• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 Kompetensi Pustakawan Dalam Menghadapi Era Library 4.0

2.4.3 Kompetensi pustakawan di Era Library 4.0

Perubahan kebudayaan atau pola hidup masyarakat yang masif secara universal adalah bentuk pergeseran dari masyarakat yang berkembang dan membudaya. Perkembangan baik dari segala aspek dapat dirubah oleh aspek lainnya yang saling berkaitan. Library 4.0 adalah bentuk pergesaran yang dipengaruhi oleh teknologi dan berdampak terhadap segala kegiatan dan aktivitas masyarakat baik secara langsung dan tidak langsung.

Perkembangan masyarakat yang secara massif mengikuti perkembangan yang ada menjadi factor pengubah seluruh aspek yang berhubungan dengan masyarakat terus berubah mengikuti agar tetap eksis. Perpustakaan menjadi salah satu layanan yang langsung berhubungan dengan masyarakat sebagai pemustaka tentunya harus peka dengan apa yang berkembang didalam pola kehidupan masyarakat. Library 4.0 melahirkan masyarakat dengan pola perilaku yang berbeda dengan generasi masyarakat sebelumnya menciptakan kebiasaan baru yang mempengaruhi kebutuhan mereka khususnya dalam bidang informasi sebagai objek utama perpustakaan.

Masyarakat online yang tercipta dari masyarakat yang cenderung menggunakan teknologi jaringan internet membuat perubahan dalam perilaku pencarian informasi. Sebelum berkembangnya generasi masyarakat baru ini, pemustaka sebagai pengguna perpustakaan cenderung memmilih koleksi cetak dan datang langsung keperpustakaan. Sedangkan dengan perkembangan masyrakat di era Library 4.0 cenderung memilih akses kekoleksi yang terbuka secara gratis tanpa harus datang keperpustakaan. Hal ini menjadi perhatian penting bagi perpustakaan yang harus menyediakan koleksi elektronik yang dapat diakses secara daring baik berupa buku, jurnal, Audio Visual dan bahan pustaka lainnya.

Perpustakaan yang berfungsi memberikan informasi melalui koleksi bahan pustaka yang dimilikinya saat ini sudah mulai menyediakan akses terhadap koleksi secara online dengan menyediakan beberapa sumber seperti basis data jurnal, koleksi buku elektronik dan sumber koleksi online lainnya. Dengan perubahan tersebut paradigma perpustakaan bergeser yang awal mulanya dianggap sebagai gedung dengan penyedia buku namun bergeser tidak hanya menyediakan koleksi tapi perpustakaan sebagai penyedia akses terhadap informasi.

Pustakawan sebagai sumberdaya manusia yang berhadapan langsung dengan pemustaka memiliki peran yang berubah signifikan. Pustakawan dianggap sebagai orang yang bekerja sebagai penjaga dan pengelola buku kini berubah menjadi jembatan penghubung akses informasi, saat ini pustakawan tidak hanya menjadi penghubung akses informasi tetapi juga dapat menjadi produsen informasi.

Pustakawan mengambil peran penting sebagai produsen maupun distributor

informasi kepada konsumen informasi (pemustaka). Tentunya dengan perubahan yang disebutkan tersebut pustakawan pada era Library 4.0 memiliki kemampuan dan keterampilan berbeda dengan era sebelumnya.

Dalam perkembangan perpustakaan di era Library 4.0 pustakawan harus menyesuaikan diri. Pustakawan tidak hanya mengerjakan pekerjaan konvensional seperti mengolah koleksi tercetak tetapi pustakawan harus dapat mengolah koleksi digital atau elektronik. Pustakawan perlu memiliki keterampilan khusus untuk mengolah sumber daya elektronik di perpustakaan. Pustakawan dituntut untuk dapat mengintegrasikan sumber daya yang ada di internet untuk dapat memenuhi kebutuhan pemustaka dan mengimplementasikannya kedalam lingkungan pendidikan.

Dewi Wasitarini dan Chaerul Umam (2018) membagi kompetensi yang dibutuhkan pustakawan dalam menghadapi era Library 4.0 adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi Professional

Adalah kemampuan terkait dengan pengetahuan bidang sumber-sumber informasi diantaranya teknologi, manajemen pelatihan dan kemampuan menggunakan pengetahuan sebagai dasar layanan perpustakaan dan informasi. Kompetensi ini meliputi :

1. Kemampuan mengelola dan menganalisa data digital 2. Kemampuan mengimplementasikan layanan referensi

3. Kemampuan menggunakan pengetahuan sumber-sumber informasi

4. Kemampuan untuk meningkatkan jumlah dan pengembangan koleksi perpustakaan yang dibutuhkan masyarakat

5. Kemampuan mengembangkan program dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan yang optimal dan berkesinambungan.

2. Kompetensi individual

Adalah satu kesatuan keterampilan perilaku dan nilai yang dimiliki pustakawan agar dapat bekerja efektif, menjadi komunikator yang baik, meningkatkan pengetahuan serta mampu adaptif terhadap perkembangan dalam dunia kerjanya. Kompetensi ini meliputi :

1. Kemampuan Beradaptasi, mencari dan melakukan pembaharuan secara professional

2. Kemampuan berkomunikasi dengan baik 3. Kemampuan menganalisa kebijakan organisasi 4. Kemampuan bekerja kreatif

5. Kemampuan bertahan terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya

6. Kemampuan memberikan ide melalui terobosan-terobosan baru

3. Kompetensi teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan Aadalah kemampuan/pengetahuan memanfaatkan, mengoperasikan dan memahami perkembangan teknologi informasi dibidang perpustakaan khususya di era Library 4.0. kemampuan ini meliputi :

1. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Internet of Thing

2. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Teknologi/ informasi digital

3. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Analisis Big Data

4. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Cyber security (Keamanan di dunia maya)

5. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Cloud Computing (Komputasi awan)

6. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Augmented Reality

Berdasarkan deskripsi kompetensi pustakawan diatas dapat dilihat bahwa pustakawan memiliki pergeseran peran dan tugas yang semakin kompleks sehingga pustakawan harus mempunyai kemampuan tersebut yang sebelumnya dipandang bukan keahlian yang harus dimiliki pustakawan. Pustakawan di era Library 4.0 dituntut memiliki kemampuan yang lebih dibidang teknologi informasi namun tidak bersentuhan secara langsung kebidang tersebut. Selain itu pustakawan diharuskan memiliki soft skill yang baik seperti kemampuan komunikasi, kemampuan beradaptasi dan pengetahuan tentang analisis kebijakan organisas. Kompetensi pustakawan di era Library 4.0 Mencerminkan bahwa internet dan teknologi informasi yang berkembang saat ini bukanlah musuh bagi perpustakaan melainkan salah saktu faktor besar pendukung layanan berkualitas.

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Kuantitatif. Menurut Siyoto (2015:19) Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.

Untuk mendapat kan hasil penelitian yang akurat dan bersifat ilmiah maka perlu dilakukan pemilihan metode yang tepat. Metode yang dipilih harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian dan sifat masalah yang ingin dipecahkan yang akan mempengaruhi hasil akhir penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Kampus USU, Jl. Perpustakaan No.1, Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Kota Medan, Sumatera Utara.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah objek penelitian yang akan memberikan atau menghasilkan data yang akan dikonversi sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Siyoto (2015) mengatakan Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berkenaan dengan pendapat diatas populasi dari penelitian ini adalah Pustakawan. Pustakawan tersebut adalah yang mempunyai latar belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara berjumlah 14 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri dan karakteristik yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Menurut Siyoto (2015) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Berdasarkan pendapat diatas bahwa sampel diambil dari bagian populasi jika memiliki jumlah yang besar. Tujuan ditetapkan sampel untuk memudahkan peneliti dalam menghemat tenaga, waktu dan biaya.

Dalam menentukan sampel terlebih dahulu dilakukan teknik penarikan sampel, Teknik penarikan sampel yang terdiri dari dua bagian yaitu probability sampling dan non propabilty sampling. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yang merupakan bagian dari non-probability sampling,sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel dengan cara menjadikan semua anggota populasi sebagai sampel. Dalam penelitian ini penentuan samplingdengan sampling jenuh yaitu semua populasi dijadikan sampel (total sampling).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

3.4.1 Kuesioner

Kuesioner merupakan kumpulan pertanyaan dan peryataan dalam bentuk tertulis yang akan diberikan kepada responden. Untuk mengetahui Kompetensi pustakawan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara maka diperlukan beberapa indikator yang perlu diperhatikan. Indikator tersebut diambil dari teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini.

Indikator yang menjadi acuan dari Kompetensi pustakawan di era Library 4.0 dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 3.1 berikut :

Tabel-3.1: Tabel Indikator

Variabel Indikator No.Item Jumlah

Item

2. Kemampuan mengimplementasikan layanan referensi

3. Kemampuan menggunakan

pengetahuan sumber-sumber informasi 4. Kemampuan untuk meningkatkan

jumlah dan pengembangan koleksi perpustakaan yang dibutuhkan masyarakat

5. Kemampuan mengembangkan program dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan yang optimal dan berkesinambungan.

1,2,3,4,5 5

b. Kompetensi Individual 6,7,8,9,10,11 6

1. Kemampuan Beradaptasi, mencari dan melakukan pembaharuan secara professional

2. Kemampuan berkomunikasi dengan baik

3. Kemampuan menganalisa kebijakan organisasi

4. Kemampuan bekerja kreatif

5. Kemampuan bertahan terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya

6. Kemampuan memberikan ide melalui terobosan-terobosan baru

c. Kompetensi teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan

1. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Internet of Thing

2. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Teknologi/ informasi digital

3. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Analisis Big Data

4. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Cyber security (Keamanan di dunia maya) 5. kemampuan/pengetahuan dalam

memanfaatkan dan memahami Cloud Computing (Komputasi awan)

12,13,14,15,1 6,17

6

6. kemampuan/pengetahuan dalam memanfaatkan dan memahami Augmented Reality

TOTAL 17

3.4.2 Observasi

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data penelitian secara langsung kepada objek penelitian. Observasi dilakukan dengan pengamatan langsung menggunakan panca indra ke Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data Penelitian ini bersumber dari :

1. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung melalui informan dengan menyebarkan kuesioner dan data yang diperoleh akan dioleh dengan metode tertentu untuk dapat menjawab masalah penelitian

2. Data Skunder merupakan data pendukung penelitian yang diperoleh melalui studi kepustakaan seperti buku, jurnal ilmiah dan sumber kepustakaan lainnya yang berhubungan dengan topikn penelitian.

3.6 Analisis Data

Dalam Penelitian ini data dianalisis dengan metode kuantitatif dimana data dikumpulkan terlebih dahulu secara langsung melalui responden kemudian dianalisa dan diinterpretasikan sehingga mendapatkan keterangan yang dapat menjawab masalah penelitian.

Untuk validitas data maka digunakan metode Rating-Scale. Menurut Sugiono (2009, 141) menyatakan bahwa dengan rating-scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating-scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu rating-scale lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja tetapi juga untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.

Rumus rating scale:

PSkor Pengumpulan Data

Skor Ideal 𝑥 100%

P = Angka persentase Skor pengumpulan

data = skor jawaban keseluruhan responden

Skor ideal = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir.

Pertanyaan dimuat dalam bentuk kuisioner dengan memberikan nilai dengan bobot tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya.

Keterangan angka alternatif jawaban:

1 = Tidak Baik 3 = Cukup Baik 5 = Sangat Baik 2 = Cukup Baik 4 = Baik

Menurut rumus skala interval yang dikemukakan oleh Simamora (2004 : 220) didapatkan nilai interpelasi skor persepsi bahwa apabila nilai tara-rata hitung sebagai berikut:

3,26 - 4,00 % = Sangat baik 2,51 - 3,25% = Baik

1,70 - 2,50% = Kurang baik 1,00 - 1,75% = Tidak baik

Untuk menafsirkan hasil Tabulasi data dapat dilakukan dengan metode penafsiran dari Supardi (1979) dengan rincian sebagai berikut:

1 – 24 % : Sebagian Kecil 25 – 49 % : Hampir setengah 50 % : Setengah

51 – 74 % : Sebagian besar 75 – 99 % : Pada umumnya 100 % : Seluruhnya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode pengamatan, angket dan studi kepustakaan. Bab ini membahas pengumpulan data yang dilakukan menggunkan kuesioner, dengan memberikan peryataan tertulis yang berasal dari indikator penelitian untuk dijawab oleh responden. Kuesioner diberikan kepada pustakawan pada Perpustakaan Universitas Sumatera Utara sebagai responden, jumlah sampel dari penelitian ini yaitu 14 responden.

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Kompetensi Pustakawan di Era Library 4.0 Ditinjau dari Kompetensi Professional

Kompetensi Professional pustakawan di Era Library 4.0 adalah kompetensi yang harus dimiliki secara mendasar oleh pustakawan sebagai suatu profesi.

Kompetensi ini meliputi Kemampuan Pusrtakawan dalam menjalankan tugas-tugas utama yang berimplikasi kepada kemampuan secara pribadi dan manfaat kepada pengguna secara luas. Untuk mengetahui kompetensi Professional Pustakawan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi Era Library 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Kemampuan Mengelola dan Menganalisa Data Digital

Cukup Baik 2 14,3

Cukup 1 7,1

Tidak Baik 3 21,4

Jumlah 11 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa Kompetensi Professional Pustakawan ditinjau dari aspek kemampuan mengelola dan menganalisa data digital yaitu, 8 (57,1%) responden memiliki kompetensi dengan kategori baik, 2 (14,3%) responden memiliki kompetensi dengan kategori cukup baik, 1 (7,1%) responden memiliki kompetensi dengan kategori cukup dan 3 (21,4%) responden memiliki kompetensi dengan kategori tidak baik Berdasarkan analisis data diatas sebagian besar Pustakawan (71,4%) ditinjau dari aspek kemampuan menganalisa dan mengelola data digital sudah memiliki kompetensi dikategorikan baik.

Kemampuan mengolah dan menginterpretasikan data digital kedalam bentuk informasi sehingga dapat dijadikan sumber pengetahuan yang digunakan institusi untuk mengambil keputusan. Data digital menjadi begitu penting di era Library 4.0 mengingat era ini mengutamakan akses informasi secara tidak langsung

melalui jaringan internet sehingga menhasilkan data digital. Berdasarkan analisis pustakawan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memiliki kemampuan yang baik dalam kompetensi ini dan merupakan kelebihan yang harus ditingkatkan untuk menjaga kualitas tenaga pustakawan.

Tabel 4.2 Kemampuan Mengimplementasikan Layanan Referensi

Pilihan Jawaban

Frekuensi (N)

Presentase (%)

Sangat Baik 2 14,3

Baik 7 50

Cukup Baik 1 7,1

Cukup 4 28,6

Tidak Baik - -

Jumlah 11 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Kompetensi Professional Pustakawan ditinjau dari aspek kemampuan mengimplementasikan layanan referensi, 2 (14,3%) responden memiliki kompetensi dengan kategori sangat baik, 7 (50%) responden memiliki kompetensi dengan kategori baik, 1 (7,1%) responden memiliki kompetensi dengan kategori cukup baik dan 4 (28,6%) responden memiliki kompetensi dengan kategori cukup. Berdasarkan analisis data diatas ditinjau dari aspek kemampuan mengimplementasikan layanan referensi dapat disimpulkam bahwa sebagian besar Pustakawan (71,4%) memiliki kompetensi dengan kategori baik.

Kemampuan dalam mengimplementasikan layanan referensi merupakan salah satu bagian penting dari keseluruhan bagian perpustakaan di era Library 4.0, Layanan ini menjadi primadona dengan layanan singkat memberikan kebutuhan informasi pemustaka dengan bantuan pustakawan yang tentunya memiliki

kemampuan baik dalam menjalankannya. Di era Library 4.0 layanan referensi akan diintegrasikan dengan teknologi informasi seperti Augmented Reality sehingga semakin memudahkan pemustaka dalam mengakses sumber-sumber informasi yang dibutuhkan.

Tabel 4.3 Kemampuan Menggunakan Pengetahuan Sumber-Sumber Informasi

Pilihan Jawaban

Frekuensi (N)

Presentase (%)

Sangat Baik 1 7,1

Baik 11 78

Cukup Baik - -

Cukup 1 7,1

Tidak Baik 1 7,1

Jumlah 14 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa Kompetensi Professional Pustakawan ditinjau dari aspek kemampuan menggunakan pengetahuan sumber-sumber informasi, 1 (7,1 %) responden memiliki kompetensi dengan kategori sangat baik, 11 (78%) responden memiliki kompetensi dengan kategori baik, 1 (7,1%) responden memiliki kompetensi dengan kategori cukup dan 1 (7,1%) responden memiliki kompetensi dengan kategori tidak baik.

Berdasarkan analisis data diatas ditinjau dari aspek kemampuan menggunakan pengetahuan sumber-sumber informasi dapat disimpulkan bahwa pada umumnya Pustakawan (85,1%) memiliki kompetensi dengan kategori baik.

Kemampuan menggunakan pengetahuan sumber-seumber informasi akan sangat membantu pustakawan dalam memberikan pelayanan secara tidak langsung.

Mengingat di era Library 4.0 pemustaka semakin masif menggunakan teknologi internet untuk memenuhi kebutuhannya termasuk kebutuhan akan informasi.

Dengan kemampuan analisis sumber informasi yang baik pustakawan akan mampu memberikan informasi berkualitas sesuai kebutuhan penmustaka dengan efektif dan efisien tanpa harus bertemu.

Tabel 4.4 Kemampuan Untuk Meningkatkan Jumlah dan Pengembangan Koleksi yang Dibutuhkan Masyarakat

Pilihan Jawaban

Frekuensi (N)

Presentase (%)

Sangat Baik - -

Baik 11 78,6

Cukup Baik 2 14,3

Cukup 1 7,1

Tidak Baik - -

Jumlah 14 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa Kompetensi Professional Pustakawan ditinjau dari aspek kemampuan untuk meningkatkan jumlah dan pengembangan koleksi yang dibutuhkan masyarakat, 11 (78,6%) responden memiliki kompetensi dengan kategori baik, 2 (14,3%) responden memiliki kompetensi dengan cukup baik dan 1 (7,1%) responden memiliki kompetensi dengan kategori cukup . Berdasarkan analisis data diatas ditinjau dari aspek kemampuan untuk meningkatkan jumlah dan pengembangan koleksi yang

dibutuhkan masyarakat dapat disimpulkan bahwa pada umumnya Pustakawan (92,9%) memiliki kompetensi dengan kategori baik.

Kemampuan dalam menganalisis kebutuhan koleksi pemusyaka adalah kompetensi khusus pada pustakawan yang bekerja pada bidang tersebut, namun secara keseluruhan penting untuk dimiliki oleh semua pustakawan karena pustakawan memiliki peran penting dalam penyusunan rencana pengadaan secara keseluruhan dimulai dengan survei kebutuhan hingga proses akhir pengadaan.

Tentunya di era Library 4.0 untuk mengtahui kebutuhan koleksi pemustaka pustakawan harus mampu memanfaatkan data digital yang diperoleh.

Tabel 4.5 Kemampuan Mengembangkan Program Dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Perpustakaan yang Optimal dan

Berkesinambungan Pilihan

Jawaban

Frekuensi (N)

Presentase (%)

Sangat Baik - -

Baik 10 71,4

Cukup Baik 2 14,3

Cukup 2 14,3

Tidak Baik - -

Jumlah 14 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa Kompetensi Professional Pustakawan ditinjau dari aspek Kemampuan mengembangkan program dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan yang optimal dan berkesinambungan, 10 (71,4%) responden memiliki kompetensi

dengan kategori baik, 2 (14,3%) responden memiliki kompetensi dengan cukup baik dan 2(14,3%) responden memiliki kompetensi dengan kategori cukup .Berdasarkan analisis data diatas ditinjau dari aspek Kemampuan mengembangkan program dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan yang optimal dan berkesinambungan dapat disimpulkan bahwa pada umumnya Pustakawan (85,7%) memiliki kompetensi dengan kategori baik.

Kemampuan pengembangan sumber daya manusia akan membantu pustakawan dalam mengetahui pergeseran tugas dan peran pustakawan hingga pada akhirnya pustakawan mampu mengetahui kriteria yang dibutuhkan terkhusus dalam menghadapi era Library 4.0. Dalam hal ini perpustakaan harus melibatkan pustakawan dalam merekrut tenaga pustakawan dengan pemahaman pustakawan tentang pergerseran tugas dan peran di era Library 4.0 akan membantu pustakwan dalam menemukan sumber daya pustakawan yang berkualitas.

Tabel 4.6 Kompetensi Pustakawan dalam Menghadapi Era Library 4.0 ditinjau dari Kompetensi Professional

Kompetensi Professional Kemampuan mengelola dan menganalisa

data digital Kemampuan menggunakan pengetahuan

sumber-sumber informasi

3,71 Sangat baik Kemampuan untuk meningkatkan jumlah

dan pengembangan koleksi perpustakaan yang dibutuhkan masyarakat

3,71 Sangat baik

Kemampuan mengembangkan program dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) perpustakaan yang optimal dan berkesinambungan.

3,57 Sangat baik

Berdasarkan data pada tabel 4.6 menggambarkan bahwa kompetensi pustakawan ditinjau dari aspek kompetensi professional dapat diperoleh nilai rata-rata 3,5. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi pustakawan Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi era Library 4.0 ditinjau dari kompetensi professional dapat dikategorikan sangat baik.

Kompetensi Professional pustakawan adalah perwujudan dari ciri khas di era Library 4.0 yang mempengaruhi Hard Skil pustakawan. Kompetensi ini memberikan kemampuan khusus yang harus dimiliki pustakwan tentang pengetahuan data digital, bagaimana mengembangkan koleksi sesuai dengan kebutuhan pemustaka secara keseluruhan tanpa batasan bagian kerja, kemudian menuntut perpustakaan memahami pergeseran tugas dan perannya sendiri di era Library 4.0 sehingga dapat membantu institusi tempatnya bekerja dalam membantu

mencari sumber daya pustakawan yang berkualitas. Selanjutnya kompetensi professional di era Library 4.0 mengarahkan pustakwan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan koleksi digital beserta dengan sumber-sumbernya sebagai bentuk informasi yang akan banyak digunaka di era Libray 4.0. Pustakawan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara memiliki kompetensi yang sangat baik dalam hal ini didukung dengan lingkungan bekerja yang mendukung dengan kelompok umur pustakwan yang beragam, namun perlu peningkatan secara khusus

dalam kompetensi menganalisa data digital untuk menyeimbangkan kemampuan pustakawan.

4.2.2 Kompetensi Pustakawan di Era Library 4.0 Ditinjau dari Kompetensi Individual

Kompetensi pustakawan ditinjau dari aspek kompetensi individual mengacu pada kompetensi pendukung yang mmendukung tugas dan kemampuan utama dalam melaksanakan tugas dan kewajiban pustakawan. Dapat dikatan kemampuan ini adalah softskill yang harus dimiliki pustakawan dalam menghadapi era Library 4.0. Untuk mengetahui kompetensi individual Pustakawan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara dalam menghadapi Era Library 4.0 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Kemampuan Beradaptasi, Mencari dan Melakukan Pembaharuan Secara Professional

Berdasarkan data pada Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa Kompetensi Individual Pustakawan ditinjau dari aspek Kemampuan Beradaptasi, Mencari dan Melakukan Pembaharuan Secara Professional, 6 (42,9%) responden memiliki kompetensi dengan kategori baik, 3 (21,4%) responden memiliki kompetensi

dengan cukup baik dan 5 (35,7%) responden memiliki kompetensi dengan kategori cukup . Berdasarkan uraian data diatas ditinjau dari aspek Kemampuan Beradaptasi, Mencari dan Melakukan Pembaharuan Secara Professional dapat disimpulkan bahwa pada sebagian besar Pustakawan (64,3%) memiliki kompetensi dengan kategori baik.

Kemampuan dalam melakukan pembaharuan secara professional merupakan kemampuan yang membantu pustakawan dalam bekerja dan beradaptasi dengan pergeseran peran di era Library 4.0. berdasarkan analisis masih perlu peningkatan secara keseluruhan karena hampir setengah (35,7%) pustakawan belum memiliki kemampuan yang baik dalam kompetensi ini. Pustakawan akan kesulitan dalam melakukan beradaptasi terhadap perubahan dalam dunia kerjanya.

Tabel 4.8 Kemampuan Berkomunikasi Dengan Baik Pilihan

Jawaban

Frekuensi (N)

Presentase (%)

Sangat Baik 4 28,6

Baik 9 64,3

Cukup Baik - -

Cukup 1 7,1

Tidak Baik - -

Jumlah 14 100

Berdasarkan data pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa Kompetensi Individual Pustakawan ditinjau dari aspek kemampuan berkomunikasi dengan baik, 4 (28,6%) responden memiliki kompetensi dengan kategori sangat baik, 9 (64,3%) responden memiliki kompetensi dengan kategori baik dan (7,1%)

responden memiliki kompetensi dengan kategori cukup . Berdasarkan analisis data diatas ditinjau dari aspek Kemampuan berkomunikasi dengan baik dapat disimpulkan bahwa pada umumnya Pustakawan 92,9%) memiliki kompetensi dengan kategori baik.

Kemampuan berkomunikasi dengan baik menjadi hal yang sangat penting di era Library 4.0 karena pustakawan akan lebih banyak menghadapi pengguna melalui pengguna dengan perantara teknologi informasi tanpa harus bertemu. Hal ini menuntut pengguna harus mampu memberikan transfer informasi dengan

Kemampuan berkomunikasi dengan baik menjadi hal yang sangat penting di era Library 4.0 karena pustakawan akan lebih banyak menghadapi pengguna melalui pengguna dengan perantara teknologi informasi tanpa harus bertemu. Hal ini menuntut pengguna harus mampu memberikan transfer informasi dengan

Dokumen terkait