• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi dan Kerja Tim terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Kompetensi dan Kerja Tim terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap di Rumah Sakit Sri Pamela Tebing Tinggi Tahun 2014"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

BAB2

TINJAUANPUSTAKA

2.1. Kinerja Perawat

Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang

berlaku untuk pekerjan yang bersangkutan dan Kinerja perawat yaitu prilaku kerja

yang ditampilkan oleh seseorang yang didasari oleh motivasi dan prilaku seorang

perawat (As’ad,2004).

Menurut Mangkunegara (2000) Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (Prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai olehseseorang) dan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Menurut Ilyas (2001) yang dimaksud dengan kinerja adalah penampilan hasil

kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa

penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil

interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.

Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu :

1. Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk

mengidentifikasikan tingkat kinerjanya;

2. Produktifitas adalah kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam

tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (Ilyas,

(2)

itu antara lain:

1) Faktor Kemampuan

Secara psikologis kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan

kemampuan pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada

pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya.

2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.

Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk

mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi

mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara

maksimal.Cleland (1997) seperti dikutip oleh Mangkunegara (2001), berpendapat

bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian

kerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu

mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.

Menurut Sedarmayanti (2001) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja

adalah:

1) Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran shif (work) bekerja dalam suatu tim.

2) Tingkat ketrampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen

(3)

3) Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit operasi.

4) Manajemen kinerja atau produktifitas yaitu manajemen yang efesien yaitu dengan

cara mengenali serta menghormati dan menghargai dan melindungi karyawan

untuk mencapai peningkatan prestasi kerja.

5) Efesien tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja

6) Kreatifitas dalam bekerja dan berada jalur yang benar dalam kerja

2.1.1. Penilaian Kinerja Perawat

Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan

mengetahui apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dalam

suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian

kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja individu dengan

membandingkan dengan standard baku penampilan. Menurut Hall, penilaian kinerja

merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan usaha

untuk memperbaiki kerja personel dalam organisasi. Menurut Certo, penilaian kinerja

adalah proses penelusuran kegiatan pribadi personel pada masa tertentu dan menilai

hasil karya yang ditampilkan terhadap pencapaian sasaran sistem manajemen (Ilyas,

2001).

Pada dasarnya ada dua model penilaian kinerja:

a. Penilaian sendiri (Self Assessment)

Penilaian sendiri adalah pendekatan yang paling umum digunakan untuk

(4)

tersebut adalah teori kontrol dan interaksi simbolik.

b. Penilaian 360 derajat (360 Degree Assessment)

Teknik ini akan memberikan data yang lebih baik dan dapat dipercaya karena

dilakukan penilaian silang oleh bawahan, mitra dan atasan personel Data

penilaian merupakan nilai kumulatif dari penilaian ketiga penilai. Hasil penilaian

silang diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadi kerancuan, bila

penilaian kinerja hanya dilakukan oleh personel sendiri saja (Ilyas, 2001).

2.1.2. Prisip-prinsip Penilaian

Menurut Gilles (1996), untuk mengevaluasi bawahan secara tepat dan adil,

maka manajer sebaiknya mengunakan prinsip- prinsip tertentu.

1. Evaluasi pekerjaan seharusnya didasarkan pada standart pelaksanan kerja

orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati (Rommber, 1986 dikutip

gillies 1996). karena diskripsi kerja dan standart dan pelaksanan kerja

dilaksanakan ke pegawai selama orientasi sebagai tujuan yang harus

dilaksanakan, pelaksanan kerja seharusnya dievaluasi berkenaan dengan sasaran

yang sama.

2. Tingkah laku perawat yang persentatif sebaiknya diamati dalam rangka evaluasi

pelaksanaan kerjanya. Penelitian harus diberikan untuk mengevaluasi tingkah

laku umum atau tingkah laku konsistennya serta guna menghindari dari hal-hal

(5)

3. Perawat sebaiknya diberi salinan kerjanya, standart pelaksanan kerja, dan bentuk

evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi sehinga sebaiknya

perawat maupun supervisior dapat mendiskusikan evaluasi dari kerangka yang

sama.

4. Didalam melaksanakan penulisan pelaksanan penilaian kerja pegawai, manajer

sebaiknya menunjukkan segi-segi dimana pelaksananya kerja itu bisa

memuaskan dan perbaikan apa yang diperlukan.

5. Pertemuan evaluasi sebaiknya dilakukan pada waktu yang cocok bagi perawat

dan manajer, diskusi evaluasi sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cocok

untuk keduanya.

2.1.3. Standar Penilaian Kinerja Perawat

Menurut Swanburg (1987) dalam Nursalam (2007), penilaian kinerjaadalah

alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalammengontrol sumber daya

manusia dan produktivitas. Proses penilaian kinerjadapat digunakan secara efektif

dalam mengarahkan perilaku pegawai dalamrangka menghasilkan jasa keperawatan

dalam kualitas dan volume yangtinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses

apraisal kinerja untukmengatur arah kerja dalam memilih, bimbingan perencanaan

karir, sertapemberian penghargaan kepada personal perawat yang kompeten.Standar

praktik keperawatan telah disahkan oleh Menkes. RI dalam SKNo.

660/Menkes/SK/IX/1987yang kemudian diperbaharui dan

disahkanberdasarkanSKDirjen.Yanmed.Depkes.RI No. YM.00.03.2.6.7637,tanggal18

(6)

meliputi: (1) Pengkajian, (2) Diagnosis keperawatan, (3) Perencanaan, (4)

Implementasi dan (5) Evaluasi.

1. Standar I : Pengkajian Keperawatan

Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan pasien secara

sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian

keperawatan, meliputi :

1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik,

serta dari pemeriksaan penunjang.

2. Sumber data adalah pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan,

rekam medis dan catatan lain.

3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi :

a. Status kesehatan pasien masa lalu

b. Status kesehatan pasien saat ini

c. Status biologis-psikologis-sosial-spritual

d. Respons terhadap terapi

e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

f. Risiko-risiko tinggi masalah keperawatan

4. Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB (lengkap, akurat, relevan dan

(7)

2. Standar II : Diagnosis Keperawatan

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskandiagnosis

keperawatan. Kriteria proses diagnosis keperawatanmeliputi :

1. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data,identifikasimasalah pasien,

dan perumusan diagnosiskeperawatan.

2. Diagnosis keperawatan terdiri atas : masalah, penyebabdan tanda atau gejala, atau

terdiri atas masalah danpenyebab.

3. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lainuntuk memvalidasi

diagnosis keperawatan

4. Melakukan pengkajian ulang, dan merevisi diagnosisberdasarkan data terbaru

3. Standar III : Perencanaan Keperawatan

Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untukmengatasimasalah dan

meningkatkan kesehatan pasien. Kriteriaproses perencanaan keperawatan meliputi:

1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah,tujuan dan rencana tindakan

keperawatan.

2. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencanatindakan keperawatan.

3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi ataukebutuhan pasien.

4. Mendokumentasi rencana keperawatan.

4. Standar IV : Implementasi

Perawat mengimplementasikantindakan yang telah diidentifikasidalam

rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses tindakanimplementasi meliputi :

(8)

3. Melakukantindakan keperawatan untuk mengatasikesehatan lain

4. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dankeluarga mengenai konsep,

keterampilan asuhan diri sertamembantumemodifikasi lingkungan yang

digunakan.

5. Mengkajiulang dan merevisi pelaksanaan tindakankeperawatan berdasarkan

respons pasien.

5. Standar V : Evaluasi Keperawatan

Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakankeperawatan dalam

pencapaian tujuan dan merevisi data dasar danperencanaan. Kriteria proses evaluasi

keperawatan meliputi :

1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dariintervensisecara komprehensif, tepat

waktu dan terus menerus.

2. Menggunakan data dasar dan respons pasien dalammengukur perkembangan ke

arah pencapaian tujuan.

3. Memvalidasi danmenganalisis data baru dengan temansejawat.

4. Bekerjasama dengan pasien dan keluargauntukmemodifikasi rencana asuhan

keperawatan.

5. Mendokumentasikan hasil evaluasi danmemodifikasiperencanaan.

Dengan standar asuhan keperawatan tersebut,maka pelayanankeperawatan

menjadi lebih terarah. Standar adalah pernyataan deskriftif mengenai tingkat

(9)

dalam rangka untukmengevaluasi pelayanankeperawatan yang telah diberikan pada

pasien (Nursalam, 2007).

2.2.Kompetensi Perawat

Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan,

dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi dimaknai pula

sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir, dan bertindak.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan

(kekuasaan)untuk menentukan ataumemutuskan sesuatu hal.Kompetensimenurut UU

No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan

kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap

kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.

Kelompok kerja pengurus pusat persatuan perawat Nasional Indonesia

(PPNI) di tahun 2012 merumuskan 12 Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh

setiap Perawat Indonesia pada semua jenjang, mencakup;

1) Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan

2) Melakukan komunikasi interpersonal dalam Asuhan keperawatan

3) Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui

jaminankualitas dan manajemen risiko (patient safety)

4) Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi yang diperoleh dari RS

(10)

7) Memfasilitasi kebutuhan elektrolit dan cairan

8) Mengukur tanda-tanda vital

9) Menganalisis, menginterpertasikan dan mendokumentasikan data secara akurat

10) Melakukan perawatan luka

11) Memberikan obat dengan aman dan benar

12) Mengelola pemberian darah dengan aman

Perawat adalah seseorang yang lulus pendidikan tinggi Keperawatan baik

didalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah RI sesuai dengan

peraturan perundangan dan telah disiapkan untuk memiliki kompetensi yang

ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta teregistrasi. Perawat

terdiri dari Perawat Ahli Madya, Ners dan Ners spesialis.Perawat Ahli Madya

adalah perawat yang telah menyelesaikan Pendidikan Jenjang Diploma Tiga (D III)

Keperawatan.Ners adalah Perawat profesional yang telah menyelesaikan

pendidikan profesi. dalam bidang keperawatan umum dan memiliki kemampuan

(11)

Tabel 2.1. Kompetensi Perawat Ahli Madya

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 1 Praktik Profesional, Legal, Etis dan Peka Budaya 1.1 Akuntabilitas

1 Wat.PV.1.Ak.1 Menerima tanggung gugat terhadap keputusan

dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik, dan hukum/peraturan perundangan 1.2 Praktik Etis

2 Wat.PV.1.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan

sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia

3 Wat.PV.1.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan

martabat klien

4 Wat.PV.1.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien

untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan,

5 Wat.PV.1.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi

tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang perawat (Ahli Madya Kep)

1.3 Praktik Legal

6 Wat.PV.1.PL.6 Melakukan praktik keperawatan sesuai

(Kewenangan perawat ahli madya) dengan peraturan perundangan

Ranah 2 Pemberian Asuhan dan Manajemen Keperawatan 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan

7 Wat.PV.2.PAK.7 Mampu menggunakan metode penyelesaian

masalah sebagai pedoman dalam praktik 2.2 Prinsip Asuhan

2.2.1 Promosi Kesehatan

8 Wat.PV.2.PAK.8 Mampu melakukan penyuluhan kesehatan

dalam upaya meningkatkan pola hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, menurunkan angka kesakitan dalam tim

2.2.2 Pengkajian

9 Wat.PV.2.PAK.9 Mengumpulkan data obyektif dan subyektif

serta menyajikan informasi pasien untuk digunakan sbg bahan kajian asuhan kesehatan”

10 Wat.PV.2.PAK.10 Mengidentifikasi penyimpangan data yang

(12)

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

11 Wat.PV.2.PAK.11 Mampu mencatat, melaporkan data temuan

secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar praktik dan kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan

2.2.3 Perencanaan

12 Wat.PV.2.PAK.12 Mampu menyiapkan rencana berdasarkan hasil

pengkajian

13 Wat.PV.2.PAK.13 Menetapkan prioritas tindakan keperawatan

bersama nurse

14 Wat.PV.2.PAK.14 Memberikan informasi yang akurat kepada

klien tentang rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya(anggota tim)

15 Wat.PV.2.PAK.15 Melibatkan penasehat atau pendamping dalam

membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatan bahasa

16 Wat.PV.2.PAK.16 Berkoordinasi dengan nurse, mengkaji kembali

dan merevisi rencana asuhan secara regular

17 Wat.PV.2.PAK.17 Mencatat rencana asuhan terkini secara akurat

sesuai tanggung jawabnya 2.2.4 Implementasi

18 Wat.PV.2.PAK.18 Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri

yang direncanakan sesuai dengan standar asuhan keperawatan

19 Wat.PV.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon

klien secara akurat dan tepat waktu

20 Wat.PV.2.PAK.20 Mengidentifikasi dan melaporkan situasi

perubahan yang memperburuk kondisi pasien

21 Wat.PV.2.PAK.21 Melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar

pada situasi gawat darurat/bencana 2.2.5 Evaluasi

22 Wat.PV.2.PAK.22 Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan

hasil intervensi yang diharapkan secara akurat dan lengkap

23 Wat.PV.2.PAK.23 Memberikan kontribusi kepada tim dalam

evaluasi kemajuan terhadap hasil/pencapaian yang ditargetkan

24 Wat.PV.2.PAK.24 Memberikan kontribusi data evaluasi dan saran

(13)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

2.2.6 Komunikasi Terapeutik-Hubungan Interpersonal

25 Wat.PV.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan

akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawabnya

26 Wat.PV.2.PAK.26 Berinteraksi pada Klien, Keluarga dan teman

sejawat dengan memperhatikan norma, etik serta budaya

27 Wat.PV.2.PAK.27 Menyelesaikan konflik dengan pendekatan

manajemen Keperawatan serta memperhatikan perilaku organisasi

2.3 Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

28 Wat.PV.2.KM.28 Memberikan kontribusi untuk menciptakan

lingkungan kerja yang positif

29 Wat.PV.2.KM.29 Memahami kebutuhan pendekatan dan berbagai

gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda

30 Wat.PV.2.KM.30 Memahami manajemen penanganan konflik

yang disesuaikan mekanisme organisasi khususnya kode etik Perawat

31 Wat.PV.2.KM.31 Mendukung kepemimpinan dalam tim dengan

cara konsisten untuk meningkatkan rasa saling menghargai hormat dan percaya diri diantara anggota tim

32 Wat.PV.2.KM.32 *)

33 Wat.PV.2.KM.33 Memprioritaskan tugas dan mengelola waktu

secara efektif

34 Wat.PV.2.KM.34 Memberikan umpan balik kepada komite

mutubila diperlukan

35 Wat.PV.2.KM.35 Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di

unit kerjanya.

36 Wat.PV.2.KM.36 Memberikan umpan balik dan saran untuk

perubahan di lingkungan praktiknya sendiri secara efektif

2.3.1 Pelayanan/asuhan Keperawatan Interprofesional

37 Wat.PV.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan

dan ketrampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya.

38 Wat.PV.2.KM.38 Bekerjasama untuk mempertahankan kerja tim

multi dispilin secara efektif.

39 Wat.PV.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik

(14)

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

40 Wat.PV.2.KM.40 Berkontribusi terhadap pengambil keputusan

(tim inter-profesional

41 Wat.PV.2.KM.41 Merujuk klien kepada nurse untuk menjamin

klien mendapatkan intervensi pelay askep yang baik.

2.3.2 Delegasi-Supervisi

42 Wat.PV.2.KM.42 *)

43 Wat.PV.2.KM.43 Menerima kegiatan yang didelegasikan sesuai

dengan ruang lingkup tanggung jawabnya

44 Wat.PV.2.KM.44 Memberikan umpan balik kepada orang yang

mendelegasikan/ menugaskan kegiatan

45 Wat.PV.2.KM.45 Mempertahankan akuntabilitas terhadap hasil

kegiatan yang didelegasikan 2.3.3. Keselamatan Lingkungan

46 Wat.PV.2.KM.46 *)

47 Wat.PV.2.KM.47 Mengidentifikasi dan melaporkan situasi yang

dapat membahayakan keselamatan klien dan lingkungannya.

48 Wat.PV.2.KM.48 Mempertahankan lingkungan Pelayanan Askep

yang menjaga Kesehatan dan keselamatan kerja

49 Wat.PV.2.KM.49 Menyimpan bahan-bahan pengobatan dengan

memperhatikan keamanan dan keselamatan

50 Wat.PV.2.KM.50 Memberikan dan mencatat obat sesuai dengan

yang didelegasikan.

51 Wat.PV.2.KM.51 Melakukan prosedur pencegahan infeksi.

Ranah 3 Pengembangan Kualitas Personal & Profesional 3.1Pengembangan Profesi

52 Wat.PV.2.KM.52 Berperan serta aktif dalam melakukan tindakan

penanggulangan bencana.

53 Wat.PV.3.PP.53 Menerapkan standar profesi selama pelay askep

sesuai tanggung jawab perawat

54 Wat.PV.3.PP.54 Meningkatkan dan mempertahankan citra

keperawatan yang positif

55 Wat.PV.3.PP.55 Bertindak sebagai role model bagi mahasiswa

keperawatan dan lingkungannya

56 Wat.PV.3.PP.56 Bertindak sebagai sumber informasi bagi

mahasiswa keperawatan dan lingkungannya sesuai tanggung jawabnya

57 Wat.PV.3.PP.57 Memanfaatkan hasil penelitian sebagai dasar

(15)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Kode Unit Judul Unit Komptensi

58 Wat.PV.3.PP.58 *)

59 Wat.PV.3.PP.59 Mengenali lingkungan praktik dan literatur

keperawatan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul

60 Wat.PV.3.PP.60 Berperan serta dalam kegiatan advokasi melalui

organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan

3.2 Peningkatan Kualitas

61 Wat.PV.3.PK.61 Melaksanakan kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan bagi dirinya

62 Wat.PV.3.PK.62 Berperan serta dalam peningkatan kualitas dan

prosedur

Tabel 2.2. Kompetensi Ners

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 1 Praktik Profesional, Legal, Etis dan Peka Budaya 1.1 Akuntabilitas

1 Wat.Ns.l.Ak.l Menerima tanggung gugat terhadap keputusan tindakan profesional hasil asuhan keperawatan dan kompetensi lanjutan sesuai dengan lingkup praktik, dan peraturan perundangan

1.2 Praktik Etis

2 Wat.Ns.l.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia

3 Wat.Ns.l.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien

4 Wat.Ns.l.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memperoleh informasi, memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan 5 Wat.Ns.l.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis,

verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang Nurse

1.3 Praktik Legal

(16)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 2 Pemberian Asuhan dan Manajemen Keperawatan 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan

7 Wat.Ns.2.PAK.7 Mampu menyelesaikan masalah serta pembuatan keputusan keperawatan berdasarkan pemikiran pendekatan sistem

2.2 Prinsip Asuhan

2.2.1 Promosi Kesehatan

8 Wat.Ns.2.PAK.8 Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat(Wat.Ns.2.PAK.8)

2.2.2 Pengkajian

9 Wat.Ns.2.PAK.9 Melakukan pengkajian dengan sistematis dalam melengkapi data obyekyif dan subyektif yang akurat dan relevan

10 Wat.Ns.2.PAK.10 Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data hasil pengkajian dari berbagai sumber, untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan keperawatan

11 Wat.Ns.2.PAK.11 Mampu sharing data temuan secara akurat dan tepat waktu yang sesuai dengan standar praktik dan kebijakan pelayanan kesehatan

2.2.3 Perencanaan

12 Wat.Ns.2.PAK.12 Merumuskan rencana asuhan yang komprehensif dengan hasil asuhan yang teridentifikasi berdasarkan diagnosis keperawatan, hasil pengkajian keperawatan dan kesehatan, masukan dari anggota tim kesehatan lain, dan standar praktik keperawatan

13 Wat.Ns.2.PAK.13 Menetapkan prioritas asuhan melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan klien.

(17)

Tabel 2.2 (Lanjutan) No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

15 Wat.Ns.2.PAK.15 Melibatkan seorang penasehat atau pendamping apabila klien, keluarga atau pemberi asuhan meminta dukungan atau memiliki keterbatasan kemampuan dalam membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatanbahasa

16 Wat.Ns.2.PAK.16 Mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara reguler, jika diperlukan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan Klien

17 Wat.Ns.2.PAK.17 Menjaga kelangsungan rencana asuhan yang terkini, akurat dan catatan terkait

2.2.4 Implementasi

18 Wat.Ns.2.PAK.18 Melaksanakan serangkaian prosedur, treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik keperawatan bagi Nurse dan sesuai standar asuhan keperawatan

19 Wat.Ns.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara akurat dan tepat waktu

20 Wat.Ns.2.PAK.20 Merespon perubahan kondisi Klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat

21 Wat.Ns.2.PAK.21 Bertanggung jawab pengelolaan tim emergensi pada situasi gawat darurat/Bencana sesuai dengan standarPelayanan Keperawatan

2.2.5 Evaluasi

22 Wat.Ns.2.PAK.22 Memonitor dan menganalisis kemajuan perkembangan hasil asuhan secara akurat dan lengkap

23 Wat.Ns.2.PAK.23 Mengevaluasi kemajuan hasil asuhan terhadap pencapaian yang ditargetkan, dengan melibatkan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan/asuhan, serta anggota tim kesehatan lain

24 Wat.Ns.2.PAK.24 Menggunakan data evaluasi dari berbagai macam sumber untuk modifikasi rencana asuhan

2.2.6 Komunikasi Terapeutik-Hubungan Interpersonal

(18)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

26 Wat.Ns.2.PAK.26 Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien,keluarga, dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dari berbagai latar belakang budaya (Wat.Ns.2.PAK.26)

27 Wat.Ns.2.PAK.27 Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan/asuhan kesehatan.( Wat.Ns.2.PAK.27)

2.3 Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan

28 Wat.Ns.2.KM.28 Memberikan advokasi dan bertindak untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif

29 Wat.Ns.2.KM.29 Menyesuaikan pendekatan dan gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda

30 Wat.Ns.2.KM.30 Menyelesaikan konflik dengan pendekatan manajemen Keperawatan serta memperhatikan perilaku organisasi 31 Wat.Ns.2.KM.31 Memberikan kontribusi untuk kepemimpinan tim

dengan memperkuat tujuan sehingga dapat meningkatkan sikap saling menghargai dan percaya diri diantara anggota tim

32 Wat.Ns.2.KM.32 Mengekpresikan pemikiran kepemimpinannya secara jelas dan mendukung harapan anggota tim lainnya

33 Wat.Ns.2.KM.33 Memprioritaskan tugas dan mengelola waktu secara efektif

34 Wat.Ns.2.KM.34 Memberikan kontribusi pada hasil review dan modifikasi kebijakan dan prosedure organisasi terbaru. 35 Wat.Ns.2.KM.35 Memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan

pengembangan profesional pembimbing klinik dan sejawat di tempat kerja

36 Wat.Ns.2.KM.36 Berperan serta aktif memberikan evaluasi dan tindak lanjut kepada organisasi di lingkungan kerja

2.3.1 Pelayanan/asuhan Keperawatan Interprofesional

37 Wat.Ns.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan keterampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya

(19)

Tabel 2.2 (Lanjutan)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

39 Wat.Ns.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif

40 Wat.Ns.2.KM.40 Memaparkan dan mendukung pandangan klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan/asuhan selama pembuatan keputusan oleh tim inter professional

41 Wat.Ns.2.KM.41 Menerima rujukan untuk memastikan klien mendapatkan intervensi terbaik yang tersedia.

2.3.2 Delegasi-Supervisi 42 Wat.Ns.2.KM.42 **

43 Wat.Ns.2.KM.43 Memberikan dan atau menerima pendelegasian selama proses Pelayanan Asuhan Keperawatan

44 Wat.Ns.2.KM.44 Memonitor dan menggunakan serangkaian strategi pendukung termasuk precepting ketika pengawasan dan/atau monitoring asuhan didelegasikan

45 Wat.Ns.2.KM.45 Mempertahankan akuntabilitas dan tanggung jawab kepada Tim Pelayanan Asuhan Keperawatan

46 Wat.Ns.2.KM.46 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan panduan dan kebijakan yang berkaitan dengan pendelegasian tanggung jawab klinik.

2.3.3. Keselamatan Lingkungan

47 Wat.Ns.2.KM.47 Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi risiko actual dan potensial terhadap keselamatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang.

48 Wat.Ns.2.KM.48 Mengambil tindakan segera dengan menggunakan strategi manajemen risiko, peningkatan kualitas untuk menciptakan dan menjaga lingkungan asuhan yang aman dan memenuhi peraturan nasional, persyaratan keselamatan dan kesehatan tempat kerja, serta kebijakan dan prosedur.

49 Wat.Ns.2.KM.49 Menjamin keamanan dan ketepatan penyimpanan, pemberian dan pencatatan bahan-bahan pengobatan. 50 Wat.Ns.2.KM.50 Memberikan obat, mencatat, mengkaji efek samping

dan mengukur dosis yang sesuai dengan resep yang ditetapkan.

(20)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 3 Pengembangan Kualitas Personal &Profesional 3.1 Pengembangan Profesi

52 Wat.Ns.3.PP.52 Mengetahui tanggung jawab dan prosedur yang harus

diikuti pada saat dinyatakan terjadi bencana

53 Wat.Ns.3.PP.53 Meningkatkan deseminasi, penggunaan, monitoring dan

penelaahan standar profesi serta pedoman praktik terbaik

54 Wat.Ns.3.PP.54 Meningkatkan dan mempertahankan citra keperawatan

yang positif

55 Wat.Ns.3.PP.55 Bertindak sebagai role model bagi mahasiswa dan dalam

tim pemberi asuhan

56 Wat.Ns.3.PP.56 Bertindak sebagai nara sumber bagi mahasiswa, anggota

tim kesehatan lain dan masyarakat

57 Wat.Ns.3.PP.57 Melaksanakan penelitian dalam memberikan kontribusi

pada pengembangan keperawatan dan menggunakan hasil penelitian sebagai alat untuk meningkatkan standar asuhan

58 Wat.Ns.3.PP.58 **

59 Wat.Ns.3.PK.59 Menganalisa lingkungan praktik dan literatur keperawatan

untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul

60 Wat.Ns.3.PK.60 Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi

profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan

3.2 Peningkatan Kualitas

61 Wat.Ns.3.PB.61 Mengikuti pedoman praktik terbaik dan berdasarkan

pembuktian (evidence-based) dalam melakukan praktik keperawatan.

62 Wat.Ns.3.PB.62 Bepartisipasi dalam kegiatan peningkatan kualitas dan

penjaminan mutu. 3.3 Pendidikan Berkelanjutan

63 Wat.Ns.3.PB.63 Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang

dilaksanakannya dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review

64 Wat.Ns.3.PB.64 Bertanggung jawab untuk belajar seumur hidup,

pengembangan profesional dan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya

65 Wat.Ns.3.PB.65 Belajar bersama orang lain untuk memberikan kontribusi

(21)

Tabel 2.3. Kompetensi Ners Spesialis

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

Ranah 1 : Praktik Professional, Legal dan Etis 1.1 Akuntabilitas

1 Wat.Sp.l.Ak.1 Menerima tanggung gugat dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap keputusan, , tindakan profesional dan kompetensi lanjut sesuai dengan lingkup praktik, hukum/peraturan perundangan

1.2 Praktik Etis

2 Wat.Sp.l.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia

3 Wat.Sp.l.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien

4 Wat.Sp.l.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memperoleh informasi, memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan

5 Wat.Sp.l.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang professional

1.3 Praktik Legal

6 Wat.Sp.l.PL.6 Melakukan praktik keperawatan profesional sesuai dengan peraturan perundangan termasuk area khusus praktik spesialis

Ranah 2 : Pemberian Asuhan &Manajemen 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan

7 Wat.Sp.2.PAK.7 Menerapkan keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan keperawatan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan spesialis

2.2 Prinsip Asuhan

2.2.1 Promosi Kesehatan

(22)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

2.2.2 Pengkajian

9 Wat.Sp.2.PAK.9 Mengumpulkan data obyektif dan subyektif yang akurat dan relevan yang dibutuhkan untuk praktik di area khusus melalui pengkajian kesehatan dan keperawatan yang sistematik, mengajukan permintaan pemeriksaan dan prosedur diagnostik yang diperbolehkan dalam lingkup praktik spesialis dan peraturan perundangan

10 Wat.Sp.2.PAK.10 Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data dari berbagai sumber untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan

11 Wat.Sp.2.PAK.ll Berbagi temuan dan mendokumentasikan-nya secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar profesi dan kebijakan organisasi

2.2.3 Perencanaan

12 Wat.Sp.2.PAK.12 Merumuskan rencana asuhan yang komprehensif dengan hasil asuhan yang teridentifikasi berdasarkan diagnosis keperawatan, hasil pengkajian keperawatan dan kesehatan, masukan dari anggota tim kesehatan lain, dan standar praktik keperawatan

13 Wat.Sp.2.PAK.13 Menetapkan prioritas asuhan melalui kolaborasi dengan pemberi asuhan lain dan klien

14 Wat.Sp.2.PAK.14 Melibatkan klien apabila memungkinkan, dalam rencana asuhan untuk menjamin klien mendapatkan informasi akurat, dapat dimengerti, sebagai dasar persetujuan asuhan yang diberikan

15 Wat.Sp.2.PAK.15 Melibatkan seorang penasehat apabila klien, keluarga atau pemberi asuhan meminta dukungan atau memiliki keterbatasan kemampuan dalam membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatan bahasa

16 Wat.Sp.2.PAK.16 Mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara reguler, apabila memungkinkan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan klien

(23)

Tabel 2.3 (Lanjutan)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

2.2.4 Implementasi

18 Wat.Sp.2.PAK.18 Melaksanakan serangkaian prosedur, treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik spesialis dan sesuai dengan standar praktik keperawatan spesialis 19 Wat.Sp.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara

akurat dan tepat waktu

20 Wat.Sp.2.PAK.20 Merespon situasi perubahan yang cepat atau yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat

21 Wat.Sp.2.PAK.21 Merespon situasi gawat darurat/ bencana secara cepat dan tepat, mengambil peran kepemimpinan dalam triage dan koordinasi asuhan klien sesuai kebutuhan asuhan khusus

2.2.5. Evaluasi

22 Wat.Sp.2.PAK.22 Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan hasil asuhan yang diharapkan secara akurat dan lengkap

23 Wat.Sp.2.PAK.23 Mengevaluasi kemajuan hasil asuhan terhadap pencapaian yang ditargetkan, dengan melibatkan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan, serta anggota tim kesehatan lain

24 Wat.Sp.2.PAK.24 Menggunakan data evaluasi untuk memodifikasi rencana asuhan

2.2.6 Komunikasi Terapetik - Hubungan Interpersonal

25 Wat.Sp.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawab profesionalnya

26 Wat.Sp.2.PAK.26 Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan dari berbagai latar belakang budaya

27 Wat.Sp.2.PAK.27 Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan. 2.3 Kepemimpinan & Manajemen

28 Wat.Sp.2.KM.28 Memberikan advokasi dan berbertindak dalam rentang kendalinya untuk menciptakan lingkungan keja yang positif

(24)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

30 Wat.Sp.2.KM.30 Menghadapi konflik dengan cara yang bijaksana, menggunakan ketrampilan komunikasi yang efektif dan mekanisma yang ada untuk mencapai solusi

31 Wat.Sp.2.KM.31 Memimpin dengan cara yang dapat menginspirasi rasa saling menghargai dan percaya diri dari anggota lain 32 Wat.Sp.2.KM.32 Menetapkan secara jelas kontribusi dan harapan2 yang

diinginkan oleh anggota tim, dalam perannya sebagai ketua tim dan sesuai dengan uraian tugas terbaru.

33 Wat.Sp.2.KM.33 Memprioritaskan beban kerja, mengelola waktu secara efektif dan mengalokasikan sumber2 untuk mencapai hasil yang optimal

34 Wat.Sp.2.KM.34 Memberikan kontribusi pada hasil review dan modifikasi kebijakan dan prosedure organisasi terbaru dan menunjukan kepemipinan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan organisasi serta prosedur khusus pada area spesialis.

35 Wat.Sp.2.KM.35 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan implementasi pendidikan spesialis serta pengembangan profesional siswa dan sejawat di tempat kerja

36 Wat.Sp.2.KM.36 Menggunakan proses berubah untuk mempengaruhi pengenalan inovasi dan adaptasi pada praktik spesialis dan organisasi pelayanan.

2.3.1 Pelayanan Kesehatan Interprofesional

37 Wat.Sp.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan ketrampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya

38 Wat.Sp.2.KM.38 Berkolaborasi dengan professional kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dan kesehatan yang diberikan dalam area khusus.

39 Wat.Sp.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif

40 Wat.Sp.2.KM.40 Memaparkan pandangan klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan dalam pembuatan keputusan oleh tim inter profesional dan membantu dalam menegosiasikan keputusan yang disepakati bersama

(25)

Tabel 2.3 (Lanjutan)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

42 Wat.Sp.2.KM.42 *) 2.3.2 Delegasi - Supervisi

43 Wat.Sp.2.KM.43 Mendelegasikan kepada orang lain, kegiatan sesuai dengan kemampuan, tingkat persiapan, keahlian dan lingkup praktik legal Menerima kegiatan yang didelegasikan sesuai dengan tingkat keahliannya dan lingkup praktik legal

44 Wat.Sp.2.KM.44 Memonitor dan menggunakan serangkaian strategi pendukung termasuk precepting dan mentor ing ketika pengawasan dan/atau monitoring asuhan didelegasikan 45 Wat.Sp.2.KM.45 Mempertahankan akontabilitas dan tanggung jawab saat

mendelegasikan aspek asuhan kepada orang lain

46 Wat.Sp.2.KM.46 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan panduan dan kebijakan yang berkaitan dengan pendelegasian tanggung jawab klinik yang khusus pada praktik spesialis.

2.3.3.KeselamatanLingkungan

47 Wat.Sp.2.KM.47 Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi risiko actual dan potensial terhadap keselamatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang.

48 Wat.Sp.2.KM.48 Mengambil tindakan segera dengan menggunakan strategi manajemen risiko peningkatan kualitas untuk menciptakan dan menjaga lingkungan asuhan yang aman dan memenuhi peraturan nasional, persyaratan keselamatan dan kesehatan tempat kerja, serta kebijakan dan prosedur.

49 Wat.Sp.2.KM.49 Menjamin keamanan dan ketepatan penyimpanan, pemberian dan pencatatan bahan-bahan pengobatan 50 Wat.Sp.2.KM.50 Memberikan obat termasuk dosis yang tepat, cara,

frekuensi, berdasarkan pengetahuan yang akurat tentang efek farmakologis, karakteristik klien dan terapi yang disetujui, sesuai dengan resep yang ditetapkan.

(26)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

52 Wat.Sp.2.KM.52 Mengidentifikasi dan merencanakan langkah-langkah khusus yang diperlukan untuk menangani klien di area praktik khusus dalam kondisi bencana.

Ranah 3 : Pengembangan Professional, Personal &Kualitas 3.1 Pengembangan Profesi

53 Wat.Sp.3.PP.53 Meningkatkan deseminasi, penggunaan, monitoring , penelaahan standar profesi spesialis dan pedoman praktik terbaik, serta berpartisipasi dalam mengembangkan dan menyesuaikan standar dalam kontek praktik

54 Wat.Sp.3. PP.54 Meningkatkan praktik keperawatan spesialis sebagai bagian esensial dari pemberian pelayanan kesehatan 55 Wat. Sp.3. PP.55 Bertindak sebagai model peran yang efektif bagi

mahasiswa dan dalam tim pemberi asuhan

56 Wat.Sp.3.PP.56 Bertindak sebagai nara sumber di area spesialis bagi mahasiswa, anggota tim kesehatan lain, perencana kesehatan dan masyarakat

57 Wat.Sp.3.PP.57 Memberikan kontribusi dalam pengembangan pengetahuan dan praktik keperawatan klinis spesialis melalui identifikasi dan pelaksanaan penelitian sesuai kebutuhan

58 Wat.Sp.3.PP.58 Memberikan advokasi dan berpartisipasi untuk mendapatkan pengakuan pimpinan, hukum dan masyarakat terhadap kualifikasi spesialis, perlindungan hak sebagai perawai spesialis dan lingkup praktik terkait 59 Wat.Sp.3. PP.59 Mengamati lingkungan praktik dan literatur

keperawatan spesialis untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul

60 Wat.Sp.3. PP.60 Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan kesehatan dan sosial serta pemberian pelayanan di area spesialisnya

3.2 Peningkatan Kualitas

61 Wat.Sp.3.PK.61 Menggunakan dan berkontribusi dalam penelitian untuk memperoleh pembuktian guna praktik yang aman, efektif dan efesien, di area spesialisasinya.

(27)

Tabel 2.3 (Lanjutan)

No.

Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi

3.3 Pendidikan Berkelanjutan

63 Wat.Sp.3.PB.63 Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang dilaksanakannya dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review

64 Wat.Sp.3.PB.64 Memikul tanggung jawab untuk belajar seumur hidup, pengembangan profesional dan mempertahankan kompetensi yang dimilikinya

65 Wat.Sp.3. PB.65 Berpartisipasi dalam proses belajar mengajar pada bidang keilmuan yang sama maupun multidisiplin

Penjabaran Kompetensi Perawat AhliMadya dalam Pelaksanaan pada Asuhan

Keperawatan :

1) Melakukan pengukuran tanda-tanda vital .

2) Melakukan tindakan kegawatdaruratan dalam rangka penyelamatan jiwa.

3) Melakukan tindakan keperawatan dalam upaya mempertahankan kelancaran

jalan nafas .

4) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen.

5) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah tuberkulosis .

6) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan sirkulasi darah.

7) Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mempertahankan suhu tubuh .

8) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan

elektrolit.

9) Melakukan pemberian obat secara aman dan tepat sesuai intruksi yang

(28)

11) Melakukan asuhan keperawatan terapi intravena sesuai intruksi yang

berwenang.

12) Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya pemeliharaaan akses insersi

kateter periferal dan sentral.

13) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kardiovaskular.

14) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah syok.

15) Melakukan pemantauan parameter hemodinamik kepada Klien yang terpasang

monitoring invasif hemodinamik.

16) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah edema serebral.

17) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah tekanan intra kranial.

18) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah metabolik.

19) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah hipoglikemi dan hiperglikemi.

20) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kanker.

21) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah persepsi, sensori, visual dan

auditori

22) Melakukan asuhan keperawatan perioperatif.

23) Melakukan kesiapan tempat tidur sesuai dengan kebutuhan perawatan.

24) Melakukan asuhan keperawatan pre, intra dan post anastesi.

25) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah reaksi anafilaksis.

(29)

27) Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mempertahankan keutuhan

(Integritas) kulit.

28) Melakukan asuhan keperawatan luka.

29) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah konstipasi.

30) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah diare.

31) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi per oral .

32) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi enteral.

33) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urin.

34) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal.

35) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan mobilisasi .

36) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah stress.

37) Melakukan asuhan keperawatan pencegahan terhadap kekerasan.

38) Melakukan asuhan keperawatan pencegahan bunuh diri.

39) Melakukan asuhan keperawatan upaya peningkatan konsep diri.

40) Melakukan asuhan keperawatan untuk menstimulasi pertumbuhandan

perkembangan bayi dan anak.

41) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan bayi dan balita.

42) Melakukan asuhan keperawatan maternitas dan kesehatan perempuan.

43) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan imun.

44) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah HIV/AIDS.

(30)

keamanan melalui langkah-langkah precautions/kewaspadaan yang tepat. 47) Melakukan program pengendalian infeksi nosokomial.

48) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan

lingkungan klien dan peralatan.

49) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri.

50) Melakukan asuhan keperawatan untuk mempersiapkan klien dalam prosedur

diagnostik dan penatalaksanaannya.

51) Melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan teknologi informasi

secara efektif dan tepat.

52) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah dimensia.

53) Melakukan tindakan keperawatan komplementer.

54) Melakukan asuhan keperawatan dengan memberdayakan potensi klien dan

lingkungan (terapi modalitas keperawatan).

55) Melakukan asuhan keperawatan pada masalah sosial, kultural dan spiritual.

56) Melakukan penerimaan klien baru untuk memfasilitasi kesinambungan

pelayanan/asuhan.

57) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan khusus.

58) Melakukan asuhan keperawatan pada kelompok khusus (kesehatan sekolah,

(31)

59) Melakukan masalah kesehatan di fasilitas pelayanan/asuhan keperawatan (home care, nursing home/residental health care), fasilitas pelayanan/asuhan kesehatan bergerak.

60) Melakukan asuhan keperawatan dalam menghadapi proses berduka.

61) Melakukan asuhan keperawatan menjelang dan sesudah kematian.

62) Melakukan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan.

63) Melakukan asuhan keperawatan melalui upaya promosi dan prevensi (primer,

sekunder dan tersier).

64) Melakukan surveillance untuk kepentingan asuhan keperawatan. 65) Melakukan imunisasi sesuai program pemerintah.

66) Melakukan penggunaan alat kontrasepsi sesuai program pemerintah.

Perawat Ahli Madyamampu menguasai sain keperawatan dasar; melakukan

asuhan keperawatan yang telah direncanakan secara terampil dalam upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk memenuhi kebutuhan

bio-psiko-sosio-spiritual secara holistik dan berdasarkan pada standar asuhan keperawatan, standar

prosedur operasional; memperhatikan keselamatan pasien, rasa aman dan nyaman;

mampu bekerjasama dengan tim keperawatan.

Kompetensi perawat terdiri dari kompetensi teknis dan kompetensi perilaku.

Agar seseorang memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, dia harus

memanfaatkan secara optimal kedua komponen utama kompetensi tersebut.

Sehingga ia memiliki kompetensi yang sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh

(32)

bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan prestasi yang luar biasa

secara konsisten. Seseorang yang memiliki kompetensi teknis yang baik mampu

mengerjakan suatu pekerjaan secara teknis, namun hal tersebut belum

menjaminorang tersebut dapat berprestasi secara berkesinambungan, karena untuk

melaksanakan pekerjaan dengan baik orang juga mampu berinteraksi dengan

lingkungan di sekitar pekerjaan tersebut (Hutapea,2008).

2.2.1. Kompetensi Teknis

Kompetensi teknis adalah kompetensi yang berfokus pada pengetahuan

dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan

profesi yang dimiliki. Bila kompetensi teknis ini tidak dimiliki oleh karyawan

maka pekerjaan tidak dapat dilakukan secara profesional. Selain kompetensi

teknis yang dimiliki maka kompetensi perilaku harus juga dimiliki karyawan.

karena seseorang yang memiliki kompetensi pengetahuan dan ketrampilan saja

maka dia mampu melakukan pekerjaan . Kemampuan tersebut tidak termasuk

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, menerima

tantangan kerja dan berperilaku produktif.

2.2.2. Kompetensi Perilaku

Perilaku yang digambarkan dalam kompetensi adalah perilaku kerja

produktif (bukan perilaku umum) dan seseorang dapat memiliki dan memeragakan

perilaku tersebut pada saat melaksanakan pekerjaan, dapat disimpulkan bahwa

(33)

utama kompetensi. Perilaku produktif di tempat kerja, seseorang harus memiliki

kemampuan teknis untuk melaksanakan pekerjaannya. Apabila orang tersebut

tidak mampu mengerjakan pekerjaannya secara teknis, maka akan megalami

kendala untuk memeragakan kompetensi perilakunya. Sebagai contoh, perilaku

berorientasi pada pencapaian hasil adalah sebuah kompetensi perilaku, yang

berarti keinginan yang kuat untuk bekerja dengan baik atau berkompetensi

untuk mencapai hasil dengan standar terbaik. Keinginan tersebut harus tercermin

dalam perilakunya pada saat melaksanakan pekerjaannya.

Kompetensi teknis dan kompetensi perilaku bagi perawat pada rumah

sakit dituntut harus profesional. Dalam menentukan dan meningkatkan mutu

asuhan keperawatan diperlukan suatu alat ukur yaitu standar asuhan

keperawatan (SAK) yang baku. Melalui surat keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 660/Menkes/SK/XI/1987, diperkuat SK Dirjen

Yanmed No.YM.00.03.2.6.7637 tanggal 18 Agustus 1993 dan SK Depkes 1997

mulai diberlakukannya standar Asuhan Keperawatan sebagai proses asuhan

keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan terdiri atas 3 instrumen, yaitu

instrumen A untuk menilai kelengkapan pendokumentasian Asuhan Keperawatan

yang dilakukan perawat, instrumen B digunakan untuk menilai persepsi

pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit dan

Instrumen C digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan kegiatan keperawatan

(34)

kompeten.Kompetensi adalah prasyarat minimaluntuk menjadi seorang

perawat.Kewajiban utama mahasiswa keperawatan dan praktisi pemula adalah

mencapai tingkat kompetensi.Dalam hal ini kompetensiberkaitan dengan peran dan

fungsi yang kemudian membentuk kompetensi dan tanggung jawab perawat.

A. Peran Perawat

Sesuai dengan hasil Lokakarya Nasional Keperawatan yang diadakan pada

bulan Januari tahun 1983,peran perawat yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Pelaksana pelayanan keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang

paling kompleks kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2. Pengelola dalam bidang keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di

masyarakat maupun didalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan

untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai

pengelola suatu sekolah atau program pendidikan keperawatan.

3. Pendidik dalam ilmu keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam hal

pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan bagi tenaga keperawatan dan tenaga

kesehatan lain.

4. Peneliti dan Pengembang ilmu keperawatan. Perawat melakukan penelitian

keperawatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan praktek

(35)

dan administrasi keperawatan.Perawat juga menunjang pengembangan di bidang

kesehatan dengan cara berperan serta dalam kegiatan penelitian kesehatan.

Sesuai dengan tingkat pendidikan Perawat Kesehatan dan kemampuan yang

diharapkan, maka diantara keempat peran tersebut diatas, perawat kesehatan

melaksanakan dua peran yaitu :

1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan. Perawat Kesehatan memberikan pelayanan

keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masayarakatdengan

masalah kesehatan yang sering terjadi diberbagai tatanan pelayanan kesehatan,

seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu, panti, dan sebagainya.

2. Sebagai perawat pengelola. Perawat kesehatan secara fungsional mengelola

pelayanan keperawatan di rumah sakit dan puskesmas termasuk perlengkapan,

peralatan, dan lingkungan tempat pelayanan kesehatan/keperawatan.

B. Fungsi Perawat

1. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan

2. Menyusun rencana asuhan keperawatan

3. Melaksanakan asuhan keperawatan

4. Melaksanakan dokumentasi keperawatan

5. Mengelola perawatan klien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya

Selain itu, menurut Ketua PPNI DKI Jakarta, Prayetni, SKp,M.Kep dalam

sebuah seminar di Jakarta 22 November 2008, menyampaikan Dimensi kompetensi

(36)

diisyaratkan oleh industri atau tempat bekerja.

2. Task Management Skill: Membuat perencanaan serta mengorganisasi tugas tersebut.

3. Contingency Management Skill: Melakukan tindakan yang tepat atas suatu masalah.

4. Job/role Environment Skills: Berperan serta dalam mengelola lingkungan pekerjaan.

5. Transfer/Adaptation skills: menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru.

2.3. KerjaTim

Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama

tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi

serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk

mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa kerja

timmerupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai

tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim,

bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.

Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling

(37)

atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya.

Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.

Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan

dari Kerja Tim . Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun

terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya

terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam

satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang

menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa

kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.

Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama

lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling

menyukai dan berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara hubungan

interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan

antara sesama anggota tim.

Kerja Tim merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan

berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan,

selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh

anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat Kerja tim lebih

menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.

Kerja Tim dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama

(38)

Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam

satu proyek, belum tentu merupakan sebuah Kerja Tim. Terlebih lagi jika kelompok

tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya

interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim :

1. Adanya tugas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan

pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian tim.

2. Proses yang terjadi di dalam kerja timitu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme

kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan,

proses interaksi di dalam team, dan lain-lain.

Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :

1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team

dalam pelaksanaanya.

2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika

hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.

Menurut Robert (2005), komponen kerja tim terdiri dari 3 (tiga) komponen

yaitu :

1. Kerjasama

Kerjasama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan

keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dlam tim kerja akan

menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi sinergitas bagi

(39)

akan memunculkan ide-ide cemerlang. Keberhasilan suatu tim maupun

individu sangat berpengaruh erat dengan kerjasama tim yang dibangun

dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan

muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan.

Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim adalah

munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang

tergabung dalam kerja tim. Individu dikatakan bekerja sama jika

upaya-upaya dari setiap individu secara sistematis terintegrasi untuk mencapai

sebuah tujuan bersama. Semakin besar integritasnya semakin besar tingkat

kerjasamanya.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), kerja sama memiliki 3 (Tiga)

keunggulan yaitu : 1).Kerja sama lebih unggul dibandingkan dengan kompetisi

dalam meningkatkan prestasi dan produktivitas. 2) Kerja sama lebih unggul

dibandingkan upaya-upaya idividualistis dalam meningkatkan prestasi dan

produktivitas. 3). Kerja sama tanpa kompetisi antar kelompok dapat

meningkatkan prestasi dan produktivitas lebih tinggi dari pada kerja sama

dengan kompetisi antar kelompok .

Menurut Ilyas (2001), mengatakan bahwa ciri-ciri kerjasama dalam

pencapaian kinerja perawat adalah :

a. Berusaha mengetahui bidang tugas orang lain yang berkaitan erat dengan

tugasnya sendiri.

(40)

sendiri.

d. Bersedia mempertimbangkan dan menerima pendapat orang lain.

e. Mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain sesuai waktu dan bidang

tugas yang ditetapkan.

f. Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun berbeda

pendapat.

2. Kepercayaan

Kepercayaan sangat kuat di dalam sebuah perusahaan, orang-orang tidak

akan berbuat baik jika merekatidak percaya bahwa mereka akan diperlakukan

secara adil. Satu-satunya cara yang diketahui untuk menciptakan kepercayaan

semacam itu adalah dengan menyusun nilai-nilai dan kemudian melakukan

apa yang telah dibicarakan. Anda harus mengerjakan apa yang anda katakan

akan anda buat, secara konsisten, sepanjang waktu.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), ada beberapa cara untuk

membangun dan menjaga kepercayaan, yaitu : 1)Komunikasi, menjaga agar

anggota tim dan para karyawan mendapatkan informasi dengan menjelaskan

kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan serta memberikan umpan balik

yang akurat. Berterus teranglah tentang masalah dan keterbatasan seseorang,

katakan sebenarnya. 2). Dukungan, selalu bersedia dan mau didekati. Berikan

bantuan, saran, nasehat dan dukungan untuk ide-ide anggota tim. 3). Rasa

(41)

sebenarnya, merupakan ekspresi terpenting dari penghormatan manajerial. 4).

Keadilan, cepat dalam memberikan pujian dan pengakuan kepada individu yang

berhak mendapatkan. Pastikan semua penilaian dan evaluasi kinerja objektif

dan tidak memihak 5). Dapat diprediksi, seperti yang telah disebutkan

sebelumnya, konsisten dan dapat diramalkan dalam masalah sehari-hari 6).

Kompetensi, singkatkan kredibilitas anda dengan memperlihatkan pemahaman

bisnis yang lain, kemampuan teknis, dan profesionalisme.

3. Kekompakan

Kekompakan adalah sebuah proses dimana rasa kebersamaan muncul

untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dan motif-motif individual.

Mangkuprawira (2009) menyatakan bahwa “Kekompakan adalah tingkat

solidaritas dan perasaan positif yang ada dalam diri seseorang terhadap

kelompoknya”.

Kekompakan kelompok bukanlah senjata rahasia dalam pencarian untuk

peningkatan kinerja kelompok atau tim. Caranya agar berhasil adalah dengan

menjaga agar ukuran kelompok-kelompok tugas tetap kecil, menyakinkan

standar-standar kinerja dan sasaran-sasaran harus jelas dan dapat diterima,

mencapai beberapa keberhasilan awal dan mengikuti petunjuk-petunjuk praktis.

Tim kerja yang dipilih sendiri dimana orang-orang mengangkat teman satu

timnya sendiri dan cara-cara sosial selepas kerja dapat merangsang kekompakan

sosio-emosional. Membantu perkembangan kekompakan sosio-emosional perlu

(42)

pada akhirnya mengganggu prestasi-prestasiindividu.

A. Manfaat dan Fungsi Teamwork

Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah

sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan

anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan

keputusan, merundingkan dan bernegoisasi.

1. Manfaat Bekerja dalam Tim

a) Bagi Organisasi Tim

- Meningkatkan produktivitas kerja.

- Meningkatkan kualitas kerja.

- Meningkatkan mentalitas kerja.

- Meningkatkan kemajuan organisasi.

b) Bagi Anggota Tim

- Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.

- Sebagai media aktualisasi diri.

- Stres atau beban kerja berkurang.

2. Tujuan Bekerja dalam Tim

a) Kesatuan Tujuan

(43)

b) Efisiensi

Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat

dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.

c) Efektif

Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang

memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang

baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang

tepat.

B. Tahap Perkembangan Teamwork

Ada empat tahap perkembangan tim menurut Robert (2005), yaitu :

1. Undevelopment

Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :

a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak

bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain

dalam rapat atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan

bukan diskusi.

b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk

membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang

sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua

(44)

Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau

ulang metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi

berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.

3.Consolidating

Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai

memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya.

Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode.

4.Mature

Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi

terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan

hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3

merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.

2.4.Landasan Teori

Perawat adalah seseorang yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab

dan kewenangan melaksanakan asuhan keperawatan pada berbagai jenjang

pelayanan keperawatan.

Untuk menghasilkan tenaga profesi telah dikembangkan program

pendidikan yaitu program pendidikan D-III keperawatan menghasilkan ahli

madya keperawatan sebagai profesional pemula atau tenaga profesi pemula

yang memiliki sikap, tingkah lakudan kemampuan melaksanakan praktik

(45)

menekankan penguasaan sikap dan ketrampilan dalam bidang keprofesian

dengan landasan pengetahuan yang memadai sehingga mempu melaksanakan

asuhan keperawatan umum kepada masyarakat dengan berpedoman pada etika

keperawatan . Dengan terciptanya pengaruh profesional perawat-klien, maka

perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan atau praktisi keperawatan akan

mendapat suatu kepercayaan (profesional trust), dengan adanya kepercayaan perawat telah menunjukkan kemampuan dan kompetensinya kepada klien

berupa kemampuan intelektual, ketrampilan teknis dn sikap yang dilandasi etika

profesi sehingga mampu membuat keputusan (judgement) secara profesional. Penilaian kinerja pada pekerja yang bekerja secara kelompok adalah

penilaian dengan pendekatan perilaku (Robbins,2006). Demikian pula penilaian

kinerja pada perawat yang dalam bekerjanya dilaksanakan sebagai kelompok

kerja. Berdasarkan uraian tugas perawat pelaksana di ruang rawat inap serta

proses keperawatan, dapat disimpulkan bahwa kinerja perawat dapat dinilai dari

perilaku bekerja perawat pelaksana ruang rawat inap dalam melaksanakan

tugasnya di ruang rawat inap dalam melaksanakan tugasnya di ruang rawat

inap, yang terdiri dari: asuhan keperawatan, ketrampilan, disiplin, serta pencatatan

dan pelaporan.

Kemampuan individu atau kinerja individu dipengaruhi oleh faktor-faktor

pengetahuan ketrampilan, motivasidan peran individu yang bersangkutan. Kinerja

individu mempengaruhi organisasi. Kinerja kelompok juga mempengaruhi

faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik tim. sementara kinerja organisasi

(46)

(Mangkuprawira&Hubeis, 2007).

Menurut M Sayuni (2012) didapatkan bahwa kompetensi dan kerja

timberpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana.Begitu juga dengan hasil

penelitian Sitepu (2010) bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi

(sikap dan ketrampilan) terhadap kinerja perawat.Variabel yang paling dominan

mempengaruhi kinerja perawat adalah ketrampilan. Sedangkan penelitian Hadi

Mulyono (2012) bahwa tidak ada hubungan antara kompetensi dengan kinerja

perawat.Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Jekson Harliman Lingga (2012) di Rumah Sakit Umum Daerah DR.Ferdinand

Lumban Tobing Sibolga yang menyatakan bahwa terdapat hubungan kompetensi

terhadap kinerja perawat.

2.5.Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.1.Kerangka Konsep Penelitian

Sumber : Kompetensi Plus, Hutapea Parulian, 2006 dan Perilaku Organisasi, Robbins, Stophen, 2006 (diolah) 2009

Kompetensi Perawat 1. Kompetensi Teknis 2. Kompetensi Perilaku

Kerja Tim 1. Kerjasama 2. Kepercayaan 3. Kekompakan

(47)

Pengetahuan dan ketrampilan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan

merupakan kompetensi perawat yang disebut faktor kompetensi teknis yang

dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan proses

keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, pelaksanaan perawatan dan evaluasi. Selain kompetensi teknis

maka kompetensi perilaku kinerja tim sehingga kompetensi ini dapat

memberikan kontribusi dalam tugas pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan.

Kerja Tim memiliki prospektif untuk meningkatkan kemungkinan pemecahan

masalah yang kreatif sehingga akan mem pengaruhi kinerja. Kinerja Tim dilihat

dari 3 faktor yaitu kerjasama, kepercayaan dan kekompakan.

Interaksi kompetensi dan kerja tim terhadap kinerja perawat pelaksana

diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan dalam memberikan pelayanan

publik di rumah sakit sehingga rumah sakit Sri Pamela Tebing Tinggi menjadi

rumah sakit pilihan bagi masyarakat yang ada di Tebing Tinggi sebagai

Gambar

Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Tabel 2.1 (Lanjutan)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat ekonomi dengan perilaku personal hygiene pada usia lanjut di Dusun Tangkilan Bambanglipuro Bantul

 Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara menyelesaikan operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pangkat,

Dari hasil wawancara dengan beberapa responden 10 dari 35 laki-laki usia produktif mengatakan dengan sehari dapat menghabiskan 2 bungkus rokok bahkan lebih, dan jika ditanya

Masyarakat Desa Namo telah menerapkan penyadapan dengan metode koakan maka permasalahan dalam penelitian ini seberapa besar jumlah produksi getah pinus yang

This research contributes to three important things: (1) deeper understanding of the effect of concentrated ownership on the firm value and how the interaction effects between

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PEKERJA PENGASAH BATU AKIK TERHADAP

yang menggunakan protocol TCP/IP, dimana protocol TCP/IP digunakan untuk meneruskan packet informasi (routing) dalam jaringan LAN,MAN,WAN dan internet, atau lebih

Dalam pembuatan web Liga Utama Inggris ini penulis menggunakan PHP dan MySQL dengan browser Internet Explorer 5.0. Penggunaan web ini sangat mudah pengunjung tinggal meng â klik