• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ETIKA PROFESI KETEKNIKAN PERTANIAN"

Copied!
426
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA PROFESI

KETEKNIKAN PERTANIAN

(2)

Bismillahhirohmanirohim

Dengan nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang

(3)

Evaluasi diri dengan mengenal diri

1. Siapa saya 2. Dimana saya

(4)

Fisik atau tubuh kita terdiri antara lain: 1. Kaki

(5)

Tingkatan kecerdasan manusia diantaranya: 1. IQ = Kecerdasan intelektual = fsik= Rogo 2. EQ=Kecercasan emosional=roso =jiwo

(6)

Nilai dasar menuju prestasi gemilang: 1. Jujur

2. Tanggung jawab 3. Visioner

4. Disiplin

5. Kerjasama 6. Adil

(7)

Suara hati manusia diantaranya: 1.Ingin memberi

2.Kasih dan sayang 3. Ingin maju

(8)

Tangga Kepemimpinan:

Tingkat 1: Pemimpin yang dicintai

Tingkat 2: Pemimpin yang dipercaya Tingkat 3: Pembimbing

(9)

(10)

Apakah Etika?

Kata Etika atau etik berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti

karakter, watak kesusilaan atau adat. Dapat juga diartikan norma-norma, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku

manusia yang baik.

(11)

Etika :

dirupakan dalam bentuk aturan (kode) tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum dinilai

(12)

Etika

dalam pergaulan hidup bermasyarakat,

bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan

(13)

Dengan demikian

1. etika akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur

pergaulan manusia di dalam kelompok sosial.

2. etika adalah refeksi dari apa yang disebut dengan “ self control” karena segala

(14)

Profesional :

merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang dalam

menerapkan semua keahlian dan kemahiran yang tinggi itu hanya dikontrol dan dinilai

(15)

BEBERAPA PENGERTIAN DALAM ETIKA PROFESI

1.1 Pengertian Etika dan Etika Profesi

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos

(bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak

kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

(16)

Etika adalah refeksi dari apa yang disebut dengan "self

control", karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat "built-in

mechanism" berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk

penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).

Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari

(17)

1.2 Etika dan Estetika

Etika disebut juga flsafat moral adalah cabang flsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan

mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma.

Norma dibagi lagi menjadi norma hukum,norma moral, norma agama dan norma sopan santun.

Norma hukum berasal dari hukum dan perundang

(18)

1.3 Etika dan Etiket

• Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu:

• etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai

binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.

• Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara

normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus

(19)

Perbedaan antara etika dengan etiket

1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.

Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika

memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.

Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.

3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.

Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.

(20)

1.4 Etika dan Ajaran Moral

• Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia.

(21)

Pluralisme moral diperlukan karena:

1. pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan;

2. modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral

tradisional;

(22)

Menurut Ahli:

1. Drs. OP Simorangkir: etika atau etik sebagai

pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika flsafat: etika

adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

(23)

Moralitas

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia.

Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia.

Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan

manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri.

• Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun,

segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa

(24)

Etika dan Moralitas

Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan flsafat yang merefesikan ajaran moral. Pemikiran flsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.

Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar,pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa

perkecualian.

Kritis berarti flsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal.

(25)

Etika dan Agama

• Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat

untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:

1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali

rasionalitas agama.

2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.

3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak

disinggungsinggung

dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.

(26)

1.5 Istilah berkaitan

Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis,

ethos,iktikad dan kode etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk.

Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di

tengah hutan.

Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada seorang wanita.

Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar seseorang

dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.

Kode atika atau kode etik

artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi

(27)
(28)

Teori etika sebenarnya cuma meningkatkan keamanan, kegembiraan dan kesejahteraan manusia.

Peraturan etika melibatkan semua orang yang bertujuan untuk mencapai keputusan yang baik untuk manusia sejagat.

Perilaku yang tidak beretika, walaupun tidak melanggar undang-undang boleh menjejaskan kerjanya dan reputasi kita.

(29)

Pengenalan : Teori Etika

French dan Granrose (1995) :

set panduan/peraturan

bertingkahlaku-menyelesaikan konfik terhadap keinginan

Buchnolz (1989) : sistem –panduan tingkahlaku

(30)

Perkembangan Teori Etika

Etika bermula di zaman purba apabila ahli-ahli falsafah hanya memberikan tumpuan kepada kebaikan moral.

Socrates (469-399 B.C.) menggunakan pendekatan

yang mencoba dan menggalakkan rekan-rakannya untuk berfkir tentang kebaikan dan kesehatan roh.

Ide utama Socrates tentang etika adalah berhubung dengan menyakinkan orang agar berakhlak mulia.

Socrates mengatakan bahwa kebahagian adalah mustahil

diperoleh tanpa memiliki kebaikan moral dan tindakan yang tidak beretika akan mengganggu orang lain, beliau menganggap

(31)

Plato (428-348B.C.) mengkaji hubungan etika

dan personaliti manusia

Kebaikan moral adalah suatu imbangan dan harmoni di kalangan perbedaan yang wujud dalam roh

Kebaikan moral sebagai suatu keperluan

terhadap kesihatan roh tetapi kebaikan yang sejati adalah sukar dicapai

(32)

Aristotle (384-322B.C.) pula, beliau melihat kebaikan moral agak berbeda daripada Plato danSocrates di mana beliau menyatakan bahwa kebaikan moral mempunyai hubungan yang sedikit dengan intelektual tetapi lebih kepada sifat (character) atau personaliti.

Plato dan Socrates pula mengatakan beretika itu

mempunyai hubungan yang rapat antara kebaikan moral dan personaliti yang sehat.

(33)

Sekiranya etika dahulu menekankan kebaikan moral dan rasionalnya, etika modern banyak menfokuskan kepada menentukan sifat-sifat beretika menerusi

tindakan.

Etika modern telah membentuk dua persaingan yaitu : 1.tindakan yang mempunyai sifat etika dalam dan

memerlukan status moral dari pada akibat (consequences) yang dibuat

2. tindakan itu sama ada betul atau salah.

Dahulunya ia dikenali sebagai Teologikal dan sekarang dikenali dengan Deontologikal yaitu pendekatan

(34)

Penyataan dalam Teori Etika

1. Etika deskriptif.

Merupakan suatu disiplin yang membicarakan tentang sejarah sistem moral.

Etika deskriptif memberitahu bagaimana ahli masyarakat harus

bertingkahlaku, apakah peraturan yang digunakan dan dianuti dalam sebuah masyarakat dan sebagainya.

Etika deskriptif menyadarkan manusia bahwa terdapat berbagai sistem moral yang bersifat relatif di muka bumi ini : etika Kristian, Buddha, Islam, Yahudi, Hindu etc

(35)

ETIKA DESKRIPTIF:

yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan

(36)

Penyataan dalam Teori Etika

2. Etika normatif.

Merujuk kepada panduan dan peraturan yang

berkaitan dengan tingkahlaku yang baik dan jahat. Etika normatif juga menjurus kepada kenyataan

yang memberitahu apa yang mesti dilakukan dan apa yang betul.

Etika normatif menilai, mengkritik dan membuat keputusan terhadap sistem moral yang ada di samping menerangkan sesuatu undang-undang moral yang dianggap terbaik, bukan

(37)

Etika normatif mengemukakan sistem moral yang piawai berpandukan sistem sedia ada.

Etika normatif menyadarkan kita bahwa tidak semua nilai moral berubah mengikuti perubahan masa tetapi ada yang terus

kekal dipelihara meskipun budaya mengalami perubahan.

Inilah yang dikatakan sebagai nilai mutlak dan biasanya berkaitrapat dengan agama.

(38)

ETIKA NORMATIF:

etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang

seharusnya dimiliki oleh manusia dalam

hidup sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus

memberi norma sebagai dasar dan

(39)

Etika Normatif: 1. Etika Umum:

berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil

keputusan etis, teori-teori etika dan

(40)

2. Etika Khusus:

Merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.

Penerapan bisa: bagaimana mengambil

keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar, atau bagaimana saya menilai perilaku sendiri atau

(41)

Etika Khusus:

1.Etika individual: yaitu menyangkut

kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

2.Etika sosial: yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku

(42)

Etika Sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan

(keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab

(43)

Macam Etika Sosial:

1.Sikap terhadap sesama 2.Etika keluarga

3.Etika Profesi 4.Etika politik

(44)

Variabel penilaian Etika:

1.Tujuan baik, tetapi cara untuk mencapainya tidak baik

2.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya kelihatannya baik

3.Tujuan tidak baik, cara pencapaiannya juga tidak baik

(45)

Teori dan Aliran Pemikiran

1. Teologi : Teori ini melihat kebaikan dan keburukan

sesuatu tindakan. Sesuatu perbuatan itu tidak diketahui sama ada baik atau buruk sehinggalah melihat kepada kesannya.

vs

2. Deontologi atau non consequentialist : Teori

deontologi ini berasaskan kepada prinsip asas yaitu kewajipan manusia. Teori ini berasal daripada

(46)

AVSH - EB MM IPB 2008 46 1. TEORI DEONTOLOGI

Teori Deontologi diperkenalkan oleh Immanuel Kant

(1724-1804).

Berasaldari kata deon yang berarti: apa yang harus dilakukan atau KEWAJIBAN harus sesuai dengan prosedur dan teori. Menurut Kant hakekat sesuatu “YANG

BAIK” adalah NIAT YANG BAIK

Deontologi Aturan: suatu tindakan dilakukan

menurut kaidah yang dikehendaki dan dapat diberlakukan secara umum

Deontologi Situasi: suatu tindakan yang secara

moral dibenarkan adalah jika tindakan itu dapat

(47)

AVSH - EB MM IPB 2008 47 Teori deontologi aturan menghadapi masalah ketika:

Ada dua norma bertentangan

Semua aturan moral kadang-kadang memunculkan pengecualian.

SOLUSI

Kewajiban moral bersifat prime facie (WD Ross).

Melalui teori Deontologi situasi (Imannuel Kant) (dengan tiga kriteria):

Reversibility (able to be changed or undone)

Universability (relating to the universe or everything; relating to whole word)

(48)

AVSH - EB MM IPB 2008 48 2. TEORI TELEOLOGI

 Teori Teleologi mengandung makna tentang adanya upaya membedakan tujuan, hasil, sasaran dan akibat dari suatu tindakan dari sudut pandang APA & SIAPA yang melakukan.

 Dari sudut Apa dikenal dua versi teleologi, yaitu:

Hedonisme, yang merupakan gambaran suatu situasi dimana seseorang bertindak sedemikian rupa sehingga mencapai kenikmatan yang paling besar

Eudaimonisme, yaitu situasi dimana seseorang Bertindak sedemikian rupa sehingga mencapai kebahagiaan;

 Dari sudut Siapa dikenal DUA versi egoisme etis yaitu:

Egoisme Hedonistik: bertindak sedemikian rupa sehingga mencapai kenikmatan yang paling besar

(49)

Teori dan Aliran Pemikiran

3. Subjektif. Penilaian terhadap sesuatu etika

berdasarkan kepada penilaian diri sendiri. Individu berhak meletakkan nilai sama ada baik atau

sebaliknya. Perasaan peribadi terlibat dalam menilai dan menentukan baik buruk sesuatu tindakan.

vs

4. Objektif. Kode moral adalah bebas dari

(50)

Teori dan Aliran Pemikiran

5. Naturalisme. Sesuatu perbuatan itu baik atau buruk bergantung kepada pengalaman keseronokan. ‘Baik’ perlu dijelaskan dalam bentuk kualiti fakta alam seperti memenuhi keperluan manusia, mendatangkan

kebahagiaan, kenikmatan dan sebagainya kepada manusia.

vs

6. Non Naturalisme. Moral adalah sesuatu yang

(51)

Teori dan Aliran Pemikiran

7. Relativisme. Sesuatu yang dianggap baik oleh satu

masyarakat tidak mungkin dianggap sedemikian oleh masyarakat yang lain. (barat-timur) Ini bererti

masyarakat yang berlainan memberikan nilai moral yang berbeda bagi tingkahlaku yang serupa.

vs

8. Absolutisme. Prinsip moral berbeda dari satu

(52)

Teori Utilitarianisme

Teori ini merupakan suatu aliran atau dimensi di bawah teori etika Teologikal yang juga dikenali sebagai consequentialism.

Utilitarianisme adalah doktrin moral yang mengkehendaki manusia supaya bertindak untuk menghasilkan kebaikan secara maksimum.

Kebaikan ini termasuklah kegembiraan atau keseronokan kepada semua pihak.

Tindakan dikatakan sebagai bermoral jika menghasilkan kegembiraan yang maksimum.

(53)

Bentham mengenal 7 elemen yang perlu dipertimbangkan untuk

mengukur keseronokan mencipta kalkulus Hedonistik Bentham yang memberi skala antara –10 hingga +10.

Elemen yang dimaksudkan oleh Bentham ialah: intensiti, jangka masa, kepastian, kesegeraan, kesadaran, keberkesanan dan had atau batasan.

1. Intensiti bermaksud kedalaman. Sejauh manakah dalamnya kesan pengalaman terhadap seseorang.

2. Jangka masa. Berapa lamakah keseronokan atau kesengsaraan akan berakhir?

(54)

4. Kesegeraan. Kepantasan anda mengalami rasa seronok atau sebaliknya.

5. Kesedaran. Apakah kemungkinan anda mengalami rasa seronok pada masa akan datang?

6. Keberkesanan. Apakah kemungkinan anda mengalami rasa sengsara pada masa hadapan?

Mangsa tragedi selalunya senantiasa berasa takut dan risau

7. Had atau batasan. Berapa kerapkah kesengsaraan dan keseronokan dicetuskan dalam kehidupan orang lain?

Jika jumlah skor kesengsaraan melebihi keseronokan maka sesuatu perbuatan tersebut adalah sememangnya salah dan tidak

(55)

Mill membedakan antara keseronokan dengan memasukkan aspek kualiti. Mill mengukur kualiti dan kuantiti sekaligus. Menurut Mill, petunjuk kualiti keseronokan adalah seperti tinggi/rendah,

baik/buruk, objektif/subjektif, dan baru/lama. Faktor yang boleh mempengaruhi keseronokan pula ialah kecerdikan, pendidikan, sensitiviti, bermoral dalam tindakan dan kesihatan yang baik.

Utilitarianisme pada peringkat paling rendah dipanggil ‘act

utilitarinisme’. Kita harus bertanya kepada diri sendiri mengenai kesan akibat sesuatu tindakan dalam keadaan tertentu ke atas pihak-pihak yang terlibat sebelum sebarang tindakan diambil.

(56)

UTILITARIANISME

a. Anggapan bahwa klasifkasi kejahatan harus didasarkan atas kesusahan atau penderitaan yang diakibatkannya

terhadap para korban dan masyarakat. b. Menurut kodratnya manusia

menghindari ketidaksenangan dan mencari kesenangan. Kebahagiaan tercapai jika manusia memiliki

(57)

c. Karena menurut kodratnya tingkah laku manusia terarah pada kebahagiaan, maka suatu perbuatan dapat dinilai baik atau

buruk, sejauh dapat meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan semua orang.

(58)

Jenis-jenis Utilitarianism

1. Act utilitarianism

Ciri yang pertama adalah merekadkan akibat sesuatu perbuatan sama ada bermoral atau sebaliknya berdasarkan kajian kes. Ciri ini dipanggil act utilitarianism.

Misalnya aktiviti dengan menonton televisi

mungkin dianggap tidak bermoral karena masa tersebut sepatutnya digunakan untuk

(59)

Jenis-jenis Utilitarianism

2. Hedonistic utilitarianism

Ciri yang kedua pula ialah mengambilkira kegembiraan, kesan daripada suatu tindakan dianggap bermoral. Ini kerena

Bentham berpendapat, untuk menentukan benar atau salah (moraliti) tingkah laku individu, ianya perlu mengambilkira kesan dan akibatnya.

Misalnya tindakan atau perbuatan yang boleh meningkatkan ciri kesetiaan dan persahabatan, sehingga mencetuskan ciri kegembiraan.

(60)

HEDONISME

Doktrin etika yang mengajarkan bahwa hal terbaik bagi manusia adalah

mengusahakan “kesenangan” (Hedone)

1. Aristipos dri Kyrene (433 – 355s.M):

 Yang sungguh baik bagi manusia adalah

kesenangan.

 Kesenangan itu bersifat badani belaka,

(61)

Tiga Kemungkinan Gerak

1.

Gerak yang kasar: Ketidaksenangan

2.

Gerak yang halus: Kesenangan

3.

Ketiadaan gerak: Netral

Hedonisme: Yang baik dalam arti

yang sebenarnya adalah

(62)

2. Epikuros (341 – 270 s.M.)

a. Kesenangan adalah tujuan hidup manusia. b. Menurut kodratnya setiap manusia

mencari kesenangan.

c. Kesenangan yang dimaksud bukanlah

kesenangan inderawi, tetapi kebebasan dari rasa nyeri dalam tubuh kita dan

(63)

Tiga Macam Keinginan

1. Keinginan alamiah yang perlu.

2. Keinginan alamiah yang tidak perlu. 3. Keinginan yang sia-sia.

Hedonisme: Hidup yang baik adalah

(64)

Tinjauan Kritis

a. Ada kebenaran yang mendalam pada

hedonisme: Manusia menurut kodratnya mencari kesenangan dan berupaya

menghindari ketidaksenangan. Tetapi apakah manusia selalu mencari

kesenangan?

b. Hedonisme beranggapan bahwa kodrat manusia adalah mencari kesenangan

(65)

c.Para hedonis berpikir bahwa sesuatu adalah baik karena disenangi. Tetapi sesuatu

belum tentu menjadi baik karena disenangi. d.Hedonisme mengatakan bahwa kewajiban

(66)

EUDEMONISME

Aristoteles (384 – 322):

a. Bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan akhir yang disebut kebahagiaan. Tetapi apa itu kebahagiaan? b. Manusia mencapai kebahagiaan dengan

menjalankan secara baik

(67)

Kritikan Terhadap Teori

Utilitarianisme

Adakah teori ini benar-benar boleh

berfungsi?

Teori ini meminta kita membuat pengiraan

untuk unit kegembiraan/keseronokan yang

terhasil daripada tindakan-tindakan

alternatif.

Adakah kita mempunyai kemampuan dari

segi masa dan kebolehan untuk

(68)

 Bagaimana dengan tindakan yang sememangnya salah dari segi moral, tetapi dapat membawa

kegembiraan/keseronokan yang tinggi?  Adakah fahaman utilitarianisme ini adil?

Keputusan A membawa tiga unit kegembiraan kepada lima orang = 15 unit

Keputusan B membawa 10 unit kepada seorang, 4 unit kepada dua orang dua orang lagi tidak

(69)

Teori Moral Kant

German Philosopher (1724 –

1804)

 Terdapat tiga persoalan yang perlu dijawab untuk menentukan kemoralan sesuatu perlakuan

Persoalan pertama

Apa yang menjadikan sesuatu perlakuan itu bernilai (worth) dari segi moral?

Seseorang itu perlu bertanggungjawab dari segi moral terhadap motifnya

Nilai sesuatu perlakuan boleh dilihat dari aspek intrumental dan intrinsik

(70)

Nilai baik secara intrinsik: Baik kerana perkara/perlakuan itu sendiri

Fikirkan contohnya dalam konteks di sekolah!

Persoalan kedua

Apakah motif yang betul?

Sesuatu perlakuan itu akan dianggap mempunyai nilai moral sekiranya ia

(71)

Persoalan ketiga

Apakah perkara yang betul untuk dilakukan? Motif dan perlakuan itu mestilah betul dan relevan

Perlakuan yang harus kita lakukan (imperatives) yang bersifat individu dan bersyarat

dikategorikan sebagai ‘hypothetical imperative’ Tuntutan moral yang tidak bersifat individu

(universal) dan tidak bersyarat digelar ‘categorical imperative

Perlakuan seperti ini mempunyai obligasi moral yang tinggi

Apabila peraturan moral dianggap sebagai

mutlak, manusia harus mematuhinya sebagai satu kewajipan dan ketepikan (Fikirkan

(72)

Etika keperibadian mulia

 Bukan semua teori boleh digolongkan kepada dua katogori di atas. Etika keperibadian mulia boleh tergolong ke dalam consequentialist atau

nonconsequentialist

 Ia menitikberatkan budi pekerti manusia. Kehidupan manusia perlu diasaskan kepada keunggulan (ideals)

 Keperibadian mulia dapat dipelajari melaui pengulangan

(73)

Etika keperibadian mulia

 Bukan semua teori boleh digolongkan kepada dua katogori di atas. Etika keperibadian mulia boleh tergolong ke dalam consequentialist atau

nonconsequentialist

 Ia menitikberatkan budi pekerti manusia. Kehidupan manusia perlu diasaskan kepada keunggulan (ideals)

 Keperibadian mulia dapat dipelajari melaui pengulangan

(74)

 Contoh untuk nilai kesederhanaan ialah seperti berikut:

lokekkemurahan hatimembazir Rendah ketabahan berlagak hati

(75)

Kerelatifan etika (ethical relativism)

 Nilai etika dan kepercayaan adalah relatif kepada individu atau kumpulan yang

mendukungnya

 Jarang wujud kebenaran/kesalahan secara mutlak

 Terdapat dua jenis kerelatifan: Kerelatifan etika individu

(76)

Sebab-sebab wujudnya kerelatifan etika:

Kepelbagaian pandangan moral

(77)

Kerelatifan dari segi nilai (

value relativism

)

Keliru mengenai prinsip betul dan salah

Perbezaan dalam dunia

perniagaan/korporat dengan dunia

pendidikan

Dunia pendidikan menitikberatkan

nilai-nilai murni, penerapan nilai-nilai-nilai-nilai murni

dalam pengajaran dan sebagainya

(78)

 Kepelbagaian pandangan

Secara umum: isu pengguguran,

euthanasia, pornograf, keadilan, diskriminasi dan sebagainya

Aspek pendidikan: Tujuan pendidikan

untuk perkembangan IQ, EO, SQ, VQ dan sebagainya

Kesamaan peluang dalam mendapat pendidikan yang berkualiti

(79)

Ketidaktentuan moral

Apakah yang penting dari segi moral

dalam keadaan tertentu?

Perbezaan situasi

(80)

Teori Etika dan Pendekatan

Moral

 Hubungan antara teori etika dengan proses pembuatan keputusan moral

Teori etika

Prinsip etika

(81)

Relativisme Etika

Keadaan merupakan pertimbangan utama dalam menentukan suatu tindakan itu sama ada beretika atau tidak. Tindakan dinilai berdasarkan kesan

atau akibatnya.

Relativisme etika melihat kepada beberapa

perspektif jika wujudnya pertentangan budaya dan pendapat antara individu. Perspektif tersebut

(82)

1. Tiada nilai moral yang benar atau salah secara universal atau secara mutlak.

Perbedaan ini berlaku apabila wujud pertentangan budaya dan amalan dalam diri individu terhadap sesuatu tindakan.

2. Kepelbagaian nilai budaya dan persekitaran memberikan penilaian yang berbeda terhadap

tindakan individu sama ada bermoral atau sebaliknya.

3. Tiadanya skala penilaian yang piawai dan mutlak dalam menilai suatu perbuatan itu sama ada

(83)

Kajian Mengenai Etika 1. Etika umum

a. Etika Deskriptif b. Etika Normatif c. Metaetika

2. Etika Khusus

a. Safsatah

(84)

Metaetika:

Kajian ini adalah hasil daripada etika deskriptif dan

normatif, iaitu menyenaraikan ciri-ciri serta istilah yang berkaitan dengan tindakan bermoral atau sebaliknya seperti kebaikan, kejahatan, tanggungjawab dan

kewajipan.

Meta etika pula dibahagikan kepada dua iaitu :

1. Analitik yang berkaitan dengan menganalisis semua peraturan yang berkaitan tingkahlaku baik dan jahat

(85)

Etika khusus

1. Safsatah : Suatu seni dan teknik dalam penyelesaian masalah dan dilema yang mengaplikasikan prinsip-prinsip moral.

2. Bidang khusus: Mengaplikasikan kajian etika

(86)

Penilaian dalam etika

Penilaian terhadap perbuatan yang baik adalah melalui

peningkatan terhadap kesedaran dan pembangunan rohani individu hasil daripada perbuatannya

Etika mengambilkira penilaian ke atas suatu tindakan itu berbanding hanya dengan :

a.Melabelkan perbuatan yang baik jika ianya memenuhi kehendak dan keperluan manusia sahaja.

(87)

Aspek dalam Etika

Terdapat dua aspek dalam etika. Aspek pertama

iaitu keupayaan menilai yang baik dan yang buruk, dosa dan pahala atau sesuai dan sebaliknya. Aspek yang kedua pula melibatkan komitmen dalam

melakukan apa yang baik dan bersesuaian.

(88)

Subjektivisme Etika

Subjektivisme etika adalah bergantung kepada faktor kemahuan sama ada individu atau pencipta sebagai subjeknya.

Jika manusia merupakan kemahuannya, badan

perundangan akan menentukan suatu keputusan itu dari segi undang-undang.

Jika kemahuan itu menjadikan Tuhan sebagai subjeknya, maka hukuman lebih berbentuk kepada pembalasan Tuhan.

Pengampunan dan pembalasan atas dosa yang dilakukan atau pahala atas kebaikan

(89)

Objektivisme Etika

Menurut objektivisme etika, nilai-nilai moral merupakan suatu kebaikan.

Undang-undang tidak dicipta dan tidak berasaskan subjek sama ada manusia atau Tuhan.

Salah satu bentuk objektivisme etika ialah nilai mutlak moral (moral absolutism). Hukuman yang dikenakan adalah muktamad. Untuk mengelakkan hukuman, seseorang perlulah melengkapkan

kehidupan masing –masing serta mematuhi undang-undang .

(90)

Kelas Teori Etika

Ahli falsafah lazimnya membahagikan teori etika kepada tiga kelas am iaitu metaetika, etika normatif dan etika gunaan. Metaetika mengkaji asal prinsip-prinsip etika dan

penggunaannya. Adakah prinsip etika merupakan suatu rekaan sosial? Adakah prinsip-prinsip etika ini merupakan gambaran hasil daripada emosi individu?

Meta etika menjawab persoalan ini yang memfokuskan kebenaran universal, ketentuan Tuhan, alasan kepada

(91)

Etika normatif lebih kepada praktikal.

Misalnya dalam menentukan piawaian moral terhadap tindakan yang betul atau salah. Perlukah saya

mendapat keizinan daripada pemiliknya? Perlukah saya mencuri untuk sesuap nasi? Persoalan ini akan dijawab melalui panduan yang disediakan oleh etika normatif.

(92)
(93)

A. KEBAIKAN

1. Tidak semua kebaikan merupakan kebaikan akhlak.

Secara umum kebaikan adalah suatu yang diinginkan , yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia.

(94)

2. Manusia menentukan tingkah lakunya untuk tujuan dan memilih jalan yang ditempuh.

- Manusia harus mempunyai tujuan akhir untuk arah hidupnya

- Jalan yang ditempuh mendapatkan nilai dari tujuan akhir

(95)

3. Setiap manusia, hanya terdapat satu tujuan akhir.

- Seluruh manusia mempunyai sifat serupa dalam usaha hidupnya, yaitu menuntuk kesempurnaan.

- Tujuan akhir selamanya merupakan kebaikan tertinggi, baik manusia itu

(96)

4. Kesusilaan

a. Kebaikan atau keburukan perbuatan manusia Objektif : keadaan perseorangan tidak

dipandang

Subjektif : keadaan perseorangan diperhitungkan

Batiniah :berasal dari dalam perbuatan sendiri (kebatinan, intrisik)

(97)

b. Unsur-unsur yang menentukan kesusilaan 1.Perbuatan itu sendiri, yang dikehendaki

pembuat ditinjau dari sudut kesusilaan 2. Alasan (motif). Apa maksud yang

dikehendaki pembuat dengan perbuatannya.

3. Keadan, gejala tambahan yang

(98)

c. Penggunaan praktis

1. Perbuatan yang sendirinya jahat, tak dapat menjadi baik atau netral karena alasan

dan keadaan.

2. Perbuatan yang baik, tumbuh dalam

kebaikannya, karena kebaikan alasan dan keadaan.

(99)

d. Dalam praktek, tak mungkin ada

perbuatan kemanusiaan netral, sebabnya perbuatan ini setidak-tidaknya secara

implisit mempunyai tujuan.Kesusilaan tidak semata-mata hanya tergantung pada

(100)

B. KEBAJIKAN

1. Kebiasaan (habit) merupakan kualitas

kejiwaan, keadaan yang tetap, sehingga memudahkan pelaksanaan pelaksanaan perbuatan.

2. Kebiasaan disebut “kodrat yang kedua”

Ulangan perbuatan memperkuat

kebiasaan, sedangkan meninggalkan suatu perbuatan atau melakukan

(101)

2. Kebiasaan yang dari sudut kesusilaan baik dinamakan kebijakan (virtue) sedangkan

yanh jahat, buruk, dinamakan kejahatan (vice).

Kebajikan adalah kebiasaan yang menyempurnakan manusia.

(102)

3. Kebajikan budi menyempurnakan akal menjadi alat yang baik untuk menerima pengetahuan

4. Kebajikan pokok, adalah kebajikan susila yang meliputi:

(103)

b. Pengendalian keinginan kepada kepuasan badaniah(pertahanan/pengendalian hawa nafsu inderawati)

c. Tidak menyingkir dari kesulitan (kekuatan) d. Memberikan kepada yang memilikinya

(104)

C. KEBAHAGIAAN

1.Kebahagiaan subjektif.

a. Manusia merasa kosong, tak puas, gelisah, selama keinginnannya tak terpenuhi.

b. Seluruh manusia mencari kebahagiaan, karena tiap orang berusaha memenuhi keinginannya.

(105)

Beberapa jalan fkiran yang perlu

dipertimbangkan, yang menganggap

kebahagiaan sempurna itu dapat dicapai adalah:

1. Manusia mempunyai keinginan akan bahagia sempurna.

2. Keinginan tersebut merupakan bawaan kodrat manusia, yang merupakan

(106)

3. Keinginan tersebut berasal dari sesuatu Yang transenden.

4. Sifat bawaan tersebut dimaksudkan untuk mencapai kesempurnaan yang sesuai

dengan harkat manusia.

d. Pada manusia terdapat pula keinginan yang berasal dari nafsu-serakahnya.

(107)

2. Kebahagiaan Objektif

a. Manusia berusaha melaksanakan dalam dirinya suasana kebahagiaan (sempurna) yang tetap. Apakah tujuan akhir manusia yang bersifat laheriah dan opjektif.

Terdapat berbagai aliran: 1. Hedonisme

(108)

2. Epikurisme

Suasana kebahagiaan, ketremtaman jiwa, ketenangan batin, sebanyak mungkin

dinikmati, sedekit mungkin menderita. 3. Utilitarisme

Kebahgiaan adalah faedah bagi diri sendiru maupun masyarakat.

4. Stoisisme

Kebahagiaan adalah melepas diri dari tiap

keinginan, kebutuhan, kebiasaaan atau ikatan. 5. Evolusionisme

Tujuan akhir manusia sebagai evolusi ke arah

(109)

b. Pandangan tentang objek kebahagiaan Apakah objek itu, sejajar, lebih rendah,

atau

lebih tinggi dari manusia?

1. Apa yang lebih rendah dari manusia, tergolong pada benda-benda yang tak dapat memenuhi seluruh kepuasan.

2. Kebutuhan hidup jasmani, sebagai kesehatan; kekuatan, keindahan,

tergolong

(110)

3. Kebutuhan jiwa adalah pengetahuan untuk kebaikan.

4. Apakah kenahagiaan sempurna terletak pada kepuasan seluruh orang, jasmani dan rohani?. Kepuasan, kegembiraan, selalu merupakan kesukaan, kegembiraan tentang sesuatu. 5. Pelaksanaan diri tidak pula membawa

kebahagiaan sempurna, karena manusia yang berkembang selengkapnya tak juga seluruhnya merasa puas pada dirinya sendiri.

(111)

c. Di atas merupakan pembuktian dengan cara

mengeliminasi objek yang tidak lengkap. d. Untuk pengertian yang benar orang harus memikirkan:

1. Kebahagiaan sempurna tidak berarti

(112)

2. Kodrat akal manusia terbatas, kekuatannya setiap saat juda terbatas. Tetapi datangnya kekuatan akal selalu tak terbatas, dan tak dapat terpenuhi dengan baik.

3. Objek kebahagiaan yang tarafnya rendah turut serta mengalami kebahagiaan dari yang bertaraf lebih tinggi. Intisari

kebahagiaan terdiri dari kepuasan akal dan kepuasan kehendak karena memiliki

(113)

KUIS 10-3- 2014

1. Apa yang dimaksud dengan etika dan apa etiket terangkan secara singkat dan jelas. 2. Apa perbedaan antara etika dan etiket

terangkan secara singkat dan jelas.

(114)

Kuis 10 – 3 – 2014

1. Apa yang dimaksud dengan etiket, etis,

ethos,iktikad dan kode etik atau kode

etika

terangkan dengan singkat dan jelas.
(115)

Tugas

1. Etika diskriptif 2. Etika Normatif 3. Hedonisme

4. Eudemonisme 5.

Utilitarianisme

6. Kebaikan

7. Kebajikan

(116)

Kuis tanggal 11-3 – 2014

1. Apa yang dimaksud dengan etika dan bagaimana pandangan saudara tentang implenentasinya dalam kehidupan

masyarakat terangkan secara singkat dan jelas.

2. Apa yang dimaksud dengan naturalisme, non naturalisme, relativitas dan

(117)

Kuis tanggal 11-3- 2014

1. Apa yang dimaksud dengan etiket, etis, ethos,iktikad dan kode etik atau kode etika terangkan dengan singkat dan jelas.

2. Sebutkan empat variabel dalam menilai etika

(118)

Kuis tanggal 12-3-2014

1. Sebutkan empat variabel dalam menilai etika

dan berilah masing-masing contohnya. 2. Apa yang dimaksud dengan kebaikan,

(119)
(120)

PROFESI

Adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh

pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi

perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan dan

(121)

Menurut DE GEORGE:

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalan suatu keahlian.

Perbedaan Profesi dan Profesional

Profesi:

1.Mengandalkan suatu ketrampilan atau keahlian khusus

2.Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama

3.Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup 4.Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang

(122)

Profesional:

1. Orang yang tahu akan keahlian dan ketrampilannya

2. Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatan itu

3. Hidup dari situ

(123)

Ciri-Ciri Profesi

1.Adanya pengetahuan khusus

2.Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi

3.Mengabdi pada kepentingan masyarakat 4.Ada ijin khusus untuk menjalankan suatu

profesi

(124)

Prinsip-Prinsip Etika Profesi:

1. Tanggung jawab: terhadap pelaksanaan

pekerjaan dan terhadap hasil serta terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan

orang lain atau masyarakan pada umumnya 2. Keadilan : Prinsip ini menuntut untuk

memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya

3. Otonomi: prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi

(125)

Syarat-Syarat Suatu Profesi:

1. Melibatkan kegiatan intelektual

2. Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus 3. Memerlukan persiapan profesional yang alam dan

bukan sekedar latihan

4. Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan

5. Menjajikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen

6. Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi 7. Mempunyai organesasi profesi yang kuat dan

terjalin erat

(126)

PERANAN ETIKA DALAM PROFESI

1. Nilai-nilai etika tidak milik satu dua orang atau golongan tetapi milik setiap kelompok

masyarakat bahkan keluarga dan suatu bangsa

2. Salah satu golongan masyarakat yang

mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan adalah masyarakat

profesional

(127)

KODE ETIK PROFESI

Kode: yaitu tanda-tanda atau simbul-simbul yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud

(128)

Kode Etik:

Yaitu norma atau azas yang diterima oleh

suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat

maupun di tempat kerja.

Menurut UU No. (Pokok-Pokok Kepegawaian) Kode etik profesi adalah pedoman sikap,

tingkah laku dan perbuatan dalam

(129)

Sangsi Pelanggaran Kode Etik a. Sangsi moral

b. Sangsi dikeluarkan dari organesasi

(130)

Profesionalisme

Merupakan suatau tingkah laku, suatu

tujuan atau suatu rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan curaknya suatu “

profesi”

Profesionalisme mengandung pula

pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber

(131)

Ciri-ciri Profesionalisme:

1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil sehingga dituntut selalu mencari peningkatan mutu

2. Memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan

kebiasaan

3. Menuntut ketekunan dan ketabahan

4. Memerlukan integritas tinggi yang tidak

tergoyahkan oleh” keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup

(132)

Menurut TJERK HOOGHIEMSTRA

Seorang yang dikatakan profesional adalah mereka yang sangat kompeten atau

memiliki kompetensi-kompetensi tertentu yang mendasari kinerja.

Kompetensi: adalah karakteristik pokok

seseorang yang berhubungan dengan unjuk kerja yang efektif atau superior pada

(133)

Kompetensi meliputi:

1. Keterampilan melaksanakan tugas individu dengan efsien

2. Keterampilan mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaannya

3. Keterampilan merespon dengan efektif hal-hal yang bukan merupakan pekerjaan rutin dan kerusakan

(134)

TUJUAN KODE ETIK PROFESIONAL

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi

2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota

3. Meningkatkan pengabdian para anggota 4. Meningkatkan mutu profesi

5. Meningkatkan mutu organesasi

6. Meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi

7. Mempunyai organesasi profesional yang kuat dan terjalin erat

(135)

Fungsi Kode Etik Profesional

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas

yang digariskan

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang

bersangkutan

3. Mencegah campur tangan pihak di luar

(136)

 Etika Profesi Keteknikan adalah etika yang diterapkan dalam bidang keahlian teknik pertanian, yang memaparkan mengenai tatacara bekerja bagi seorang sarjana TEP dalam bekerja dan dituntut

bertanggungjawab atas semua kewajiban yang ada dalam profesi yang ditekuni.

(137)

 mengembangkan rangkaian kerja guna membangun kewaspadaan terhadap

pandangan dari ethical issue.

(138)

1. Profesi

o Memerlukan bidang Ilmu dan keterampilan

o Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari

teori ke praktek

o Memerlukan keahlian Khusus dengan waktu yang

panjang

o Mempunyai kode etik o 2. Pekerjaan

o Sesuatu yang dibuat untuk mata pencaharian o Tidak mempunyai Kode etik

(139)

 Kode etik adalah norma-norma yang harus diperhatikan oleh setiap anggota profesi

dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat.

(140)

• Merupakan petunjuk-petunjuk bagi para

anggota profesi tentang bagaimana mereka melaksanakan larangan-larangan, yaitu

ketentuan-ketentuan tentang apa apa yang boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh

mereka, tidak saja dalam menjalankan

tugas profesi , melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam

pergaulan sehari- hari dalam masyarakat.

(141)

 Karena harus memiliki kompetensi dan latar belekang profesi yang diperoleh dari proses pendidikan dan pelatihan khusus

 Harus memiliki semangat pengabdian

didalam melaksanakan suatu kegiatan atas dasar panggilan profesi

(142)

1. Menggunakan pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan kesejahteraan amnusia

2. Bersikap jujur dan tidak memihak

3. Berusaha meningkatkan kompetensi dan gengsi profesi rekayasa

4. Mendukung organesasi profesi dan teknis dari disiplin ilmu

(143)

1. Menjaga keselamatan,kesehatan dan kesejahteraan dalam melaksanakan tugas profesional

2. Akan melakukan layanan hanya dibidang kompetensi

3. Mengeluarkan pernyataan publik hanya dalam hal obyektif dan jujur.

4. Harus bertindak profesional dan menghindari konfik kepentingan

5. Membangun reputasi profesional dan tidak akan bersaing secara tidak adil

5. Bertindak untuk menegakkan dan meningkatkan kehormatan, integritas dan martabat

(144)

1. Hak cipta: hak dari bembuat sebuah ciptaan terhadap ciptaannya dan

salinannya.

2. Paten : hak untuk melindungi sebuah ide 3. Merek dagang: merek yang digunakan

pebisnis untuk mengidentifkasikan sebuah prodak atau layanan

4. Rahasia dagang: sesuata hal yang dirahasiakan

(145)

Komponen yang perlu untuk Kompetensi Profesional:

1.Kompetensi Spesialis Kemampuan untuk:

- Ketrampilan dan Pengetahuan

- Menggunakan perkakas dan peralatan dengan sempurna

(146)

Kompetensi meliputi:

1. Ketrampilan melaksanakan tugas indifdu dengan efsien (Task skill)

2. Ketrampilan mengelola beberapa tugas yang berbeda dalam pekerjaannya (Task management skill)

3. Ketrampilan merespon dengan efektif hal-hal yang bukan pekerjaan rutin dan kerusakan (Contigency management skill)

4. Ketrampilan menghadapi tanggung jawab dan

tuntutan lingkungan termasuk bekerja dengan orang lain dan bekerja dalam kelompok (Job/role

(147)

2. Kompetensi Metodik Kemampuan untuk:

- Mengumpulkan dan menganalisa informasi

- Mengevaluasi informasi - Orientasi tujuan kerja

(148)

3. Kompetensi Individu

Kemampuan untuk: - Inisiatif

(149)

4. Kompetensi Sosisal

Kemampuan untuk: - Berkomunikasi

(150)
(151)

Peran IQ, EQ, SQ, CQ, dan AQ dalam perkembangan Profesi.

Menurut Daniel Goleman (1996):

Orang yang mempunyai IQ tinggi tetapi EQ rendah cenderung mengalami kegagalan

yang lebih besar dibanding dengan orang yang IQ (15%) nya rata-rata tetapi EQ

(85%) nya tinggi. Artinya bahwa

(152)

IQ = Intelegence Quotient (Kecerdasan mengerjakan atau melakukan)

EQ= Emotional Quotient (Kecerdasan Emosi) SQ= Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual) CQ= Creativity Quotient (Kecerdasan

Kreativitas)

(153)

Intellegensi (IQ)

(154)

Pengukuran Intellegensi

Very superior : 130 –

Superior : 120 – 129 Brght normal : 110 – 119 Average : 90 – 109 Dull Normal : 80 – 89 Borderline : 70 – 79

(155)

Fanatisme adalah sebuah keadaan ketika seseorang atau sekelompok menganut sebuah pemikiran dengan membadibuta

sehingga menganggap diri paling benar dan yang lain salah, atau lebih rendah dari

dirinya.

Jernihkan pikiran anda terlebih dulu sebelum menilai sesuatu. Jangan melihat sesuatu

(156)

Cooper dan Sawaf dalam Tikollah dkk (2006) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif menerapkan daya dan

kepekaan emosi sebagai sumber energi dan pengaruh yang manusiawi.Kecerdasan emosi menuntut pemilikan perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri

dan orang lain serta menanggapinya dengan tepat, menerapkan secaraefektif energi

(157)

Sedangkan Goleman (2005) mendefnisikan kecerdasan emosional adalah kemampuan

lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan

(158)

EQ (Emosi) dalah letupan perasaan seseorang Pengertian EQ (kecerdasan emosi:

1. Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri,

mengelola emosi dengan baik dan berhubungan dengan orang lain

2. Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi 3. Kemampuan mengindra, memahami dan dengan

efektif menerapkan kekuatan, ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi dan pengaruh 4. Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri,

(159)

Aspek EQ ada lima:

1. Kemampuan mengenal diri (kesadaran diri) 2. Kemampuan mengelola

emosi( Penguasaan diri)

3. Kemampuan memotivasi diri

4. Kemampuan mengendalikan emosi orang lain

(160)

Perilaku Cerdas Emosi

1. Menghargai emosi negatif orang lain

2. Sabar menghadapi emosi negativ orang lain 3. Sadar dan menghargai emosi diri sendiri

4. Emosi negatif untuk membina hubungan 5. Peka terhadap emosi orang lauin

6. Tidak bingung menghadapi emosi orang lain 7. Tidak menganggap lucu emosi orang lain

(161)

EQ tinggi adalah:  Berimpati

 Mengungkapkan dan memahami perasaan  Mengendalikan amarah

 Kemandirian

 Kemampuan menyesuaikan diri  Disukai

 Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi  Ketekunan

 Kesetiakawanan  Keramahan

(162)

EQ mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan

profesional:D GOLEMAN

 90 % prestasi kerja ditentukan oleh EQ  Pengetahuan dan teknis hanya

(163)

Goleman , berpendapat bahwa meningkatkan kualitas kecerdasan emosi sangat berbeda dengan IQ. Sementara kemampuan yang murni kognitif (IQ)mrelatif tidak berubah, maka kecerdasan emosi dapat dipelajari kapan saja.

(164)

Emosi menyulut kreativitas, kolaborasi, inisiatif, dan transformasi, sedangkan penalaran logis berfungsi untuk

mengantisipasi dorongan-dorongan keliru, untuk kemudian menyelaraskannya dengan proses kehidupan dengan sentuhan

manusiawi. Disamping itu, emosi ternyata salah satu kekuatan penggerak. Bukti2

menunjukkan bahwa nilai-nilai dan watak seseorang dalam hidup ini tidak berakar

(165)

Dalam islam, hal2 yang berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual, seperti

konsistensi (istiqomah), kerendahan hati

(tawadhu), berusaha dan berserah diri

(tawakal), ketulusan (keikhlasan), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun),

(166)

Hasil Penelitian menyatakan bahwa individu yang mempunyai IQ tinggi menunjukkan kinerja buruk dalam pekerjaan, sedangkan yang IQ rendah justru sangat berprestasi.

IQ tinggi sering kali memiliki sifat2 menyesatkan sbagai berikut:

 Yakin tahu semuanya

 Sering menggunakan pikiran untuk menalar bukan

untuk merasakan

 Meyakini bahwa IQ lebih penting dari EQ

 Sering membuat prioritas2 yang merusak kesehatan

(167)
(168)

Membangun benteng untuk mencapai ketrampilan emosional : Dr. Patricia Patton

1. Paham pentingnya peran emosi dan pemahaman yang memungkinkan anda merasakan perbedaan besar dalam bagaimana kita mengendalikan

emosi

2. Mengekspresikan kenyataan bahwa tidak seorangpun memiliki perasaan yang sama tentang persoalan yang serupa

(169)

4. Mempertajam intuisi pemecahan masalah

ketuika menghadapi suatu masalah yang kitra tidak mungkin dapat mengontrol

5. Mengetahui keterbatasan diri sendiri dan tahu kapan kita perlu mengubah strategi

6. Memungkinkan orang lain menjadi diri sendiri, tanpa memaksakan harapan kita pada mereka

7. Mengetahui diri sendiri dan menghargai potensi yang kita miliki bagi pertumbuhan pribadi

(170)

SQ ( Spiritual Quotient)

Spiritual adalah inti dari pusat diri sendiri Menurut Agus N. Germanto, 2001:

Kecerdasan spiritual adalah sumber yang mengilhami, menyemangati dan mengikat

diri

(171)

Zohar dan Marshall, 2002

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan

makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam konteks makna

yang

(172)

Kecerdasan spiritual adalah -Kecerdasan jiwa;

-Kecerdasan yang membuat seseorang menjadi utuh, sehingga dapat keberadaannya;

-Memungkinkan seseorang dapat mengetahui apa sesungguhnya dirinya dan organisasinya;

-Membuat persentuhan dengan sisi dalam keberadaan seseorang dan dengan mata air potensialitasnya;

-Memungkinkan lahirnya wawasan dan pemahaman untuk beralih dari sisi dalam itu ke permukaan keberadaan seseorang, tempat seseorang

bertindak, berpikir, dan merasa;

-Juga menolong seseorang untuk berkembang. Lebih dari sekedar melestarikan apa yang diketahui atau yang telah ada; membawa

seseorang pada apa yang tidak diketahui dan pada apa yang mungkin;

(173)

Menurut Zohar dan Marshall (2002), ada beberapa indikasi dari kecerdasan spiritual yang telah

berkembang dengan baik yang mencakup: a) Kemampuan untuk bersikap feksibel,

b) Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi,

c) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan,

d) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui perasaan sakit,

e) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, f) Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang

(174)

g) Kecenderungan untuk berpandangan holistik,

h) Kecenderungan untuk bertanya

“mengapa” atau “bagaimana jika” dan

berupaya untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar,

(175)

Zohar dan Marshall, 2002

Kecerdasan spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama.

Kecerdasan spiritual mendahului seluruh nilai spesifk dan budaya manapun, serta

mendahului bentuk ekspresi agama manapun yang pernah ada. Namun bagi sebagian orang mungkin menemukan cara pengungkapan

(176)

SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. SQ merupakan kecerdasan tertinggi manusia.

(177)

Penemu Kecerdasan Spiritual (SQ) adalah Danah Zohar dan Lan Marshall, 2000

menyatakan bahwa SQ cenderung

diperlukan bagi setiap hamba Tuhan untuk dapat berhubungan dengan Tuhannya.

(178)

Paul Edwar menyatakan bahwa SQ adalah bukti ilmiah.

Ini adalah benar ketika anda merasakan keamanan (secure), kedamaian (peace), penuh cinta (Loved) dan bahagia (happy). Ketika dibedakan dengan suatu kondisi

(179)

Victor Frank (Psikolog); Pencarian manusia akan makna hidup merupakan motivasi

utamanya dalam hidup itu.

Kearifan spiritual adalah sikap hidup arif

dan bijak secara spiritual, yang cenderung lebih bermakna dan bijak, bisa menyikapi sesuatu secara lebih jernih dan benar

(180)

SQ dalam Penelitian Neurolog V.S.

Ramachandran dan Timnya di Universitas California dari hasil penelitiannya

menemukan adanya “ Titik Tuhan” (Got Spot) di dalam otak manusia.

Pusat spiritual tersebut bersinar(bergetar) ketika seseorang terlibat dalam

(181)
(182)

Ciri-ciri SQ tinggi

Menurut Dimitri Mahayana ciri-ciri orang ber SQ tinggi adalah:

1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat 2. Mampu melihat kesatuan dalam

keanekaragaman

3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan 4. Mampu mengelola dan bertahan dalam

(183)

Memiliki Prinsip dan visi yang kuat

Prinsip: adalah suatu kebenaran yang hakiki dan fundamental berlaku secara universal bagi seluruh umat

Prinsip merupakan pedoman berperilaku,

(184)

Tiga prinsip utama bagi orang yang tinggi spiritualnya:

1. Prinsip kebenaran

Suatu yang paling nyata dalam kehidupan ini adalah kebenaran.

Pelanggaran atas nilai kebenaran membuat kita kehilangan jati diri, hati nurani yang tidak jernih. 2. Prinsip keadilan

(185)

3. Prinsip kebaikan

Kebaikan adalah memberikan sesuatu lebih dari hak yang seharusnya.

(186)

Visi yang kuat

Visi adalah cara pandang bagaimana

memandang sesuatu dengan visi yang benar. Dengan visi kita bisa melihat

bagaimana sesuatu dengan apa adanya, jernih dari sumber cahaya kebenaran.

Contoh: Belajar itu tidak sekedar mencari

(187)

Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.

Para mahasiswa menuntut suasana kuliah

yang menyenangkan. Dosen menginginkan semangat dan hasil kuliah yang optimal.

(188)

Mampu memaknai setiap sisi kehidupan. Semua yang terjadi di alam raya ini ada

maknanya. Semua kejadian pada diri kita dan lingkungan adalah ada hikmah, semua diciptakan ada tujuannya. Dalam sakit,

gagal. Jatuh, kekurangan dan penderitaan lainnya banyak pelajaran yang

mempertajam kecerdasan spiritual kita.

(189)

Mampu bertahan dalam kesulitan dan penderitaan.

Sejarah telah membuktikan, semua orang besar atau orang sukses telah melewati liku-liku dan ujian yang besar juga.

Penderitaan dan kesulitanlah yang

(190)

Kecerdasan spiritual bagi pelaksana profesi SDM seabagai pelaksana dari suatu profesi

dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yang tinggi adalah pemimpin yang tidak sekedar

beragama, tetapi terutama beriman dan bertaqwa kepada Allah AWT. Seorang

pelaksana profesi yang beriman adalah orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, Maha

Melihat, Maha Mendengar dan Maha

(191)

Selain dari pada itu SDM sebagai pelaksana suatu profesi yang beriman adalah seorang yang percaya adanya malaikat yang

mencatat segala perbuatan yang baik

maupun yang tercela dan tidak dapat diajak kolusi. SDM sebagai pelaksana profesi tahu mana yang baik dan mana yang buruk,

(192)

SDM sebagai pelaksana profesi harus selalu memegang amanah, konsisten (istiqomah) dan tugas yang diembannya adalah ibadah terhadap Tuhan, oleh karena itu semua sikap, ucapan dan tindakan selalu mengacu pada nilai-nilai moral dan etika agama, selalu

memohon taufq dan hidayah Allah SWT dalam melaksanakan amanah yang

dipercayakan kepadanya.

Referensi

Dokumen terkait

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral

Memahami etika tidak langsung membuat kita menjadi manusia yang lebih baik, karena itu adalah tugas ajaran moral, tetapi dengan memahami etika merupakan sarana untuk memperoleh

berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam

Memiliki moral Memiliki moral sebagai anggota profesi dan sebagai anggota profesi dan melakukan kegiatan sesuai standar etika.. melakukan kegiatan sesuai

kondisi & dasar-dasar bagaimana seharusnya manusia bertindak secara etis, bagaimana pula manusia bersikap etis, teori-teori etika dan prinsip- prinsip moral dasar

Makna Etika Pemerintahan • Etika berkenaan dengan sistem dari prinsip- prinsip moral tentang baik dan buruk dari tindakan atau perilaku manusia dalam kehidupan sosial; • Etika

Pertama, Etika Umum yang membahas kondisi dasar bagaimana manusia bertindak etis dalam mengambil keputusan etis, dan teori etika serta mengacu pada prinsip moral dasar yang menjadi

Melalui pemahaman etika yang berlandaskan pada hu- bungan manusia dengan alam semesta, kita dapat mengubah perilaku dan mengambil tindakan yang lebih bertanggung jawab terhadap