BAB2
TINJAUANPUSTAKA
2.1. Kinerja Perawat
Kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang
berlaku untuk pekerjan yang bersangkutan dan Kinerja perawat yaitu prilaku kerja
yang ditampilkan oleh seseorang yang didasari oleh motivasi dan prilaku seorang
perawat (As’ad,2004).
Menurut Mangkunegara (2000) Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (Prestasi kerja atau prestasi sesunguhnya yang dicapai olehseseorang) dan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya.
Menurut Ilyas (2001) yang dimaksud dengan kinerja adalah penampilan hasil
kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa
penampilan kerja perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil
interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.
Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu :
1. Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasikan tingkat kinerjanya;
2. Produktifitas adalah kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam
tindakan atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja (Ilyas,
itu antara lain:
1) Faktor Kemampuan
Secara psikologis kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan pendidikan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada
pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya.
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja.
Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk
mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental merupakan kondisi
mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara
maksimal.Cleland (1997) seperti dikutip oleh Mangkunegara (2001), berpendapat
bahwa “Ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian
kerja”. Motif berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik baiknya agar mampu
mencapai prestasi kerja (kinerja) dengan predikat terpuji.
Menurut Sedarmayanti (2001) faktor-faktor yang memengaruhi kinerja
adalah:
1) Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran shif (work) bekerja dalam suatu tim.
2) Tingkat ketrampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen
3) Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan unit operasi.
4) Manajemen kinerja atau produktifitas yaitu manajemen yang efesien yaitu dengan
cara mengenali serta menghormati dan menghargai dan melindungi karyawan
untuk mencapai peningkatan prestasi kerja.
5) Efesien tenaga kerja, seperti perencanaan tenaga kerja
6) Kreatifitas dalam bekerja dan berada jalur yang benar dalam kerja
2.1.1. Penilaian Kinerja Perawat
Penilaian kinerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan
mengetahui apakah seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya dalam
suatu organisasi melalui instrumen penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian
kinerja merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja individu dengan
membandingkan dengan standard baku penampilan. Menurut Hall, penilaian kinerja
merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai kualitas kerja personel dan usaha
untuk memperbaiki kerja personel dalam organisasi. Menurut Certo, penilaian kinerja
adalah proses penelusuran kegiatan pribadi personel pada masa tertentu dan menilai
hasil karya yang ditampilkan terhadap pencapaian sasaran sistem manajemen (Ilyas,
2001).
Pada dasarnya ada dua model penilaian kinerja:
a. Penilaian sendiri (Self Assessment)
Penilaian sendiri adalah pendekatan yang paling umum digunakan untuk
tersebut adalah teori kontrol dan interaksi simbolik.
b. Penilaian 360 derajat (360 Degree Assessment)
Teknik ini akan memberikan data yang lebih baik dan dapat dipercaya karena
dilakukan penilaian silang oleh bawahan, mitra dan atasan personel Data
penilaian merupakan nilai kumulatif dari penilaian ketiga penilai. Hasil penilaian
silang diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadi kerancuan, bila
penilaian kinerja hanya dilakukan oleh personel sendiri saja (Ilyas, 2001).
2.1.2. Prisip-prinsip Penilaian
Menurut Gilles (1996), untuk mengevaluasi bawahan secara tepat dan adil,
maka manajer sebaiknya mengunakan prinsip- prinsip tertentu.
1. Evaluasi pekerjaan seharusnya didasarkan pada standart pelaksanan kerja
orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati (Rommber, 1986 dikutip
gillies 1996). karena diskripsi kerja dan standart dan pelaksanan kerja
dilaksanakan ke pegawai selama orientasi sebagai tujuan yang harus
dilaksanakan, pelaksanan kerja seharusnya dievaluasi berkenaan dengan sasaran
yang sama.
2. Tingkah laku perawat yang persentatif sebaiknya diamati dalam rangka evaluasi
pelaksanaan kerjanya. Penelitian harus diberikan untuk mengevaluasi tingkah
laku umum atau tingkah laku konsistennya serta guna menghindari dari hal-hal
3. Perawat sebaiknya diberi salinan kerjanya, standart pelaksanan kerja, dan bentuk
evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan evaluasi sehinga sebaiknya
perawat maupun supervisior dapat mendiskusikan evaluasi dari kerangka yang
sama.
4. Didalam melaksanakan penulisan pelaksanan penilaian kerja pegawai, manajer
sebaiknya menunjukkan segi-segi dimana pelaksananya kerja itu bisa
memuaskan dan perbaikan apa yang diperlukan.
5. Pertemuan evaluasi sebaiknya dilakukan pada waktu yang cocok bagi perawat
dan manajer, diskusi evaluasi sebaiknya dilakukan dalam waktu yang cocok
untuk keduanya.
2.1.3. Standar Penilaian Kinerja Perawat
Menurut Swanburg (1987) dalam Nursalam (2007), penilaian kinerjaadalah
alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalammengontrol sumber daya
manusia dan produktivitas. Proses penilaian kinerjadapat digunakan secara efektif
dalam mengarahkan perilaku pegawai dalamrangka menghasilkan jasa keperawatan
dalam kualitas dan volume yangtinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses
apraisal kinerja untukmengatur arah kerja dalam memilih, bimbingan perencanaan
karir, sertapemberian penghargaan kepada personal perawat yang kompeten.Standar
praktik keperawatan telah disahkan oleh Menkes. RI dalam SKNo.
660/Menkes/SK/IX/1987yang kemudian diperbaharui dan
disahkanberdasarkanSKDirjen.Yanmed.Depkes.RI No. YM.00.03.2.6.7637,tanggal18
meliputi: (1) Pengkajian, (2) Diagnosis keperawatan, (3) Perencanaan, (4)
Implementasi dan (5) Evaluasi.
1. Standar I : Pengkajian Keperawatan
Perawat mengumpulkan data tentang status kesehatan pasien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan. Kriteria pengkajian
keperawatan, meliputi :
1. Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik,
serta dari pemeriksaan penunjang.
2. Sumber data adalah pasien, keluarga, atau orang yang terkait, tim kesehatan,
rekam medis dan catatan lain.
3. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi :
a. Status kesehatan pasien masa lalu
b. Status kesehatan pasien saat ini
c. Status biologis-psikologis-sosial-spritual
d. Respons terhadap terapi
e. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
f. Risiko-risiko tinggi masalah keperawatan
4. Kelengkapan data dasar mengandung unsur LARB (lengkap, akurat, relevan dan
2. Standar II : Diagnosis Keperawatan
Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskandiagnosis
keperawatan. Kriteria proses diagnosis keperawatanmeliputi :
1. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data,identifikasimasalah pasien,
dan perumusan diagnosiskeperawatan.
2. Diagnosis keperawatan terdiri atas : masalah, penyebabdan tanda atau gejala, atau
terdiri atas masalah danpenyebab.
3. Bekerjasama dengan klien, dan petugas kesehatan lainuntuk memvalidasi
diagnosis keperawatan
4. Melakukan pengkajian ulang, dan merevisi diagnosisberdasarkan data terbaru
3. Standar III : Perencanaan Keperawatan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untukmengatasimasalah dan
meningkatkan kesehatan pasien. Kriteriaproses perencanaan keperawatan meliputi:
1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah,tujuan dan rencana tindakan
keperawatan.
2. Bekerjasama dengan pasien dalam menyusun rencanatindakan keperawatan.
3. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi ataukebutuhan pasien.
4. Mendokumentasi rencana keperawatan.
4. Standar IV : Implementasi
Perawat mengimplementasikantindakan yang telah diidentifikasidalam
rencana asuhan keperawatan. Kriteria proses tindakanimplementasi meliputi :
3. Melakukantindakan keperawatan untuk mengatasikesehatan lain
4. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dankeluarga mengenai konsep,
keterampilan asuhan diri sertamembantumemodifikasi lingkungan yang
digunakan.
5. Mengkajiulang dan merevisi pelaksanaan tindakankeperawatan berdasarkan
respons pasien.
5. Standar V : Evaluasi Keperawatan
Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakankeperawatan dalam
pencapaian tujuan dan merevisi data dasar danperencanaan. Kriteria proses evaluasi
keperawatan meliputi :
1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dariintervensisecara komprehensif, tepat
waktu dan terus menerus.
2. Menggunakan data dasar dan respons pasien dalammengukur perkembangan ke
arah pencapaian tujuan.
3. Memvalidasi danmenganalisis data baru dengan temansejawat.
4. Bekerjasama dengan pasien dan keluargauntukmemodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
5. Mendokumentasikan hasil evaluasi danmemodifikasiperencanaan.
Dengan standar asuhan keperawatan tersebut,maka pelayanankeperawatan
menjadi lebih terarah. Standar adalah pernyataan deskriftif mengenai tingkat
dalam rangka untukmengevaluasi pelayanankeperawatan yang telah diberikan pada
pasien (Nursalam, 2007).
2.2.Kompetensi Perawat
Kompetensi mengandung pengertian pemilikan pengetahuan, keterampilan,
dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi dimaknai pula
sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam
kebiasaan berfikir, dan bertindak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan
(kekuasaan)untuk menentukan ataumemutuskan sesuatu hal.Kompetensimenurut UU
No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan: pasal 1 (10), “Kompetensi adalah kemampuan
kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”.
Kelompok kerja pengurus pusat persatuan perawat Nasional Indonesia
(PPNI) di tahun 2012 merumuskan 12 Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh
setiap Perawat Indonesia pada semua jenjang, mencakup;
1) Menerapkan prinsip etika dalam keperawatan
2) Melakukan komunikasi interpersonal dalam Asuhan keperawatan
3) Mewujudkan dan memelihara lingkungan keperawatan yang aman melalui
jaminankualitas dan manajemen risiko (patient safety)
4) Menerapkan prinsip pengendalian dan pencegahan infeksi yang diperoleh dari RS
7) Memfasilitasi kebutuhan elektrolit dan cairan
8) Mengukur tanda-tanda vital
9) Menganalisis, menginterpertasikan dan mendokumentasikan data secara akurat
10) Melakukan perawatan luka
11) Memberikan obat dengan aman dan benar
12) Mengelola pemberian darah dengan aman
Perawat adalah seseorang yang lulus pendidikan tinggi Keperawatan baik
didalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah RI sesuai dengan
peraturan perundangan dan telah disiapkan untuk memiliki kompetensi yang
ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia serta teregistrasi. Perawat
terdiri dari Perawat Ahli Madya, Ners dan Ners spesialis.Perawat Ahli Madya
adalah perawat yang telah menyelesaikan Pendidikan Jenjang Diploma Tiga (D III)
Keperawatan.Ners adalah Perawat profesional yang telah menyelesaikan
pendidikan profesi. dalam bidang keperawatan umum dan memiliki kemampuan
Tabel 2.1. Kompetensi Perawat Ahli Madya
No. Kode Unit Judul Unit Komptensi
Ranah 1 Praktik Profesional, Legal, Etis dan Peka Budaya 1.1 Akuntabilitas
1 Wat.PV.1.Ak.1 Menerima tanggung gugat terhadap keputusan
dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik, dan hukum/peraturan perundangan 1.2 Praktik Etis
2 Wat.PV.1.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan
sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia
3 Wat.PV.1.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan
martabat klien
4 Wat.PV.1.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien
untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan,
5 Wat.PV.1.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi
tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang perawat (Ahli Madya Kep)
1.3 Praktik Legal
6 Wat.PV.1.PL.6 Melakukan praktik keperawatan sesuai
(Kewenangan perawat ahli madya) dengan peraturan perundangan
Ranah 2 Pemberian Asuhan dan Manajemen Keperawatan 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan
7 Wat.PV.2.PAK.7 Mampu menggunakan metode penyelesaian
masalah sebagai pedoman dalam praktik 2.2 Prinsip Asuhan
2.2.1 Promosi Kesehatan
8 Wat.PV.2.PAK.8 Mampu melakukan penyuluhan kesehatan
dalam upaya meningkatkan pola hidup sehat dalam lingkungan yang sehat, menurunkan angka kesakitan dalam tim
2.2.2 Pengkajian
9 Wat.PV.2.PAK.9 Mengumpulkan data obyektif dan subyektif
serta menyajikan informasi pasien untuk digunakan sbg bahan kajian asuhan kesehatan”
10 Wat.PV.2.PAK.10 Mengidentifikasi penyimpangan data yang
No. Kode Unit Judul Unit Komptensi
11 Wat.PV.2.PAK.11 Mampu mencatat, melaporkan data temuan
secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar praktik dan kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan
2.2.3 Perencanaan
12 Wat.PV.2.PAK.12 Mampu menyiapkan rencana berdasarkan hasil
pengkajian
13 Wat.PV.2.PAK.13 Menetapkan prioritas tindakan keperawatan
bersama nurse
14 Wat.PV.2.PAK.14 Memberikan informasi yang akurat kepada
klien tentang rencana tindakan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya(anggota tim)
15 Wat.PV.2.PAK.15 Melibatkan penasehat atau pendamping dalam
membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatan bahasa
16 Wat.PV.2.PAK.16 Berkoordinasi dengan nurse, mengkaji kembali
dan merevisi rencana asuhan secara regular
17 Wat.PV.2.PAK.17 Mencatat rencana asuhan terkini secara akurat
sesuai tanggung jawabnya 2.2.4 Implementasi
18 Wat.PV.2.PAK.18 Melaksanakan tindakan keperawatan mandiri
yang direncanakan sesuai dengan standar asuhan keperawatan
19 Wat.PV.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon
klien secara akurat dan tepat waktu
20 Wat.PV.2.PAK.20 Mengidentifikasi dan melaporkan situasi
perubahan yang memperburuk kondisi pasien
21 Wat.PV.2.PAK.21 Melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar
pada situasi gawat darurat/bencana 2.2.5 Evaluasi
22 Wat.PV.2.PAK.22 Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan
hasil intervensi yang diharapkan secara akurat dan lengkap
23 Wat.PV.2.PAK.23 Memberikan kontribusi kepada tim dalam
evaluasi kemajuan terhadap hasil/pencapaian yang ditargetkan
24 Wat.PV.2.PAK.24 Memberikan kontribusi data evaluasi dan saran
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Kode Unit Judul Unit Komptensi
2.2.6 Komunikasi Terapeutik-Hubungan Interpersonal
25 Wat.PV.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan
akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawabnya
26 Wat.PV.2.PAK.26 Berinteraksi pada Klien, Keluarga dan teman
sejawat dengan memperhatikan norma, etik serta budaya
27 Wat.PV.2.PAK.27 Menyelesaikan konflik dengan pendekatan
manajemen Keperawatan serta memperhatikan perilaku organisasi
2.3 Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
28 Wat.PV.2.KM.28 Memberikan kontribusi untuk menciptakan
lingkungan kerja yang positif
29 Wat.PV.2.KM.29 Memahami kebutuhan pendekatan dan berbagai
gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda
30 Wat.PV.2.KM.30 Memahami manajemen penanganan konflik
yang disesuaikan mekanisme organisasi khususnya kode etik Perawat
31 Wat.PV.2.KM.31 Mendukung kepemimpinan dalam tim dengan
cara konsisten untuk meningkatkan rasa saling menghargai hormat dan percaya diri diantara anggota tim
32 Wat.PV.2.KM.32 *)
33 Wat.PV.2.KM.33 Memprioritaskan tugas dan mengelola waktu
secara efektif
34 Wat.PV.2.KM.34 Memberikan umpan balik kepada komite
mutubila diperlukan
35 Wat.PV.2.KM.35 Berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran di
unit kerjanya.
36 Wat.PV.2.KM.36 Memberikan umpan balik dan saran untuk
perubahan di lingkungan praktiknya sendiri secara efektif
2.3.1 Pelayanan/asuhan Keperawatan Interprofesional
37 Wat.PV.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan
dan ketrampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya.
38 Wat.PV.2.KM.38 Bekerjasama untuk mempertahankan kerja tim
multi dispilin secara efektif.
39 Wat.PV.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik
No. Kode Unit Judul Unit Komptensi
40 Wat.PV.2.KM.40 Berkontribusi terhadap pengambil keputusan
(tim inter-profesional
41 Wat.PV.2.KM.41 Merujuk klien kepada nurse untuk menjamin
klien mendapatkan intervensi pelay askep yang baik.
2.3.2 Delegasi-Supervisi
42 Wat.PV.2.KM.42 *)
43 Wat.PV.2.KM.43 Menerima kegiatan yang didelegasikan sesuai
dengan ruang lingkup tanggung jawabnya
44 Wat.PV.2.KM.44 Memberikan umpan balik kepada orang yang
mendelegasikan/ menugaskan kegiatan
45 Wat.PV.2.KM.45 Mempertahankan akuntabilitas terhadap hasil
kegiatan yang didelegasikan 2.3.3. Keselamatan Lingkungan
46 Wat.PV.2.KM.46 *)
47 Wat.PV.2.KM.47 Mengidentifikasi dan melaporkan situasi yang
dapat membahayakan keselamatan klien dan lingkungannya.
48 Wat.PV.2.KM.48 Mempertahankan lingkungan Pelayanan Askep
yang menjaga Kesehatan dan keselamatan kerja
49 Wat.PV.2.KM.49 Menyimpan bahan-bahan pengobatan dengan
memperhatikan keamanan dan keselamatan
50 Wat.PV.2.KM.50 Memberikan dan mencatat obat sesuai dengan
yang didelegasikan.
51 Wat.PV.2.KM.51 Melakukan prosedur pencegahan infeksi.
Ranah 3 Pengembangan Kualitas Personal & Profesional 3.1Pengembangan Profesi
52 Wat.PV.2.KM.52 Berperan serta aktif dalam melakukan tindakan
penanggulangan bencana.
53 Wat.PV.3.PP.53 Menerapkan standar profesi selama pelay askep
sesuai tanggung jawab perawat
54 Wat.PV.3.PP.54 Meningkatkan dan mempertahankan citra
keperawatan yang positif
55 Wat.PV.3.PP.55 Bertindak sebagai role model bagi mahasiswa
keperawatan dan lingkungannya
56 Wat.PV.3.PP.56 Bertindak sebagai sumber informasi bagi
mahasiswa keperawatan dan lingkungannya sesuai tanggung jawabnya
57 Wat.PV.3.PP.57 Memanfaatkan hasil penelitian sebagai dasar
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No. Kode Unit Judul Unit Komptensi
58 Wat.PV.3.PP.58 *)
59 Wat.PV.3.PP.59 Mengenali lingkungan praktik dan literatur
keperawatan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul
60 Wat.PV.3.PP.60 Berperan serta dalam kegiatan advokasi melalui
organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan
3.2 Peningkatan Kualitas
61 Wat.PV.3.PK.61 Melaksanakan kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan bagi dirinya
62 Wat.PV.3.PK.62 Berperan serta dalam peningkatan kualitas dan
prosedur
Tabel 2.2. Kompetensi Ners
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
Ranah 1 Praktik Profesional, Legal, Etis dan Peka Budaya 1.1 Akuntabilitas
1 Wat.Ns.l.Ak.l Menerima tanggung gugat terhadap keputusan tindakan profesional hasil asuhan keperawatan dan kompetensi lanjutan sesuai dengan lingkup praktik, dan peraturan perundangan
1.2 Praktik Etis
2 Wat.Ns.l.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia
3 Wat.Ns.l.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien
4 Wat.Ns.l.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memperoleh informasi, memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan 5 Wat.Ns.l.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis,
verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang Nurse
1.3 Praktik Legal
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
Ranah 2 Pemberian Asuhan dan Manajemen Keperawatan 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan
7 Wat.Ns.2.PAK.7 Mampu menyelesaikan masalah serta pembuatan keputusan keperawatan berdasarkan pemikiran pendekatan sistem
2.2 Prinsip Asuhan
2.2.1 Promosi Kesehatan
8 Wat.Ns.2.PAK.8 Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat(Wat.Ns.2.PAK.8)
2.2.2 Pengkajian
9 Wat.Ns.2.PAK.9 Melakukan pengkajian dengan sistematis dalam melengkapi data obyekyif dan subyektif yang akurat dan relevan
10 Wat.Ns.2.PAK.10 Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data hasil pengkajian dari berbagai sumber, untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan keperawatan
11 Wat.Ns.2.PAK.11 Mampu sharing data temuan secara akurat dan tepat waktu yang sesuai dengan standar praktik dan kebijakan pelayanan kesehatan
2.2.3 Perencanaan
12 Wat.Ns.2.PAK.12 Merumuskan rencana asuhan yang komprehensif dengan hasil asuhan yang teridentifikasi berdasarkan diagnosis keperawatan, hasil pengkajian keperawatan dan kesehatan, masukan dari anggota tim kesehatan lain, dan standar praktik keperawatan
13 Wat.Ns.2.PAK.13 Menetapkan prioritas asuhan melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan klien.
Tabel 2.2 (Lanjutan) No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
15 Wat.Ns.2.PAK.15 Melibatkan seorang penasehat atau pendamping apabila klien, keluarga atau pemberi asuhan meminta dukungan atau memiliki keterbatasan kemampuan dalam membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatanbahasa
16 Wat.Ns.2.PAK.16 Mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara reguler, jika diperlukan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan Klien
17 Wat.Ns.2.PAK.17 Menjaga kelangsungan rencana asuhan yang terkini, akurat dan catatan terkait
2.2.4 Implementasi
18 Wat.Ns.2.PAK.18 Melaksanakan serangkaian prosedur, treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik keperawatan bagi Nurse dan sesuai standar asuhan keperawatan
19 Wat.Ns.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara akurat dan tepat waktu
20 Wat.Ns.2.PAK.20 Merespon perubahan kondisi Klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat
21 Wat.Ns.2.PAK.21 Bertanggung jawab pengelolaan tim emergensi pada situasi gawat darurat/Bencana sesuai dengan standarPelayanan Keperawatan
2.2.5 Evaluasi
22 Wat.Ns.2.PAK.22 Memonitor dan menganalisis kemajuan perkembangan hasil asuhan secara akurat dan lengkap
23 Wat.Ns.2.PAK.23 Mengevaluasi kemajuan hasil asuhan terhadap pencapaian yang ditargetkan, dengan melibatkan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan/asuhan, serta anggota tim kesehatan lain
24 Wat.Ns.2.PAK.24 Menggunakan data evaluasi dari berbagai macam sumber untuk modifikasi rencana asuhan
2.2.6 Komunikasi Terapeutik-Hubungan Interpersonal
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
26 Wat.Ns.2.PAK.26 Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien,keluarga, dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dari berbagai latar belakang budaya (Wat.Ns.2.PAK.26)
27 Wat.Ns.2.PAK.27 Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan/asuhan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan/asuhan kesehatan.( Wat.Ns.2.PAK.27)
2.3 Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan
28 Wat.Ns.2.KM.28 Memberikan advokasi dan bertindak untuk menciptakan lingkungan kerja yang positif
29 Wat.Ns.2.KM.29 Menyesuaikan pendekatan dan gaya kepemimpinan dalam situasi yang berbeda
30 Wat.Ns.2.KM.30 Menyelesaikan konflik dengan pendekatan manajemen Keperawatan serta memperhatikan perilaku organisasi 31 Wat.Ns.2.KM.31 Memberikan kontribusi untuk kepemimpinan tim
dengan memperkuat tujuan sehingga dapat meningkatkan sikap saling menghargai dan percaya diri diantara anggota tim
32 Wat.Ns.2.KM.32 Mengekpresikan pemikiran kepemimpinannya secara jelas dan mendukung harapan anggota tim lainnya
33 Wat.Ns.2.KM.33 Memprioritaskan tugas dan mengelola waktu secara efektif
34 Wat.Ns.2.KM.34 Memberikan kontribusi pada hasil review dan modifikasi kebijakan dan prosedure organisasi terbaru. 35 Wat.Ns.2.KM.35 Memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan
pengembangan profesional pembimbing klinik dan sejawat di tempat kerja
36 Wat.Ns.2.KM.36 Berperan serta aktif memberikan evaluasi dan tindak lanjut kepada organisasi di lingkungan kerja
2.3.1 Pelayanan/asuhan Keperawatan Interprofesional
37 Wat.Ns.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan keterampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya
Tabel 2.2 (Lanjutan)
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
39 Wat.Ns.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif
40 Wat.Ns.2.KM.40 Memaparkan dan mendukung pandangan klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan/asuhan selama pembuatan keputusan oleh tim inter professional
41 Wat.Ns.2.KM.41 Menerima rujukan untuk memastikan klien mendapatkan intervensi terbaik yang tersedia.
2.3.2 Delegasi-Supervisi 42 Wat.Ns.2.KM.42 **
43 Wat.Ns.2.KM.43 Memberikan dan atau menerima pendelegasian selama proses Pelayanan Asuhan Keperawatan
44 Wat.Ns.2.KM.44 Memonitor dan menggunakan serangkaian strategi pendukung termasuk precepting ketika pengawasan dan/atau monitoring asuhan didelegasikan
45 Wat.Ns.2.KM.45 Mempertahankan akuntabilitas dan tanggung jawab kepada Tim Pelayanan Asuhan Keperawatan
46 Wat.Ns.2.KM.46 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan panduan dan kebijakan yang berkaitan dengan pendelegasian tanggung jawab klinik.
2.3.3. Keselamatan Lingkungan
47 Wat.Ns.2.KM.47 Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi risiko actual dan potensial terhadap keselamatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang.
48 Wat.Ns.2.KM.48 Mengambil tindakan segera dengan menggunakan strategi manajemen risiko, peningkatan kualitas untuk menciptakan dan menjaga lingkungan asuhan yang aman dan memenuhi peraturan nasional, persyaratan keselamatan dan kesehatan tempat kerja, serta kebijakan dan prosedur.
49 Wat.Ns.2.KM.49 Menjamin keamanan dan ketepatan penyimpanan, pemberian dan pencatatan bahan-bahan pengobatan. 50 Wat.Ns.2.KM.50 Memberikan obat, mencatat, mengkaji efek samping
dan mengukur dosis yang sesuai dengan resep yang ditetapkan.
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
Ranah 3 Pengembangan Kualitas Personal &Profesional 3.1 Pengembangan Profesi
52 Wat.Ns.3.PP.52 Mengetahui tanggung jawab dan prosedur yang harus
diikuti pada saat dinyatakan terjadi bencana
53 Wat.Ns.3.PP.53 Meningkatkan deseminasi, penggunaan, monitoring dan
penelaahan standar profesi serta pedoman praktik terbaik
54 Wat.Ns.3.PP.54 Meningkatkan dan mempertahankan citra keperawatan
yang positif
55 Wat.Ns.3.PP.55 Bertindak sebagai role model bagi mahasiswa dan dalam
tim pemberi asuhan
56 Wat.Ns.3.PP.56 Bertindak sebagai nara sumber bagi mahasiswa, anggota
tim kesehatan lain dan masyarakat
57 Wat.Ns.3.PP.57 Melaksanakan penelitian dalam memberikan kontribusi
pada pengembangan keperawatan dan menggunakan hasil penelitian sebagai alat untuk meningkatkan standar asuhan
58 Wat.Ns.3.PP.58 **
59 Wat.Ns.3.PK.59 Menganalisa lingkungan praktik dan literatur keperawatan
untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul
60 Wat.Ns.3.PK.60 Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi
profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan/asuhan kesehatan
3.2 Peningkatan Kualitas
61 Wat.Ns.3.PB.61 Mengikuti pedoman praktik terbaik dan berdasarkan
pembuktian (evidence-based) dalam melakukan praktik keperawatan.
62 Wat.Ns.3.PB.62 Bepartisipasi dalam kegiatan peningkatan kualitas dan
penjaminan mutu. 3.3 Pendidikan Berkelanjutan
63 Wat.Ns.3.PB.63 Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang
dilaksanakannya dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review
64 Wat.Ns.3.PB.64 Bertanggung jawab untuk belajar seumur hidup,
pengembangan profesional dan meningkatkan kompetensi yang dimilikinya
65 Wat.Ns.3.PB.65 Belajar bersama orang lain untuk memberikan kontribusi
Tabel 2.3. Kompetensi Ners Spesialis
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
Ranah 1 : Praktik Professional, Legal dan Etis 1.1 Akuntabilitas
1 Wat.Sp.l.Ak.1 Menerima tanggung gugat dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap keputusan, , tindakan profesional dan kompetensi lanjut sesuai dengan lingkup praktik, hukum/peraturan perundangan
1.2 Praktik Etis
2 Wat.Sp.l.PE.2 Menerapkan prinsip etik dalam keperawatan sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia
3 Wat.Sp.l.PE.3 Menerapkan sikap menghormati hak privasi dan martabat klien
4 Wat.Sp.l.PE.4 Menerapkan sikap menghormati hak klien untuk memperoleh informasi, memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan & kesehatan yang diberikan
5 Wat.Sp.l.PE.5 Menjaga kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sebagai seorang professional
1.3 Praktik Legal
6 Wat.Sp.l.PL.6 Melakukan praktik keperawatan profesional sesuai dengan peraturan perundangan termasuk area khusus praktik spesialis
Ranah 2 : Pemberian Asuhan &Manajemen 2.1 Prinsip Pemberian Asuhan
7 Wat.Sp.2.PAK.7 Menerapkan keterampilan berpikir kritis dan pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta pembuatan keputusan keperawatan dalam konteks pemberian asuhan keperawatan spesialis
2.2 Prinsip Asuhan
2.2.1 Promosi Kesehatan
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
2.2.2 Pengkajian
9 Wat.Sp.2.PAK.9 Mengumpulkan data obyektif dan subyektif yang akurat dan relevan yang dibutuhkan untuk praktik di area khusus melalui pengkajian kesehatan dan keperawatan yang sistematik, mengajukan permintaan pemeriksaan dan prosedur diagnostik yang diperbolehkan dalam lingkup praktik spesialis dan peraturan perundangan
10 Wat.Sp.2.PAK.10 Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data dari berbagai sumber untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan
11 Wat.Sp.2.PAK.ll Berbagi temuan dan mendokumentasikan-nya secara akurat dan tepat waktu sesuai dengan standar profesi dan kebijakan organisasi
2.2.3 Perencanaan
12 Wat.Sp.2.PAK.12 Merumuskan rencana asuhan yang komprehensif dengan hasil asuhan yang teridentifikasi berdasarkan diagnosis keperawatan, hasil pengkajian keperawatan dan kesehatan, masukan dari anggota tim kesehatan lain, dan standar praktik keperawatan
13 Wat.Sp.2.PAK.13 Menetapkan prioritas asuhan melalui kolaborasi dengan pemberi asuhan lain dan klien
14 Wat.Sp.2.PAK.14 Melibatkan klien apabila memungkinkan, dalam rencana asuhan untuk menjamin klien mendapatkan informasi akurat, dapat dimengerti, sebagai dasar persetujuan asuhan yang diberikan
15 Wat.Sp.2.PAK.15 Melibatkan seorang penasehat apabila klien, keluarga atau pemberi asuhan meminta dukungan atau memiliki keterbatasan kemampuan dalam membuat keputusan, memberikan persetujuan, atau mengalami hambatan bahasa
16 Wat.Sp.2.PAK.16 Mengkaji kembali dan merevisi rencana asuhan secara reguler, apabila memungkinkan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan klien
Tabel 2.3 (Lanjutan)
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
2.2.4 Implementasi
18 Wat.Sp.2.PAK.18 Melaksanakan serangkaian prosedur, treatment dan intervensi yang berada dalam lingkup praktik spesialis dan sesuai dengan standar praktik keperawatan spesialis 19 Wat.Sp.2.PAK.19 Mendokumentasikan intervensi dan respon klien secara
akurat dan tepat waktu
20 Wat.Sp.2.PAK.20 Merespon situasi perubahan yang cepat atau yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat
21 Wat.Sp.2.PAK.21 Merespon situasi gawat darurat/ bencana secara cepat dan tepat, mengambil peran kepemimpinan dalam triage dan koordinasi asuhan klien sesuai kebutuhan asuhan khusus
2.2.5. Evaluasi
22 Wat.Sp.2.PAK.22 Memonitor dan mendokumentasikan kemajuan hasil asuhan yang diharapkan secara akurat dan lengkap
23 Wat.Sp.2.PAK.23 Mengevaluasi kemajuan hasil asuhan terhadap pencapaian yang ditargetkan, dengan melibatkan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan, serta anggota tim kesehatan lain
24 Wat.Sp.2.PAK.24 Menggunakan data evaluasi untuk memodifikasi rencana asuhan
2.2.6 Komunikasi Terapetik - Hubungan Interpersonal
25 Wat.Sp.2.PAK.25 Mengkomunikasikan secara jelas, konsisten dan akurat informasi baik verbal, tertulis maupun elektronik, sesuai tanggung jawab profesionalnya
26 Wat.Sp.2.PAK.26 Berinteraksi dengan cara menghargai dan menghormati budaya klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan dari berbagai latar belakang budaya
27 Wat.Sp.2.PAK.27 Mengkomunikasikan dan berbagi informasi yang relevan, mencakup pandangan klien, keluarga dan/atau pemberi pelayanan dengan anggota tim kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian pelayanan kesehatan. 2.3 Kepemimpinan & Manajemen
28 Wat.Sp.2.KM.28 Memberikan advokasi dan berbertindak dalam rentang kendalinya untuk menciptakan lingkungan keja yang positif
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
30 Wat.Sp.2.KM.30 Menghadapi konflik dengan cara yang bijaksana, menggunakan ketrampilan komunikasi yang efektif dan mekanisma yang ada untuk mencapai solusi
31 Wat.Sp.2.KM.31 Memimpin dengan cara yang dapat menginspirasi rasa saling menghargai dan percaya diri dari anggota lain 32 Wat.Sp.2.KM.32 Menetapkan secara jelas kontribusi dan harapan2 yang
diinginkan oleh anggota tim, dalam perannya sebagai ketua tim dan sesuai dengan uraian tugas terbaru.
33 Wat.Sp.2.KM.33 Memprioritaskan beban kerja, mengelola waktu secara efektif dan mengalokasikan sumber2 untuk mencapai hasil yang optimal
34 Wat.Sp.2.KM.34 Memberikan kontribusi pada hasil review dan modifikasi kebijakan dan prosedure organisasi terbaru dan menunjukan kepemipinan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan organisasi serta prosedur khusus pada area spesialis.
35 Wat.Sp.2.KM.35 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan implementasi pendidikan spesialis serta pengembangan profesional siswa dan sejawat di tempat kerja
36 Wat.Sp.2.KM.36 Menggunakan proses berubah untuk mempengaruhi pengenalan inovasi dan adaptasi pada praktik spesialis dan organisasi pelayanan.
2.3.1 Pelayanan Kesehatan Interprofesional
37 Wat.Sp.2.KM.37 Memahami dan menghargai peran, pengetahuan dan ketrampilan anggota tim kesehatan yang berkaitan dengan tanggung jawabnya
38 Wat.Sp.2.KM.38 Berkolaborasi dengan professional kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan keperawatan dan kesehatan yang diberikan dalam area khusus.
39 Wat.Sp.2.KM.39 Menggunakan pengetahuan tentang praktik kerja inter dan intra profesional yang efektif
40 Wat.Sp.2.KM.40 Memaparkan pandangan klien, keluarga, dan/atau pemberi pelayanan dalam pembuatan keputusan oleh tim inter profesional dan membantu dalam menegosiasikan keputusan yang disepakati bersama
Tabel 2.3 (Lanjutan)
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
42 Wat.Sp.2.KM.42 *) 2.3.2 Delegasi - Supervisi
43 Wat.Sp.2.KM.43 Mendelegasikan kepada orang lain, kegiatan sesuai dengan kemampuan, tingkat persiapan, keahlian dan lingkup praktik legal Menerima kegiatan yang didelegasikan sesuai dengan tingkat keahliannya dan lingkup praktik legal
44 Wat.Sp.2.KM.44 Memonitor dan menggunakan serangkaian strategi pendukung termasuk precepting dan mentor ing ketika pengawasan dan/atau monitoring asuhan didelegasikan 45 Wat.Sp.2.KM.45 Mempertahankan akontabilitas dan tanggung jawab saat
mendelegasikan aspek asuhan kepada orang lain
46 Wat.Sp.2.KM.46 Memberikan kontribusi terhadap pengembangan panduan dan kebijakan yang berkaitan dengan pendelegasian tanggung jawab klinik yang khusus pada praktik spesialis.
2.3.3.KeselamatanLingkungan
47 Wat.Sp.2.KM.47 Menggunakan alat pengkajian yang tepat untuk mengidentifikasi risiko actual dan potensial terhadap keselamatan dan melaporkan kepada pihak yang berwenang.
48 Wat.Sp.2.KM.48 Mengambil tindakan segera dengan menggunakan strategi manajemen risiko peningkatan kualitas untuk menciptakan dan menjaga lingkungan asuhan yang aman dan memenuhi peraturan nasional, persyaratan keselamatan dan kesehatan tempat kerja, serta kebijakan dan prosedur.
49 Wat.Sp.2.KM.49 Menjamin keamanan dan ketepatan penyimpanan, pemberian dan pencatatan bahan-bahan pengobatan 50 Wat.Sp.2.KM.50 Memberikan obat termasuk dosis yang tepat, cara,
frekuensi, berdasarkan pengetahuan yang akurat tentang efek farmakologis, karakteristik klien dan terapi yang disetujui, sesuai dengan resep yang ditetapkan.
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
52 Wat.Sp.2.KM.52 Mengidentifikasi dan merencanakan langkah-langkah khusus yang diperlukan untuk menangani klien di area praktik khusus dalam kondisi bencana.
Ranah 3 : Pengembangan Professional, Personal &Kualitas 3.1 Pengembangan Profesi
53 Wat.Sp.3.PP.53 Meningkatkan deseminasi, penggunaan, monitoring , penelaahan standar profesi spesialis dan pedoman praktik terbaik, serta berpartisipasi dalam mengembangkan dan menyesuaikan standar dalam kontek praktik
54 Wat.Sp.3. PP.54 Meningkatkan praktik keperawatan spesialis sebagai bagian esensial dari pemberian pelayanan kesehatan 55 Wat. Sp.3. PP.55 Bertindak sebagai model peran yang efektif bagi
mahasiswa dan dalam tim pemberi asuhan
56 Wat.Sp.3.PP.56 Bertindak sebagai nara sumber di area spesialis bagi mahasiswa, anggota tim kesehatan lain, perencana kesehatan dan masyarakat
57 Wat.Sp.3.PP.57 Memberikan kontribusi dalam pengembangan pengetahuan dan praktik keperawatan klinis spesialis melalui identifikasi dan pelaksanaan penelitian sesuai kebutuhan
58 Wat.Sp.3.PP.58 Memberikan advokasi dan berpartisipasi untuk mendapatkan pengakuan pimpinan, hukum dan masyarakat terhadap kualifikasi spesialis, perlindungan hak sebagai perawai spesialis dan lingkup praktik terkait 59 Wat.Sp.3. PP.59 Mengamati lingkungan praktik dan literatur
keperawatan spesialis untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) dan issu yang muncul
60 Wat.Sp.3. PP.60 Ikut serta dalam kegiatan advokasi melalui organisasi profesi untuk mempengaruhi kebijakan pelayanan kesehatan dan sosial serta pemberian pelayanan di area spesialisnya
3.2 Peningkatan Kualitas
61 Wat.Sp.3.PK.61 Menggunakan dan berkontribusi dalam penelitian untuk memperoleh pembuktian guna praktik yang aman, efektif dan efesien, di area spesialisasinya.
Tabel 2.3 (Lanjutan)
No.
Urut Kode Unit Judul Unit Komptensi
3.3 Pendidikan Berkelanjutan
63 Wat.Sp.3.PB.63 Melakukan kajian secara teratur tentang praktik yang dilaksanakannya dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review
64 Wat.Sp.3.PB.64 Memikul tanggung jawab untuk belajar seumur hidup, pengembangan profesional dan mempertahankan kompetensi yang dimilikinya
65 Wat.Sp.3. PB.65 Berpartisipasi dalam proses belajar mengajar pada bidang keilmuan yang sama maupun multidisiplin
Penjabaran Kompetensi Perawat AhliMadya dalam Pelaksanaan pada Asuhan
Keperawatan :
1) Melakukan pengukuran tanda-tanda vital .
2) Melakukan tindakan kegawatdaruratan dalam rangka penyelamatan jiwa.
3) Melakukan tindakan keperawatan dalam upaya mempertahankan kelancaran
jalan nafas .
4) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen.
5) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah tuberkulosis .
6) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan sirkulasi darah.
7) Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mempertahankan suhu tubuh .
8) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit.
9) Melakukan pemberian obat secara aman dan tepat sesuai intruksi yang
11) Melakukan asuhan keperawatan terapi intravena sesuai intruksi yang
berwenang.
12) Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya pemeliharaaan akses insersi
kateter periferal dan sentral.
13) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kardiovaskular.
14) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah syok.
15) Melakukan pemantauan parameter hemodinamik kepada Klien yang terpasang
monitoring invasif hemodinamik.
16) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah edema serebral.
17) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah tekanan intra kranial.
18) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah metabolik.
19) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah hipoglikemi dan hiperglikemi.
20) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kanker.
21) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah persepsi, sensori, visual dan
auditori
22) Melakukan asuhan keperawatan perioperatif.
23) Melakukan kesiapan tempat tidur sesuai dengan kebutuhan perawatan.
24) Melakukan asuhan keperawatan pre, intra dan post anastesi.
25) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah reaksi anafilaksis.
27) Melakukan asuhan keperawatan dalam upaya mempertahankan keutuhan
(Integritas) kulit.
28) Melakukan asuhan keperawatan luka.
29) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah konstipasi.
30) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah diare.
31) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi per oral .
32) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi enteral.
33) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi urin.
34) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal.
35) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan mobilisasi .
36) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah stress.
37) Melakukan asuhan keperawatan pencegahan terhadap kekerasan.
38) Melakukan asuhan keperawatan pencegahan bunuh diri.
39) Melakukan asuhan keperawatan upaya peningkatan konsep diri.
40) Melakukan asuhan keperawatan untuk menstimulasi pertumbuhandan
perkembangan bayi dan anak.
41) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan bayi dan balita.
42) Melakukan asuhan keperawatan maternitas dan kesehatan perempuan.
43) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan imun.
44) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah HIV/AIDS.
keamanan melalui langkah-langkah precautions/kewaspadaan yang tepat. 47) Melakukan program pengendalian infeksi nosokomial.
48) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan
lingkungan klien dan peralatan.
49) Melakukan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri.
50) Melakukan asuhan keperawatan untuk mempersiapkan klien dalam prosedur
diagnostik dan penatalaksanaannya.
51) Melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan teknologi informasi
secara efektif dan tepat.
52) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah dimensia.
53) Melakukan tindakan keperawatan komplementer.
54) Melakukan asuhan keperawatan dengan memberdayakan potensi klien dan
lingkungan (terapi modalitas keperawatan).
55) Melakukan asuhan keperawatan pada masalah sosial, kultural dan spiritual.
56) Melakukan penerimaan klien baru untuk memfasilitasi kesinambungan
pelayanan/asuhan.
57) Melakukan asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan khusus.
58) Melakukan asuhan keperawatan pada kelompok khusus (kesehatan sekolah,
59) Melakukan masalah kesehatan di fasilitas pelayanan/asuhan keperawatan (home care, nursing home/residental health care), fasilitas pelayanan/asuhan kesehatan bergerak.
60) Melakukan asuhan keperawatan dalam menghadapi proses berduka.
61) Melakukan asuhan keperawatan menjelang dan sesudah kematian.
62) Melakukan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan.
63) Melakukan asuhan keperawatan melalui upaya promosi dan prevensi (primer,
sekunder dan tersier).
64) Melakukan surveillance untuk kepentingan asuhan keperawatan. 65) Melakukan imunisasi sesuai program pemerintah.
66) Melakukan penggunaan alat kontrasepsi sesuai program pemerintah.
Perawat Ahli Madyamampu menguasai sain keperawatan dasar; melakukan
asuhan keperawatan yang telah direncanakan secara terampil dalam upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk memenuhi kebutuhan
bio-psiko-sosio-spiritual secara holistik dan berdasarkan pada standar asuhan keperawatan, standar
prosedur operasional; memperhatikan keselamatan pasien, rasa aman dan nyaman;
mampu bekerjasama dengan tim keperawatan.
Kompetensi perawat terdiri dari kompetensi teknis dan kompetensi perilaku.
Agar seseorang memiliki kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya, dia harus
memanfaatkan secara optimal kedua komponen utama kompetensi tersebut.
Sehingga ia memiliki kompetensi yang sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh
bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan dengan prestasi yang luar biasa
secara konsisten. Seseorang yang memiliki kompetensi teknis yang baik mampu
mengerjakan suatu pekerjaan secara teknis, namun hal tersebut belum
menjaminorang tersebut dapat berprestasi secara berkesinambungan, karena untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik orang juga mampu berinteraksi dengan
lingkungan di sekitar pekerjaan tersebut (Hutapea,2008).
2.2.1. Kompetensi Teknis
Kompetensi teknis adalah kompetensi yang berfokus pada pengetahuan
dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan
profesi yang dimiliki. Bila kompetensi teknis ini tidak dimiliki oleh karyawan
maka pekerjaan tidak dapat dilakukan secara profesional. Selain kompetensi
teknis yang dimiliki maka kompetensi perilaku harus juga dimiliki karyawan.
karena seseorang yang memiliki kompetensi pengetahuan dan ketrampilan saja
maka dia mampu melakukan pekerjaan . Kemampuan tersebut tidak termasuk
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, menerima
tantangan kerja dan berperilaku produktif.
2.2.2. Kompetensi Perilaku
Perilaku yang digambarkan dalam kompetensi adalah perilaku kerja
produktif (bukan perilaku umum) dan seseorang dapat memiliki dan memeragakan
perilaku tersebut pada saat melaksanakan pekerjaan, dapat disimpulkan bahwa
utama kompetensi. Perilaku produktif di tempat kerja, seseorang harus memiliki
kemampuan teknis untuk melaksanakan pekerjaannya. Apabila orang tersebut
tidak mampu mengerjakan pekerjaannya secara teknis, maka akan megalami
kendala untuk memeragakan kompetensi perilakunya. Sebagai contoh, perilaku
berorientasi pada pencapaian hasil adalah sebuah kompetensi perilaku, yang
berarti keinginan yang kuat untuk bekerja dengan baik atau berkompetensi
untuk mencapai hasil dengan standar terbaik. Keinginan tersebut harus tercermin
dalam perilakunya pada saat melaksanakan pekerjaannya.
Kompetensi teknis dan kompetensi perilaku bagi perawat pada rumah
sakit dituntut harus profesional. Dalam menentukan dan meningkatkan mutu
asuhan keperawatan diperlukan suatu alat ukur yaitu standar asuhan
keperawatan (SAK) yang baku. Melalui surat keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 660/Menkes/SK/XI/1987, diperkuat SK Dirjen
Yanmed No.YM.00.03.2.6.7637 tanggal 18 Agustus 1993 dan SK Depkes 1997
mulai diberlakukannya standar Asuhan Keperawatan sebagai proses asuhan
keperawatan. Standar Asuhan Keperawatan terdiri atas 3 instrumen, yaitu
instrumen A untuk menilai kelengkapan pendokumentasian Asuhan Keperawatan
yang dilakukan perawat, instrumen B digunakan untuk menilai persepsi
pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di Rumah Sakit dan
Instrumen C digunakan untuk mengobservasi pelaksanaan kegiatan keperawatan
kompeten.Kompetensi adalah prasyarat minimaluntuk menjadi seorang
perawat.Kewajiban utama mahasiswa keperawatan dan praktisi pemula adalah
mencapai tingkat kompetensi.Dalam hal ini kompetensiberkaitan dengan peran dan
fungsi yang kemudian membentuk kompetensi dan tanggung jawab perawat.
A. Peran Perawat
Sesuai dengan hasil Lokakarya Nasional Keperawatan yang diadakan pada
bulan Januari tahun 1983,peran perawat yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Pelaksana pelayanan keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang
paling kompleks kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pengelola dalam bidang keperawatan dan institusi pendidikan keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan baik di
masyarakat maupun didalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan
untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai
pengelola suatu sekolah atau program pendidikan keperawatan.
3. Pendidik dalam ilmu keperawatan. Perawat bertanggung jawab dalam hal
pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan bagi tenaga keperawatan dan tenaga
kesehatan lain.
4. Peneliti dan Pengembang ilmu keperawatan. Perawat melakukan penelitian
keperawatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan praktek
dan administrasi keperawatan.Perawat juga menunjang pengembangan di bidang
kesehatan dengan cara berperan serta dalam kegiatan penelitian kesehatan.
Sesuai dengan tingkat pendidikan Perawat Kesehatan dan kemampuan yang
diharapkan, maka diantara keempat peran tersebut diatas, perawat kesehatan
melaksanakan dua peran yaitu :
1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan. Perawat Kesehatan memberikan pelayanan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masayarakatdengan
masalah kesehatan yang sering terjadi diberbagai tatanan pelayanan kesehatan,
seperti rumah sakit, puskesmas, posyandu, panti, dan sebagainya.
2. Sebagai perawat pengelola. Perawat kesehatan secara fungsional mengelola
pelayanan keperawatan di rumah sakit dan puskesmas termasuk perlengkapan,
peralatan, dan lingkungan tempat pelayanan kesehatan/keperawatan.
B. Fungsi Perawat
1. Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan
2. Menyusun rencana asuhan keperawatan
3. Melaksanakan asuhan keperawatan
4. Melaksanakan dokumentasi keperawatan
5. Mengelola perawatan klien sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya
Selain itu, menurut Ketua PPNI DKI Jakarta, Prayetni, SKp,M.Kep dalam
sebuah seminar di Jakarta 22 November 2008, menyampaikan Dimensi kompetensi
diisyaratkan oleh industri atau tempat bekerja.
2. Task Management Skill: Membuat perencanaan serta mengorganisasi tugas tersebut.
3. Contingency Management Skill: Melakukan tindakan yang tepat atas suatu masalah.
4. Job/role Environment Skills: Berperan serta dalam mengelola lingkungan pekerjaan.
5. Transfer/Adaptation skills: menerapkan keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru.
2.3. KerjaTim
Teamwork bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama
tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi
serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk
mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa kerja
timmerupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai
tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim,
bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat dikerjakan oleh anggota tim lainnya.
Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim, beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci kesuksesan
dari Kerja Tim . Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan ini. Meskipun
terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera menyingkirkannya
terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu, bahkan dalam
satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda yang terkadang
menyimpan pula perselisihan. Oleh karena itu, penting untuk menyadari bahwa
kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Keakraban tim yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akrab satu sama
lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota tim saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangkan dan memelihara hubungan
interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan
antara sesama anggota tim.
Kerja Tim merupakan sarana yang sangat baik dalam menggabungkan
berbagai talenta dan dapat memberikan solusi inovatif suatu pendekatan yang mapan,
selain itu ketrampilan dan pengetahuan yang beranekaragam yang dimiliki oleh
anggota kelompok juga merupakan nilai tambah yang membuat Kerja tim lebih
menguntungkan jika dibandingkan seorang individu yang brilian sekalipun.
Kerja Tim dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama
Oleh karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam
satu proyek, belum tentu merupakan sebuah Kerja Tim. Terlebih lagi jika kelompok
tersebut dikelola secara otoriter, timbul faksi-faksi di dalamnya, dan minimnya
interaksi antar anggota kelompok. Beberapa isu di dalam tim :
1. Adanya tugas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Hal ini seringkali merupakan topik utama yang menjadi perhatian tim.
2. Proses yang terjadi di dalam kerja timitu sendiri, misalnya bagaimana mekanisme
kerja atau aturan main sebuah team sebagai suatu unit kerja dari perusahaan,
proses interaksi di dalam team, dan lain-lain.
Keuntungan pengambilan keputusan dalam tim :
1. Keputusan yang dibuat secara bersama-sama akan meningkatkan motivasi team
dalam pelaksanaanya.
2. Keputusan bersama akan lebih mudah dipahami oleh team dibandingkan jika
hanya mengandalkan keputusan dari satu orang saja.
Menurut Robert (2005), komponen kerja tim terdiri dari 3 (tiga) komponen
yaitu :
1. Kerjasama
Kerjasama dalam tim kerja menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan
keberhasilan kinerja dan prestasi kerja. Kerja sama dlam tim kerja akan
menjadi suatu daya dorong yang memiliki energi sinergitas bagi
akan memunculkan ide-ide cemerlang. Keberhasilan suatu tim maupun
individu sangat berpengaruh erat dengan kerjasama tim yang dibangun
dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam kerja sama akan
muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak terselesaikan.
Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada kerja tim adalah
munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang
tergabung dalam kerja tim. Individu dikatakan bekerja sama jika
upaya-upaya dari setiap individu secara sistematis terintegrasi untuk mencapai
sebuah tujuan bersama. Semakin besar integritasnya semakin besar tingkat
kerjasamanya.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), kerja sama memiliki 3 (Tiga)
keunggulan yaitu : 1).Kerja sama lebih unggul dibandingkan dengan kompetisi
dalam meningkatkan prestasi dan produktivitas. 2) Kerja sama lebih unggul
dibandingkan upaya-upaya idividualistis dalam meningkatkan prestasi dan
produktivitas. 3). Kerja sama tanpa kompetisi antar kelompok dapat
meningkatkan prestasi dan produktivitas lebih tinggi dari pada kerja sama
dengan kompetisi antar kelompok .
Menurut Ilyas (2001), mengatakan bahwa ciri-ciri kerjasama dalam
pencapaian kinerja perawat adalah :
a. Berusaha mengetahui bidang tugas orang lain yang berkaitan erat dengan
tugasnya sendiri.
sendiri.
d. Bersedia mempertimbangkan dan menerima pendapat orang lain.
e. Mampu bekerja bersama-sama dengan orang lain sesuai waktu dan bidang
tugas yang ditetapkan.
f. Bersedia menerima keputusan yang diambil secara sah walaupun berbeda
pendapat.
2. Kepercayaan
Kepercayaan sangat kuat di dalam sebuah perusahaan, orang-orang tidak
akan berbuat baik jika merekatidak percaya bahwa mereka akan diperlakukan
secara adil. Satu-satunya cara yang diketahui untuk menciptakan kepercayaan
semacam itu adalah dengan menyusun nilai-nilai dan kemudian melakukan
apa yang telah dibicarakan. Anda harus mengerjakan apa yang anda katakan
akan anda buat, secara konsisten, sepanjang waktu.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2005), ada beberapa cara untuk
membangun dan menjaga kepercayaan, yaitu : 1)Komunikasi, menjaga agar
anggota tim dan para karyawan mendapatkan informasi dengan menjelaskan
kebijakan-kebijakan dan keputusan-keputusan serta memberikan umpan balik
yang akurat. Berterus teranglah tentang masalah dan keterbatasan seseorang,
katakan sebenarnya. 2). Dukungan, selalu bersedia dan mau didekati. Berikan
bantuan, saran, nasehat dan dukungan untuk ide-ide anggota tim. 3). Rasa
sebenarnya, merupakan ekspresi terpenting dari penghormatan manajerial. 4).
Keadilan, cepat dalam memberikan pujian dan pengakuan kepada individu yang
berhak mendapatkan. Pastikan semua penilaian dan evaluasi kinerja objektif
dan tidak memihak 5). Dapat diprediksi, seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, konsisten dan dapat diramalkan dalam masalah sehari-hari 6).
Kompetensi, singkatkan kredibilitas anda dengan memperlihatkan pemahaman
bisnis yang lain, kemampuan teknis, dan profesionalisme.
3. Kekompakan
Kekompakan adalah sebuah proses dimana rasa kebersamaan muncul
untuk mengatasi perbedaan-perbedaan dan motif-motif individual.
Mangkuprawira (2009) menyatakan bahwa “Kekompakan adalah tingkat
solidaritas dan perasaan positif yang ada dalam diri seseorang terhadap
kelompoknya”.
Kekompakan kelompok bukanlah senjata rahasia dalam pencarian untuk
peningkatan kinerja kelompok atau tim. Caranya agar berhasil adalah dengan
menjaga agar ukuran kelompok-kelompok tugas tetap kecil, menyakinkan
standar-standar kinerja dan sasaran-sasaran harus jelas dan dapat diterima,
mencapai beberapa keberhasilan awal dan mengikuti petunjuk-petunjuk praktis.
Tim kerja yang dipilih sendiri dimana orang-orang mengangkat teman satu
timnya sendiri dan cara-cara sosial selepas kerja dapat merangsang kekompakan
sosio-emosional. Membantu perkembangan kekompakan sosio-emosional perlu
pada akhirnya mengganggu prestasi-prestasiindividu.
A. Manfaat dan Fungsi Teamwork
Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah
sikap, perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam mendisiplinkan
anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan untuk pengambilan
keputusan, merundingkan dan bernegoisasi.
1. Manfaat Bekerja dalam Tim
a) Bagi Organisasi Tim
- Meningkatkan produktivitas kerja.
- Meningkatkan kualitas kerja.
- Meningkatkan mentalitas kerja.
- Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi Anggota Tim
- Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
- Sebagai media aktualisasi diri.
- Stres atau beban kerja berkurang.
2. Tujuan Bekerja dalam Tim
a) Kesatuan Tujuan
b) Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara cepat,cermat
dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
c) Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan yang
memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang
baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang
tepat.
B. Tahap Perkembangan Teamwork
Ada empat tahap perkembangan tim menurut Robert (2005), yaitu :
1. Undevelopment
Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering dijumpai pada suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak
bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara lain
dalam rapat atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan dan
bukan diskusi.
b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya untuk
membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu setiap orang
sibuk dengan tugasnya masing-masing dan atasan yang membuat hampir semua
Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai meninjau
ulang metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba. Mereka berani menghadapi
berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang belum dikenal.
3.Consolidating
Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2, tim mulai
memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba cara kerjanya.
Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau bermetode.
4.Mature
Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi
terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan
hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3
merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.
2.4.Landasan Teori
Perawat adalah seseorang yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab
dan kewenangan melaksanakan asuhan keperawatan pada berbagai jenjang
pelayanan keperawatan.
Untuk menghasilkan tenaga profesi telah dikembangkan program
pendidikan yaitu program pendidikan D-III keperawatan menghasilkan ahli
madya keperawatan sebagai profesional pemula atau tenaga profesi pemula
yang memiliki sikap, tingkah lakudan kemampuan melaksanakan praktik
menekankan penguasaan sikap dan ketrampilan dalam bidang keprofesian
dengan landasan pengetahuan yang memadai sehingga mempu melaksanakan
asuhan keperawatan umum kepada masyarakat dengan berpedoman pada etika
keperawatan . Dengan terciptanya pengaruh profesional perawat-klien, maka
perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan atau praktisi keperawatan akan
mendapat suatu kepercayaan (profesional trust), dengan adanya kepercayaan perawat telah menunjukkan kemampuan dan kompetensinya kepada klien
berupa kemampuan intelektual, ketrampilan teknis dn sikap yang dilandasi etika
profesi sehingga mampu membuat keputusan (judgement) secara profesional. Penilaian kinerja pada pekerja yang bekerja secara kelompok adalah
penilaian dengan pendekatan perilaku (Robbins,2006). Demikian pula penilaian
kinerja pada perawat yang dalam bekerjanya dilaksanakan sebagai kelompok
kerja. Berdasarkan uraian tugas perawat pelaksana di ruang rawat inap serta
proses keperawatan, dapat disimpulkan bahwa kinerja perawat dapat dinilai dari
perilaku bekerja perawat pelaksana ruang rawat inap dalam melaksanakan
tugasnya di ruang rawat inap dalam melaksanakan tugasnya di ruang rawat
inap, yang terdiri dari: asuhan keperawatan, ketrampilan, disiplin, serta pencatatan
dan pelaporan.
Kemampuan individu atau kinerja individu dipengaruhi oleh faktor-faktor
pengetahuan ketrampilan, motivasidan peran individu yang bersangkutan. Kinerja
individu mempengaruhi organisasi. Kinerja kelompok juga mempengaruhi
faktor-faktor yang terkait dengan karakteristik tim. sementara kinerja organisasi
(Mangkuprawira&Hubeis, 2007).
Menurut M Sayuni (2012) didapatkan bahwa kompetensi dan kerja
timberpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana.Begitu juga dengan hasil
penelitian Sitepu (2010) bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi
(sikap dan ketrampilan) terhadap kinerja perawat.Variabel yang paling dominan
mempengaruhi kinerja perawat adalah ketrampilan. Sedangkan penelitian Hadi
Mulyono (2012) bahwa tidak ada hubungan antara kompetensi dengan kinerja
perawat.Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jekson Harliman Lingga (2012) di Rumah Sakit Umum Daerah DR.Ferdinand
Lumban Tobing Sibolga yang menyatakan bahwa terdapat hubungan kompetensi
terhadap kinerja perawat.
2.5.Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 2.1.Kerangka Konsep Penelitian
Sumber : Kompetensi Plus, Hutapea Parulian, 2006 dan Perilaku Organisasi, Robbins, Stophen, 2006 (diolah) 2009
Kompetensi Perawat 1. Kompetensi Teknis 2. Kompetensi Perilaku
Kerja Tim 1. Kerjasama 2. Kepercayaan 3. Kekompakan
Pengetahuan dan ketrampilan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan
merupakan kompetensi perawat yang disebut faktor kompetensi teknis yang
dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana dalam melaksanakan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan perawatan dan evaluasi. Selain kompetensi teknis
maka kompetensi perilaku kinerja tim sehingga kompetensi ini dapat
memberikan kontribusi dalam tugas pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.
Kerja Tim memiliki prospektif untuk meningkatkan kemungkinan pemecahan
masalah yang kreatif sehingga akan mem pengaruhi kinerja. Kinerja Tim dilihat
dari 3 faktor yaitu kerjasama, kepercayaan dan kekompakan.
Interaksi kompetensi dan kerja tim terhadap kinerja perawat pelaksana
diduga terdapat pengaruh positif dan signifikan dalam memberikan pelayanan
publik di rumah sakit sehingga rumah sakit Sri Pamela Tebing Tinggi menjadi
rumah sakit pilihan bagi masyarakat yang ada di Tebing Tinggi sebagai