PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN
DIVIDEN
PAYOUT RATIO
TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN
EARNING PER SHARE
SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK
INDONESIA
TESIS
OLEH ARMA YULIZA
097017046/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN
DIVIDEN
PAYOUT RATIO
TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN
EARNING PER SHARE
SEBAGAI VARIABEL
MODERATING PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DIBURSA EFEK
INDONESIA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
ARMA YULIZA 097017046/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Penelitian : PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS
DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP
RETURN SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
Nama Mahasiswa : Arma Yuliza Nomor Induk Mahasiswa : 097017046 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi pembimbing,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak)
Ketua Anggota
(Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak)
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.A.Rahim Matondang,MSIE)
Telah Diuji Pada Tanggal : 13 Mei 2011
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. Anggota : 1. Dra. Sri Mulyani, MBA, AK.
2. Drs. Rasdianto, MA, Ak.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan Tesis yang berjudul :
“PENGARUH KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO
TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN EARNING PER SHARE SEBAGAI
VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA
EFEK INDONESIA”.
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara
benar dan jelas.
Medan, 13 Mei 2011
Yang Membuat Pernyataan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan dividen payout ratio secara simultan dan parsial terhadap return saham dengan earnings per share sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling sehingga menghasilkan 112 perusahaan manufaktur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan menunjukkan semua variabel tidak berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0.112. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel arus kas investasi dan arus kas pendanaan memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,021 dan 0.036. Arus kas operasi, dan dividen payout ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa earnings per share bukan merupakan variabel moderating.
ABSTRACT
This Research aim to know and obtain; get empirical evidence by simultan and parsial about cash flow statement influence, and dividen payout ratio to return with earnings per share as moderating variable in company of manufacture at Indonesian Stock Exchange.
Population in this research is all company of manufacture which listed at Indonesian Stock Exchange. Sampel Research taken by purposive sampling so that yield 112 company of manufacture. Used by Analysis method is multiple linear regression analysis.
Result of examination first hypotesis by simultan show all variable do not have an effect on to return with significantly value 0.112. While result of examination by parsial show investment cash flow and financing cash flow give influence negative and sigficant to return shown with t significantly value calculate each 0,021 and 0.036. Variable operation cash flow and dividen payout ratio do not give influence to return. Result examination of hypotesis two show variable earning per share is not variable moderating.
.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT Yang Maha Kuasa, Pengasih dan Penyayang karena atas limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak terlepas dari
pengorbanan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
dengan tulus menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada:
1. Prof. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor
Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.
2. Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara beserta seluruh stafnya.
3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Ilmu
Akuntansi sekaligus sebagai dosen pembimbing utama tesis, yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing serta
memberikan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Dra. Sri Mulyani, MBA, Ak, selaku dosen pembimbing tesis yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan serta
memberikan saran-saran kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
5. Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak memberikan
6. Dr. Rina Br. Bukit, SE, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
7. Dra. Tapi Anda Sari, M.Si, Ak, selaku dosen pembanding yang telah banyak
memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.
8. Seluruh dosen dan staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara.
9. Kedua Orang Tua dan Suami tercinta Kamal Syahron serta seluruh keluarga yang
telah memberikan dukungan dan motivasi dengan penuh kasih sayang baik moril
maupun materil kepada penulis.
10. Rekan-rekan mahasiswa Ilmu Akuntansi khusunya angkatan XVII yang telah
mendukung dan memberikan saran yang membangun kepada penulis.
11. Pihak-pihak lain yang tidak disebutkan yang telah banyak memberikan dukungan
dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, sehingga masih
diperlukan masukan dan saran yang membangun guna perbaikan dan kesempurnaan, dan
akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, April 2011
RIWAYAT HIDUP
Nama : Arma Yuliza
Tempat Tanggal Lahir : Kota Tengah, 30 Juli 1984
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kota Tengah, Kab. Rokan Hulu - Riau
Pendidikan
1. SD Negeri 001 Kota Tengah (1996)
2. MTs PP Darul Ulum Kota Tengah (1999)
3. SMA Negeri 1 Kota Tengah (2002)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Originalitas Tesis ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1 Return Saham ... 9
2.1.2 Laporan Arus Kas ... 12
2.1.2.1 Pengertian dan Tujuan Arus Kas ... 12
2.1.2.3 Pelaporan Arus Kas ... 24
2.1.3 Dividen Payout Ratio (DPR) ... 26
2.1.4 Earning Per Share (EPS)... 28
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 29
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 32
3.1 Kerangka Konsep ... 32
3.2 Hipotesis Penelitian ... 36
BAB IV METODE PENELITIAN ... 37
4.1 Jenis Penelitian ... 37
4.2 Lokasi Penelitian ... 37
4.3 Populasi dan Sampel ... 37
4.4 Metode Pengumpulan Data ... 39
4.5 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 39
4.6 Metode Analisis Data ... 43
4.6.1 Outlier Data ... 43
4.6.2 Uji Normalitas Data ... 43
4.6.3 Uji Multikolinearitas ... 44
4.6.4 Uji Heteroskedastisitas ... 44
4.6.5 Uji Autokorelasi ... 45
4.6.6 Pengujian Hipotesis ... 46
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53
5.2 Deskriptif Statistik ... 54
5.3 Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama ... 56
5.4 Hasil Uji Multikolinearitas Model Pertama ... 58
5.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Pertama ... 59
5.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Pertama ... 60
5.7 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama ... 61
5.8 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua ... 63
5.8 Pembahasan ... 65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
6.1 Kesimpulan ... 70
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 71
6.3 Saran ... 72
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 31
4.1. Ringkasan Proses Pengambilan Sampel ... 39
4.2. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 42
5.1. Deskriptif Statistik ... 54
5.2. Hasil Pengujian Normalitas Model Pertama dengan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov ... 57
5.3. Matriks Korelasi antara Variabel Bebas ... 58
5.4. Variance Inflation Factor ... 59
5.5. Pengujian Autokorelasi ... 61
5.6. Hasil Analisis Pengaruh AKO, AKI, AKP, dan DPR terhadap Return Saham Secara Simultan ... 61
5.7. Hasil Analisis Pengaruh AKO, AKI, AKP, dan DPR terhadap Return Saham Secara Parsial ... 62
5.8. Hasil Pengujian Pengaruh AKO, AKI, AKP, dan DPR terhadap Earning Per Share ... 64
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Kerangka Konsep ... 32
3.2 Daerah Pengambilan Keputusan tes Durbin-Watson ... 46
5.1 Normal PP PlotResidual Model Pertama ... 57
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Populasi ... 76
Lampiran 2 Daftar Sampel ... 81
Lampiran 3 Data Masing-Masing Variabel ... 82
Lampiran 4 Hasil Uji Data Outlier ... 88
Lampiran 5 Hasil Uji Deskriptif Statistik ... 91
Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi Klasik dan Hipotesis I ... 92
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas dan dividen payout ratio secara simultan dan parsial terhadap return saham dengan earnings per share sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai tahun 2009. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling sehingga menghasilkan 112 perusahaan manufaktur. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil pengujian hipotesis pertama secara simultan menunjukkan semua variabel tidak berpengaruh terhadap return saham dengan nilai signifikansi 0.112. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan variabel arus kas investasi dan arus kas pendanaan memberikan pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,021 dan 0.036. Arus kas operasi, dan dividen payout ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Pengujian hipotesis kedua diperoleh hasil bahwa earnings per share bukan merupakan variabel moderating.
ABSTRACT
This Research aim to know and obtain; get empirical evidence by simultan and parsial about cash flow statement influence, and dividen payout ratio to return with earnings per share as moderating variable in company of manufacture at Indonesian Stock Exchange.
Population in this research is all company of manufacture which listed at Indonesian Stock Exchange. Sampel Research taken by purposive sampling so that yield 112 company of manufacture. Used by Analysis method is multiple linear regression analysis.
Result of examination first hypotesis by simultan show all variable do not have an effect on to return with significantly value 0.112. While result of examination by parsial show investment cash flow and financing cash flow give influence negative and sigficant to return shown with t significantly value calculate each 0,021 and 0.036. Variable operation cash flow and dividen payout ratio do not give influence to return. Result examination of hypotesis two show variable earning per share is not variable moderating.
.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian. Pasar
modal menjadi sumber kemajuan ekonomi suatu negara. Hal ini ditandai dengan
mampunya pasar modal menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan-perusahaan.
Untuk memperoleh dana dari pasar modal, perusahaan harus memiliki prospek yang baik
untuk masa yang akan datang. Jika memiliki prospek yang baik maka saham perusahaan
yang bersangkutan akan banyak diminati oleh investor. Sebagai imbalannya perusahaan
akan membayarkan dividen kepada investor sesuai dengan jumlah lembar saham yang
dimiliki oleh investor tersebut. Semakin banyak lembar saham yang dimiliki investor
maka akan semakin banyak jumlah dividen yang diterimanya. Dividen bisa diberikan
dalam bentuk cash dividen dan stock dividen.
Pasar modal Indonesia mengalami kemajuan yang pesat dari tahun ke tahun. Hal
ini ditunjukkan dengan jumlah perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia yang selalu
menunjukkan angka yang relatif meningkat. Sampai tahun 2010 jumlah perusahaan yang
tercatat di pasar modal Indonesia mencapai 419 perusahaan yang terdiri dari berbagai
jenis perusahaan. Peningkatan jumlah perusahaan yang secara terus menerus akan
menyebabkan semakin banyak alternatif pilihan bagi investor untuk melakukan investasi.
Investor bisa memilih perusahaan yang diminatinya yang akan memberikan keuntungan
Pasar modal sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari
masyarakat ke berbagai sektor yang akan melakukan investasi. Syarat utama yang
diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal
adalah perasaan aman akan investasinya dan tingkat return yang akan diperoleh dari
investasi tersebut yang terdiri dari dividen dan capital gain. Di pasar modal, laporan
keuangan perusahaan yang go publik sangat penting sebagai dasar penilaian kinerja
perusahaan. Perusahaan go publik merupakan perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat
luas. Oleh karena itu, operasi perusahaan yang efisien akan sangat mempengaruhi kinerja
perusahaan dan akhirnya akan mempengaruhi apresiasi masyarakat pada perusahaan
publik. Perasaan aman untuk investasi bagi investor bisa diperoleh apabila investor
memiliki informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan investasinya.
Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham dan return saham. Faktor yang
mempengaruhi tersebut tidak hanya berasal dari faktor internal perusahaan tetapi juga
faktor eksternal perusahaan. Berbagai informasi di luar perusahaan seperti informasi
ekonomi makro, gejolak politik dalam negeri, keamanan, nilai tukar rupiah terhadap
dollar, sektor industri dan kondisi pasar seringkali mempengaruhi harga saham dan
return saham, namun demikian seringkali pula faktor internal masih berpengaruh
dominan terhadap harga saham dan return saham. Faktor internal yang dimaksud adalah
faktor yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya kinerja keuangan perusahaan yang
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat
dipergunakan investor dalam mengambil keputusan investasi. Oleh karena itu analisis
terhadap laporan keuangan dianggap penting dilakukan untuk memahami informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Ukuran yang digunakan dalam analisis
kinerja keuangan melalui laporan keuangan ini beranekaragam dan berbeda setiap
industri. Salah satu alat analisis yang digunakan oleh investor maupun pihak manajemen
adalah analisis terhadap laporan arus kas (Statement of Cash Flow Analysis).
Penelitian mengenai return saham telah dilakukan oleh beberpa peneliti
diantaranya dilakukan oleh Livnat dan Zarowin (1990) menguji hubungan antara arus kas
dan laba akrual dengan return saham, pengujian dengan analisis regresi berganda
berhasil membuktikan bahwa komponen aliran kas mempunyai hubungan positif lebih
kuat dengan return saham dibandingkan dengan aliran kas total atau laba akrual dengan
return saham.
Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas,
komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham memperoleh
kesimpulan bahwa pembedaan komponen aliran kas (operasi, investasi, dan pendanaan)
seperti yang disyaratkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap return saham.
Rosdiana (2008) dengan judul penelitian pengaruh komponen laporan arus kas
dan earning per share (EPS) terhadap return saham perusahaan barang-barang konsumsi
di Bursa Efek Indonesia. Dari penelitiannya diperoleh hasil yang menyatakan bahwa arus
return saham. Sedangkan arus kas investasi dan arus kas pendanaan tidak memberikan
pengaruh terhadap return saham.
Ariadi (2009) telah melakukan penelitian tentang analisis pengaruh laba
akuntansi, arus kas operasi, arus kas pendanaan, Debt to Equity Ratio (DER), Current
Ratio, dan koefisien variasi teradap return saham. Dari penelitian tersebut disimpulkan
bahwa laba akuntansi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Arus kas operasi, arus kas pendanaan, Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return sahama. DPR berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan koefisien
variasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Saat melakukan investasi, investor akan selalu mensyaratkan dan mengharapkan
tingkat return tertentu yang akan diperoleh dari investasinya tersebut. Tingkat return
yang disyaratkan ini tentunya didasarkan dari informasi yang disajikan oleh perusahaan
yang menggambarkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Untuk itu investor
perlu menganalisis kondisi keuangan perusahaan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam membagikan dividen dengan cara menghitung rasio keuangan
perusahaan tersebut. Salah satu bentuk analisis rasio tersebut adalah Dividen Payout
Ratio (DPR).
Dividen Payout Ratio merupakan keputusan mengenai kebijakan dividen apakah
earning dibagikan dalam bentuk dividen atau sebagian diinvestasikan kembali sebagai
penambahan modal operasional perusahaan. DPR menunjukkan besarnya laba yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Jumlah pembayaran dividen
investor. Perubahan pembayaran dividen mempengaruhi pengharapan investor terhadap
prospek dan resiko perusahaan yang pada gilirannya mempengaruhi harga saham
perusahaan. Penelitian Herlambang (2003) mejelaskan bahwa DPR berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham. Sehingga dengan demikian DPR dapat digunakan
untuk menentukan nilai perusahaan.
Dengan mengacu pada hasil-hasil penelitian terdahulu dan temuan-temuan fakta
baru diatas, pada penelitian ini akan dilakukan kajian ulang mengenai “pengaruh
komponen laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan)
dan Dividen Payout Ratio perusahaan terhadap tingkat return saham dengan EarningPer
Share sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indeonesia”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah komponen laporan arus kas (yang terdiri dari arus kas dari aktifitas operasi,
arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen
payout ratio berpengaruh terhadap return saham secara simultan maupun secara
parsial?
2. Apakah komponen laporan arus kas (yang terdiri dari arus kas dari aktifitas operasi,
payout ratio berpengaruh terhadap return saham secara simultan maupun secara
parsial dengan earning per share sebagai variabel moderating?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas (yang terdiri dari
arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari
aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio secara simultan dan parsial terhadap
return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Menguji dan menganalisis pengaruh komponen laporan arus kas (yang terdiri dari
arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari
aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio secara simultan dan parsial terhadap
return saham dengan earning per share sebagai variabel moderating pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
1.4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan,
penelitian ini akan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi penulis terutama dalam
mengimplementasikan teori-teori dan literatur-literatur yang diperoleh semasa kuliah
dengan realita yang ada dilapangan.
2. Sedangkan bagi investor pasar modal, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi dengan
dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dividen payout ratio,
dan earning per share.
3. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi, penelitian ini diharapkan akan melengkapi
temuan-temuan empiris yang telah ada dibidang akuntansi untuk kemajuan dan
pengembangan ilmiah dimasa yang akan datang.
1.5. Originalitas Tesis
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rosdiana (2008) dengan judul
pengaruh arus kas dan earnings per share terhadap return saham. Beda penelitian ini
dengan penelitian Rosdiana adalah:
1. Variabel independen penelitian ini adalah arus kas operasi, arus kas investasi, arus
kas pendanaan dan dividen payout ratio. Variabel independen dalam penelitian
Rosdiana adalah arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan
earnings per share. Dalam penelitian ini earning per share digunakan sebagai
variabel moderating.
2. Periode penelitian ini adalah 2006, 2007, 2008, dan 2009, sedangkan periode
penelitian Rosdiana adalah tahun 2004, 2005, dan 2006.
3. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Objek penelitian Rosdiana adalah perusahaan barang konsumsi yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Return Saham
Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi (Halim, 2005). Return
dibedakan menjadi dua yaitu return yang telah terjadi (actual return) yang dihitung
berdasarkan data historis, dan return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh
investor dimasa depan. Dua kompenen return yaitu untung/rugi modal (capital gain/loss)
dan imbal hasil (yield). Capital gain/loss merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor
yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harg jual) yang
keduanya terjadi dipasar sekunder. Imbal hasil (yield) merupakan pendapatan atau aliran
kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa dividen atau bunga. Yield
dinyatakan dalam bentuk persentase. Dari kedua komponen return tersebut dapat
dihitung total return dengan cara menjumlahkannya.
Harga saham cenderung mengikuti naik turunnya besar dividen yang dibayarkan,
(Halim, 2005). Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman
kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen.
Dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga saham secara
langsung, tetapi memberikan pengaruh terhadap prospek perusahaan, yang ditunjukkan
oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan
dividen. Menurut teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek
perusahaan di masa mendatang (Manurung dkk, 2008). Prinsip signaling menjelaskan
bahwa tindakan suatu perusahaan menaikkan pembayaran dividen per lembar saham
dapat dipandang oleh investor sebagai perusahaan memiliki keyakinan yang tinggi pada
kondisi keuangan perusahaan dimasa mendatang (Atmadja, 2008).
Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital gain
(loss) dan dividen yield. Dividen Yield merupakan pembagian laba bersih badan usaha
kepada pemegang saham yang diputuskan melalui rapat umum pemegang saham.
Perusahaan tidak diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar dividen kepada
pemegang saham biasa. Besarnya dividen yang dibagikan tergantung dari besar kecilnya
laba yang diperoleh perusahaan dan kebijakan pembagian dividen. Dalam menetapkan
besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, perusahaan menetapkan
kebijakan berupa Dividen Payout Ratio (DPR), yang merupakan penetapan persentase
laba bersih yang dibagikan. Dividen yang diberikan oleh badan usaha dapat berupa
dividen kas maupun dividen saham yang pembayarannya diberikan secara periodik
sebesar Dt rupiah perlembar, dapat dirumuskan sebagai berikut:
������������= Dt
P�−1… … … . (Jogiyanto, 2009)
Dimana : Dt = Dividen kas yang dibayarkan
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Capital Gain (Loss) merupakan selisih antara nilai pembelian saham dengan nilai
saham lebih besar daripada harga belinya. Capital Gain terjadi jika harga pasar yang
dinilai sekarang lebih tinggi dari harga perolehannya. Sedangkan Capital Loss
merupakan kerugian pemegang saham karena yang dimilikinya dijual pada harga yang
lebih rendah dari harga belinya.
Capital Gain (Loss) =Pt−Pt−1
Pt−1 … … … (Jogiyanto, 2009)
Dimana : Pt = Harga saham pada peride t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Berdasarkan persamaan-persamaan di atas maka return saham dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Return Total = Capital gain (loss) + yield ...(Jogiyanto, 2009)
= Pt –Pt−1 P�−1 +
Dt Pt−1 =
(P�−P�−1) + D� P�−1
Dimana: Pt = Harga saham pada periode t
Pt-1 = Harga saham pada periode t-1
Dt = Dividen kas yang dibayarkan
2.1.2. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode
dan memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari
mana sumber-sumber penerimaan kas dan penggunaannya. Laporan arus kas
menggambarkan aliran atau gerakan kas yaitu sumber penerimaan dan pengeluaran kas
dalam periode yang bersangkutan (Munawir, 2002). Laporan arus kas berisikan
ringkasan transaksi-transaksi keuangan yang berhubungan dengan kas tanpa
memperhatikan hubungannya dengan penghasilan yang diperoleh maupun biaya yang
terjadi. Subyek laporan arus kas adalah sumber penerimaan dan penggunaan kas.
Laporan arus kas dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa
mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada. Selain itu laporan arus kas dapat
juga digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas dimasa yang
akan datang. Sedangkan bagi para investor dengan laporan arus kas akan dapat menilai
kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjaman.
PSAK No.2 paragraf 1 menyatakan bahwa “Perusahaan harus menyusun laporan
arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini menyajikan laporan tersebut
sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan”. Standar ini mengharuskan perusahaan menyajikan
laporan arus kas yang merupakan suatu kesatuan dengan laporan keuangan lainnya,
sehingga setiap laporan keuangan saling melengkapi.
Menurut PSAK No 2 dalam laporan arus kas, kas didefenisikan sebagai uang
tunai dalam perusahaan, uang di rekening bank dan ditambah dengan ekuivalen atau
menjadi kas dan memiliki waktu jatuh tempo yang pendek tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan. Perusahaan menyiapkan kas dan setara kas untuk
memenuhi seluruh aktifitas perusahaan. Pada saat menyusun laporan arus kas, kas dan
ekuivalen kas dijumlahkan dan diperlakukan sebagai bagian dari keseluruhan manajemen
kas. Dalam pembicaraan mengenai arus kas akuntan umumnya menggunakan istilah kas
daripada kas dan ekuivalen kas. Manajemen kas dilakukan secara integral karena
penggunaan kas untuk suatu bagian tertentu tentunya akan mempengaruhi penggunaaan
kas pada bagian lainnya.
Penyajian laporan arus kas mempunyai tujuan utama yaitu menyediakan
informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama
suatu periode. Sebagaimana informasi keuangan lainnya di dalam laporan keuangan,
informasi yang disajikan dibutuhkan oleh investor dan calon investor dalam membuat
keputusan menyangkut investasi mereka. Secara umum laporan arus kas seperti yang
disajikan diatas memberikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas. Munawir
(2002) menyatakan Sumber penerimaan kas berasa dari:
1. Penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap dan emisi saham.
2. Pengeluaran wesel, hutang obligasi, hipotek atau hutang jangka panjang lainnya dan
bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
3. Penurunan aktiva lancar selain kas yang diimbangi penerimaan kas.
4. Penerimaan sewa, bunga atau dividen, sumbangan, hadiah dan pengembalian
kelebihan pajak pada periode sebelumnya.
1. Pembelian saham, investasi jangka pendek dan jangka panjang, barang dagang secara
tunai.
2. Pembayaran biaya operasi, dividen, pajak, denda, hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang.
3. Penarikan kembali saham dan pengambilan kas perusahaan oleh pemilik.
Manager keuangan harus bertanggung jawab terhadap penggunaan kas dan
mengantisipasi penggunaan kas serta dapat mendistribusikan kas tersebut pada hal-hal
yang terbaik untuk perusahaan. Penggunaan kas harus meminimalkan biaya dana serta
memaksimalkan return yang diberikan penggunaan tersebut. Pengertian ini memberikan
pemahaman tentang arti penting informasi laporan arus kas dalam keputusan investasi.
Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus
keluar untuk suatu periode. Sumber-sumber kas meliputi arus masuk dari aktifitas operasi
inti (utama) sebuah perusahaan, dari aktifitas sampingan seperti investasi sekuritas, dari
aktifitas yang tidak biasa dan dari pembiayaan melalui hutang dan ekuitas. Penggunaan
kas mencakup arus keluar guna mempertahankan aktifitas inti, untuk melakukan investasi
dan untuk memenuhi kewajiban terhadap pembiayaan melalui hutang dan ekuitas, (Smith
dan Skousen 1994).
PSAK No.2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas adalah memberikan
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui
laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktifitas dari operasi,
menjadi tiga komponen dalam PSAK No.2 sama dengan yang diisyaratkan pada
Statement of Financial Accounting Standart (SFAS) No.95.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut.
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan
evaluasi-evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan las dan setara kas serta
kepastian perolehannya.
Dalam PSAK No.2 disebutkan tujuan laporan arus kas adalah sebagai sumber
informasi yang berhubungan dengan kas dan satara kas. Informasi yang terkandung
dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai laporan keuangan. Laporan arus kas
merupakan dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas. Selain itu laporan arus kas juga berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan
untuk menggunakan arus kas tersebut. Dengan kata lain informasi laporan arus kas
berguna untuk mengetahui sumber-sumber kas dan untuk apa kas tersebut dikeluarkan
atau digunakan. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai laporan
perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
sumber perolehan kas tersebut.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diatas maka laporan arus kas harus
melaporkan pengaruh kas selama suatu periode usaha perusahaan, transaksi investasi dan
dampak transaksi investasi dan pendanaan yang mempengaruhi posisi keuangan
perusahaan, tetapi tidak secara langsung mempengaruhi arus kas selama periode tersebut.
PSAK No. 2 menyatakan bahwa jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan
keuangan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengvaluasi perubahan dalam aktiva bersih, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu
arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Berdasarkan uraian diatas, informasi yang terdapat dalam laporan arus kas harus
disertai dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan
lain sehingga dapat membantu para investor, kreditor dan pihak lainnya untuk:
a. Menetapkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih yang
positif di masa depan. Dalam banyak kasus, sumber dan penggunaan kas tidak
berubah secara derastis dari tahun ke tahun. Oleh karena itu penerimaan dan
pembayaran kas yang lalu adalah alat peramal yang baik untuk penerimaan dan
pembayaran kas masa depan.
b. Menentukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, seperti
membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern. Para pemegang saham
tertarik dalam penerimaan dividen atas investasi mereka dalam
perusahaan-perusahaan. Kreditor ingin menerima bunga dan pokok pinjaman tepat waktunya.
Laporan arus kas membantu investor dan kreditor meramalkan apakah perusahaan
c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan penerimaan/pembayaran kas.
Biasanya kas dan laba bersih berjalan bersama, namun ada kalanya saldo kas
perusahaan dapat menurun ketika laba bersih meningkat dan kas dapat meningkat
pada saat laba bersih menurun.
d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan perusahaan, baik transaksi kas
maupun transaksi investasi non kas dan transaksi pendanaan salama periode tertentu.
e. Kebutuhan perusahaan akan pendanaan ekstern (External financing).
f. Untuk mengetahui keputusan manajemen. Jika manajer membuat keputusan
investasi yang bijaksana maka bisnis mereka menjadi makmur, begitu juga
sebaliknya jika manajer membuat keputusan yang tidak bijaksana maka bisnis
mereka akan mengalami kegonjangan.
2.1.2.2. Komponen Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan arus kas (penerimaan dan pengeluaran kas) dalam
tiga bagian yaitu kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan keuangan atau
pendanaan (Niswonger, 1999). Arus kas dari bagian operasi mencakup transaksi yang
termasuk dalam penentuan laba bersih, namun umumnya berbeda dari jumlah laba bersih
periode bersangkutan. Arus kas dari bagian kegiatan investasi melaporkan transaksi
transaksi kas untuk akuisisi (perolehan) dan penjualan dari aktiva jangka panjang atau
bertipe permanen. Arus kas dari bagian pendanaan melaporkan transaksi kas yang
mengaitkan investasi kas oleh pemillik, dan peminjaman serta penarikan oleh pemilik.
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan dan pengeluaran kas dalam tiga
arus kas dari aktifitas pendanaan. PSAK No.2 paragraf 10 (IAI:2002) menjelaskan bahwa
dalam laporan arus kas perusahaan disajikan dengan beberapa komponen yang meliputi
arus dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, dan arus kas dari aktifitas
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan. Klasifikasi menurut
aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai laporan untuk menilai
pengaruh aktifitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah
kas dan setara kas. Selain itu informasi arus kas juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi hubungan diantara ketiga jenis aktifitas tersebut.
Berdasarkan pernyataan di atas maka laporan arus kas terdiri dari tiga komponen
utama yang terdiri dari:
1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi
2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi
3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan
Adapun penjelasan dari masing-masing komponen laporan arus kas tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Arus Kas dari Aktifitas Operasi (AKO)
Dalam PSAK N0. 2 paragraf 12 dijelaskan bahwa jumlah arus kas yang berasal
dari aktifitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya
perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari
perusahaan. Oleh karena itu arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
Dalam PSAK No.2 paragraf 13 dijelaskan bahwa sumber penerimaan arus kas
dari aktifitas operasi meliputi penjualan barang dan jasa, royalti, fee, komisi dan
pendapatan lain, penerimaan asuransi (premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi
lainnya), penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan, dan penerimaan dari kontrak
yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan. Pengeluaran untuk arus
kas dari aktifitas operasi adalah pembayaran kepada pemasok barang dan jasa, kepada
karyawan, pembayaran asuransi (premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya),
pembayaran pajak penghasilan, dan pembayaran kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
Arus kas operasi pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus) ataupun
negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas operasi yang positif atau surplus
jika arus kas masuk dari aktifitas operasi lebih besar daripada arus kas keluarnya.
Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas operasi yang negatif atau defisit jika arus
kas masuk dari aktifitas operasi lebih kecil daripada arus kas keluarnya.
Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari
tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat
menambah dana bagi perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya
meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini dapat
menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan
sehingga akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahaan di lantai bursa,
Manurung (1998).
Sementara itu arus kas dari aktifitas operasi yang defisit menunjukkan semakin
berkurangnya laba perusahaan sehingga ada kemungkinan perusahaan akan membagikan
dividen semakin kecil. Selain itu perusahaan tidak akan dapat meningkatkan kas dari
sumber lain dalam waktu yang tidak terbatas. Jika kondisi ini terus berlangsung maka
kemungkinan saham perusahaan tidak akan diminati oleh investor sehingga pada
akhirnya perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan dan kemungkinan terburuk
perusahaan akan bangkrut.
2. Arus Kas dari Aktifitas Investasi (AKI)
Arus kas dari aktifitas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
sehubungan dari sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus
kas di masa depan, mencakup transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian pembelian dan
penjualan saham (securities), tanah, bangunan, peralatan dan aktiva-aktiva lain yang pada
umumnya tidak untuk dijual kembali dan pembelian serta pengumpulan hutang-hutang
yang diklasifikasikan sebagai aktifitas investasi. Aktifitas investasi ini terjadi secara
regular serta mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Aktifitas-aktifitas ini tidak
dimasukkan dalam aktifitas operasi karena bukan merupakan aktifitas pokok perusahaan.
Dalam PSAK No.2 paragraf 15 dijelaskan bahwa penerimaan arus kas dari
aktifitas investasi meliputi penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tetap tidak
berwujud, dan aktiva jangka panjang lainnya. Pengeluaran arus kas dari aktifitas investasi
panjang lainnya termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang
dibangun sendiri. Transaksi lain yang termasuk dalam arus kas investasi adalah
perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain, uang muka dan pinjaman
yang diberikan kepada pihak lain dan pelunasannya, dan pembiayaan kas sehubungan
dengan future contracts, forward contracts, option contract, dan debt swap contracts
kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan.
Arus kas investasi pada suatu perusahaan dapat benilai positif (surplus) ataupun
negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas investasi yang negatif menunjukkan
adanya peningkatan investasi. Peningkatan investasi ini mencerminkan perusahaan
banyak menggunakan investasi, seperti membeli aktiva tetap jangka panjang, surat-surat
berharga atau memberikan pinjaman kepada perusahaan lain, yang hasilnya diharapkan
akan menghasilkan keuntungan dimasa yang akan datang. Selain itu arus kas investasi
yang defisit menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki peluang melakukan
investasi, memiliki kesempatan tumbuh, dan prospek yang baik dimasa yang akan datang
sehingga diharapkan akan meningkatkan kinerja perusahaan. Arus kas investasi yang
positif (surplus) menunjukkan bahwa perusahaan banyak melakukan pelepasan investasi
jangka panjangnya, menjual surat berharganya ataupun menerima tagihan dari pinjaman
yang diberikannya.
3. Arus Kas dari Aktifitas Pendanaan (AKP)
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktifitas pendanaan perlu
pemasok modal perusahaan. Aktifitas pendanaan adalah aktifitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
Aktifitas pendanaan meliputi semua transaksi atau kejadian, dengan jalan mana
kas yang diperoleh dari pembayaran kembali kepada para pemilik (equity financing) dan
kreditor (debt financing), misalnya penerimaan kas yang berasal dari pengeluaran atau
penjualan saham, pengembalian pokok pinjaman atau pembayaran untuk saham dalam
perbendaharaan (treasury stock) dan pembayaran dividen.
Dalam PSAK No.2 paragraf 16 dijelaskan bahwa transaksi-transaksi yang
termasuk dalam penerimaan arus kas dari aktifitas pendanaan, yaitu penerimaan kas dari
emisi saham atau instrumen modal lainnya, dan Penerimaan kas dari emisi obligasi,
pinjaman, wesel, hipotek dan pinjaman lainnya. Sedangkan pengeluaran arus kas dari
aktifitas pendanaan meliputi pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk
menarik atau menebus saham perusahaan pembayaran kas oleh penyewa guna usaha
(lease) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna pembiayaan
(finance lease). Transaksi lain yang termasuk dalam arus kas dari aktifitas pendanaan
adalah pelunasan pinjaman.
Arus kas pendanaan pada suatu perusahaan dapat bernilai positif (surplus)
ataupun negatif (defisit). Suatu perusahaan memiliki arus kas pendanaan yang positif atau
surplus jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih besar daripada arus kas
keluarnya. Sebaliknya perusahaan akan memiliki arus kas pendanaan yang negatif atau
defisit jika arus kas masuk dari aktifitas pendanaan lebih kecil daripada arus kas
Arus kas pendanaan yang defisit menggambarkan bahwa perusahaan cenderung
mengembalikan hutang jangka panjangnya atau menarik kembali saham yang beredar.
Kondisi ini sangat disenangi oleh investor karena perusahaan mampu membayarkan
kewajibannya dan mengembalikan keuntungan atas investasi yang ditanamkan oleh
investor, sehingga diharapkan harga saham perusahaan dapat meningkat. Jika perusahaan
menghasilkan arus kas pendanaan positif atau surplus menunjukkan bahwa perusahaan
lebih banyak meminjam uang daripada melunasi kewajibannya. Jika kondisi diatas terus
berlangsung tanpa diimbangi oleh kelancaran operasi perusahaan, maka kemungkinan
perusahaan akan kesulitan untuk membayar kewajiban dan akhirnya perusahaan akan
pailit.
2.1.2.3. Pelaporan Arus Kas
Setiap perusahaan diminta untuk mencantumkan laporan arus kas dalam setiap
laporan keuangannya sesuai dengan pedoman yang berlaku yaitu PSAK No.2. Menurut
PSAK No.2 paragraf 17, metode yang digunakan perusahaan untuk melaporkan arus kas
dari aktifitas operasi adalah metode langsung (yaitu dengan metode ini kelompok utama
dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan) dan metode tidak
langsung (dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan
atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasil
atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan).
Namun dalam PSAK No.2 paragraf 18 menjelaskan bahwa perusahaan harus
Sedangkan untuk pelaporan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan, PSAK No.2
paragraf 20 mengharuskan perusahaan melaporkan secara terpisah kelompok utama
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktifitas investasi dan
pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada paragraph 21 dan 23, arus kas
dilaporkan atas dasar arus kas bersih.
Perusahaan yang listing di BEI dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari
aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi dan arus kas dari aktifitas pendanaan
dengan menggunakan metode langsung. Dengan metode langsung ini akan menghasilkan
informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat
dihasilkan dengan metode tidak langsung, dan metode langsung juga informasi mengenai
kelompok utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik
dari catatan akuntansi perusahaan atau dengan menyesuaikan penjualan dan pos-pos lain
dalam laporan laba rugi untuk:
a. Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama periode berjalan
b. Pos bukan kas lainnya
c. Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktifitas operasi ditentukan
dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama periode berjalan
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan, keuntungan dan
kerugiaan valuta asing yang belum direalisasikan, laba perusahaan asosiasi yang
Pelaporan arus kas juga memiliki keterbatasan, (Wild dkk, 2005) meliputi:
1. Tidak diharuskannya pengungkapan terpisah untuk arus kas yang terkait dengan pos
luar biasa atau operasi dalam penghentian.
2. Bunga dan dividen yang diterima serta bunga yang dibayarkan dikelompokkan
sebagai arus kas operasi. Banyak pengguna laporan menganggap bunga yang dibayar
sebagai arus kas operasi.
3. Pajak dikelompokkan sebagai arus kas operasi.
4. Pemindahan laba atau rugi penjualan aktiva tetap atau investasi sebelum pajak
(bukannya setelah pajak) dari aktifitas operasi mendistorsi analisis atas aktifitas
operasi dan aktifitas investasi.
2.1.3. Dividen Payout Ratio (DPR)
Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih atau
laba perusahaan yaitu yang pertama dibagikan kepada para pemegang saham dalam
bentuk dividen. Kedua adalah diinvestasikan kembali sebagai laba ditahan. Pada
umumnya sebagian laba perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang
saham dan sebagiannya lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai penambahan
modal dalam bentuk laba ditahan.
Dividen Payout Ratio (DPR) merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan
yang dibayarkan sebagai dividen kas kepada pemegang saham (Darmadji, 2001). Dividen
Payout ratio merupakan keputusan mengenai kebijakan dividen apakah earning
Ratio menunjukkan besarnya laba yang akan dibayarkan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen. Untuk menghitung Dividen Payout Ratio dapat menggunakan rumus:
DPR = �����������ℎ��� �����������ℎ��� Atau
DPR =Dividen yang dibagikan ���������������
Dividen merupakan sebagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham.
Bagi investor jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran dividen risikonya lebih kecil
dari capital gain, selain itu dividen lebih dapat diperkirakan sebelumnya. Sedangkan
capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga pembayaran dividen yang tinggi dapat
berarti bahwa perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan yang baik. Pengaruh
penurunan besarnya dividen yang dibayarkan dapat menjadi informasi yang kurang baik
bagi perusahaan karena dividen merupakan tanda tersedianya laba perusahaan. Besarnya
dividen yang dibayarkan juga dapat menjadi informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini
dan masa mendatang.
2.1.4. Earnings Per Share (EPS)
Earning per share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar
keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham. Semakin
tinggi nilai EPS semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham (Darmadji,
2001). Bagi investor EPS merupakan informasi mendasar dan berguna karena bisa
Komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan
adalah laba per lembar saham yang dikenal dengan earnings per share (EPS), Tandelilin
(2001). Earnings per share dipandang sebagai angka yang menunjukkan performa
perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat, karena earnings per share
menunjukkan rupiah yang diperoleh emiten. Earnings per share digunakan untuk
mengukur perolehan pemegang saham dari tiap unit investasi pada laba bersih yang
dihasilkan perusahaan. Besarnya earnings per share suatu perusahaan bisa diketahui dari
informasi laporan keuangan perusahaan yang mana besarnya pendapatan dari earnings
per share tergantung pada laba bersih yang diperoleh perusahaan dan jumlah lembar
saham yang beredar dan besarnya earnings per share berdampak pada return.
Secara matematis, perhitungan earning per share suatu perusahaan adalah
sebagai berikut:
�����������ℎ��� (���) =Laba Bersih setelah pajak
Jumlah lembar saham … … … (Halim, 2005)
Pada kondisi nilai EPS tinggi berarti bahwa ketersediaan laba yang dibagikan
kepada pemegang saham juga tinggi. Dengan demikian jumlah kas yang tersedia untuk
membayarkan dividen kepada pemegang saham juga tinggi. Pada saat EPS, arus kas dan
DPR tinggi, kondisi ini tentunya akan semakin meningkatkan nilai return saham.
2.2. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan return saham telah banyak dilakukan oleh
sejumlah peneliti. Rosdiana (2008) dengan judul penelitian pengaruh komponen laporan
konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Dari penelitiannya diperoleh hasil yang menyatakan
bahwa arus kas operasi berpengaruh positif terhadap return saham. Earning Per Share
juga berpengaruh terhadap return saham. Arus kas investasi dan arus kas pendanaan
tidak memberikan pengaruh terhadap return saham.
Herlambang (2003) meneliti pengaruh earning power, return on equity, dividen
payout ratio, dan tingkat bunga deposito terhadap return saham. Dari pengujian tersebut
diperoleh hasil yang menjelaskan bahwa earning power, return on equity, dividen payout
ratio berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Tingkat bunga deposito
berpengaruh negatif terhadap return saham.
Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji hubungan kandungan informasi arus kas,
komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Penelitian
tersebut memperoleh kesimpulan bahwa arus kas operasi dan arus kas pendanaan
mempunyai hubungan yang signifikan dengan harga saham tetapi tidak terhadap return
saham. Sedangkan arus kas investasi mempengaruhi harga saham dan return saham.
Livnat dan Zarowin (1990) dengan judul penelitian The Incremental Content of
Cash Flow dengan menggunakan medel regresi berganda menghasilkan arus kas operasi
mempengaruhi harga saham dan return saham sedangkan arus kas investasinya tidak
mempengaruhi return saham.
Ariadi (2009) telah melakukan penelitian tentang analisis pengaruh laba
akuntansi, arus kas operasi, arus kas pendanaan, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, dan
koefisien variasi terhadap return saham. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa laba
operasi, arus kas pendanaan, Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return sahama. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan
koefisien variasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Beberapa perbedaan tersebut terjadi antara peneliti satu dengan lainnya, yang
secara jelas dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1. Tabel Tinjuauan Peneliti Terdahulu No Peneliti Judul
Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Rosdiana, terhadap return saham
2
Variabel bebas:
Arus kas operasi, arus kas investasi, harga
Harga saham dan Return saham
Variabel bebas:
Komponen Arus Kas:
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
1.
Gambar 3.1. Kerangka Konsep
Dari kerangka pemikiran pada gambar 3.1. dapat dijelaskan bahwa arus kas dari
aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas investasi, arus kas dari aktifitas pendanaan dan
Dividen Payout Ratio (DPR) dengan Earning Per Share (EPS) sebagai variabel
moderating berpengaruh terhadap Return saham.
Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon
tepat waktu memungkinkan investor untuk melakukan pengambilan keputusan secara
rasional sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Informasi yang
memberikan gambaran bahwa sebuah perusahaan berada dalam kondisi yang baik akan
meningkatkan permintaan atas saham perusahaan tersebut sehingga harganya akan
mengalami peningkatan. Informasi dalam laporan keuangan meruapakan sumber bagi
investor yang mengandalkan analisa fundamental dalam investasi mereka.
Laporan keuangan terdiri dari beberapa laporan yaitu laporan laba rugi, laporan
neraca, laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan
yang merupakan bagian terintegrasi dari laporan keuangan tersebut. Hal paling pokok
dalam laporan keuangan adalah laba (net income), dimana banyak investor menjadikan
hal ini sebagai alat analisa utama kelayakan sebuah harga saham. Dalam laporan
keuangan banyak variabel yang menggambarkan laba seperti Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), dan variabel lainnya. Dividen Payout Ratio (DPR) dan Earning
per share (EPS) sebagai salah satu turunan dari laba menjadi satu variabel yang secara
teoritis akan sangat mempengaruhi harga saham.
Informasi lain di dalam laporan keuangan yang semakin mendapat porsi yang
signifikan dalam pembuatan keputusan investasi adalah laporan arus kas. Penggunaan
laporan arus kas semakin meningkat seiring dengan kebutuhan investor mengenai
informasi penggunaan uang tunai di dalam perusahaan. Investor tidak mau mengalami
dilusi informasi hanya dengan memperhatikan tingkat laba sebuah perusahaan tanpa
melihat apakah laba tersebut nyata atau tidak, investor ingin laba tersebut tercermin di
Pembagian laporan arus kas menajadi tiga bagian yaitu operasi, investasi, dan
pendanaan akan memberikan informasi yang lebih baik bagi perusahaan. Investor akan
memperhatikan setiap bagian dengan memberikan analisa yang berbeda dibandingkan
bagian lainnya. Arus kas operasi diharapkan akan positif dalam artian operasi utama
perusahaan memberikan kontribusi penambahan uang tunai bagi perusahaan. Arus kas
investasi dapat meberikan arus kas positif dan negatif dengan pengaruh yang tidak dapat
dipolakan dengan tegas terhadap harga saham. Arus kas bagian pendanaan diharapkan
memiliki posisi negatif sebagai representasi dari pembayaran kewajiban serta penarikan
kembali saham yang beredar.
Informasi arus kas membantu kita dalam menilai kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya, membayar dividen, meningkatkan kapasitas, dan mendapatkan
pendanaan. Arus kas dari aktifitas operasi mempunyai pengaruh positif terhadap return
saham (Cahyani, 1999). Kelebihan arus kas dari aktifitas operasi akan mampu membiayai
aktifitas investasi dan aktifitas pendanaan perusahaan. Aktifitas operasi mencerminkan
pelaksanaan rencana bisnis yang terdapat dalam aktifitas pendanaan dan aktifitas
investasi.
Kenaikan investasi memungkinkan timbulnya arus kas masa depan yang lebih
tinggi apabila kinerja perusahaan baik. Namun apabila kinerja perusahaan rendah
kenaikan investasi menyebabkan kenaikan resiko investasi yang berakibat pada
penurunan arus kas masa depan. Hal ini memberikan konsekwensi adanya hubungan
positif atau negatif antara arus kas investasi dengan return saham pada saat pengumuman
Dalam PSAK No. 2 dijelaskan bahwa pengeluaran arus kas pendanaan meliputi
pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham
perusahaan. Pembayaran dividen juga dimasukkan sebagai pengeluaran untuk aktifitas
pendanaan. Jika arus kas pendanaan negatif akan membuat para investor menjadi senang
karena perusahaan mampu membayar dividen yang merupakan keuntungan bagi investor.
Hal ini mampu memacu kenaikan harga saham perusahaan yang tentunya akan
meningkatkan capital gain saham tersebut. Dividen dan capital gain merupakan return
(keuntungan) yang diterima oleh investor.
Prinsip signaling menjelaskan bahwa tindakan suatu perusahaan menaikkan
pembayaran dividen per lembar saham dapat dipandang oleh investor sebagai perusahaan
memiliki keyakinan yang tinggi pada kondisi keuangan perusahaan dimasa mendatang.
Dividen Payout Ratio menjelaskan besarnya persentase dari laba yang dibagikan dalam
bentuk dividen. DPR diharapkan memberikan kenaikan return saham, semakin besar
DPR maka return saham yang diterima oleh pemegang saham akan semakin besar.
Earning Per Share sebagai variael moderating diharapkan akan memperkuat pengaruh
variabel independen terhadap return saham. EPS yang besar menjelaskan jumlah laba per
saham yang semakin besar.
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesis penelitian yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Komponen laporan arus kas (arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap return saham perusahaan
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Komponen laporan arus kas (arus kas dari aktifitas operasi, arus kas dari aktifitas
investasi, dan arus kas dari aktifitas pendanaan) dan dividen payout ratio dengan
Earning Per Share sebagai variabel moderating berpengaruh secara simultan dan
parsial terhadap return saham perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hubungan
kausal yang merupakan penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab
akibat antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2006), hubungan kausal adalah
hubungan sebab akibat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah komponen
laporan arus kas (arus kas operasi, arus kas pendanaan dan arus kas investasi) dan dividen
payout ratio sebagai variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) adalah return
saham, sedangkan Earning Per Share merupakan variabel moderating (M). Variabel
independen yaitu arus kas dan dividen payout ratio dengan earning per share sebagai
variabel moderating diduga mempengaruhi variabel dependen yaitu return saham.
4.2.Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2006, tahun 2007, tahun 2008 dan tahun 2009. Data diperoleh dengan
mendownload laporan tahunan perusahaan yang dibutuhkan untuk tahun 2006, 2007,
2008, dan tahun 2009.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek maupun subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2006, 2007, 2008, dan tahun 2009. Daftar populasi
dapat dilihat pada lampiran 1.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2006). Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan secara purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan untuk memilih sample adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan termasuk kategori industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2006, 2007, 2008, dan 2009.
2. Perusahaan memiliki data keuangan yang lengkap untuk diteliti.
3. Perusahaan memperoleh laba selama periode penelitian mulai tahun 2006, 2007,
2008, dan 2009.
4. Perusahaan membagi dividen secara berturut-turut mulai tahun 2006, 2007, 2008,
dan 2009.
Dari proses pengambilan sampel, populasi yang memenuhi kriteria untuk menjadi
sampel hanya berjumlah sebanyak 28 perusahaan (dapat dilihat pada lampiran 2)
dikalikan dengan 4 periode amatan sehingga sampel menjadi 112. Adapun ringkasan
proses pengambilan sampel (dapat dilihat pada lampiran 1) dijelaskan dalam tabel
berikut:
Tabel 4.1. Ringkasan Proses Pengambilan Sampel
Jumlah populasi 155
Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 1 (35)
Sisa 120
Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 2 (31)
Sisa 89
Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 3 (32)
Sisa 57
Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 4 (29)
Jumlah sampel terpilih 28
Total Sampel penelitian 28 perusahaan X 4 periode amatan = 112 amatan
4.4.Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa
laporan tahunan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2006, 2007, 2008, dan tahun 2009.
4.5.Defenisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
return saham pada laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2006, 2007, 2008, dan tahun 2009. Return saham adalah hasil yang diperoleh investor
dari jumlah dana yang diinvestasikan. Return saham terdiri dari capital gain (loss) dan
dividen yang diperoleh untuk tiap lembar saham yang dimiliki oleh investor.
Return saham adalah jumlah uang yang menyatakan nilai suatu saham. Return
saham dan terdiri dari capital gain (loss) dan dividen yield, dinyatakan dalam rupiah.
������ Saham =(Pt−Pt−1) + Dt Pt−1
b. Variabel Independen
Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen yang digunakan yaitu arus kas operasi,
arus kas investasi, arus kas pendanaan dan dividen payout ratio.
1. Arus Kas Operasi (AKO) - X1
Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas
selama satu periode yang berasal dari aktifitas operasi. Variabel ini akan dihitung sebagai
nilai arus kas operasi yang dihasilkan perusahaan pada periode amatan yaitu selisih arus
kas masuk dan arus kas keluar aktifitas operasi dan dinyatakan dalam milyaran rupiah.
2. Arus Kas Investasi (AKI) - X2
Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas
selama satu periode yang berasal dari aktifitas investasi. Variabel ini akan dihitung
sebagai nilai arus kas investasi yang dihasilkan perusahaan pada periode amatan yaitu
selisih arus kas masuk dan arus kas keluar aktifitas investasi dan dinyatakan dalam
milyaran rupiah.
3. Arus Kas Pendanaan (AKP) - X3
Informasi yang ditujukan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas