• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

4. Komponen Positive Reinforcement

Syaiful Bahri Djamarah (2005: 120-122), menguraikan bahwa dalam positive reinforcement terdapat enam komponen sebagai berikut.

a. Penguatan Verbal

Penguatan verbal berupa pujian dan dorongan yang diucapkan guru untuk respon atau tingkah laku siswa. Ucapan tersebut dapat berupa kata-kata bagus, baik, betul, benar, tepat, dan lain-lain.

b. Penguatan Gestural

Penguatan gestural sangat erat hubungannya dengan penguatan verbal. Ucapan atau komentar yang diberikan guru terhadap respon, tingkah laku, atau pikiran siswa dapat dilakukan dengan mimik yang cerah, senyum, anggukan, acungan jempol, atau tepuk tangan. Semua gerakan tubuh tersebut merupakan bentuk pemberian penguatan gestural. Dalam hal ini guru dapat mengembangkan sendiri gerakan tersebut sesuai dengan kebiasaan yang berlaku sehingga dapat tercipta interaksi antara guru dan siswa yang menguntungkan.

c. Penguatan Kegiatan

Penguatan dalam bentuk kegiatan ini banyak terjadi apabila guru menggunakan suatu kegiatan atau tugas sehingga siswa dapat memilih dan menikmatinya sebagai suatu hadiah atas pekerjaan atau penampilan sebelumnya. Memang dalam memilih kegiatan atau tugas hendaknya

19

dipilih yang memiliki relevansi dengan tujuan pelajaran yang dibutuhkan dan digunakan oleh siswa.

d. Penguatan Mendekati

Perhatian guru terhadap siswa menunjukkan bahwa guru tertarik. Secara fisik guru mendekati siswa, dapat dikatakan sebagai penguatan mendekati. Penguatan mendekati digunakan untuk memperkuat penguatan verbal, penguatan tanda, dan penguatan sentuhan.

e. Penguatan Sentuhan

Penguatan sentuhan erat sekali hubungannya dengan penguatan mendekati. Penguatan sentuhan merupakan penguatan yang terjadi apabila guru secara fisik menyentuh siswa yang bertujuan untuk memberikan penghargaan atas penampilan, tingkah laku, atau kerja siswa.

f. Penguatan Tanda

Ketika guru menggunakan berbagai macam simbol berupa benda atau tulisan yang ditujukan pada siswa untuk penghargaan terhadap suatu penampilan, tingkah laku, atau kerja siswa, disebut sebagai penguatan tanda.

Marno & Idris (2014: 133-135) menjabarkan beberapa komponen yang perlu dipahami dan dikuasai oleh calon guru atau guru, agar dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis, adalah sebagai berikut.

20 a. Penguatan Verbal

Komentar guru berupa kata-kata pujian, dukungan, dan pengakuan dapat digunakan untuk penguatan tingkah laku dan kinerja siswa. Komentar demikian merupakan balikan yang diberikan guru atas kinerja ataupun perilaku siswa. Penguatan verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk, yakni:

1) Kata-kata, seperti: bagus, ya, tepat, betul, bagus sekali, dan sebagainya.

2) Kalimat, seperti: pekerjaanmu bagus sekali, caramu memberi penjelasan baik, dan sebagainya.

b. Penguatan Berupa Mimik Muka dan Gerakan Badan (Gestural)

Penguatan berupa gerakan badan dan mimik muka antara lain seperti senyuman, anggukan kepala, acungan ibu jari, tepuk tangan, dan sebagainya. Sering kali digunakan bersamaan dengan penguatan verbal. Sebagai contoh, ketika guru memberi penguatan verbal “Pekerjaanmu baik sekali,” pada saat itu guru menganggukkan kepalanya.

c. Penguatan dengan Cara Mendekati Anak

Siswa atau sekelompok siswa yang didekati guru pada saat mengerjakan soal dapat terkesan diperhatikan. Keadaan ini dapat menghangatkan suasana belajar anak, pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi. Kesan akrab juga dapat timbul dengan cara ini akibatnya anak tidak merasa dibebani tugas. Beberapa perilaku yang dapat dilakukan guru dalam memberikan penguatan ini antara lain

21

adalah berdiri di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat dengan seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan di sisi siswa, dan sebagainya.

d. Penguatan dengan Sentuhan

Teknik ini penggunaannya perlu mempertimbangkan latar belakang siswa, umur, jenis kelamin, serta latar belakang kebudayaan setempat. Dalam memberikan penguatan ini, beberapa perilaku yang dapat dilakukan guru antara lain menepuk pundak atau bahu siswa, menjabat tangan siswa, mengelus rambut siswa, atau mengangkat tangan siswa yang menang dalm pertandingan.

e. Penguatan dengan Kegiatan yang Menyenangkan

Motivasi belajar siswa dipengaruhi pula oleh apakah kegiatan belajar yang dilaksanakan tersebut menyenangkan dirinya atau tidak. Bentuk kegiatan belajar yang disenangi siswa dapat mempertinggi intensitas belajarnya. Untuk menguatkan gairah belajar, guru dapat memilih kegiatan-kegiatan belajar yang disukai siswa. Setiap siswa memiliki kesukaran masing-masing, sehingga guru perlu menyediakan berbagai alternatif pilihan yang sesuai dengan kesukaan masing-masing siswa. Dengan memberikan alternatif kegiatan belajar yang sesuai dengan kesukaan siswa tersebut, maka hal itu bisa juga menjadi bentuk penguatan bagi siswa. Penguatan ini juga dapat diberikan sebagai akibat dari prestasi baik yang ditunjukkan siswa. Misalnya, anak yang

22

berprestasi dalam hasil belajarnya ditunjuk sebagai pimpinan kelompok belajar.

f. Penguatan Berupa Simbol atau Benda

Jenis simbol atau benda yang diberikan diselaraskan dengan usia perkembangan siswa. Untuk anak tingkat sekolah dasar, berbeda dengan anak usia sekolah lanjutan. Penguatan berupa simbol atau benda ini dapat berupa piagam penghargaan, benda-benda berupa alat-alat tulis dan buku, dan dapat pula berupa komentar tertulis pada buku siswa. Perlu diperhatikan dalam hal penggunaan penguatan yang berupa benda yaitu hendaknya tujuan belajar siswa tidak mengarah pada benda tersebut. Oleh karena itu, perlu dibatasi frekuensi penggunaannya.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa positive reinforcement yang dapat diberikan oleh guru terdiri dari berbagai macam bentuk antara lain penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan kegiatan, penguatan mendekati, penguatan sentuhan, dan penguatan tanda. Penguatan verbal yaitu berkaitan dengan ucapan guru untuk merespon tingkah laku siswa, misalnya memberikan pujian berupa bagus, benar, baik, betul, atau tepat kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan. Penguatan gestural berkaitan erat dengan mimik muka dan gerakan tubuh guru, misalnya guru memberikan acungan jempol, tepuk tangan, atau senyuman yang cerah. Penguatan kegiatan berupa sebuah tugas yang memiliki keterkaitan dengan tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebagai hadiah untuk siswa. Penguatan mendekati yakni guru mendekati

23

tempat duduk siswa. Penguatan ini digunakan untuk memperkuat penguatan verbal, penguatan sentuhan, dan penguatan tanda. Penguatan sentuhan berkaitan dengan penguatan mendekati, guru dapat secara fisik menyentuh siswa dengan tujuan memberikan penguatan atas penampilan, tingkah laku, maupun unjuk kerja siswa. Penguatan tanda yaitu memberikan penguatan berupa tulisan, simbol sebagai penghargaan atas penampilan, tingkah laku, maupun unjuk kerja siswa.

Komponen positive reinforcement ini menjadi dasar pembuatan sub indikator variabel pada kisi-kisi instrumen variabel positive reinforcement. Mengacu pada pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Marno Idris seperti yang telah dijelaskan di atas maka komponen positive reinforcement yang digunakan sebagai sub indikator pada kisi-kisi instrumen variabel antara lain yaitu verbal, gestural, kegiatan, mendekati, sentuhan, dan tanda. Masing-masing komponen terdapat dalam beberapa pernyataan dalam instrumen yang bernilai positif dan negatif.

Dokumen terkait