• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PENUTUP

B. Saran

Museum Benteng Vredeburg dapat ditempuh dengan mudah karena berada di pusat kota Yogyakarta, baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum, antara lain :

(1) Dari bandara

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memilki bandara internasional Adi Sucipto. Dari bandara Adi Sucipto untuk menuju objek Museum Benteng Vredeburg diperlukan waktu sekitar 30 menit (sekitar 15 km) dengan menggunakan taksi dengan biaya sekitar Rp. 40.000,00. Akan tetapi lebih baik memilih taksi resmi bandara (taxi service) karena dapat mengetahui kepastian biaya sebelum menggunakan jasa taksi tersebut. Sedangkan untuk trasnportasi dari bandara yang menggunakan bus, dapat memilih bus jurusan Jogja-Solo turun Janti, kemudian pilih bus jalur 10 menuju Benteng Vredeburg . Waktu tempuhnya sekitar 45 menit. ( Observasi, 13 Juni 2010 )

(2) Dari Stasiun

Ada banyak sarana transportasi yang siap mengantar wisatawan menuju ke Museum Benteng Vredeburg. Hanya sekitar 5 menit dari stasiun Tugu (sekitar 3 km) dengan menggunakan becak maupun andong. Selain itu jalan kaki adalah pilihan yang tepat karena selain dekat, kita juga dapat menikmati suasana Malioboro yang eksotis. ( Observasi, 13 Juni 2010 )

(3) Dari terminal bus Giwangan

Dibutuhkan waktu sekitar 20 menit (sekitar 10 km) untuk menuju Museum Benteng Vredeburg dari Terminal Giwangan Yogyakarta. Dari terminal kita bisa naik taksi atupun andong dan bus trans jogja trayek 3B. Serta bus kota jalur 4. Akan tetapi perlu hati-hati dengan barang bawaan.( Observasi, 13 Juni 2010 )

c) Papan Petunjuk

Sarana pelengkap berupa papan penunjuk menuju Museum Benteng Vredeburg sudah ada dan terdapat di setiap titik jalan menuju ke objek. Papan penunjuk terbuat dari pelat besi yang terpajang di pinggir jalan sehingga memudahkan bagi para wisatawan yang belum pernah berkunjung ke Yogyakarta ( Observasi, 13 Juni 2010 ).

3. Amenitas

Amenitas merupakan fasilitas pendukung demi kelancaran kegiatan pariwisata dinilai mempunyai kaitan yang erat dengan fasilitas-fasilitas yang ada di objek wisata sehingga akan mempengaruhi kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke suatu objek wisata.

Fasilitas-fasilitas pendukung yang ada di objek wisata Museum Benteng Vredeburg, antara lain :

a) Akomodasi

Letak Museum Benteng Vredeburg sangat startegis yaitu di pusat kota Yogyakarta sehingga banyak dijumpai hotel-hotel disekitar Museum Benteng Vredeburg, antara lain : Hotel Ibis Malioboro (***Jl. Malioboro 52 -58 Yk), Hotel Inna Garuda (****Jl. Malioboro no.18 Yk), Hotel Mutiara (*** Jl. Malioboro 18 Yk), Hotel Mendut (**Jl. Pasar Kembang 49 Yk) ( Observasi, 13 Juni 2010 )

b) Rumah makan atau warung

Rumah makan atau warung yang ada di dalam Museum Benteng Vredeburg ada dua yaitu warung minuman dan snack yang terletak disebelah ruang informasi dan warung makan yang terletak di bagian belakang museum. Kedua warung tersebut dikelola oleh koperasi museum. ( Observasi, 13 Juni 2010 )

c) TIC

TIC (Tourism Information Center) terdapat di bagian depan museum sebelah kiri bergabung dengan ruang bimbingan (Observasi, 13 Juni 2010). d) Jasa Komunikasi

Sistem komunikasi di area Museum Benteng Vredeburg sudah memadai seperti jaringan internet ( hot spot area ), jasa telepon dan tepat diseberang jalan terdapat kantor pos ( Observasi, 13 Juni 2010 ).

e) Penerangan

Fasilitas penerangan di Museum Benteng Vredeburg sudah memadai meskipun di beberapa ruang pameran minirama memang sengaja dibuat redup. ( Observasi, 13 Juni 2010 ).

f) Air bersih

Ketersediaan air bersih di Museum Benteng Vredeburg sudah memadai, khususnya untuk persediaan toilet dan air wudhu. ( Observasi, 13 Juni 2010 ). g) Pos Keamanan

Di Museum Benteng Vredeburg sudah terdapat pos keamanan yang beranggotakan 14 personil. Pos keamanan berada tepat di depan gerbang pintu masuk utama yang berhadapan dengan loket pembelian tiket masuk. ( Observasi, 13 Juni 2010 ).

h) Jasa Pemandu

Museum Benteng Vredeburg menyediakan jasa pemandu yang siap membantu wisatawan untuk memandu dan menerangkan semua hal yang berhubungan dengan Museum Benteng Vredeburg. Jasa pemandu yang dimiliki museum benteng Vredeburg sebanyak 5 orang. Dari lima orang tersebut yang mampu berbahas Inggris dengan lancar sebanyak 3 orang. ( wawancara: Suseno 14 Juni 2010 ).

i) Mushola

Di Museum Benteng Vredeburg telah terdapat mushola yang berdekatan dengan warung minuman. Mushola tersebut terdiri atas dua bagian, yaitu mushola untuk putra dan mushola untuk putri. Di sebelah utara mushola terdapat tempat wudhu. ( Observasi, 13 Juni 2010 ).

j) Toilet

Di Museum Benteng Vredeburg sudah terdapat toilet yang bersih. Toilet tersebut terdiri dari toilet putra dan toilet putri. ( Observasi, 13 Juni 2010 ). k) Perpustakaan

Perpustakaan museum terletak di depan mushola. Koleksi perpustakaan museum terdiri dari 70% buku tentang sejarah perjuangan bangsa dan 30% buku-buku ilmu pengetahuan umum juga disediakan sarana pembelajaran sejarah bagi anak-anak dalam bentuk CD interaktif. ( wawancara: Suseno 14 Juni 2010 ).

l) Ruang Auditorium

Ruang seminar terdapat di lantai atas sebelah timur laut yang mampu menampung audiens kurang lebih 100 orang. Ruangan ini dapat dimanfaatkan sebagai ruang seminar, diskusi, sarasehan, dan lain-lain yang dapat dimanfaatkan masyarakat umum kecuali untuk kepentingan partai. ( wawancara: Suseno 14 Juni 2010 ).

m) Ruang Audio Visual

Terletak di lantai atas gedung sebelah selatan. Gedung ini berkapasitas 100 orang. Ruang tersebut dimanfaatkan untuk pemutaran film, workshop, dan lain-lain oleh masyarakat umum. Fasilitas yang terdapat di ruang tersebut adalah alat audio visual, ruang ber-AC( wawancara: Suseno 14 Juni 2010).

n) Museum Shop

Di Museum Benteng Vredeburg sudah ada museum shop yang menjual berbagai benda-benda khas Museum Benteng Vredeburg antara lain miniature

patung pahlawan, relief pintu gerbang museum, miniature museum, kaos, stiker, dan sebagainya serta museum shop juga menjual benda-benda khas Yogyakarta diantaranya baju batik, topeng batik dan kerajianan silver. ( Observasi, 14 Juni 2010 ).

o) Papan Keterangan Objek

Papan keterangan objek untuk menuju ke Museum Benteng Vredeburg sudah ada dan dapat terbaca jelas. Lokasi Museum Benteng Vredeburg ini juga mudah untuk dituju karena berada tepat di jantung kota Yogyakarta yang mana pintu gerbangnya terlihat megah dari jalan A. Yani ( Observasi, 13 Juni 2010 ).

4. Aktifitas

Aktifitas merupakan segala kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan maupun penduduk setempat di daerah tujuan wisata. Kegiatan atau aktifitas ini mempengaruhi lama tinggal wisatawan di suatu objek wisata. Berikut aktifitas yang terdapat di Museum Benteng Vredeburg, antara lain :

a) Wisatawan

Pengunjuang dapat melihat dan menikmati benda-benda museum yang terbagi dalam 4 ruang diorama dan ruang pameran yang terdapat di lantai dua. Ketika peneliti melakukan observasi lapangan, ruang pameran sedang digunakan untuk pameran Perjuangan Yogyakarya tahun 1945-1949.

Wisatawan yang datang berkunjung ke Museum Benteng Vredeburg sangat beragam dari kalangan pelajar mulai TK sampai dengan mahasiswa yang kebanyakan datang rombongan dalam rangka kunjungan wisata sekolah.

Wisatawan mancanegara juga cukup banyak yang berkunjung di objek ini. ( Observasi, 13 Juni 2010 ).

Wisatawan yang datang di museum ini dapat belajar berbagai hal mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan juga dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air setelah banyak mengetahui bagaimana sulitnya para pahlawan dalam mencapai kemerdekaanb Bangsa Indonesia sekarang ini.

b) Penduduk

Penduduk setempat juga merupakan faktor penting dalam industri pariwisata karena penduduk memiliki peran utama dalam melayani dan memperlakukan wisatawan selama berada di objek wisata. Penduduk setempat menyambut baik atas didirikannya Museum Benteng Vredeburg, selain berguna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi wisatawan dan masyarakat sendiri juga dapat meningkatkan pendapatan sebagai karyawan maupun pengelola Museum Benteng Vredeburg, selain itu penduduk sekitar juga banyak yang berjualan di sekitar Museum Benteng Vredeburg. ( Observasi, 13 Juni 2010 ).

Museum merupakan sarana pelestari warisan seni budaya bangsa dan jendela budaya bangsa. Museum Benteng Vredeburg turut berperan dalam pengembangan sejarah dan budaya melalui kegiatan penelitian dan pengkajian sejarah perjuangan, lomba, ceramah, loka karya, workshop, pentas seni, baik diselenggarakan sendiri, kerjasama institusi terkait, maupun memfasilitasi masyarakat melalui sarana dan prasarana museum.

Museum merupakan tempat pelestarian seni budaya, yang dapat dilihat dari berbagai kegiatan antara lain penyelamatan benda-benda bernilai sejarah dan budaya,

serta perawatan benda bernilai sejarah agar dapat dinikmati oleh masyarakat luas dan generasi penerus bangsa. ( wawancara : M. Rosyd Ridlo, 14 Juni 2010

B. Pengelolaan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor : KM 48/OT.001/MKP/2003 tanggal 5 Desember 2003 Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta mempunyai kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi yaitu sebagai museum khusus merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berkedudukan di lingkungan Kementerian dan Kebudayaan Deputi Bidang Sejarah dan Purbakala. Sumber dana untuk berbagai keperluan museum diperoleh dari pemerintah pusat dan juga diperoleh dana tambahan dari penjualan tiket masuk museum untuk wisatawan domestik Rp 2.500,- dan wisatawan mancanegara Rp. 10.000,- dan juga dari biaya penyewaan gedung.

Struktur Museum Benteng Vredeburg terdiri dari : 1. Kepala Museum

2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Di bawah Kepala Sub Bagian Tata Usaha, terdapat koordinator urusan antara lain : a. Koordinator Urusan Keuangan, yang membawahi lima orang prsonil.

b. Koordinator Urusan Kepegawaian, yang membawahi dua orang personil.

c. Koordinator Urusan Perlengkapan dan Rumah Tangga, yang membawahi tujuh orang personil.

d. Koordinator Urusan Keamanan, yang membawahi empat belas orang personil. 3. Kelompok Kerja yang diketuai seorang ketua Kelompok Kerja. Dalam hal ini dapat

dijabarkan meliputi :

a. Ketua Kelompok Kerja Pengkajian dan Pemeliharaan.

Di bawah Ketua Kelompok Kerja Pengkajian dan Pemeliharaan terdapat tiga orang koordinator, yaitu :

1) Koordinator Pengkajian, membawahi lima orang personil 2) Koodianator Pemeliharaan, membawahi lima orang personil

3) Koodianator Dokumentasi dan Perpustakaan, membawahi empat orang personil

b. Ketua Kelompok Kerja Penyajian dan Publikasi

Di bawah Ketua Kelompok Kerja Penyajian dan Publikasi terdapat tiga orang koordinator, yaitu

1) Koodinator Bimbingan Edukasi, membawahi lima orang personil 2) Koodinator Penyajian, membawahi lima orang personil

3) Koodinator Humas, membawahi dua orang personil

C. Program-Program Kerja di Museum Benteng Vredeburg dalam Meningkatkan Wisatawan

Pada saat ini secara perlahan namun pasti keberadaan museum sudah mendapatkan perhatian di kalangan masyarakat luas. Hal ini merupakan titik terang bagi pengelola museum untuk senantiasa menyajikan, memamerkan, mengkomunikasikan, mempublikasikan mengenai eksistensi museum kepada masyarakat.

Ada banyak hal yang dapat dilakukan oleh kalangan pengelola/petugas Museum Benteng Vredeburg agar museum dapat dikenal dan diketahui oleh masyarakat, misalnya melalui publikasi. Cara publikasi di Museum Benteng Vredeburg dapat dilakukan dengan cara menyebarkan liflet, buku panduan-panduan ke sekolah-sekolah,

promosi melalui internet, media cetak ( Harian Bernas, Kedaulatan Rakyat, Merapi, Harian Jogja ), promosi melalui media elektonik ( TVRI Yogyakarta, Jogja TV ), selain itu Museum Benteng Vredeburg juga mengadakan berbagai program-program yang bertujuan untuk mengenalkan museum kepada masyarakat luas agar tertarik mengunjungi museum, antara lain :

1. Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta Masuk Sekolah

Selama ini perhatian museum kepada pelajar di Daerah Istimewa Yogyakarta masih belum optimal dan perlu ditingkatkan lagi, terutama bagi pelajar yang berada di daerah yang jauh dari kota ataupun museum. Mereka belum atau sedikit mengenal museum karena kendala geografis, juga disebabkan karena museum bukan tujuan wisata favorit. Kondisi pelajar yang demikian maka perlu pihak museum yang aktif mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di daerah yang jauh dari perkotaan dan memperkenalkan mereka tentang arti penting museum. Kegiatan yang diawali tahun 2006 ini bekerjasama dengan Dinas Pendidikan. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tahun 2006 kegiatan museum masuk sekolah diselenggarakan di aula Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten Kunung Kidul tahun 2007 bertempat di Monumen Radio PC 2 Playen Gunung Kidul, tahun 2008 diselenggarakan di Aula Dinas Pendidikan dan Olah raga Gunung Kidul, tahun 2009 di Kantor Cabang Pendidikan Karang Mojo Gunung Kidul. Tahun 2010 kegiatan museum masuk sekolah baru akan dilaksanakan pada bulan Oktober yang akan datang. Kegiatan museum masuk sekolah untuk tahun anggaran 2006-2010 difokuskan di daerah Gunung Kidul karena daerah ini secara geografis dianggap jauh dari pusat kota.

Materi yang disajikan antara lain seminar yang menghadirkan pembicara-pembicara yang mengangkat tema seputar sejarah dan budaya, dalam kegiatan ini merupakan materi pancingan agar anak-anak menjadi tertarik dan pada akhirnya datang mengunjungi museum. Kegiatan museum masuk sekolah ini berlangsung selama tiga hari di masing-masing Kabupaten (wawancara: Suseno, 03 Juli 2010)

2. Travel Dialog

Program kegiatan travel dialog adalah kegiatan promosi yang dilakukan di luar wilayah. Kegiatan yang dimulai pada tahun 2008 yang biasanya pada bulan Juni ini merupakan kerjasama antara pemerintah dalam hal ini melalui Dinas Pariwisata di seluruh Kota dan Kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta UPT Departemen Kebudayaan dan Pariwisata serta pelaku bisnis pariwisata yang ditujukan untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan memperlama kunjungan dengan pilihan destinasi wisata yang menarik dan unik.

Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai salah satu sarana mempromosikan Museum Benteng Vredeburg sebagai salah satu Objek Tujuan Wisata (OTW) kepada pelaku bisnis wisata, calon mahasiswa, sekolah-sekolah agar Biro Perjalanan Wisata dan wisatawan mengenal dan menjadikannya museum sebagai sebagai salah satu paket tujuan wisatanya. Tujuan yang ingin dicapai adalah agar Biro Perjalanan Wisata mengenal lebih baik tentang koleksi, fasilitas-fasilitas yang ada di Museum Benteng Vredeburg termasuk keletakannya diantara objek-objek wisata lain di pusat kota Yogyakarta. Kegiatan ini telah diselenggarakan di Propinsi Jawa Timur pada tahun 2008 yaitu Kabupaten Situbondo dan Kabupaten lumajang serta tahun 2009 di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. (wawancara: Suseno, 03 Juli 2010)

3. Pameran Keliling

Salah satu peran museum di dalam masyarakat adalah sebagai media yang multi fungsional bagi pelestarian, penyajian, pemanfaatan dan pengembangan budaya. Peran penyajian merupakan peran aktif dari kehidupan budaya di masyarakat. Untuk itulah maka Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta pada tahun anggaran 2009 tepatnya bulan Agustus bekerja sama dengan Museum Ronggowarsito Jawa Tengah mengadakan pameran keliling/temporer di wilayah Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah sebagai upaya untuk mengoptimalkan kegiatan museum sekaligus sebagai sarana untuk penyebarluasan informasi dan promosi museum. (wawancara: Suseno, 03 Juli 2010)

4. Kegiatan Kemah Budaya

Mulai tahun anggaran 2009 setiap bulan Agustus, Museum Benteng Vredeburg menyelenggrakan Kemah Budaya tingkat Penggalang dan Penegak yang dilaksanakan di tengah persiapan memperingati HUT RI. Kemah budaya yang dilaksanakan pada tanggal 10 - 12 Agustus di Museum Benteng Vredeburg diisi dengan berbagai kegiatan seperti kegiatan pramuka, lomba cerita sejarah, pentas seni serta kegiatan-kegiatan yang bertema budaya. Kemah Budaya ini diharapkan dapat mendukung terwujudnya generasi penerus bangsa yang potensial, berkepribadian, kuat, handal, berpegang pada identitas dan jatidirinya. (wawancara: Suseno, 03 Juli 2010)

5. Wisata Sepeda Onthel

Mulai tahun 2008 Museum Benteng Vredeburg menyelenggarakan Wisata Sepeda Onthel. Kegiatan ini diselenggarakan secara rutin setiap seminggu sekali pada hari sabtu dan atau minggu dengan peserta dari kalangan umum.

Wisata sepeda onthel bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap benda sejarah serta mampu menumbuhkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan. (wawancara: Suseno, 03 Juli 2010)

6. Seminar / Ceramah

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan untuk mewujudkan suatu media apresiasi bagi masyarakat tentang aspek sejarah dan budaya bangsa. Sedangkan tujuan dari kegiatan tersebut adalah meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap aspek sejarah dan budaya bangsa melalui kegiatan di museum. Adapun seminar yang telah dilaksanakan bertemakan Historigrafi Pendidikan di Indonesia, Tinjauan Hastoris Sosial Kultural Yogyakarta pada masa pendudukan Jepang, Peranan Pers Pada Masa Revolusi Fisik serta Benteng Vredeburg sebagai Ruang Pubilk yang Harus Dilestarikan. Untuk tahun 2010 diselenggarakan pada bulan Mei seminar atau ceramah mengambil tema Pendidikan Sejarah dan Masa Depan Bangsa. ( wawancara : Suseno 03 Juni 2010 ) 7. Festival Kesenian Yogyakarta

Festival Kesenian Yogyakarta adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Departemen Pariwisata bekerja sama dengan Museum Benteng Vredeburg. Diselenggarakan setiap setahun sekali mulai tahun 2010 diselenggarakan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Festival Kesenian Yogyakarta ini berlangsung selam sebulan penuh dari tanggal 14 Juni – 14 Juli 2010. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memasyarakatkan dan mendekatkan nilai-nilai kesenian kepada masyarakat luas.

Kegiatan ini antara lain diisi dengan berbagai seminar kesenian, workshop,

pameran benda-benda khas Yogyakarta, pentas seni, serta berbagai stand yang ikut menambah semaraknya kegiatan tersebut (wawancara : Suseno, 03 Juli 2010 )

Data Pengunjung Museum Benteng Vredeburg dari Tahun 2006-2009

Dari tabel di atas dapat disimak bahwa secara garis besar terjadi peningkatan arus wisatawan sejak tahun 2006-2009, hal ini dikarenakan program sosialisasi museum yang dikembangkan oleh pihak Museum Benteng Vredeburg berhasil mencapai tujuannya dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke museum juga karena rasa

Jenis Pengunjung Pelajar N o Tahun TK SD SMP SMA Mh

s Wis Nus Wis Man Perpus

Tamu Dinas Lain-lain Jumlah 1 2006 468 3515 6103 3313 1150 4134 571 33 206 32855 52571 2 2007 1457 4657 5719 1955 1325 7652 833 30 318 32214 56461 3 2008 924 4673 6008 2947 864 19215 1597 66 320 32519 68972 4 2009 1764 6497 6614 6120 1498 45124 2762 74 5124 32563 103662

Sumber : Arsip Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

kesadaran akan pentingnya peran museum bagi masyarakat luas dalam pelestarian seni

dan budaya bangsa.

Akan tetapi untuk data pengunjung tahun 2006 dan 2008 khususnya pelajar tingkat TK mengalami penurunan karena menurut pihak Museum hal ini bukan termasuk program sasaran dari Museum Benteng Vredeburg. ( wawancara : Suseno, 14 Juni 2010

Data Pengunjung Museum Benteng Vredeburg dari Januari-Mei 2010

Dari tabel pengunjung Museum Benteng Vredeburg tahun 2010 di atas, dapat dilihat jumlah wisatawan sedikit banyak dipengaruhi oleh kalender pendidikan. Pada bulan Januari lebih banyak daripada bulan Februari dan Maret dikarenakan pada bulan Januari berlangsung liburan Natal dan Tahun Baru. Sedangkan pada bulan April dan Mei jumlah wisatawan yang berkunjung juga cukup banyak dikarenakan pada bulan-bulan tersebut berlangsung liburan sekolah.

Jenis Pengunjung Pelajar N o Bulan TK SD SMP SMA Mh

s Wis Nus Wis Man Perpus PKL

Tamu Dinas Lain -lain Jumlah 1 Januari 20 456 848 386 692 9124 156 33 11 13 600 12339 2 Februari 817 1227 278 200 64 6011 193 30 5 30 675 9530 3 Maret 70 20 834 1389 212 6082 218 66 7 164 413 9475 4 April 505 508 1634 1295 280 7535 293 74 7 5 548 12682 5 Mei 174 795 550 81 241 10113 265 52 - 182 225 12678

Sumber : Arsip Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Namun untuk bulan Februari dan Maret, wisatawan yang berkunjung di Museum Benteng Vredeburg mengalami penurunan dikarenakan bertepatan dengan hari masuk sekolah ( wawancara : Suseno, 14 Juni 2010 )

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin MM. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Pustaka Setia Baparda DIY. 2007. Petunjuk Wisata Jogja.

Barahmus DIY. 2001.P eran Museum bagi Kesinambungan Budaya.

Depdikbud. 1994. Dampak Pengembangan Pariwisata terhadap Kehidupan Sosial Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.

James Spillane. 1994. Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa Kebudayaan. Yogyakarta : Kanisius

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : PT Rineka Cipta M.A. Desky. 1999. Manajemen Perjalanan Wisata. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa Nyoman S. Pendit. 2002. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT.

Pradnya Paramitha.

Oka A. Yoeti. 1996. P engantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa

R.S. Damardjati. 2001. Istilah – Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramitha.

Saifuddin Azwar, MA. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Tontje Tnunay. 1991. Yogyakarta Potensi Wisata. Klaten : CV Sahabat

http://www.Tugu Jogja, Landmark Kota Jogja yang Paling Terkenal.htm ( diakses tanggal 11 Mei 2010 pukul 13.18 WIB )

Dokumen terkait