• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

C. Pendekatan Whole Language

4. Komponen-komponen Pendekatan Whole Language

Teuku Alamsyah dalam Hariyanto (2012:3) menjelaskan bahwa ada delapan

komponen whole language, yaitu: (a) reading aloud, (b) journal writing, (c)

sustained silent reading, (d) shared reading, (e) guided writing, (f) guided reading, (g) independent reading, dan (h) independent writing. Berikut ini penjelasan masing-masing komponen :

a. Reading Aloud (membaca bersuara)

Reading aloud adalah kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru untuk anak muridnya. Guru dapat membacakan buku cerita dengan suara nyaring dan

intonasi yang Mampu sehingga anak dapat mendengarkan dan menikmati

ceritanya. Kegiatan ini dapat memberikan contoh membaca yang Mampu serta

memberikan motivasi kepada anak. Selain itu membaca bersuara dapat

meningkatkan keterampilan menyimak, membaca pemahaman, memperkaya

kosakata dan menumbuhkan minat baca pada anak.

Kemampuan bahasa pada anak kelompok B pada rentang usia (5-6 tahun)

yang tercantum dalam Permendiknas Standar Pendidikan Anak Usia Dini No. 58

Tahun 2009 dapat digambarkan pada tabel berikut;

Tabel 2. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapain Perkembangan Indikator IV.Bahasa

- Menerima Bahasa

- Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

- Mengulang kalimat yang telah di dengar dengan bersuara.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini, kemampuan bahasa dalam mengulang kalimat yang lebih

kompleks dengan mengulang kalimat yang telah di dengar. Dalam penelitian ini

membaca bersuara adalah kemampuan anak mengulang cerita/kalimat yang di

dengar dengan suara lantang dan lancar.

b. Jurnal Writing (menulis jurnal)

Journal writing atau menulis jurnal merupakan sarana yang aman bagi anak untuk mengungkapkan perasaannya, menceritakan kejadian di sekitanya,

mengutarakan hasil belajarnya, dan menggunakan bahasa dalam bentuk tulisan.

Dalam kelas rendah mengungkapkan perasaan dengan cara menggambar disertai

dengan menulis. Manfaat menulis jurnal yaitu meningkatkan kemampuan

menulis, membaca, menumbuhkan keberanian menghadapi resiko, sarana

bereksplorasi, membuat refleksi, menulis pengalaman/perasaan pribadi,

meningkatkan kemampuan berfikir, meningkatkan kesadaran dalam peraturan

menulis, alat evaluasi dan menjadi dokumen tertulis. Uraian di atas

mengimplikasikan besarnya pengaruh dan manfaat menulis jurnal jika diterapkan

di dalam kelas. Kemampuan bahasa berkaitan dengan kemampuan fisik terutama

fisik motorik halus.

Kemampuan bahasa pada anak kelompok B pada rentang usia (5-6 tahun)

yang tercantum dalam Permendiknas Standar Pendidikan Anak Usia Dini No. 58

Tabel 3. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapain Perkembangan Indikator IV. Bahasa

- Mengungkapkan Bahasa

- Memilih lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain.

- Mau mengungkapkan pendapatnya melalui membuat gambar sesuai gagasan.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini, kemampuan bahasa dalam memilih lebih banyak kata-kata untuk

mengekspresikan ide pada orang lain dengan mau mengungkapkan pendapatnya

melalui membuat gambar sesuai gagasannya. Dalam penelitian ini menulis jurnal

adalah kemampuan anak mengungkapkan 4 gagasan melalui membuat gambar

dan tulisan.

c. SSR (Sustained Silent Reading)

Sustained Silent Reading (SSR). SSR adalah kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan oleh anak. Dalam kegiatan ini anak diberi kesempatan untuk

memilih sendiri buku atau materi yang akan dibacanya. Oleh karena itu, guru

dapat menyediakan buku bacaan sesuai dengan usia anak dan buku menarik

Guru dapat memberikan contoh sikap membaca dalam hati yang baik

sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan membaca dalam hati untuk

waktu yang kurang lama. Pesan yang ingin disampaikan kepada anak melalui

kegiatan ini adalah sebagai berikut; 1) membaca adalah kegiatan penting yang

menyenangkan, 2) membaca dapat dilakukan oleh siapapun, 3) membaca berarti

berkomunikasi dengan pengarang buku tersebut, 4) anak dapat membaca dan

berkonsentrasi pada bacaannya dalam waktu yang kurang lama, 5) guru percaya

Kemampuan bahasa pada anak kelompok B pada rentang usia (5-6 tahun)

yang tercantum dalam Permendiknas Standar Pendidikan Anak Usia Dini No. 58

Tahun 2009 dapat digambarkan pada tabel berikut;

Tabel 4. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapain Perkembangan Indikator IV. Bahasa

- Mengungkapkan Bahasa.

- Berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca.

- Bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini, kemampuan bahasa dalam berkomunikasi secara lisan, memiliki

perbendaharaan kata serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca

dengan bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri. Dalam

penelitian ini membaca di dalam hati adalah kemampuan anak berkomunikasi

melalui 4 simbol gambar dan tulisan dalam kegiatan membaca di dalam hati.

d. Shared Reading (membaca bersama)

Shared reading ini adalah kegiatan membaca bersama antara guru dan anak, di mana setiap orang mempunyai buku yang sedang dibacanya. Kegiatan ini dapat

dilakukan di semua kelas. Ada beberapa cara melakukan kegiatan membaca

bersama antara guru dan anak adalah; 1) guru membaca dan anak mengikutinya

(untuk kelas rendah), 2) guru membaca dan anak menyimak sambil melihat

bacaan yang tertera pada buku, 3) anak membaca bergiliran.

Kegiatan membaca bersama antara guru dan anak mempunyai maksud

yaitu; 1) sambil melihat tulisan, anak berkesempatan untuk memperhatikan guru

ketrampilan membacanya, 3) anak yang masih kurang terampil dalam membaca

mendapat contoh membaca yang benar.

Kemampuan bahasa pada anak kelompok B pada rentang usia (5-6 tahun)

yang tercantum dalam Permendiknas Standar Pendidikan Anak Usia Dini No. 58

Tahun 2009 dapat digambarkan pada tabel berikut;

Tabel 5. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapain Perkembangan Indikator IV. Bahasa

- Keaksaraan.

- Memahamai hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

- Membaca buku cerita bergambar yang memilih kalimat sederhana dengan menunjuk beberapa kata yang dikenal.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini, kemampuan bahasa dalam memahami hubungan antara bunyi

dan bentuk huruf dengan membaca buku cerita bergambar yang memiliki kalimat

sederhana dengan menunjuk beberapa kata yang dikenal. Dalam penelitian ini

membaca bersama adalah kemampuan anak membaca buku cerita bergambar

bersama dengan menunjuk 4 kata.

e. Guided Reading (membaca terbimbing)

Guided reading tidak seperti pada shared reading, guru lebih berperan

sebagai model dalammembaca. Membaca terbimbing guru menjadi pengamatdan

fasilitator. Manfaat nya anak mendapatkan pemahaman dengan apa yang dibaca.

Kegiatan membaca terbimbing semua anak membaca dan mendiskusikan isi

bacaan. Guru memberikan pertanyaan kepada anak diharapkan anak mampu

Kemampuan bahasa pada anak kelompok B pada rentang usia (5-6 tahun)

yang tercantum dalam Permendiknas Standar Pendidikan Anak Usia Dini No. 58

Tahun 2009 dapat digambarkan pada tabel berikut;

Tabel 6. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapain Perkembangan Indikator IV. Bahasa

- Keaksaraan.

- Memahamai hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

- Membaca gambar yang memiliki kalimat S+P+O+K secara sederhana.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini, kemampuan bahasa dalam memahami hubungan antara bunyi

dan bentuk huruf dengan membaca gambar yang memiliki kalimat S+P+O+K

secara sederhana. Dalam penelitian ini membaca terbimbing adalah kemampuan

anak membaca gambar yang memiliki kalimat S+P+O+K dengan mandiri.

f. Guided Writing (menulis terbimbing)

Guided writing atau menulis terbimbing. Seperti dalam membaca terbimbing, dalam menulis terbimbing peran guru adalah sebagai fasilitator, yaitu

membantu anak menemukan hal yang ingin ditulisnya dengan jelas, sistematis,

dan menarik. Guru bertindak sebagai pendorong bukan pengatur, sebagai pemberi

saran bukan pemberi petunjuk. Kegiatan menulis anak dapat memilih topik,

membuat draf, memperbaiki, dan mengedit tulisan.

Kemampuan bahasa pada anak kelompok B pada rentang usia (5-6 tahun)

yang tercantum dalam Permendiknas Standar Pendidikan Anak Usia Dini No. 58

Tabel 7. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapain Perkembangan Indikator IV.Bahasa

- Keaksaraan

- Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal.

- Menyebutkan coretan (tulisan huruf) tentang cerita/gambar yang dibuatnya

Berdasarkan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini, kemampuan bahasa dalam menyebutkan simbol-simbol huruf

yang dikenal dengan meniru menyebutkan coretan (tulisan huruf) tentang

cerita/gambar yang dibuatnya. Dalam penelitian ini menulis terbimbing adalah

kemampuan anak membuat 4 coretan/tulisan yang dibuatnya sendiri.

g. Independent Reading (membaca bebas)

Independent reading atau membaca bebas adalah kegiatan membaca yang

memberikan kesempatan kepada anak untuk menentukan sendiri materi yang

ingin dibacanya. Membaca bebas merupakan bagian integral dari whole language.

Kegiatan membaca bebas anak bertanggung jawab terhadap bacaan yang

dipilihnya sehingga peran guru berubah dari seorang pemrakarsa, model, dan

pemberi tuntunan menjadi seorang pengamat, fasilitator, dan pemberi respon.

Menurut penelitian yang dilakukan Anderson, dkk dalam Hariyanto

(2012:20) membaca bebas yang diberikan secara rutin walaupun hanya 10 menit

sehari dapat meningkatkan kemampuan membaca para anak. Jika menerapkan

independent reading, Guru sebaiknya menyiapkan bacaan yang diperlukan untuk anak muridnya. Bacaan tersebut dapat berupa fiksi atau nonfiksi. Inti dari

independent reading adalah membantu anak meningkatkan pemahamannya, mengembangkan kosakata, melancarkan membaca, dan secara keseluruhan

Kemampuan bahasa pada anak kelompok B pada rentang usia (5-6 tahun)

yang tercantum dalam Permendiknas Standar Pendidikan Anak Usia Dini No. 58

Tahun 2009 dapat digambarkan pada tabel berikut;

Tabel 8. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapain Perkembangan Indikator IV. Bahasa

- Keaksaraan

- Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf.

- Menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan dengan apa yang diungkapkannya.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini, kemampuan bahasa dalam memahami hubungan antara bunyi

dan bentuk huruf dengan menceritakan isi buku walaupun tidak sama tulisan

dengan apa yang diungkapkannya. Dalam penelitian ini membaca bebas adalah

kemampuan anak membaca secara bebas 4 gambar.

h. Independent writing (menulis bebas)

Independent writing atau menulis bebas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kebiasaan menulis, dan meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dalam menulis. Dalam menulis bebas anak mempunyai

kesempatan untuk menulis tanpa ada interfensi dari guru. Anak bertanggung

jawab sepenuhnya dalam proses menulis.

Kemampuan bahasa pada anak kelompok B pada rentang usia (5-6 tahun)

yang tercantum dalam Permendiknas Standar Pendidikan Anak Usia Dini No. 58

Tahun 2009 dapat digambarkan pada tabel berikut;

Tabel 9. Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Bahasa Anak 5-6 Tahun

Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapain Perkembangan Indikator IV. Bahasa

- Kengungkapkan Bahasa

- Menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (S+P+O+K)

- Membuat kalimat sederhana.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan

Anak Usia Dini, kemampuan bahasa dalam menyusun kalimat sederhana dalam

struktur lengkap (S+P+O+K) dengan membuat kalimat sederhana. Dalam

penelitian ini menulis bebas adalah kemampuan anak menulis kalimat bebas

secara sederhana dalam struktur lengkap (S+P+O+K).

Dari uraian di atas dapat disimpulan bahwa komponen whole language ada

delapan, dari kedelapan komponen tersebut di dalam pembelajaran saling

berhubungan dan saling mendukung. Dalam penelitian ini pendekatan whole

language yang diterapkan pada keseluruhan aspek/variabel dalam 8 komponen

pendekatan whole language yaitu meliputi (1) reading aloud, (2) journal writing,

(3) sustained silent reading, (4) shared reading, (5) guided writing, (6) guided reading, (7) independent reading, dan (8) independent writing.

Dokumen terkait