• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komplek Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

BAB III. POTENSI MUSEUM BENTENG VREDEBURG

D. Komplek Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta sebagai sebuah museum khusus sejarah perjuangan nasional yang bertugas mengumpulkan, merawat, menyimpan, meneliti dan mengkomunikasikan benda-benda bernilai sejarah baik berperan langsung maupun tidak langsung dalam peristiwa sejarah. Nilai-nilai historis yang terkandung dalam sebuah benda itulah yang menjadi aspek yang harus dilestarikan untuk selanjutnya dapat dikomunikasikan kepada generasi muda secara berkesinambungan.

Sebagai benda yang telah menjadi bagian dari museum, untuk selanjutnya dalam ilmu permuseuman benda-benda tersebut dinamakan koleksi museum. Secara keseluruhan, koleksi Museum Benteng Vredeburg sampai sekarang berjumlah 6952, yang terdiri dari 15 miniatur peta, 55 diorama, 85 relief/patung, 32 lukisan, 2555 foto, 31 duratran, 5 film, 211 replika dan 3963 realia yang semuanya dipamerkan berkala secara bergantian kecuali diorama ( Wawancara : Amin Sukrilah, 14 Juni 2010 )

Berikut komplek Bangunan Museum Benteng Vredeburg yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Selokan atau Parit

Selokan atau parit ini dibuat dengan maksud sebagai rintangan paling luar terhadap serangan musuh. Parit ini dibuat di sekeliling benteng dengan perhitungan bahwa musuh akan dating dari segala arah. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, parit sebagai sarana pertahanan sudah tidak urgen

lagi. Bahkan untuk tahun-tahun berikutnya parit hanya berfungsi sebagai sarana

drainage ( pembuangan ) saja. Untuk memberi kesan kepada masyarakat bahwa sekeliling benteng terdapat parit, sisa parit masih dapat dilihat di bawah jembatan depan gerbang sebelah barat. ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

b. Jembatan

Pada masa awal Benteng Vredeburg dibangun, antara daerah dalam benteng dan luar benteng dihubungkan dengan jembatan (jembatan angkat). Bekas –bekas jembatan ini masih bisa ditemukan di sebelah barat, timur dan selatan. ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

c. Tembok Benteng

Lapisan pertahanan sesudah parit adalah tembok ( benteng ) yamg mengelilingi komplek Benteng Vredeburg. Tembok ini memiliki tinggi 5 meter dan tebal 1 meter. Di sisi tembok bagian dalam juga terdapat anjungan yang berfungsi sebagai tempat pertahanan, pengintaian, penempatan meriam-meriam kecil maupun senjata tangan. Selain itu tembok ini juga memungkinkan jarak pandang pengintaian maupun jarak tembak akan lebih leluasa. ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

d. Pintu Gerbang Utama

Pintu gerbang dibangun sebagai sarana jalan keluar masuk atupun komplek benteng. Mengingat konsep awal bahwa benteng dibangun dengan konsep simetris maka pintu gerbang yang ada berjumlah empat ( selatan, timur, utara dan barat ). Tetapi karena situasi keamanan saat itu yang tidak stabil, maka konsep awal berubah. Sampai sekarang hanya ditemukan tiga pintu gerbang yaitu sebelah barat, timur dan selatan. Di sebelah selatan , gerbang hanya dibuat kecil atau lebih tepat disebut terowongan. Pintu gerbang utama barat terdiri dari dua lantai. Pada perode 1765-1830 lantai atas diguanakan sebagai kantor komando. Sedangkan laitai bawah baik di sisi kanan maupun kiri jalan merupakan ruang jaga. Saat ini ruangan atas dimanfaatkan sebagai ruiang rapat.

Sedangkan ruangan bawah tetap sebagai ruang jaga Satpam dan ruang tiket. ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

e. Pintu Gerbang Timur

Fungsi pintu gerbang timur dari periode 1765 -1830 dan tahun-tahun berikutnya sama dengan pintu gerbang barat. Sedangkan lantai atas semula dipergunakan sebagai pos pengamanan daerah disekitar benteng baik di dalam maupun di luar. Saat ini pintu gerbang timur dimanfaatkan sebagai pintu masuk dari arah timur sebagai kawasan 3 in 1 yaitu Taman Pintar, Taman Budaya, dan Museum Benteng (wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

f. Gedung Pengapit Utara

Berfungsi sebagai kantor administrasi. Berdasarkan hasil penelitian bentuk asli, bangunan yang ada merupakan bangunan asli dengan ornament-ornamen gaya Yunani masa Renaisance. Hal ini menunjukkan usia yang relative lebih tua dibandingkan dengan banyunan yang lain. Gaya atap yang lancip, menunjukkan gaya Eropa dengan maksud mengurangi beban salju di musim salju. Ini menunjukkan bahwa arsitektur untuk bangunan ini masih murni gaya Eropa ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

g. Gedung Pengapit Selatan

Fungsi telah mengalami perkembangan. Dilihat dari bentuknya memungkinkan dimanfaatkan sebagai kantor administra. Namun ketika benteng tawanan yang berderajad tinggi (tawanan kraton yang berpangkat tinggi) maka ruangan ini

dimanfaatkan sebagai sel tahanan khusus. Juga ada kemungkinan ruangan ini dipergunakan sebagai ruang tamu VIP. Hal ini terlihat dari bentuk dan performance ruangan. Sekarang digunakan sebagai ruang tamu VIP ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

h. Barak Prajurit Barat

Terdiri dari dua lantai. Lantai bawah terdiri dari satu rangan luas dan empat ruangan kecil. Dua ruang kecil di sebelah selatan di lantai bawah diperkirakan merupakan fasilitas barak bagian bawah karena posisinya menyatu dengan ruang lantai bawah. Sedangkan dua ruang kecil di utara diperkirakan sebagai ruang pengawsan perwira jaga, karena ruang-ruang tersebut terpisahdengan barak. Pemanfaatan sekarang sebagai ruang Pengenalan Museum ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

i. Barak Prajurit Utara

Bangunan ini dipergunakan sebagai barak prajurit yang telah berkeluarga baik dilanta bawah maupun lantai atas. Sekarang ruang lantai bawah dimanfaatkan sebagai ruang diorama sejarah bangsa yang berisi peristiwa sejarang perjuangan Sekitar Proklamasi Kemerdekaan. Sedangkan lantai atas dimanfaatkan sebagai ruang pameran tidak tetap. ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

j. Bangunan Fasilitas Umum

Berdasarkan data bahwa di dalam benteng pernah dibangun rumah sakit, maka bangunan ini diperkirakan sebagai rumah sakit. Ketika benteng dikuasai oleh TNI bangunan ini dimanfaatkan sebagai mushola. Sekarang bangunan lantai bawah dimanfaatkan sebagai Ruang Kerja Teknis. Lantai atas sebagai

RuangSeminar dan Ruang Bioskop khusus Film Sejarah Perjuangan. ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

k. Societet Militaire

Bangunan ini adalah bangunan yang difungsikan sebagai ruang pertemuan. Hal ini diperkuat adamnya data bahwa tahun 1838 di benteng ada societet militaire yang likasinya di timur laut. Sekarang bangunan ini dimanfaatkan sebagai Ruang Diskusi/Ceramah/Seminar di lantai atas, dan Ruang Diorama Sejarah Perjuangan di lantai bawah. ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

l. Pavilion

Banguan ini berfungsi sebagai tempat tinggal perwira atau pavilion (guest house). Hal ini sangat memungkinkan dengan adanya fasilitas-fasilitas pelengkapnya seperti dapur, kamar mandi dan WC. Sewaktu di bawah kekuaaan TNI, bangunan ini dimanfaatkan sebagai tempat tinggal prajurit maupun perwira. Pada saat ini difungsikan sebagai guest house seperti semula ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

m. Gudang Mesiu

Bentuk bangunan dengan adanya peninggian-peninggian lantai dan tanpa jendela tetapi hanya ventilasi saja, menguatkan dugaan bahwa fungsi bangunan ini adalah sebagai gudang mesiu. Fungsi ini tetap bertahan dari tahun ke tahun meskipun benteng mengalami pergantian penguasa. Pada saat ini dipergunakan sebagai Strorage Museum ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

n. Dapur Utara

Pada masa benteng dikuasai oleh TNI bangunan dapur ini dimanfaatkan sebagai rumah tinggal prajurit. Pada saat ini dimanfaatkan sebagai ruang Strorage Museum ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

o. Sel / Ruang Tahanan

Bangunan ini dibangun dengan menempel pada anjungan sebelah barat. Adanya peninggian lantai sewaktu ditemukan bangunan ini diduga merupakan tempat tidur. Kemungkinan juga dimanfaatkan sebagai gudang. Pada saat ini digunakan sebagai fasilitas ibadah di museum yaitu sebagai Mushola Putra dan Putri ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

p. Perumahan Perwira Utara I

Semula mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal perwira. Dengan adanya perubahan bentuk teras depan maka diperkirakan bangunan ini telah mengalami perubahan fungsi yaitu sebagai kantor administrasi. Kemudian ketika benteng digunakan oleh TNI tempat ini digunakan sebagai tempat tinggal prajuirit yang telah berkeluarga. Sekarang bangunan ini merupakan tata pameran tetap Ruang Diorama II ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

q. Perumahan Perwira Selatan I

Bangunan ini mempunyai susunan ruang yang terdiri dari teras depan, bangunan utama, dan teras belakang, diperkirakan berfungsi sebagai perumahan perwira. Dengan adanya perubahan teras depan menjadi ruang depan, diperkirakan bangunan mulai dipergunakan sebagai perumahan prajurit atau perwira yang telah berkeluarga, bukan untuk perwira saja. Hal ini diperkirakan terjadi ketika

benteng digunakan oleh TNI. Sekarang difungsikan sebagai Ruang Diorama I (wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

r. Gudang Senjata Ringan dan Barak Prajurit

Bangunan ini semula difungsikan sebagai barak prajurit di lantai atas dan sebagai tempat penyimpanan senjata ringan di lantai bawah. Hal ini dikuatkan dengan letaknya yang berdekatan dengan bangunan (N2) yang berfungsi sebagai gudang senjata berat. Disamping itu juga berdekatan dengan ruang mesiu. Saat ini merupakan Ruang Konservasi, fumigasi dan laboratorium di lantai bawah dan ruang dokumentasi di lantai atas ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

s. Gudang Senjata Berat

Bangunan ini berfungsi sebagai gudang senjata. Sedangkan keberadaan ruang-ruang yang berdekatan diperkirakan mempunyuia fungsi yang berkaitan dengan keberadaan gudang senjata ini, antara lain untuk perkantoran bagian administrasi gudang, perawatan senjata, dan lain-lain. Saat ini dipergunakan sebagai kantor Konservasi ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

t. Anjungan

Semula dibangun mengelilingi benteng bagian dalam sebagai sarana pertahanan.di anjungan ini ditempatkan prajurit dengan senjata tangan dan meriam yang dikonsentrasikan pada sudut anjungan. Tahun 1930, anjungan di sudut timur dibongkar dan dibangun gedung Societet. Tahun 1998 anjungan utara dibongkar dan dibangun terowongan untuk mengakses unit service baru di utara benteng. Selanjutnya anjungan tidak punya arti strategi militer dan

difungsikan sebagai sarana rekreasi dan kebun sayur. Pada saat ini anjungan dimanfaatkan sebagai sarana untuk melihat kawasan nol km kota Yogyakarta dan sekitarnya ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

u. Lapangan

Di antara bangsal-bangsal yang terdapat di dalam komplek Benteng Vredeburg masih terlihat adanya lapangan di dalam komplek Benteng Vredeburg yang relatif luas. Semula lapangan tersebut dimungkinkan untuk tempat persiapan militer, latihan maupun upacara-upacara militer lainnya. Setelah Benteng

Vredeburg beralih fungsi sebagai tangsi militer yang memungkinkan prajurit 46

membawa keluarganya, maka lapangan tersebut berubah sebagai halaman dan tempat bermain ( wawancara Suseno, 14 Juni 2010 ).

Adapun bangunan-bangunan di dalam komplek Benteng Vredeburg tersebut dapat diuraikan dalam denah sebagai berikut :

Keterangan :

Bangunan Kode

Fungsi sekarang Fungsi dahulu

A1 Jembatan dan kolam utama barat Jalan masuk dari arah barat dan parit pertahanan sisi barat

A2 Jembatan dan kolam timur Jalan masuk dari arah timur dan parit pertahanan sisi timur

A3 Kolam selatan Parit pertahanan sisi selatan

B1 Gerbang sebelah barat Bangunan gerbang utama sebelah selatan

B2 Gerbang sebelah timur Bangunan gerbang timur B3 Gerbang sebelah selatan Bangunan gerbang selatan C1 Ruang tamu VIP Bangunan sel tahanan khusus C2 Ruang bimbingan Bangunan kantor administrasi

D Ruang Pameran Tetap ( Realia ) dan Pengenalan

Bangunan barak prajurit barat

E Ruang Pameran Temporer dan Tetap Minirama III

Bangunan barak prajuri utara

F

Ruang Audio Visual (bagian atas) dan Ruang Pokja Teknis (bagian bawah)

Bangunan fasilitas umum (hospital)

G Ruang Auditorium dan Pameran Tetap Minirama III

Bangunan pertemuan / Militaire Societet Hall

H Guest house Pavilion

I Storage Koleksi Gudang Mesiu

J Perpustakaan Gudang perlengkapan non militer / logistik

K1 Storage Koleksi Dapur sebelah utara K2 Storage Koleksi Dapur sebelah selatan L1 Ruang PPPK,gudang,mushola, dan

art shop

Bangunan sel tahanan L2 Ruang gudang Kamar mandi sebelah timur L3 Ruang gudang Kamar mandi sebelah selatan

M1 Ruang pameran tetap minirama II Bangunan perumahan perwira sebelah utara ( I )

M2 Ruang pameran tetap minirama II Bangunan perumahan perwira sebelah utara ( II )

M3 Ruang pameran tetap minirama I Bangunan perumahan perwira sebelah selatan ( I )

M4 Ruang kantor kepala Museum dan Tata Usaha

Bangunan perumahan perwira sebelah selatan ( II )

M5 Kamar mandi

Bangunan kamar mandi dan dapur(bagi penghuni M4) dan kamar mandi umum (selatan)

N1 Ruang perawatan, Fumigasi Gudang senjata ringan dan barak prajurit

N2 Laboratorium Konservasi Gudang senjata berat ( meriam ) O1 Anjungan barat laut Anjungan pertahanan sebelah barat

laut.

O2 Anjungan barat daya Anjungan pertahanan sebelah barat daya

O3 Anjungan tenggara Anjungan pertahanan sebelah tenggara

P Tanah lapang(open space depan gerbang timur)

Bangunan utama(VIP Guest House) Q Bengkel preparasi Bangunan garasi

R Tempat parkir karyawan Bangunan istal (kandang kuda), dapur

S Sumur Bangunan kamar mandi dan tempat sepeda.

Sumber : Arsip Museum Benteng Vredeburg

Dokumen terkait