• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komplikasi Kontrasepsi AKDR

Dalam dokumen FAKTOR faktor yang mempengaruhi terjadinya (Halaman 39-43)

TINJAUAN PUSTAKA

G. Komplikasi Kontrasepsi AKDR

Komplikasi yang bisa terjadi pada pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim antara lain sebagai berikut:

a. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.

b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.

c. Perforasi diniding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar). d. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.

f. Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR.

g. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan

AKDR.

h. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi setelah pemasangan. Biasanya menghilang dalam 1 hari.

i. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri.

j. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (srering terjadi apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan).

k. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagai perempuan tidak mau melakukan ini.(Arum, 2009 : 155).

H. Perilaku Kesehatan

Menurut Skinner yang dikutip oleh Notoatmodjo, 2010: 23, perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulasi atau objek yang berhubungan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan dan minum serta lingkungan.

Teori Green menganalisis bahwa faktor perilaku ditentukan oleh tiga faktor kecenderungan antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai, tradisi dan lain-lain :

1. Perilaku

Menurut Notoatmodjo 2010: 20, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas manusia baik yang diamati maupun tidak. Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses : Stimulus-Organisme-Respon, sehingga teori Skiner ini disebut teori “S-O-R”.

Ada 2 jenis respon :

a. Respon respons atau refleksif yaitu respon yang timbul oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli karena

menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

b. Operant respon atau instrumen respon yaitu respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang lain.

I. Pengetahuan 1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010: 27).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

b. Memahami (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

3. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Wawan, 2010: 18, pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1 Tinggi : Hasil presentase ≥ 76%

0 Rendah : Hasil presentase < 76%

J. Sikap

1. Pengertian

Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya) sikap itu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam merespon stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain (Notoatmodjo, 2010: 29).

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi tertutup.

2. Komponen Sikap

Menurut Alport (1945) dalam Notoatmodjo, 2010: 29, menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yakni :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional dan evaluasi emosional terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (Total Attitude) yang dalam hal ini pengetahuan berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespons.

d. Bertanggung Jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinan, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain.

Salah satu problem metodologi dasar dalam psikologisosial adalah

bagaimana mengukur sikap seseorang. Salah satunya skala likert (1932)

mengajukan metodenya sebagai alternatif yang lebih sederhana dibandingkan

dengan skala Thurstone. Likert menggunakan teknik konstruksi test yang lain

(Wawan, 2010: 38).

Skala ini dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala atau masalah yang ada di masyarakat atau dialaminya. Skala yang terdiri dari 4 poin (Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju,

Sangat Tidak Setuju). Semua aitem yang favorable kemudian diubah nilainya

dalam angka, yaitu untuk Sangat Setuju nilainya 4 sedangkan untuk Sangat

Tidak Setuju nilainya 1. Sebaliknya, untuk nilai aitem yang unfavorable nilai skala

Sangat Setuju adalah 1 sedangkan untuk yang Sangat Tidak Setuju nilainya 4 (Aziz, 2007: 102).

K. Kerangka Teori

Dalam Nesi, 2011: 76, Perilaku kesehatan dibagi menjadi tiga faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang untuk berperilaku sehat dalam masyarakat dan memperoleh derajat kesehatan yang optimal khususnya pada persiapan menyusui yang berhubungan dengan keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif terhadap bayinya. Menurut Teori Lawrence Green (1980), faktor-faktor yang menentukan perilaku sehingga menimbulkan perilaku yang positif adalah sebagai berikut :

1. Faktor Predisposisi (predisposing factors)

2. Faktor Pemungkin atau Pendukung (enabling factors) 3. Faktor Penguat (reinforcing factors)

Dalam dokumen FAKTOR faktor yang mempengaruhi terjadinya (Halaman 39-43)

Dokumen terkait