua, memantapkan koordinasi antar pemangku kepentingan dan kelembangaan dibidang perumahan dan pemukiman di Kota Medan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan perumahan dan pemukiman yang lebih terintegrasi, ketiga, mengefektifkan operasionalisasi kebijakan untuk mendukung penyediaan perumahan dan pemukiman, dengan fokus kepada masyarakat berpenghasilan rendah, keempat, mengoptimalkan peran dan kapasitas para pemangku kepentingan dalam pembangunan perumahan dan pemukiman, kelima, mengoptimalkan pemanfaatan APBD Kota Medan untuk pembiayaan perumahan dan pemukiman yang akuntabel dan berkelanjutan.

(Sumber: data Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan tahun 2011).

Berdasarkan strategi yang telah ditetapkan maka arah kebijakan Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan dalam mencapai sasaran-sasaran pembangunan perumahan dan pemukiman tahun 2011-2015 adalah pertama,

meningkatkan koordinasi antara Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan dengan para mengembang, serta pelaku pembangunan perumahan dan pemukiman, kedua, pembangunan data base dan system informasi perumahan dan pemukiman Kota Medan, ketiga, penyusunan master plan pembangunan

perumahan dan pemukiman Kota Medan, keempat peningkatan kompetensi SDM perencanaan dan pengawasan pembangunan perumahan dan pemukiman, kelima

peningkatan efektifitas regulasi perumahan dan pemukiman Kota Medan. keenam,

sinkronisasi pembangunan perumahan oleh masyarakat dan swasta agar sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan, ketujuh, peningkatan kepedulian masyarakat dalam mengelola dan memelihara sarana dan prasarana lingkungan, delapan, koordinasi dan pembinaan kepada para pengembang perumahan agar bekerja sesuai dengan standar pengembangan kota yang telah ditetapkan, sembilan, peningkatan volume perumahan secara proporsional dengan pertumbuhan penduduk Kota Medan. (Sumber: data Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Medan tahun 2011).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan pak Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya. Pada Tanggal 21 Desember 2012).

Sebenarnya kekuatan pemerintah berasal dari peraturan, lahan yang disediakan ada, dana juga ada walaupun serta merta tidak diselesaikan masalah perumahan secara keseluruhan namun bagian-bagian strategis diambil, ada juga bantuan dan dukungan dari pemerintah pusat seperti bantuan rumah susun,sarana dan prasarana seperti kredit, kendalanya begitu banyaknya urbanisasi, permasalahan perumahan bukan hanya masalah fisik,masalah bangunan namun juga disitu terdapat masalah sosial, budaya, kalau kita hanya menyediakan hanya bangunan belum tentu mereka mau tinggal dirumah susun permasalahan benar-benar kompleks jadi harus diurai satu-satu, jadi pihak dinas tidak berpikir bahwa dibangun rumah susun disana harus jelas target groupnya

V.5. Strategi yang di Lakukan Pemerintah

Untuk mengatasi persoalan pemukiman kumuh ada lima strategi yang dilakukan pemerintah yang pertama adalah identifikasi lahan-lahan yang dikatakan kawasan kumuh kota Medan setelah itu ditangani sesuai dengan permasalahan yang berbeda disetiap lokasi. secara garis besar ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan misalnya untuk pemukiman liar dibagian yang dikawasan bibir pantai belawan bagian utara, muara sungai deli, dan di rel kereta api, pasti perlu lahan dan mereka tidak mampu memiliki lahan, maka pemerintah menyediakan lahan. Lahan yang disediakan pemerintah terdapat di Kelurahan Nelayan Indah 15 ha, 8 ha dari lahan tersebut telah dibangun Perumahan Nelayan Indah sebanyak 1300 unit, lokasi lahan tidak bisa jauh dari tempat mata pencaharian masyarakat tersebut, kebanyakan mereka yang tinggal di Nelayan Indah adalah mereka yang bekerja sebagai Nelayan karena lokasi perumahan juga dekat dengan pantai . ( Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, pada tanggal 21 Desember 2012).

Rumah susun juga telah disediakan pemerintah Kota Medan di Kecamatan Medan Deli. Rumah Susun Sewa yang di kelola oleh pemerintah Kota Medan saat ini ada sebanyak 7 twinblock dengan kisaran satu twinblock sekitar 98 rumah. dari 7 twin block rumah susun sewa yang telah dibangun, dengan harapan bahwa masyarakat yang tinggal di lahan yang illegal akan menempatkan rumah susun sewa yang telah disediakan pemerintah, rumah susun sewa di Medan Labuhan di khususkan untuk masyarakat yang berprofesi sebagai tukang becak, buruh bongkar muat, dan pedagang, namun sampai saat ini 5 twin block rumah susun

belum di huni yang terdapat pada Kecamatan Medan Deli di Sungai Mati. ( Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, pada tanggal 21 Desember 2012).

Gambar 3

Kondisi rumah susun di Kota Medan, sebagian yang telah ditempati dan 5 twinblockmasih belum ditempati. (Gambar 1, harianorbit.blogspot.com)

Rumah susun juga direncanakan pemerintah dibangun di lingkungan pemukiman Kampung Aur dengan menggunakan kebijakan kuratif revolutif yaitu menhilangkan rona kumuh yang ada secara langsung terhadap pemukiman tersebut, dengan membangun rumah susun di lahan pemukiman kumuh sebagai pengganti pemukiman yang telah mereka bangun sebelumnya. ( Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya, pada tanggal 21 Desember 2012).

Kedua, sosialisasi kepada masyarakat, pada dasarnya sebelum mengambil keputusan harus melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu sendiri dengan begitu pemerintah akan

mengetahui tindakan apa yang bisa diambil, apalagi persoalan pemukiman, hal itu adalah persoalan yang sangat sensitif, dimana penyelesaiannya harus memperhitungkan perasaan dan keinginan dari masyarakat itu sendiri, persoalan pemukiman menjadi prioritas pemerintah namun saja tidak bisa terwujud dalam jangka waktu yang singkat. Sosialisasi kepada masyarakat tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat, seperti yang terjadi dikelurahan Aur, lingkungan III dan IV yang bahkan belum bisa menerima kebijakan pemerintah untuk mendirikan rumah susun.( Wawancara dengan Tondi Nasya Yusuf Nasution ST. MT selaku seksi pembinaan perumahan formal dan swadaya,pada tanggal 21 Desember 2012).

Dokumen terkait