• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITTIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Kompetensi Guru Simulasi Digital

5.1.1.4 Kompetensi Sosial

Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi merupakan salah satu kompetensi sosial yang harus dimiliki oleh guru. Secara umum, sikap yang ditunjukkan oleh Guru Simulasi Digital baik. Guru Simulasi Digital dapat memahami latar belakang peserta didik, Guru Simulasi Digital tidak membeda-bedakan serta dapat berlaku adil terhadap peserta didik. Komunikasi Guru Simulasi Digital dengan peserta didik juga dapat terjalin dengan baik. Sebagian besar peserta didik menyukai cara mengajar Guru Simulasi Digital. Terkait proses pembelajaran yang dilakukan oleh Guru Simulasi Digital, Borneo Trixie E menjelaskan “Menyenangkan, banyak bercandanya kok

bu..hehehe” (wawancara Senin, 02 November 2015). Selanjutnya Vita Rahma

gitu..ada bercandanya juga ada seriusnya..” (wawancara Rabu/ 04 November 2015). Khoirul Ana Atmawati, S.Pd. guru mata pelajaran Bahasa Inggris menyatakan bahwa “dengan siswa dia juga sangat dekat..” (wawancara Kamis, 15 Oktober 2015). Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Guru Simulasi Digital merupakan sosok yang menyenangkan, humoris dan masih sangat berjiwa muda sehingga mudah membaur, akrab dan bersahabat dengan peserta didik.

Selain pandai berkomunikasi dengan peserta didik, Guru Simulasi Digital juga pandai berkomunikasi dengan sesama pendidik/tenaga kependidikan. Beberapa informan yang peneliti wawancara, mengaku sering berkomunikasi dengan Guru Simulasi Digital, baik terkait masalah pribadi maupun tugas sekolah.

Khoirul Ana Atmawati, S.Pd menjelaskan sebagai berikut “Ya.. kalau dia kan

Kepala Lab, sedangkan saya guru b.inggris.. biasanya kalau b.inggris kan sering pakai lab.. jadi komunikasinya seputar lab itu.. saya sering minta bantuan pak

Nawawi..” (wawancara Kamis, 15 Oktober 2015). Sementara itu, Dra. Agni Sulistyowati menjelaskan komunikasi yang dilakukan dengan Guru Simulasi

Digital sebagai berikut “terkait magang siswa, terus tentang keperluan bendahara dari keuangan itu dia yang membuatkan..” (wawancara Kamis, 15 Oktober 2015). Soeroso, S.Pd juga menjelaskan terkait komunikasi yang dilakukan dengan Guru Simulasi Digital sebagai berikut:

“Ya terkait dengan tugas, tugas-tugas sekolah..terkait dengan mungkin masalah pribadi, terkait dengan tugas yang diluar sekolah.. itu kita sering komunikasi, biasanya juga saya mintai bantuan, bantu kami dalam bidang

TIK. Kalau komunikasi dengan pak Nawawi rutin lah..” (wawancara

Guru Simulasi Digital dapat berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun. Ketika terjadi hal-hal yang mendesak misalnya tidak bisa menghadiri rapat ataupun kegiatan sekolah, Guru Simulasi Digital sering mengkomunikasikan hal-hal tersebut kepada Kepala Sekolah ataupun guru-guru terkait. Berikut penjelasan Kepala SMK Palebon :

“Ya, misalnya dia dari istrinya.. kemudian anak-anaknya sakit.. minggu yang lalu anaknya opname, dia nggak datang tapi sebelumnya pagi sekali

dia sudah sms saya “pak, anak saya masuk rumah sakit.. mungkin saya terlambat pak”. Kemudian saya kan menyampaikan ke petugas piket, pak

Nawawi jam ini nggak bisa.. kalau belum datang tolong di handle dulu. Jadi anak tidak sampai keliaran, anak jangan sampai tidak terurus, anak

terkendalikan di dalam kelas..” (wawancara dengan Drs. Joko Raharjo,

M.Pd. / Senin, 12 Oktober 2015).

Soebandri, S.E. memberikan pernyataan bahwa Guru Simulasi Digital memang tidak selalu mengkomunikasikan jika terjadi hal-hal yang mendesak, namun cukup sering hal-hal yang mendesak tersebut dikomunikasikan dengan pihak kurikulum. Berikut ini penjelasan Soebandri, S.E. :

“Tidak selalu, tapi sering…misalnya hari ini dia datang terlambat kemarin

dia sudah ngomong “besok saya datang terlambat” karena pulang Klaten..

tapi tidak selalu di komunikasikan.. kadang rak mulang yo rak ngomong tau-tau anak diberi tugas, bagian kurikulum nggak tau kalau kosong. Kadang guru piket juga tidak tau, tau-tau sudah ada tugas di anak-anak. Jadi tidak selalu dikomunikasikan, tapi seringnya dikomunikasikan.. kadang entah sibuk atau lupa, namanya manusia kan pelupa.. lumrah.” (wawancara dengan Soebandri, S.E./ Senin, 12 Oktober 2015).

Hubungan Guru Simulasi Digital dengan warga sekolah di SMK Palebon dapat terjalin dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh Soebandri, S.E. “Bagus, hubungannya bagus, tidak ada kendala.. tidak ada yang namanya nengnengan istilahnya orang jawa. Apik kabeh, dhohirnya. Jadi tampak luarnya bagus, kalau

batinnya kan nggak tau” (wawancara Senin/ 12 Oktober 2015). Maksudnya adalah hubungan Guru Simulasi Digital sejauh ini bagus, tidak ada yang saling mendiamkan/ tidak saling menyapa, tampak luarnya bagus semua kalau batinnya hanya masing-masing yang tahu.

Soeroso, S.Pd. juga menerangkan bahwa hubungan Guru Simulasi Digital dengan rekan seprofesi maupun warga sekolah terjalin dengan baik.

“Menurut saya wajar-wajar.. baik-baik.. lah saya lihat… buktinya nggak ada temen yang terjadi miss komunikasi atau terjadi hal-hal yang istilahnya menjadikan hubungan tidak baik, saya kira wajar-wajar saja.” (wawancara dengan Soeroso, S.Pd./Senin, 02 November 2015).

Sedangkan Khoirul Ana Atmawati, S.Pd. memberikan pernyataan sebagai

berikut “Bagus.. baik-baik saja.. tidak pernah ada masalah.. dia menyenangkan..

humoris.. tapi kalau serius ya bisa serius.” (wawancara Kamis, 15 Oktober 2015). Kepala SMK Palebon menjelaskan bahwa hubungan yang terjalin antara Guru Simulasi Digital dengan guru-guru lain di SMK Palebon Semarang terjalin erat, meskipun terkadang terjadi ketidakcocokan dalam suatu hal, namun hal tersebut tak lantas membuat hubungan tersebut menjadi renggang hingga tidak bertegur sapa.

“Secara umum baik, tapi ada yang kurang sedikit ya karena faktor emosional saja. Walaupun di dalam hati nggak setuju tapi secara lahir baik. Namanya masih muda, kadang hatinya nggak setuju beda prinsip, secara lahiriah itu masih terlihat..tapi ya tetap saya bina.. karena itu termasuk ranah saya untuk membina.. walaupun tidak setuju dengan orang lain, beda pendapat itu hal yang biasa.. tapi secara lahir tetap kita tetap rukun, guyub, tidak ada bedanya, sehingga iklim kerja budaya sekolah ini kalau iklimnya bagus..kitapun akan bekerja maksimal” (wawancara dengan Drs. Joko Raharjo, M.Pd. / Senin, 12 Oktober 2015).

Guru Simulasi Digital merupakan guru yang baru 3 tahun mengajar di SMK Palebon. Istri dan anak dari Guru Simulasi Digital bertempat tinggal di

Klaten, hal tersebut tidak menghalanginya untuk terus beradaptasi di tempatnya bertugas. Guru Simulasi Digital sudah dengan baik menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah dan warga sekolah baik itu guru, karyawan, maupun peserta didik. Meskipun baru 3 tahun bekerja di SMK Palebon, namun hubungan Guru Simulasi Digital dengan guru-guru atau karyawan dapat terjalin erat. Selain terkait pekerjaan, Guru Simulasi Digital terkadang juga meluangkan waktunya untuk ngobrol dan makan bersama atau main dengan guru-guru lain. Berikut ini penjelasan Dra. Agni Sulistyowati :

“Ya sering.. ketemu tidak hanya masalah pekerjaan saja.. ketemu ya

ngobrol udah.. tapi akhir-akhir ini dia kan nggak ada waktu.. kalau dulu ada waktu ya sering..ketemu.. tergantung waktunya juga.. malah kadang kalau diluar makan bareng.. kalau disekolah kan nggak sempet.. kalau

sempet ya udah ngobrol itu..” (wawancara dengan Dra. Agni Sulistyowati/ Kamis, 15 Oktober 2015).

Firta Fahrudin, S.Kom juga menjelaskan hubungannya dengan Guru Simulasi Digital tidak hanya terjalin di lingkungan sekolah. Firta juga berhubungan dengan Guru Simulasi Digital diluar sekolah untuk sekedar

nongkrong bersama. Berikut ini penjelasan Firta “Main, ya nggak terlalu sering sih.. Cuma kadang-kadang.. paling 1 bulan 3 kali atau 2 kali..” (wawancara Kamis, 15 Oktober 2015). Berkumpul bersama rekan-rekan kerja diluar jam sekolah ini menandakan bahwa Guru Simulasi Digital sudah merasa nyaman berhubungan dengan rekan-rekan kerjanya, sehingga sangat mampu berdaptasi dengan baik di tempat bertugas.

Selain itu, dalam bersosialisasi Guru Simulasi Digital juga tidak pernah melakukan tindakan diskriminatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan rekan kerja Guru Simulasi Digital, ke-empat informan menyatakan bahwa Guru

Simulasi Digital tidak pernah melakukan tindakan diskriminatif (lihat lampiran hasil wawancara dengan rekan kerja Guru Simulasi Digital). Peserta didik yang menjadi informan dalam penelitian ini juga memberikan informasi yang sama, bahwa Guru Simulasi Digital tidak pernah membeda-bedakan peserta didik, semua peserta didik diperlakukan sama oleh Guru Simulasi Digital (lihat lampiran hasil wawancara dengan peserta didik).

Guru Simulasi Digital juga melakukan komunikasi dengan rekan seprofesi lainnya dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Soebandri, S.E. menyatakan bahwa Guru Simulasi Digital membagikan ilmu kepada guru-guru lain ketika beliau baru saja mendapatkan ilmu baru setelah mengikuti pelatihan/workshop. Berikut pernyataan Soebandri, S.E.

“Kalau dia dapat ilmu apa dari pelatihan, dia bagikan ke guru-guru lain.. yang tidak tahu dia bersedia membantu untuk memberi tahu. Itu bentuk partisipasinya ke sekolah seperti itu..dia bersedia membantu kesulitan guru-guru yang belum tau.” (wawancara dengan Soebandri, S.E./ Senin 12 Oktober 2015).

Guru Simulasi Digital juga melakukan komunikasi secara tidak langsung melalui forum-forum yang terdapat di jejaring/media sosial facebook “jadi hanya mungkin di forum-forum itu saja.. di facebook itu kan ada forum Simulasi

Digital..” (wawancara dengan Nawawi, S.Pd.,M.Pd./ Senin, 05 Oktober 2015).

Selain dalam lingkungan sekolah, seorang guru juga dituntut untuk mampu hidup bermasyakarat dengan baik. Guru Simulasi Digital dapat melaksanakan kehidupan bermasyarakat dengan baik. Guru Simulasi Digital turut serta dalam

kepengurusan ta‟mir masjid di daerahnya. Berikut ini pernyataan Guru Simulasi Digital “Saya menjadi salah satu pengurus bagian ta‟mir masjid, bantu-bantu…

kalau ada apa.. kayak Qurban kemarin.. udah itu aja..” (wawancara Senin, 05 Oktober 2015). Keikutsertaan Guru Simulasi Digital dalam organisasi kemasyarakatan menandakan bahwa Guru Simulasi Digital cukup berperan dalam kehidupan bermasyarakat. Keaktifan Guru Simulasi Digital dalam organisasi masyarakat menandakan bahwa Guru Simulasi Digital dapat bersosialisasi dengan baik di lingkungan masyarakat.

Dokumen terkait