• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

II.2. Pembangunan Perkotaan

II.2.1. Pengertian Pembangunan

Penggunaan kata pembangunan telah dipopulerkan oleh beberapa sarjana dan pembuat kebijakan di Amerika Serikat, dan diperkenalkan ke Eropa Barat dan Negara-negara dunia ketiga yang sedang berkembang. Pembangunan berasal dari kata Development yang berarti pembangunan atau perkembangan dan perubahan sosial. Todaro dalam Arifin (2008:40)menyatakan bahwa pembangunan bukan hanya fenomena semata, namun pembangunan tersebut harus melampaui sisi materi dan keuangan dari kehidupan manusia. Dengan demikian pembangunan idealnya dipahami sebagai suatu proses yang berdimensi jamak, yang melibatkan masalah pengorganisasian dan peninjauan kembali keseluruhan sistem ekonomi dan sosial. Berdimensi jamak dalam hal ini artinya membahas komponen

-komponen ekonomi maupun non ekonomi. Todaro dalam Arifin (2008:6) mendefinisikan pembangunan merupakan suatu proses multidimensial yang meliputi perubahan-perubahan struktur sosial, sikap masyarakat, lembaga

-lembaga nasional, sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan dan pemberantasan kemiskinan. Menurut Todaro dalam Arifin (2008:7) Makna sebenarnya pembangunan itu adalah pemerataan jadi hakikatnya dibutuhkan cara yang baik agar pembangunan yang begitu pesatnya merata yang

berkelanjutan bagi seluruh lapisan masyarakat dengan menjunjung tinggi azas keadilan.

II.2.1.1 Alat Ukur Pembangunan

Menurut Arif Budiman(dalam skripsi Alex Candro Sidabutar, 2008: 20) dalam bukunya Teori Pembangunan Dunia Ketiga, diuraikan indikator-indikator pembangunan. Indikator tersebut adalah:

1. Kekayaan Rata-Rata. Kemajuan ekonomi masyarakat biasanya ditandai dengan pemerataan pendapatan. Berdasarkan hal tersebut kemajuan ekonomi menjadi hal yang signifikan dalam pembangunan.

2. Pemerataan Bangsa atau negara yang berhasil melakukan pembangunan adalah mereka yang disamping tingginya produktifitas, penduduknya juga makmur juga sejahtera dan relatif merata.

3. Kualitas Kehidupan. Kualitas yang dimaksud adalah rata-rata harapan hidup, rata-rata jumlah kematian bayi, dan rata-rata presentasi buta huruf.

4. Kerusakan Lingkungan. Pembangunan tidak akan jauh pengaruhnya terhadap lingkungan sebagai objek yang sangat dekat dengan pembangunan.

5. Keadilan Sosial dan Kesinambungan. Adanya pembangunan yang berkelanjutan adalah bukti bahwa pembangunan tersebut akan berhasil.

II.2.1.2 Tujuan Pembangunan Nasional Negara Berkembang

John Friedman dalam Sri Mulyani (2005:26) mengemukakan bahwa kota

-kota sangat berperan dalam pembangunan nasional. Di negara-negara berkembang pada umumnya tujuan pembangunan nasional antara lain:

1. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pertumbuhan produksi dengan laju yang lebih pesat dari pertumbuhan penduduk.

2. Peningkatan integrasi sosial melalui peningkatan partisipasi yang lebih luas dan efektif dalam pembuatan keputusan publik yang menyangkut masyarakat.

3. Peningkatan integrasi keruangan (spatial integration) dengan menebarkan proses pembangunan kesegenap kawasan di negara melalui sistem perkotaan yang seimbang.

Tujuan-tujuan tersebut akan bergeser urgensinya dan akan muncul tujuan

-tujuan baru dengan berjalannya waktu dan evolusi pembangunan nasional.

Pembangunan nasional terjadi dalam sistem perkotaan. Pembangunan akan bermula disuatu kawasan atau pemukiman tertentu dan dampaknya akan diteruskan serta dirasakan di kawasan perkotaan lainnya. struktur dan bentuk sistem perkotaan akan berbeda sesuai dengan fungsi yang dilaksanakan oleh subsistem-subsistem atau pusat pemukiman didalamnya. Misalnya sistem perkotaan yang berfungsi utama pusat-pusat pemukiman adalah perdagangan akan berbeda dengan yang fungsi utamanya adalah pemerintahan atau pelayanan sosial bagi masyarakat.

Sebagian besar kota di negara-negara yang sedang berkembang belum dapat berfungsi sepenuhnya. Peranannya sebagai wadah konsentrasi pemukiman

dan sebagai pusat kegiatan-kegiatan sosial-ekonomi masih kurang memuaskan. Kebutuhan masyarakat perkotaan sangat banyak jumlahnya dan beranekaragam, sedangkan kemampuan penyediaan fasilitas (prasarana dan sarana) dan pelayanan perkotaan yang diperlukan masih terbatas, sehingga ketidakseimbangan dan ketimpangan perkotaan akan menimbulkan permasalahan yang serius dan harus ditanggulangi secepatnya. Dengan permasalahan yang banyak pembangunan yang dilakukan haruslah pembangunan yang berkelanjutan.

II.2.1.3. Pembangunan Berkelanjutan

Banyak pemahaman yang keliru mengenai pembangunan berkelanjutan sehingga tidak sedikit visi pembangunan yang keliru atau tidak jelas formulasinya sehingga tidak jelas pula arah arah pembangunan yang dilaksanakan . perumusan visi pembangunan yang salah akan menyebabkan kesalahan dalam langkah

-langkah strategis yang akan diambil. Pembangunan berkelanjutan sering disalah artikan sebagai suatu bentuk pembangunan atau kegiatan yang terus berlanjut, susul menyusul antara program pembangunan yang satu dengan program pembangunan yang lain sampai waktu tertentu, sehingga hal ini mudah sekali untuk dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu apalagi dalam era otonomi seperti saat ini.

Pengertian pembangunan berkelanjutan menurut Yunus (2005:141) adalah suatu pola pembangunan yang bertujuan untuk mencukupi atau memenuhi kebutuhan generasi penduduk masa kini tanpa membahayakan kemampuan generasi yang akan datang untuk mencukupi kebutuhannya. Hal yang paling mendasar untuk dipahami dalam mengaplikasikan konsep Sustainable

Development yaitu harus mampu menerjemahkan makna pernyataan meeting the needs of the present generation disatu sisi dan without jeopardizing the ability of the future generations to meet their own needs di sisi lain. United Nations Conference on Human Settlements dalam Yunus (2005:154) telah mencoba menjabarkan kedua ungkapan tersebut kedalam bahasa pembangunan yang lebih mudah dipahami dan diaplikasikan.

Hal-hal yang terkait dengan upaya pemenuhan generasi masa kini meliputi tiga Yunus (2005:155) hal yang pertama kebutuhan ekonomi yang meliputi kemampuan mengakses semua sumber daya untuk dimanfaatkan dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi khususnya penduduk perkotaan yang miskin (the urban poor). Dalam aspek ekonomi ini yang diperhatikan adalah economic security yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit, yang cacat maupun yang tidak cacat, yang menganggur ataupun tidak menganggur khususnya pada saat mereka tidak mampu lagi bekerja secara produktif. Kedua kebutuhan sosial, kultural dan kesehatan yang meliputi semua upaya pemenuhan kebutuhan tempat tinggal yang sehat, aman dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dan dilengkapi oleh fasilitas pemukiman yang memadai. Persediaan air bersih yang cukup, jaringan sanitasi dan drainase yang baik, transportasi yang lancar dan pemeliharaan kesehatan yang cukup, pendidikan yang terjangkau serta program pengembangan anak-anak yang terarah dan terstruktur. Ketiga Kebutuhan politik terkait dengan rasa bebas dalam mengeluarkan pendapat dan kesempatan yang sama dalam berpartisipasi dalam kancah politik baik lokal, regional maupun nasional.

Pemenuhan kebutuhan generasi sekarang tanpa mengancam kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya dapat dituangkan kedalam lima strategi, pertama terkait dengan pemanfaatan energi dan pemeliharaan kualitas udara, strategi ini menekankan pada penghematan energi baik untuk rumah tangga dan industri dengan tujuan menekan selama mungkin cadangan atau persediaan sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi mendatang. Kedua terkait dengan pemanfaatan lahan dan ruang terbuka hijau di kota, oleh karena sebagian besar pemanfaatan lahan didaerah perkotaan adalah untuk pemukiman maka tidak berlebihan kiranya memberikan perhatian terhadap kawasan ini. Penataan kawasan pemukiman secara internal baik pemukiman yang sudah terlanjur kumuh ataupun pemukiman yang berpotensi menjadi kumuh. Ketiga terkait dengan strategi dalam pemanfaatan air, bahan bangunan dan limbah. Keempat terkait dengan strategi kebijakan dibidang transportasi misalnya upaya mensosialisasikan pemanfaatan sarana trasnportasi bebas polusi seperti seperda. dan kelima strategi yang terkait dengan kesehatan,kenyamanan, ketentraman dan ketenangan hidup. Upaya untuk meningkatkan taraf hidup, pendidikan, penekanan tindak kriminal perbaikan dan penyediaan perumahan khusus bagi masyarakat miskin di perkotaan.

Dokumen terkait