• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Komponen-komponen Teknolog

3. Komponen Inforware

tepat waktu dalam melakukan setiap tugas, mematuhi sistem dan kebijakan serta menegakkan peraturan yang berlaku. Karyawan di berbagai negara umumnya tidak biasa bekerja berdasarkan jadwal kerja dari jam ke jam. Penghargaan terhadap waktu cenderung dipengaruhi oleh budaya yang dianutnya. Budaya Barat menilai waktu merupakan sumber daya terbatas, sehingga harus digunakan secara bijaksana. Pandangan terhadap waktu yang demikian menghasilkan sikap tidak sabar atas segala sesuatu yang bersifat penundaan dan mencoba menyesuaikan sedapat mungkin aktivitas dengan waktu yang tersedia (Gibson et al. 1996).

Perangkat informasi tersusun atas unsur-unsur informasi yang berkaitan dengan ketiga komponen lainnya (technoware, humanware, dan orgaware).

Menurut Setyawan dan Kuswati (2006), pengembangan teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap peran manajemen sumberdaya manusia dalam suatu perusahaan dan mentransformasi fungsi administratif menjadi fungsi strategis. Internet dan fasilitas on-line mengakibatkan hubungan antara pusat- pusat bisnis dunia menjadi semakin lancar. Menurut Arthur (1996) diacu dalam Setyawan dan Kuswati (2006), perusahaan berbasis pengetahuan memanfaatkan informasi secara tepat sehingga dapat meningkatkan mutu kinerjanya. Dengan demikian tercipta basis yang kuat untuk menghadapi pesaing. Sulisworo (2009), menyatakan bahwa pemanfaatan sumberdaya untuk proses produksi suatu perusahaan tergantung kepada informasi yang berhasil dikumpulkan oleh perusahaan yang bersangkut an.

Menurut ESCAP (1988) diacu dalam Alkadri et al. (2001), kriteria penilaian Inforware terdiri dari : 1) akses informasi, yaitu seberapa banyak

informasi yang dimiliki dan seberapa banyak yang dimanfaatkan, 2) keterkaitan informasi, yaitu berhubungan sumber-sumber dan para

pengguna suatu sistem informasi; 3) pembaharuan informasi, yaitu bertujuan untuk menjamin validitas informasi dari waktu ke waktu, 4) kemampuan berkomunikasi, yaitu bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan. Menurut Umah dan Wiratmadja (2008), untuk penilaian komponen inforware dapat dilakukan dengan mengukur berdasarkan kriteria penilaian meliputi kemudahan pengulangan informasi, keterkaitan, pembaharuan, dan kemudahan mengkomunikasikan.

a. Akses Informasi

Teknologi informasi diperlukan untuk pengawasan dan perencanaan ke depan. Davis (1998) menyatakan bahwa sub-sistem informasi diperlukan untuk mendukung pengendalian operasional, pengendalian manajemen dan perencanaan strategis. Menurut Lowenberg-DeBoer (1996), industri pertanian berbeda dengan segmen ekonomi lainnya, sehingga untuk mencapai keuntungan optimum bagi perusahaannya membutuhkan metode dan pengetahuan yang dapat membantu menyimpan data yang dikumpulkan dan mengubahnya dalam memperbaiki keputusan manajemen. Menurut Brown (1994), masing-masing perusahaan akan mempunyai informasi sendiri sesuai yang diperlukan, hal ini akan berubah seiring berjalannya waktu. Namun sebagian besar perusahaan agroindustri membutuhkan kepastian tipe-tipe informasi fisik dan finansial dari beberapa sumber.

Menurut Poentarie (2009), informasi dapat diakses dengan cara : 1) bermedia (mediated) yang terdiri dari media cetak (surat kabar, majalah, dan lainnya), media elektronik (radio, televisi), media luar ruang (spanduk, poster, baliho), dan media baru (internet), 2) non media (interpersonal) yakni komunikasi langsung dengan pihak keluarga dan lingkungan yang terdiri atas kawan-kawan dekat dan akrab yang dikenal sebagai sebaya.

b. Keterkaitan Informasi

Munandar (2001) menyatakan bahwa informasi dapat diperoleh dari internal dan eksternal organisasi. Menurut Ortmann et al. (1993) dan Patrick (1993), permintaan petani atas informasi meningkat seiring dengan

meningkatnya tingkat ketidak-stabilan pasar, teknologi produksi yang lebih kompleks, serta besarnya keperluan untuk perencanaan dan pengawasan finansial. Informasi mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perusahaan tidak mempunyai waktu yang panjang dalam memanfaatkan informasi yang dibutuhkan untuk membantu pembuatan keputusan. Hal ini berkaitan dengan waktu kejadian bisnis dan waktu informasi diterima. Dewasa ini internet dan jaringan telekomonikasi yang lain telah dipergunakan secara luas. Jumlah informasi yang layak bagi organisasi dan individu meningkat (Turban et al. 2003). Internet memberi peluang pengumpulan informasi dan data yang luas dan beragam, sehingga perlu disaring dan diseleksi untuk mendapatkan informasi dan data yang tepat dan relevan (Alkadri et al. 2001). Informasi yang layak untuk petani skala besar lebih digunakan untuk produksi dari pada untuk keputusan finansial dan pemasaran. Konsultan merupakan sumber informasi yang paling penting bagi petani skala besar. Hal ini karena berhubungan dengan pertanian yang lebih beragam dan struktur finansial yang lebih kompleks (Ortmann et al. 1993; Patrick 1993). Patrick dan Ullerich (1996), melaporkan hasil penelitiannya bahwa sumber informasi internal seperti catatan-catatan atau anggaran, penggarap lahan, atau peminjam modal, mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi dalam keputusan finansial dan pemasaran.

Informasi yang telah terkumpul selanjutnya diklasifikasikan dan diasosiasikan ke dalam kategori tertentu berdasarkan pengguna dan bidang kegiatannya (Alkadri et al. 2001). Informasi mengenai buku manual peralatan,

sebagian informasi yang berkaitan dengan technoware. Informasi mengenai biodata karyawan, penilaian prestasi kerja karyawan, dan hasil psikotes karyawan adalah sebagian informasi yang berkaitan dengan humanware. Adapun informasi mengenai buku hukum ketenagakerjaan dari pemerintah, buku aturan perusahaan, surat kontrak kerja karyawan, laporan keuangan perusahaan, dan catatan prosedur kerja adalah sebagian informasi yang berkaitan dengan orgaware (Gumbira-Sa’id et al. 2001).

Informasi internal dapat bersumber dari laporan kegiatan perusahaan. Kegiatan bisnis dalam suatu perusahaan yang perlu dibuat laporannya, meliputi : pemesanan, produksi, persediaan, perlengkapan, personalia, dan pemasaran (Brown 1994; Turban et al. 2003). Untuk menjamin barang-barang maupun bahan-bahan dipergunakan dalam berproduksi secara efisien, maka perlu dilakukan administrasi atas persediaannya (Assaury 1999). Menurut Turban et al. (2003), seluruh informasi tentang tenaga kerja dimuat dalam dokumen personel Human Resources Management (HRM). Informasi tersebut mencakup ketrampilan dan pengalaman masing-masing, hasil ujian, nilai prestasi dan kompensasi lembur. Setelah produk dihasilkan maka perlu dilakukan kegiatan pemasaran, yaitu menyalurkan hasil produksi ke pasar tertentu dengan suatu perencanaan atau jadwal pengiriman (Kartasapoetra 1992).

c. Kemampuan Komunikasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak

yang besar pada perkembangan peradaban manusia. Kemampuan memanfaatkan

akan dihadapkan pada kebutuhan untuk mendapatkan pekerja yang memiliki

kompetensi teknologi informasi dan komunikasi. Kompetensi tersebut diartikan

kemampuan untuk mengakses, menganalisa, mengevaluasi dan

mengkomunikasikan informasi, pengetahuan dan pesan dalam berbagai bentuk

serta bekerja dengan komputer dan teknologi informasi untuk mencapai tujuan

(Sitompul 2004). Menurut Listiani (2009), pustakawan memerlukan berbagai macam pengetahuan dalam upaya penyediaan informasi yang bermutu, antara lain : 1) pengetahuan buku sumber informasi (bibliograpic control), 2) pengetahuan pemilihan media yang tepat (a sense media), dan 3) p

Selain tiga komponen yang telah diuraikan di atas, komponen orgaware juga merupakan komponen penting dalam suatu perusahaan. Upaya untuk mengetahui faktor-faktor penting dalam operasional suatu usaha khususnya usaha ternak broiler perlu dilakukan. Menurut UN-ESCAP (1989), untuk mengetahui perangkat organisasi dapat melalui penilaian orgaware yang didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut : 1) kemampuan pemimpin untuk memotivasi, yaitu kemampuan organisasi untuk memotivasi pegawainya melalui kepemimpinan yang efektif dinilai berdasarkan tujuan organisasi dan visi manajemen puncak; 2) otonomi bekerja, yaitu diukur dari pendelegasian, sistem kerja informal, dan upaya-upaya untuk mendorong wirausaha internal; 3) pengarahan, yaitu diukur melalui ketepatan waktu, perencanaan, pemikiran strategis, dan pengawasan kinerja; 4) keterlibatan, engetahuan isi koleksi.

Dokumen terkait