3.3 Pendidikan Berkelanjutan
2.2.2. Kompetensi Perilaku
Perilaku yang digambarkan dalam kompetensi adalah perilaku kerja
produktif (bukan perilaku umum) dan seseorang dapat memiliki dan memeragakan
perilaku tersebut pada saat melaksanakan pekerjaan, dapat disimpulkan bahwa
utama kompetensi. Perilaku produktif di tempat kerja, seseorang harus memiliki
kemampuan teknis untuk melaksanakan pekerjaannya. Apabila orang tersebut
tidak mampu mengerjakan pekerjaannya secara teknis, maka akan megalami
kendala untuk memeragakan kompetensi perilakunya. Sebagai contoh, perilaku
berorientasi pada pencapaian hasil adalah sebuah kompetensi perilaku, yang
berarti keinginan yang kuat untuk bekerja dengan baik atau berkompetensi
untuk mencapai hasil dengan standar terbaik. Keinginan tersebut harus tercermin
dalam perilakunya pada saat melaksanakan pekerjaannya.
Kompetensi teknis dan kompetensi perilaku bagi perawat pada rumah
sakit dituntut harus profesional. Dalam menentukan dan meningkatkan mutu
asuhan keperawatan diperlukan suatu alat ukur yaitu standar asuhan
keperawatan (SAK) yang baku. Melalui surat keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 660/Menkes/SK/XI/1987, diperkuat SK Dirjen
Yanmed No.YM.00.03.2.6.7637 tanggal 18 Agustus 1993 dan SK Depkes 1997
mulai diberlakukannya standar Asuhan Keperawatan sebagai proses asuhan
keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan terdiri atas 3 instrumen, yaitu
instrumen A untuk menilai kelengkapan pendokumentasian Asuhan Keperawatan
yang dilakukan perawat, instrumen B digunakan untuk menilai persepsi
pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit dan
Instrumen C digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan kegiatan keperawatan
kompeten.Kompetensi adalah prasyarat minimaluntuk menjadi seorang
perawat.Kewajiban utama mahasiswa keperawatan dan praktisi pemula adalah
mencapai tingkat kompetensi.Dalam hal ini kompetensiberkaitan dengan peran dan
fungsi yang kemudian membentuk kompetensi dan tanggung jawab perawat.
A. Peran Perawat
Sesuai dengan hasil Lokakarya Nasional Keperawatan yang diadakan pada
bulan Januari tahun 1983,peran perawat yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Pelaksana pelayanan keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang
paling kompleks kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pengelola dalam bidang keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di
masyarakat maupun didalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan
untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai
pengelola suatu sekolah atau program pendidikan keperawatan.
3. Pendidik dalam ilmu keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam hal
pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan bagi tenaga keperawatan dan tenaga
kesehatan lain.
4. Peneliti dan Pengembang ilmu keperawatan. Perawat melakukan penelitian
keperawatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan praktek
dan administrasi keperawatan.Perawat juga menunjang pengembangan di bidang
kesehatan dengan cara berperan serta dalam kegiatan penelitian kesehatan.
Sesuai dengan tingkat pendidikan Perawat Kesehatan dan kemampuan yang
diharapkan, maka diantara keempat peran tersebut diatas, perawat kesehatan
melaksanakan dua peran yaitu :
1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan. Perawat Kesehatan memberikan pelayanan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masayarakatdengan
masalah kesehatan yang sering terjadi diberbagai tatanan pelayanan kesehatan,
seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu, panti, dan sebagainya.
2. Sebagai perawat pengelola. Perawat kesehatan secara fungsional mengelola
pelayanan keperawatan di rumah sakit dan puskesmas termasuk perlengkapan,
peralatan, dan lingkungan tempat pelayanan kesehatan/keperawatan.
B. Fungsi Perawat
1. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan
2. Menyusun rencana asuhan keperawatan
3. Melaksanakan asuhan keperawatan
4. Melaksanakan dokumentasi keperawatan
5. Mengelola perawatan klien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya
Selain itu, menurut Ketua PPNI DKI Jakarta, Prayetni, SKp,M.Kep dalam
sebuah seminar di Jakarta 22 November 2008, menyampaikan Dimensi kompetensi
diisyaratkan oleh industri atau tempat bekerja.
2. Task Management Skill: Membuat perencanaan serta mengorganisasi tugas tersebut.
3. Contingency Management Skill: Melakukan tindakan yang tepat atas suatu masalah.
4. Job/role Environment Skills: Berperan serta dalam mengelola lingkungan pekerjaan.
5. Transfer/Adaptation skills: menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru.
2.3. KerjaTim
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa kerja timmerupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak menyelesaikan pekerjaan
atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan dari Kerja Tim . Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama
lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan
antara sesama anggota tim.
Kerja Tim merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan
berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan,
selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh
anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat Kerja tim lebih
menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Kerja Tim dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama
Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam
satu proyek, belum tentu merupakan sebuah Kerja Tim. Terlebih lagi jika kelompok
tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya
interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim :
1. Adanya tugas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian tim.
2. Proses yang terjadi di dalam kerja timitu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme
kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan,
proses interaksi di dalam team, dan lain-lain.
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team
dalam pelaksanaanya.
2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika
hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.
Menurut Robert (2005), komponen kerja tim terdiri dari 3 (tiga) komponen
yaitu :
1. Kerjasama
Kerjasama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan
keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dlam tim kerja akan
menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi sinergitas bagi
akan memunculkan ide-ide cemerlang. Keberhasilan suatu tim maupun
individu sangat berpengaruh erat dengan kerjasama tim yang dibangun
dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan
muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan.
Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim adalah
munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang
tergabung dalam kerja tim. Individu dikatakan bekerja sama jika
upaya-upaya dari setiap individu secara sistematis terintegrasi untuk mencapai
sebuah tujuan bersama. Semakin besar integritasnya semakin besar tingkat
kerjasamanya.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), kerja sama memiliki 3 (Tiga)
keunggulan yaitu : 1).Kerja sama lebih unggul dibandingkan dengan kompetisi
dalam meningkatkan prestasi dan produktivitas. 2) Kerja sama lebih unggul
dibandingkan upaya-upaya idividualistis dalam meningkatkan prestasi dan
produktivitas. 3). Kerja sama tanpa kompetisi antar kelompok dapat
meningkatkan prestasi dan produktivitas lebih tinggi dari pada kerja sama
dengan kompetisi antar kelompok .
Menurut Ilyas (2001), mengatakan bahwa ciri-ciri kerjasama dalam
pencapaian kinerja perawat adalah :
a. Berusaha mengetahui bidang tugas orang lain yang berkaitan erat dengan
tugasnya sendiri.
sendiri.
d. Bersedia mempertimbangkan dan menerima pendapat orang lain.
e. Mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain sesuai waktu dan bidang
tugas yang ditetapkan.
f. Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun berbeda
pendapat.
2. Kepercayaan
Kepercayaan sangat kuat di dalam sebuah perusahaan, orang-orang tidak
akan berbuat baik jika merekatidak percaya bahwa mereka akan diperlakukan
secara adil. Satu-satunya cara yang diketahui untuk menciptakan kepercayaan
semacam itu adalah dengan menyusun nilai-nilai dan kemudian melakukan
apa yang telah dibicarakan. Anda harus mengerjakan apa yang anda katakan
akan anda buat, secara konsisten, sepanjang waktu.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), ada beberapa cara untuk
membangun dan menjaga kepercayaan, yaitu : 1)Komunikasi, menjaga agar
anggota tim dan para karyawan mendapatkan informasi dengan menjelaskan
kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan serta memberikan umpan balik
yang akurat. Berterus teranglah tentang masalah dan keterbatasan seseorang,
katakan sebenarnya. 2). Dukungan, selalu bersedia dan mau didekati. Berikan
bantuan, saran, nasehat dan dukungan untuk ide-ide anggota tim. 3). Rasa
sebenarnya, merupakan ekspresi terpenting dari penghormatan manajerial. 4).
Keadilan, cepat dalam memberikan pujian dan pengakuan kepada individu yang
berhak mendapatkan. Pastikan semua penilaian dan evaluasi kinerja objektif
dan tidak memihak 5). Dapat diprediksi, seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, konsisten dan dapat diramalkan dalam masalah sehari-hari 6).
Kompetensi, singkatkan kredibilitas anda dengan memperlihatkan pemahaman
bisnis yang lain, kemampuan teknis, dan profesionalisme.
3. Kekompakan
Kekompakan adalah sebuah proses dimana rasa kebersamaan muncul
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dan motif-motif individual.
Mangkuprawira (2009) menyatakan bahwa “Kekompakan adalah tingkat
solidaritas dan perasaan positif yang ada dalam diri seseorang terhadap
kelompoknya”.
Kekompakan kelompok bukanlah senjata rahasia dalam pencarian untuk
peningkatan kinerja kelompok atau tim. Caranya agar berhasil adalah dengan
menjaga agar ukuran kelompok-kelompok tugas tetap kecil, menyakinkan
standar-standar kinerja dan sasaran-sasaran harus jelas dan dapat diterima,
mencapai beberapa keberhasilan awal dan mengikuti petunjuk-petunjuk praktis.
Tim kerja yang dipilih sendiri dimana orang-orang mengangkat teman satu
timnya sendiri dan cara-cara sosial selepas kerja dapat merangsang kekompakan
sosio-emosional. Membantu perkembangan kekompakan sosio-emosional perlu
pada akhirnya mengganggu prestasi-prestasiindividu.
A. Manfaat dan Fungsi Teamwork
Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah
sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan
anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan
keputusan, merundingkan dan bernegoisasi.
1. Manfaat Bekerja dalam Tim
a) Bagi Organisasi Tim
- Meningkatkan produktivitas kerja.
- Meningkatkan kualitas kerja.
- Meningkatkan mentalitas kerja.
- Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi Anggota Tim
- Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
- Sebagai media aktualisasi diri.
- Stres atau beban kerja berkurang.
2. Tujuan Bekerja dalam Tim
a) Kesatuan Tujuan
b) Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat
dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
c) Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang
memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang
baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang
tepat.
B. Tahap Perkembangan Teamwork
Ada empat tahap perkembangan tim menurut Robert (2005), yaitu :
1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak
bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain
dalam rapat atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan
bukan diskusi.
b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang
sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua
Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau
ulang metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi
berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.
3.Consolidating
Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai
memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya.
Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode.
4.Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi
terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan
hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3
merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.