• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI

2. Komponen Model Pembelajaran ARIAS

Seperti yang telah dikemukakan model pembelajaran ARIAS terdiri dari lima komponen, yaitu Assurance, Relevance, Interest, Assessment, dan Satisfaction yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.

a. Assurance (percaya diri)

Belajar secara efektif, perlu dihilangkan kekuatiran dan rasa ketidakmampuan dalam diri siswa. Siswa perlu percaya bahwa ia mampu dan bisa berhasil dalam mempelajari sesuatu. Oleh karena itu, pada diri siswa perlu ditumbuhkan harapan positif untuk berhasil. Merasa diri kompeten atau mampu merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dan proaktif dengan lingkungan. Sikap percaya diri dan yakin akan berhasil ini perlu ditanamkan kepada siswa untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal.

Sikap yakin, penuh percaya diri dan merasa mampu dapat melakukan sesuatu dengan berhasil, siswa terdorong untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai hasil yang lebih baik dari sebelumnya atau dapat melebihi orang lain. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mempengaruhi sikap diri adalah:

1) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan memperbanyak pengalaman keberhasilan siswa. Misalnya, mempersiapkan pembelajaran agar dengan mudah dipahami siswa, diurutkan dari materi yang mudah ke materi yang sukar. 2) Menyusun pembelajaran ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu banyak konsep baru sekaligus.

3) Meningkatkan harapan siswa untuk berhasil dengan menyatakan persyaratan untuk berhasil. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kriteria tes atau ujian pada awal proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar membantu siswa mempunyai gambaran yang jelas mengenai apa yang diharapkan.

4) Menumbuhkembangkan kepercayaan diri siswa dengan mengatakan “nampaknya kalian telah memahami konsep yang saya ajarkan dengan baik”, serta menyebutkan kelemahan siswa sebagai “hal yang masih perlu diperbaiki”.

5) Memberikan umpan balik yang konstruktif selama proses pembelajaran, agar siswa mengetahui serta memahami bagaimana kepribadiannya selama masa pendidikan mereka dan memperbaiki kelemahan mereka.

b. Relevance (relevansi)

Motivasi siswa akan bangkit dan berkembang apabila mereka merasakan bahwa apa yang dipelajari itu memenuhi kebutuhan pribadi, bermanfaat serta sesuai dengan nilai yang diyakini atau dipegangnya sehingga akan mempermudah dalam mencapai keberhasilan. Tujuan yang jelas siswa akan mengetahui kemampuan apa yang dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan relevansi dalam pembelajaran adalah:

1) Menyampaikan kepada siswa apa yang dapat mereka peroleh dan lakukan setelah mempelajari materi pelajaran.

2) Menjelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan, atau sikap serta nilai yang akan dipelajari, dan bagaimana hal tersebut dapat diaplikasikan dalam pekerjaan dan kehidupan nanti. 3) Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan

dengan kondisi siswa atau profesi tertentu.

4) Menggunakan berbagai alternatif strategi dan media pembelajaran yang cocok untuk pencapaian tujuan. Dengan demikian dimungkinkan menggunakan bermacam-macam strategi atau media pembelajaran pada setiap kegiatan pembelajaran.

c. Interest (minat/perhatian)

Siswa yang mau belajar harus memiliki minat atau perhatian pada materi yang akan dipelajari. Perhatian siswa dapat bangkit antara lain karena dorongan ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu siswa perlu dirangsang. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat atau perhatian dalam kegiatan pembelajaran. Minat atau perhatian merupakan alat yang sangat berguna dalam usaha mempengaruhi hasil belajar siswa.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan dan menjaga minat atau perhatian siswa antara lain:

1) Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi.

2) Menggunakan media untuk melengkapi penyampaian bahan kajian.

3) Menggunakan humor dalam proses pembelajaran.

4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran, misal siswa diajak diskusi untuk memilih topik yang akan dibicarakan, mengajukan pertanyaan atau mengemukakan masalah yang perlu dipecahkan.

d. Assessment (evaluasi)

Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang memberikan keuntungan bagi guru dan siswa. Bagi guru evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah dipahami oleh siswa, untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok, untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu siswa dalam belajar. Sedangkan bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi.

Evaluasi tidak hanya dilakukan oleh guru tetapi juga oleh siswa untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assessment) atau evaluasi diri. Evaluasi diri dilakukan oleh siswa terhadap diri mereka sendiri, maupun terhadap teman mereka. Hal ini akan mendorong siswa untuk berusaha lebih baik lagi dari sebelumnya agar mencapai hasil yang maksimal. Evaluasi diri juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran antara lain adalah:

1) Mengadakan evaluasi dan memberi umpan balik terhadap kinerja siswa.

2) Memberikan evaluasi yang obyektif dan adil serta segera menginformasikan hasil evaluasi kepada siswa agar siswa dapat langsung mengetahui hasilnya.

3) Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.

4) Memberi kesempatan kepada siswa mengadakan evaluasi terhadap teman.

e. Satisfaction (kepuasan)

Satisfaction adalah reinforcement (penguatan) yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Siswa yang telah berhasil mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Reinforcement atau penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menimbulkan kepuasan dalam diri siswa, antara lain adalah:

1) Memberikan penguatan (Reinforcement) berupa pujian, pemberian kesempatan atau bahkan kalau mungkin pemberian hadiah.

2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang baru diperoleh dalam situasi nyata atau simulasi.

3) Memperlihatkan perhatian yang besar kepada siswa, sehingga mereka merasa dikenal dan dihargai oleh para guru.

4) Memberi kesempatan kepada siswa untuk membantu teman mereka yang mengalami kesulitan atau memerlukan bantuan. Dengan demikian pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran ARIAS akan berlangsung sebagai berikut. Penggunaan model pembelajaran ARIAS perlu dilakukan sejak awal, sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran ini digunakan sejak guru merancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran. Satuan pelajaran sebagai pegangan (pedoman) guru kelas dan satuan pelajaran sebagai bahan/materi bagi siswa. Satuan pelajaran sebagai pegangan bagi guru disusun sedemikian rupa, sehingga satuan pelajaran tersebut sudah mengandung komponen-komponen ARIAS. Artinya, dalam satuan pelajaran itu sudah tergambarkan usaha/kegiatan yang akan dilakukan untuk menanamkan rasa yakin atau percaya diri pada siswa, merelevansikan materi ajar dengan kehidupan siswa, membangkitkan minat/perhatian siswa, melakukan evaluasi dan menumbuhkan rasa bangga dan kepuasan pada siswa dengan memberikan penguatan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ARIAS

Dokumen terkait