• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

2.7 Komplikasi Setelah Pemberian Anestesi

2.7.1 Komplikasi Lokal

Komplikasi lokal terdiri dari kegagalan untuk mendapatkan efek anestesi, sakit selama dan setelah penyuntikan, pembentukan haematoma pada daerah penyuntikan, kepucatan, trismus, paralisa wajah, patahnya jarum, infeksi, trauma pada bibir, gangguan visual, parastesi.

1. Kegagalan untuk mendapat efek anastesi.

Insidens ini cenderung makin berkurang dengan makin terampil dan makin berpengalamannya dokter gigi, namun kegagalan ini merupakan masalah selama pemakaian anestesi lokal.1

Kegagalan untuk mendapat efek anestesi dapat dihindari karena hal ini sering kali disebabkan oleh teknik yang salah, sehingga menyebabkan jumlah larutan anestesi lokal yang didepositkan di dekat saraf terlalu sedikit atau menyebabkan larutan anestesi terdeposit di pembuluh darah. Pada kasus seperti ini, anestesi biasanya dapat diperoleh dengan mengulang suntikan setelah memeriksa landmark anatomi dan setelah meninjau ulang teknik suntikan yang digunakan.1

Kegagalan untuk mendapat efek anastesi juga disebabkan karena penggunaan larutan yang sudah kadaluarsa. Oleh karena itu, dokter gigi harus terlebih dahulu memastikan bahwa stok kartrid anastesi belum kedaluwarsa dan menggunakannya dengan benar.1 Kegagalan anestesia pada injeksi mandibular dapat disebabkan karena: (1) injeksi terlalu rendah sehingga terletak di bawah lingula mandibula, (2)

terlalu dalam yaitu masuk ke glandula parotis, (3) terlalu superficial (masuk ke spatium pterygomandibularis), (4) terlalu tinggi (mencapai collum mandibulae), (5) terlalu jauh ke lingual (ke dalam m. Pterygoideus medialis).22

2. Sakit selama dan setelah penyuntikan.

Tajamnya jarum merupakan faktor penting dan karena itulah, perlu dipastikan bahwa dokter gigi hanya menggunakan jarum disposable berkualitas tinggi yang dipasarkan oleh industri farmasi yang sudah ternama. Bila jaringan tegang dan ujung yang tajam dari jarum diinsersikan tegak lurus terhadap mukosa, penetrasi dapat terjadi segera. Tindakan lain yang dapat memperkecil rasa tidak enak meliputi menghangatkan larutan dan menyuntikkannya perlahan-lahan.1

Sakit dapat ditimbulkan dari penyuntikan larutan nonisotonik atau larutan yang sudah terkontaminasi. Pengunaan kartrid yang tepat akan dapat meniadakan kemungkinan ini. Pemberian suntikan blok gigi inferior kadang-kadang menyebabkan pasien mengalami sakit neuralgia yang hebat pada jaringan yang disuplai oleh saraf tersebut. Simtom ini merupakan indikator bahwa jarum sudah menembus selubung saraf dan harus segera ditarik keluar. Bila dokter gigi tetap bersikeras untuk mendepositkan larutan anastesi pada situasi seperti ini, akan terjadi gangguan sensasi labial yang berlangsung cukup lama. Digunakannya tekanan yang cukup besar untuk mendepositkan larutan pada jaringan resisten juga akan menimbulkan rasa sakit, dan karena itu harus dihindari sebisa mungkin.1,20,23

3. Pembentukan haematoma pada daerah penyuntikan.

Karena jaringan lunak rongga mulut mempunyai cukup banyak pembuluh vaskular maka tidak jarang ujung jarum suntik secara tak disengaja menembus pembuluh darah. Berbagai penelitian yang menggunakan teknik aspirasi menyatakan bahwa insidens kekeliruan ini bervariasi antara 2-11%. Kesalahan ini paling sering terjadi bila digunakan blok gigi superior posterior. Hal ini umumnya disebabkan oleh struktur dan posisi pleksus venosusu pterigoid yang bervariasi, atau kadang-kadang pembuluh dapat terjebak di antara tulang dan tertusuk jarum selama penyuntikan blok gigi inferior atau infraorbital.1,20,21

Kesalahan ini umumnya akan menimbulkan perdarahan jaringan dengan disertai pembentukan haematoma dan merupakan predisposing dari resiko suntikan intravaskular. Perdarahan dari pleksus venosus pterigoid akan menimbulkan pembengkakan yang dramatik dan berlangsung cepat pada pipi diikuti dengan perubahan warna kulit di atas daerah tersebut karena pecahnya pigmen-pigmen darah yang berlangsung dalam waktu 24-48 jam.1

Perdarahan dari pleksus venosus infraorbital juga akan menimbulkan konsekuen serupa dan mata sembab. Pasien harus diberi tahu bahwa perdarahan akan terhenti secara spontan, pembengkakan biasanya akan mengecil dalam waktu 24-48 jam, dan perubahan warna juga akan hilang. Banyak pasien yang merasa tidak enak akibat efek iritasi yang mengenai daerah di ruang jaringan dan karena itu, efek ini harus diberitahukan terlebih dahulu. Perdarahan ke ruang pterigo-mandibula karena suntikan gigi inferior biasanya tidak segera terjadi dan pasien sering kali datang kembali ke dokter gigi setelah 1-2 hari dengan keluhan trismus.1

Bila dokter gigi menganggap bahwa haematoma kemungkinan akan terinfeksi, ia harus segera memberikan terapi antibiotik tanpa melihat letak daerah beku darah, apakah vaskular atau tidak, tanpa mempertimbangkan bekuan nidus ideal untuk proliferasi bakteri. Pasien juga diminta datang kembali dalam waktu 24 jam bila perlu.1,23

4. Kepucatan.

Kepucatan daerah penyuntikan atau daerah lain dapat disebabkan oleh kombinasi meningkatnya tegangan jaringan akibat deposisi cairan dan efek lokal dari vasokonstriktor. Kepucatan pada daerah yang jauh dari daerah suntikan mungkin disebabkan karena suntikan intravaskular atau terganggunya suplai pembuluh darah dari saraf autonom.Untuk situasi ini hanya diperlukan tindakan menenangkan pasien saja. Teknik penyuntikan yang cermat termasuk melakukan aspirasi sebelum deposisi larutan akan dapat mengurangi insidens komplikasi ini.1,16

5. Trismus

Trismus dapat didefinisikan sebagai kesulitan membuka rahang karena kejang otot. Trismus dapat disebabkan oleh penyuntikan pada otot pterigoid medial, di mana

kerusakan pembuluh darah akan menimbulkan haematoma atau infeksi. Trismus terjadi beberapa saat setelah penyuntikan dan setelah prosedur perawatan gigi selesai dilakukan. Trismus yang disebabkan oleh infeksi, pasien umumnya akan menderita demam dan mengeluh tentang rasa sakit serta rasa tidak sehat. Pada situasi seperti ini, nanah yang terbentuk harus didrainasi dan harus diberikan terapi antibiotik.

Bila infeksi sudah terkontrol, simtom trismus dapat dihilangkan dengan menggunakan larutan kumur salin hangat dan diatermi gelombang pendek.1,16,23

6. Paralisa wajah

Paralisa otot-otot wajah pada salah satu sisi adalah komplikasi yang jarang terjadi dari suntikan blok gigi inferior dan dapat bersifat sebagian atau menyeluruh tergantung pada cabang saraf yang terkena.Komplikasi ini timbul bila ujung jarum diinsersikan terlalu jauh ke belakang dan terlalu di belakang ramus asendens. Larutan dideponirkan pada substansi glandula parotid serta menganestesi cabang-cabang saraf wajah sehingga menimbulkan paralisa otot yang disuplainya. Pasien dengan keadaan yang mengejutkan dan menakutkan ini harus ditenangkan dan diberi tahu bahwa fungsi normal dan penampilan wajah akan kembali segera setelah efek agen anestesi lokal hilang.1,21,23

Gambar (1) Usaha tersenyum hanya menimbulkan efek unilateral karena paralisa otot-otot wajah. (2) tiga jam kemudian, terlihat bahwa penampilan

7. Gangguan sensasi yang berlangsung lama

Gangguan sensasi yang berlangsung lama setelah penyuntikan anastesi lokal umumnya disebabkan oleh kerusakan saraf. Kerusakan ini dapat terjadi akibat trauma langsung dari bevel jarum atau penyuntikan larutan yang sudah terkontaminasi oleh substansi neurotoksik seperti alkohol.Perdarahan dan infeksi di dekat saraf juga dapat menimbulkan gangguan sensasi yang berlangsung lama. Operasi atau infeksi yang terjadi pada molar bawah dan akar premolar kadang-kadang menimbulkan gangguan sensasi bibir bawah.1,23

8. Patahnya jarum

Sejak diperkenalkan jarum suntik stainless steel berkualitas tinggi, disposabel dan steril. Komplikasi patahnya jarum makin berkurang, namun hal ini tidak dapat dihindari. Beberapa dokter gigi terbiasa merendam jarum hipodermik yang kecil dalam larutan desinfektan kimia. Tindakan ini tidak hanya gagal memberikan efek sterilisasi, tetapi bahkan dapat mengkorosi logam dan menyebabkan jarum mudah patah bila digunakan.1,20

Jarum harus dijaga agar tetap lurus ketika diinsersikan melalui jaringan. Bila ada resistensi jaringan yang kuat, jarum jangan dipaksa masuk ke jaringan dan arah insersi jarum jangan sekali-kali dirubah sebelum jarum terlebih dahulu dikeluarkan dari jaringan. Dengan cara ini jarum tidak akan menjadi bengkok. Walaupun demikian, jika ternyata jarum menjadi bengkok, maka jarum yang bengkok harus dibuang karena usaha meluruskan jarum dapat menyebabkan jarum rapuh dan dapat meningkatkan resiko patahnya jarum selama insersi berikutnya.1,16

Jarum biasanya patah pada daerah hub. Maka jangan diinsersikan seluruhnya ke jaringan, harus disisakan 5 mm dari seluruh panjang jarum agar tetap menonjol keluar dari permukaan mukosa. Bila fraktur terjadi, jaringan harus tetap ditekan ketika ujung jarum yang terletak di luar jaringan ditarik dengan bantuan tang atau forsep arteri dan ketika fragmen fraktur dikeluarkan.1,20,21

9. Infeksi

Infeksi adalah komplikasi sewaktu penyuntikan yang sering terjadi dan biasanya disebabkan oleh masuknya organisme (bakteri) dalam jaringan pada saat pemberian

anestesi lokal. Pemakaian peralatan yang sudah disterilkan dan teknik aseptik umumnya dapat menghilangkan kemungkinan tersebut.1,16,20,21

10. Trauma pada bibir

Pasien yang mendapat suntikan blok gigi inferior perlu diingatkan agar tidak menggigit-gigit bagian bibir yang di anestesi, karena dapat menimbulkan ulser yang sangat nyeri. Walaupun sudah diperingatkan, komplikasi tetap dapat terjadi namun untungnya lesi seperti ini dapat pulih dengan cepat dengan sedikit meninggalkan jaringan parut.1,23

12. Gangguan visual

Gangguan ini dapat berupa penglihatan ganda atau penglihatan yang buram dan bahkan kebutaan sementara. Fenomena ini sulit dijelaskan namun diperkirakan keadaan ini disebabkan oleh kejang vaskular atau suntikan intra-arterial yang tak disengaja sehingga terjadi distribusi vaskular normal. Pada kasus seperti ini pasien perlu diberitahu bahwa penglihatan akan normal kembali setelah 30 menit.1 Beberapa suntikan maksilaris dapat menyebabkan larutan terdeposit ke orbita sehingga menganestesi otot otoris mata. Gangguan penglihatan yang terjadi akan kembali normal bila larutan sudah terdispersi biasanya membutuhkan waktu 3 jam.1,23

13. Parastesis

Parastesis merupakan keadaan dimana bertahannya efek anestesi pada jangka waktu yang lama setelah penyuntikan anestesi lokal. Hal ini terjadi karena adanya trauma pada saraf yang terkena bevel jarum pada saat penyuntikan. Pasien pada keadaan ini akan melaporkan mati rasa setelah penyuntikan anestesi lokal untuk beberapa jam lamanya.16,21

Gejala parastesis berangsur-angsur reda dan penyembuhan biasanya sempurna, apabila menetap maka tentukan derajat dan luas parastesis. Hal ini dilakukan dengan tusukkan jarum dan sentuhan gulungan kapas pada kulit, namun mata pasien harus dalam keadaan tertutup untuk menghindari sensasi palsu. Daerah yang terkena dicatat dan pasien diminta datang kembali secara berkala sehingga kecepatan dan derajat pemulihan sensasi dapat ditentukan. Berikan obat-obatan dan lakukan termoterapi

pada pasien, biasanya pemulihan akan terlihat setelah tiga bulan. Bila pemulihan tidak terjadi, maka rujuk pasien ke dokter spesialis bedah mulut atau saraf.16

Dokumen terkait