Kekayaan Intelektual
2. Kompetensi Metodik Kemampuan untuk:
- Mengumpulkan dan menganalisa informasi
- Mengevaluasi informasi - Orientasi tujuan kerja
3. Kompetensi Individu Kemampuan untuk: - Inisiatif - Dipercaya - Motivasi - Kreativ
4. Kompetensi Sosisal
Kemampuan untuk: - Berkomunikasi
- Kerja kelompok - Kerjasama
Peran IQ, EQ, SQ, CQ, dan AQ dalam perkembangan Profesi.
Menurut Daniel Goleman (1996):
Orang yang mempunyai IQ tinggi tetapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan
yang lebih besar dibanding dengan orang yang IQ (15%) nya rata-rata tetapi EQ
(85%) nya tinggi. Artinya bahwa
penggunaan EQ atau olahrasa justru menjadi hal yang sangat penting
IQ = Intelegence Quotient (Kecerdasan mengerjakan atau melakukan)
EQ= Emotional Quotient (Kecerdasan Emosi) SQ= Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual) CQ= Creativity Quotient (Kecerdasan
Kreativitas)
AQ=Adversity Quotient (Kecerdasan menghadapi masalah)
Intellegensi (IQ)
Menurut Marten Pali (1993) intellegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara logis, terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.
Pengukuran Intellegensi Very superior : 130 – Superior : 120 – 129 Brght normal : 110 – 119 Average : 90 – 109 Dull Normal : 80 – 89 Borderline : 70 – 79
Fanatisme adalah sebuah keadaan ketika seseorang atau sekelompok menganut sebuah pemikiran dengan membadibuta
sehingga menganggap diri paling benar dan yang lain salah, atau lebih rendah dari
dirinya.
Jernihkan pikiran anda terlebih dulu sebelum menilai sesuatu. Jangan melihat sesuatu
karena rekaan di pikiran anda, tetapi lihatlah sesuatu karena apa adanya.
Cooper dan Sawaf dalam Tikollah dkk (2006) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi.Kecerdasan emosi menuntut pemilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri
dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secaraefektif energi
Sedangkan Goleman (2005) mendefnisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan
lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan
kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat Menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.
EQ (Emosi) dalah letupan perasaan seseorang Pengertian EQ (kecerdasan emosi:
1. Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri,
mengelola emosi dengan baik dan berhubungan dengan orang lain
2. Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi 3. Kemampuan mengindra, memahami dan dengan
efektif menerapkan kekuatan, ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh 4. Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri,
Aspek EQ ada lima:
1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri) 2. Kemampuan mengelola
emosi( Penguasaan diri)
3. Kemampuan memotivasi diri
4. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain
5. Kemampuan berhubungan dengan orang lain (empati)
Perilaku Cerdas Emosi
1. Menghargai emosi negatif orang lain
2. Sabar menghadapi emosi negativ orang lain 3. Sadar dan menghargai emosi diri sendiri
4. Emosi negatif untuk membina hubungan 5. Peka terhadap emosi orang lauin
6. Tidak bingung menghadapi emosi orang lain 7. Tidak menganggap lucu emosi orang lain
8. Tidak memaksa apa yang harus dirasakan 9. Tidak harus membereskan emosi orang lain 10.Saat emosional adalah saat mendengarkan
EQ tinggi adalah: Berimpati
Mengungkapkan dan memahami perasaan Mengendalikan amarah
Kemandirian
Kemampuan menyesuaikan diri Disukai
Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi Ketekunan
Kesetiakawanan Keramahan
EQ mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan
profesional:D GOLEMAN
90 % prestasi kerja ditentukan oleh EQ Pengetahuan dan teknis hanya
Goleman , berpendapat bahwa meningkatkan kualitas kecerdasan emosi sangat berbeda dengan IQ. Sementara kemampuan yang murni kognitif (IQ)mrelatif tidak berubah, maka kecerdasan emosi dapat dipelajari kapan saja.
Kecerdasa emosi dapat meningkat dan terus ditingkatkan sepanjang kita hidup.
Emosi menyulut kreativitas, kolaborasi, inisiatif, dan transformasi, sedangkan penalaran logis berfungsi untuk
mengantisipasi dorongan-dorongan keliru, untuk kemudian menyelaraskannya dengan proses kehidupan dengan sentuhan
manusiawi. Disamping itu, emosi ternyata salah satu kekuatan penggerak. Bukti2
menunjukkan bahwa nilai-nilai dan watak seseorang dalam hidup ini tidak berakar
Dalam islam, hal2 yang berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual, seperti
konsistensi (istiqomah), kerendahan hati
(tawadhu), berusaha dan berserah diri
(tawakal), ketulusan (keikhlasan), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun),
integritas dan penyempurnaan (ihsan) itu dinamakan Akhlakul Karimah.
Hasil Penelitian menyatakan bahwa individu yang mempunyai IQ tinggi menunjukkan kinerja buruk dalam pekerjaan, sedangkan yang IQ rendah justru sangat berprestasi.
IQ tinggi sering kali memiliki sifat2 menyesatkan sbagai berikut:
Yakin tahu semuanya
Sering menggunakan pikiran untuk menalar bukan
untuk merasakan
Meyakini bahwa IQ lebih penting dari EQ
Sering membuat prioritas2 yang merusak kesehatan
Membangun benteng untuk mencapai ketrampilan emosional : Dr. Patricia Patton
1. Paham pentingnya peran emosi dan pemahaman yang memungkinkan anda merasakan perbedaan besar dalam bagaimana kita mengendalikan
emosi
2. Mengekspresikan kenyataan bahwa tidak seorangpun memiliki perasaan yang sama tentang persoalan yang serupa
3. Mengekang emosi adalah tindakan tidak sehat dan dapat mengarah kita kedalam cara2 yang negatif
4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah
ketuika menghadapi suatu masalah yang kitra tidak mungkin dapat mengontrol
5. Mengetahui keterbatasan diri sendiri dan tahu kapan kita perlu mengubah strategi
6. Memungkinkan orang lain menjadi diri sendiri, tanpa memaksakan harapan kita pada mereka
7. Mengetahui diri sendiri dan menghargai potensi yang kita miliki bagi pertumbuhan pribadi
8.Mengetahui pentingnya kasih sayang, perhatian dan berbagai bersama.
SQ ( Spiritual Quotient)
Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri Menurut Agus N. Germanto, 2001:
Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami, menyemangati dan mengikat
diri
seseorang kepada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu.
Zohar dan Marshall, 2002
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan
makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna
yang
lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.
Kecerdasan spiritual adalah -Kecerdasan jiwa;
-Kecerdasan yang membuat seseorang menjadi utuh, sehingga dapat keberadaannya;
-Memungkinkan seseorang dapat mengetahui apa sesungguhnya dirinya dan organisasinya;
-Membuat persentuhan dengan sisi dalam keberadaan seseorang dan dengan mata air potensialitasnya;
-Memungkinkan lahirnya wawasan dan pemahaman untuk beralih dari sisi dalam itu ke permukaan keberadaan seseorang, tempat seseorang
bertindak, berpikir, dan merasa;
-Juga menolong seseorang untuk berkembang. Lebih dari sekedar melestarikan apa yang diketahui atau yang telah ada; membawa
seseorang pada apa yang tidak diketahui dan pada apa yang mungkin;
-Membuat seseorang menghasratkan motivasi-motivasi yang lebih tinggi dan membuatnya bertindak dengan motivasi-motivasi ini.
Menurut Zohar dan Marshall (2002), ada beberapa indikasi dari kecerdasan spiritual yang telah
berkembang dengan baik yang mencakup: a) Kemampuan untuk bersikap feksibel,
b) Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi,
c) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,
d) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui perasaan sakit,
e) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, f) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang
g) Kecenderungan untuk berpandangan holistik,
h) Kecenderungan untuk bertanya
“mengapa” atau “bagaimana jika” dan
berupaya untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar,
i) Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
Zohar dan Marshall, 2002
Kecerdasan spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama.
Kecerdasan spiritual mendahului seluruh nilai spesifk dan budaya manapun, serta
mendahului bentuk ekspresi agama manapun yang pernah ada. Namun bagi sebagian orang mungkin menemukan cara pengungkapan
kecerdasan spiritual melalui agama formal sehingga membuat agama menjadi perlu.
SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia. Kecerdasan spiritual adalah kemampuan
untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ dan SQ secara komprehensip dan transendental.
Penemu Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah Danah Zohar dan Lan Marshall, 2000
menyatakan bahwa SQ cenderung
diperlukan bagi setiap hamba Tuhan untuk dapat berhubungan dengan Tuhannya.
Gagasan, energi, nilai, visi, dorongan, dan arah panggilan hidup, mengalir dari dalam dari suatu keadaan kesadaran yang hidup bersama cinta.
Paul Edwar menyatakan bahwa SQ adalah bukti ilmiah.
Ini adalah benar ketika anda merasakan keamanan (secure), kedamaian (peace), penuh cinta (Loved) dan bahagia (happy). Ketika dibedakan dengan suatu kondisi
dimana anda merasakan ketidak amanan, ketidak bahagiaan, dan ketidak cintaan.
Victor Frank (Psikolog); Pencarian manusia akan makna hidup merupakan motivasi
utamanya dalam hidup itu.
Kearifan spiritual adalah sikap hidup arif
dan bijak secara spiritual, yang cenderung lebih bermakna dan bijak, bisa menyikapi sesuatu secara lebih jernih dan benar
SQ dalam Penelitian Neurolog V.S.
Ramachandran dan Timnya di Universitas California dari hasil penelitiannya
menemukan adanya “ Titik Tuhan” (Got Spot) di dalam otak manusia.
Pusat spiritual tersebut bersinar(bergetar) ketika seseorang terlibat dalam
pembicaraan tentang topik-topik spiritual dan agama
Ciri-ciri SQ tinggi
Menurut Dimitri Mahayana ciri-ciri orang ber SQ tinggi adalah:
1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat 2. Mampu melihat kesatuan dalam
keanekaragaman
3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan 4. Mampu mengelola dan bertahan dalam
Memiliki Prinsip dan visi yang kuat
Prinsip: adalah suatu kebenaran yang hakiki dan fundamental berlaku secara universal bagi seluruh umat
Prinsip merupakan pedoman berperilaku,
yang berupa nilai-nilai yang permanen dan mendasar.
Tiga prinsip utama bagi orang yang tinggi spiritualnya:
1. Prinsip kebenaran
Suatu yang paling nyata dalam kehidupan ini adalah kebenaran.
Pelanggaran atas nilai kebenaran membuat kita kehilangan jati diri, hati nurani yang tidak jernih. 2. Prinsip keadilan
Keadilan adalah memberikan sesuatu sesuai dengan hak yang seharusnya diterima, tidak mengabaikan, tidak mengurangi-mengurangi
3. Prinsip kebaikan
Kebaikan adalah memberikan sesuatu lebih dari hak yang seharusnya.
Contoh: seharusnya naik miklrolet sekali tiga ribu tapi kita membayar empat ribu
Visi yang kuat
Visi adalah cara pandang bagaimana
memandang sesuatu dengan visi yang benar. Dengan visi kita bisa melihat
bagaimana sesuatu dengan apa adanya, jernih dari sumber cahaya kebenaran.
Contoh: Belajar itu tidak sekedar mencari
angka raport, ijazah atau bisa mencari kerja yang bergaji pantas.
Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.
Para mahasiswa menuntut suasana kuliah
yang menyenangkan. Dosen menginginkan semangat dan hasil kuliah yang optimal.
Semua pihak berbeda tetapi sama- sama menginginkan kebaikan.
Mampu memaknai setiap sisi kehidupan. Semua yang terjadi di alam raya ini ada
maknanya. Semua kejadian pada diri kita dan lingkungan adalah ada hikmah, semua diciptakan ada tujuannya. Dalam sakit,
gagal. Jatuh, kekurangan dan penderitaan lainnya banyak pelajaran yang
mempertajam kecerdasan spiritual kita.
Demikian juga ketika berhasil kita bersyukur dan tidak lupa diri
Mampu bertahan dalam kesulitan dan penderitaan.
Sejarah telah membuktikan, semua orang besar atau orang sukses telah melewati liku-liku dan ujian yang besar juga.
Penderitaan dan kesulitanlah yang
menumbuhkan dan mengembangkan dimensi spiritual.
Kecerdasan spiritual bagi pelaksana profesi SDM seabagai pelaksana dari suatu profesi
dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi adalah pemimpin yang tidak sekedar
beragama, tetapi terutama beriman dan bertaqwa kepada Allah AWT. Seorang
pelaksana profesi yang beriman adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha
Melihat, Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui apa2 yang diucapkan, diperbuat bahkan isi hati atau niat manusia.
Selain dari pada itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi yang beriman adalah seorang yang percaya adanya malaikat yang
mencatat segala perbuatan yang baik
maupun yang tercela dan tidak dapat diajak kolusi. SDM sebagai pelaksana profesi tahu mana yang baik dan mana yang buruk,
mana yang benar dan mana yang salah, mana yang halal dan mana yang haram, mana yang melanggar hukum dan mana yang sesuai dengan hukum
SDM sebagai pelaksana profesi harus selalu memegang amanah, konsisten (istiqomah) dan tugas yang diembannya adalah ibadah terhadap Tuhan, oleh karena itu semua sikap, ucapan dan tindakan selalu mengacu pada nilai-nilai moral dan etika agama, selalu
memohon taufq dan hidayah Allah SWT dalam melaksanakan amanah yang
dipercayakan kepadanya.
“ Sesungguhnya sholat itu dapat mencegah kamu dari perbuatan keji dan dan munkar”
PROSES PEMBERSIHAN HATI DAN PIKIRAN.
Seringkali manusia mengabaikan belenggu, yang pada akhirnya mengakibatkan dirinya terjerumus kedalam kejahatan, kecurangan, kekerasan, kerusakan dan lain-lainnya.
Ada tujuh belenggu yang dapat menutupi ftrah suara hati, yang tanpa disadari
Setiap diri telah dikaruniai oleh Tuhan
sebuah Jiwa, yang dengan jiwa itu, ia bebas menentukan pilihan reaksi. Berekasi positif atau negatif, bereaksi berhenti atau
melanjutkan, bereaksi marah atau sabar, berekasi reaktif atau proaktif, bereaksi baik atau buruk.
Jutuh belenggu 1. Prasangka 2. Prinsip-prinsip hidup 3. Pengalaman 4. Kepentingan 5. Sudut pandang 6. Pembanding 7. Fanatisme
1. Prasangka Negatif
“ Hai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian dari kamu
menggunjing sebagian yang lain”
Tindakan seseorang sangat bergantung pada pikiran
Hindari prasangka buruk, upayakan prasangka baik kepada orang lain.
Jenis Prasangka
1.Sisi Positif: tindakan positif a. Saling percaya
b. Saling mendukung c. Kooperatif
d. Terbuka
e. Performa terbaik
2. Sisi Negatif: tindakan negatif a. Defensif
b. Tertutup
c. Menahan informasi d. Non kooperatif
2. Prinsip Hidup
Prinsip hidup menghasilkan tindakan yang beragam. Prinsip hidup yang dianut telah menciptakan berbagai tipe orang dengan pemikiran dan tujuan masing-masing.
Setiap orang terbentuk dari prinsip yang dianut, hasilnya bisa dianggap hebat,
“ Dan janganlah layangkan pandanganmu kepada kenikmatan yang kami berikan kepada beberapa golongan diantara
mereka. Itu (hanyalah) kembang kehidupan dunia, supaya dapat Kami dengan demikian menguji mereka. Tapi rezeki Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal”
Di bidang politik, berlaku prinsip” Tidak ada
persahabatan abadi, yang ada kepentingan abadi” Prinsip ini sungguh melawan suara hati manusia,
yang sejatinya sangat memuliakan arti
persahabatan, tolong-menolong, kasih-sayang dan kejujuran.
“ Yang penting penampilan”, adalah salah satu prinsip yang telah membelokkan pemikiran sebagian
masyarakat menjadi konsumtif dan mendewakan penampilan luar, tanpa memperhatikan sisi