Stadium 3 ARV Terapi & profilaksis
2.4.8 Komplikasi pemberian ARV pada kehamilan
Komplikasi pemberian ARV pada kehamilan dapat memberikan efek pada ibu maupun pada bayi yang dikandung. Komplikasi yang dapat muncul pada ibu :2,32,33
- Efek samping tersering dari AZT dan kombinasi AZR & 3TC adalah mual , sakit kepala, mialgia, terkadang insomnia dan akan berkurang jika tetap diberikan.
- Efek toksik yang berbahaya namun jarang terjadi adalah asidosis laktat, hepatic steatosis, pancreatitis, toksistas mitokondria.
- Efek Samping NVP adalah ruam kulit sampai dengan sindroma Steven Johnson dan hepatotoksik.
- NVP yang diberikan pada CD4 ≥ 250/mm3
akan meningkatkan risiko hepatotoksik 10 kali lipat daripada kadar CD4 yang lebih rendah.
- Efek samping EFV adalah gangguan mood,insomnia, dan perubahan mental.
Sedangkan komplikasi yang dapat muncul pada bayi pada saat ini masih merupakan perdebatan, apakah peyebab dari komplikasi yang muncul adalah akibat dari obat-obatan ARV ataukah dari perjalanan infeksi HIV selama kehamilan. Komplikasi yang dapat muncul antara lain:2,35
36
- Penggunaan EFV pada trimester pertama menyebabkan kelainan pada neural tube, angka
kejadiannya diperkirakan sebesar 2-3%.
- Kelahiran preterm dan berat bayi lahir rendah terutama pada penggunaan golongan protease inhibitor.
- Toksisitas mitokondria jarang terjadi
- Kelainan hematologis seperti transient anemia sering terjadi dan biasanya akan menghilang pada saat usia 3-6 bulan. Terkadang dapat pula dijumpai kelainan pada netrofil dan hitung jumlah limfosit.
- Kelainan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi diduga bersifat transient sedangkan
37
BAB III RINGKASAN
Angka kejadian HIV/AIDS di Indonesia terus meningkat dan telah terjadi fenomena gunung es, jumlah penderita yang ada lebih banyak daripada yang dilaporkan. Proporsi penderita HIV antara wanita dan pria adalah 1:1. Pada tahun 2008 didapatkan 15,7 juta wanita yang terinfeksi HIV sedangkan sebanyak 2,1 juta anak-anak berusia kurang dari 15 tahun telah terinfeksi HIV. Penularan HIV sendiri dapat melalui berbagai cara, antara lain melalui cairan genital (sperma dan lendir vagina), darah, dan transmisi dari ibu ke bayi.
Penyebab dari infeksi HIV pada anak adalah 90% berasal dari penularan dari ibu sedangkan 10 % sisanya berasal dari proses tranfusi darah. Pada saat ini, target global dari WHO di bidang HIV adalah eliminasi dari penularan infeksi baru HIV pada anak dan mempertahankan keselamatan ibu pada tahun 2015.
Transmisi maternal paling besar terjadi pada masa perinatal. Pada penelitian yang dilakukan di Rwanda dan Zaire, proporsi dari penularan ibu yang terinfeksi kepada bayinya adalah 23-30% pada masa kehamilan, 50-65% pada saat melahirkan, dan 12-20% pada saat ibu menyusui bayinya. Akan tetapi angka transmisi ini dapat diturunkan sampai dengan kurang dari 5% dengan upaya-upaya intervensi dari PMTCT (Prevention Mother to Child Transmission). Intervensi yang dilakukan dari PMTCT ada 4 konsep dasar, yaitu mengurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif, menurunkan viral load dari ibu hamil yang terinfeksi HIV, meminimalkan paparan janin terhadap darah dan cairan tubuh ibu, serta optimalisasi kesehatan ibu dengan HIV positif.
Salah satu upaya intervensi pencegahan penularan infeksi HIV dari ibu ke bayi adalah pemberian terapi ARV (Anti Retro Viral). Pemberian terapi ARV ini sendiri memiliki tujuan untuk memaksimalkan penekanan replikasi virus, menurunkan hambatan penurunan daya tahan tubuh, serta meningkatkan kembali fungsi daya tahan tubuh. Upaya inervensi pencegahan dengan cara pemberian ARV yang tepat merupakan cara yang paling efektif.
Pemberian ARV sebagai upaya pencegahan penularan infesi HIV dari ibu ke bayi mengacu pada acuan yang direkomendasi oleh WHO. Secara umum pemberian ARV ini dapat dibagi menjadi 2 golongan, yakni yang pertama ARV sebagai terapi bagi ibu dan pencegahan
38
penularan serta yang kedua ARV sebagai profilaksis saja. Sebelum ARV diberikan, harus dilakukan pemeriksaan secara holistik kepada penderita baik secara klinis maupun laboratoris.
Pemberian ARV sebagai upaya pencegahan penularan infeksi HIV dari ibu ke bayi tidak hanya diberikan bagi ibu saja, namun juga diberikan pada bayinya. Pemberian ARV dilakukan pada saat kehamilan, proses persalinan, maupun pada saat postpartum. Selama dilakukan pemberian terapi ARV, kesehatan ibu maupun janin yang dikandung harus selalu dipantau dengan baik dan menyeluruh.
Sampai saat ini masih banyak obat-obatan ARV yang masih dalam uji klinis. Komplikasi pemberian ARV saat kehamilan dapat terjadi pada ibu maupun pada bayi. Komplikasi pada ibu yang sering terjadi adalah reaksi hipersensitivitas dan kerusakan pada ginjal maupun liver. Sedangkan komplikasi pada bayi masih merupakan perdebatan apakah obat-obatan ARV atau efek perjalanan penyakit HIV pada ibu yang menjadi penyebab kelainan yang muncul.
Diharapkan dengan penangan yang tepat pada wanita dan wanita hamil dengan HIV, penularan infeksi HIV dari ibu ke bayi dapat ditekan sampai semaksimal mungkin. Target global WHO untuk mengeliminasi infeksi HIV dan AIDS dapat terlaksana menuju generasi baru yang bebas HIV dan AIDS.
39
Gambar 3.1 Alogaritma pemberian ARV untuk PMTCT.3
Status HIV
HIV dalam Terapi ARV HIV positif HIV negatif
Lanjutkan ARV Kriteria Eligibilitas
ARV profilaksis Pemberian ART -AZT + 3TC + NVP -TDF + 3TC (FTC) + NVP -AZT + 3TC + EFV -TDF + 3TC (FTC + EFV Pilihan A : AZT mulai usia kehamilan 14 mgg Pilihan B : Triple ARV profilaksis mulai usia kehamilan 14 mgg
Lanjutkan ART Single dose NVP + AZT
+ 3TC sehari 2 kali
Lanjutkan triple ARV
Ibu : lanjutkan terapi ARV
Bayi : NVP sehari sekali atau AZT sehari 2kali dari lahir sampai usia 4-6 minggu
Pemberian ASI : Ibu : lanjutkan AZT + 3TC selama 1 minggu Bayi : NVP sehari sekali sampai 1 minggu setelah ASI dihentikan atau jika ASI berhenti sebelum 6 minggu diberikan sampai usia 4-6 minggu
Pemberian ASI : Ibu : lanjutkan triple ARV profilaksis sampai 1 minggu setelah akhir menyusui
Bayi : NVP sehari sekali atau AZT sehari 2kali dari lahir sampai usia 4-6 minggu
Pemberian PASI : Ibu : : lanjutkan AZT + 3TC selama 1 minggu Bayi : NVP sehari sekali atau AZT sehari 2 kali dari lahir sampai usia 4-6 minggu
Pemberian PASI : Ibu : -
Bayi : NVP sehari sekali atau AZT sehari 2kali dari lahir sampai usia 4-6 minggu
A
N
T
E
N
A
T
A
L
P O S T P A R T U M I N P A R T U40