BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.2 Laporan Arus Kas
2.1.2.2 Komponen Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran kas) dalam tiga bagian yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan keuangan atau pendanaan (Niswonger, 1999). Arus kas dari bagian operasi mencakup transaksi yang termasuk dalam penentuan laba bersih, namun umumnya berbeda dari jumlah laba bersih periode bersangkutan. Arus kas dari bagian kegiatan investasi melaporkan transaksi transaksi kas untuk akuisisi (perolehan) dan penjualan dari aktiva jangka panjang atau bertipe permanen. Arus kas dari bagian pendanaan melaporkan transaksi kas yang mengaitkan investasi kas oleh pemillik, dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik.
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga kategori utama, yaitu arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan
arus kas dari aktifitas pendanaan. PSAK No.2 paragraf 10 (IAI:2002) menjelaskan bahwa dalam laporan arus kas perusahaan disajikan dengan beberapa komponen yang meliputi arus dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai laporan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Selain itu informasi arus kas juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktifitas tersebut.
Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga komponen utama yang terdiri dari:
1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi 2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi 3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan
Adapun penjelasan dari masing-masing komponen laporan arus kas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi (AKO)
Dalam PSAK N0. 2 paragraf 12 dijelaskan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktifitas operasi terutama diperoleh dari aktifitas penghasil utama pendapatan
perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Dalam PSAK No.2 paragraf 13 dijelaskan bahwa sumber penerimaan arus kas dari aktifitas operasi meliputi penjualan barang dan jasa, royalti, fee, komisi dan pendapatan lain, penerimaan asuransi (premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya), penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan, dan penerimaan dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Pengeluaran untuk arus kas dari aktifitas operasi adalah pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, kepada karyawan, pembayaran asuransi (premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya), pembayaran pajak penghasilan, dan pembayaran kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Arus kas operasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas operasi yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas operasi yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih kecil daripada arus kas keluarnya.
Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen yang cukup besar bagi para pemegang saham
sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan di lantai bursa, Manurung (1998).
Sementara itu arus kas dari aktifitas operasi yang defisit menunjukkan semakin berkurangnya laba perusahaan sehingga ada kemungkinan perusahaan akan membagikan dividen semakin kecil. Selain itu perusahaan tidak akan dapat meningkatkan kas dari sumber lain dalam waktu yang tidak terbatas. Jika kondisi ini terus berlangsung maka kemungkinan saham perusahaan tidak akan diminati oleh investor sehingga pada akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan kemungkinan terburuk perusahaan akan bangkrut.
2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi (AKI)
Arus kas dari aktifitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dari sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan, mencakup transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktiva-aktiva lain yang pada umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang yang diklasifikasikan sebagai aktifitas investasi. Aktifitas investasi ini terjadi secara regular serta mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Aktifitas-aktifitas ini tidak dimasukkan dalam aktifitas operasi karena bukan merupakan aktifitas pokok perusahaan. Dalam PSAK No.2 paragraf 15 dijelaskan bahwa penerimaan arus kas dari aktifitas investasi meliputi penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tetap tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya. Pengeluaran arus kas dari aktifitas investasi meliputi pembayaran kas untuk aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan aktiva jangka
panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri. Transaksi lain yang termasuk dalam arus kas investasi adalah perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain, uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain dan pelunasannya, dan pembiayaan kas sehubungan dengan future contracts, forward contracts, option contract, dan debt swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan.
Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat benilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas investasi yang negatif menunjukkan adanya peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini mencerminkan perusahaan banyak menggunakan investasi, seperti membeli aktiva tetap jangka panjang, surat-surat berharga atau memberikan pinjaman kepada perusahaan lain, yang hasilnya diharapkan akan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Selain itu arus kas investasi yang defisit menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki peluang melakukan investasi, memiliki kesempatan tumbuh, dan prospek yang baik dimasa yang akan datang sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Arus kas investasi yang positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan banyak melakukan pelepasan investasi jangka panjangnya, menjual surat berharganya ataupun menerima tagihan dari pinjaman yang diberikannya.
3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan (AKP)
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktifitas pendanaan perlu dilakukan, sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas depan oleh para
pemasok modal perusahaan. Aktifitas pendanaan adalah aktifitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
Aktifitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian, dengan jalan mana kas yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan kreditor (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran atau penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk saham dalam perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen.
Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan bahwa transaksi-transaksi yang termasuk dalam penerimaan arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya, dan Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotek dan pinjaman lainnya. Sedangkan pengeluaran arus kas dari aktifitas pendanaan meliputi pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan (finance lease). Transaksi lain yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas pendanaan adalah pelunasan pinjaman.
Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau surplus jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih besar daripada arus kas keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas pendanaan yang negatif atau defisit jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas keluarnya.
Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan cenderung mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar. Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu membayarkan kewajibannya dan mengembalikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan oleh investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat. Jika perusahaan menghasilkan arus kas pendanaan positif atau surplus menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak meminjam uang daripada melunasi kewajibannya. Jika kondisi diatas terus berlangsung tanpa diimbangi oleh kelancaran operasi perusahaan, maka kemungkinan perusahaan akan kesulitan untuk membayar kewajiban dan akhirnya perusahaan akan pailit.