• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPONEN SOSEKBUDKESMAS 1. Demografi

Dalam dokumen PEKERJAAN JEMBATAN SEI. AIR GADANG KABUP (Halaman 32-37)

Secara umum penyebaran penduduk di Kenagarian Air Gadang Kecamatan Pasaman secara liner yaitu di sepanjang jalan lintas barat menuju Sumatera Utara dan di sekitar kantor pemerintahan nagari. Luas Nagari Air Gadang adalah 130,44 km2 dengan jumlah penduduk 10.434 jiwa terdiri dari 5.204 laki-laki dan 5.230 perempuan dengan kepadatan penduduk 80 jiwa per km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Pasaman merupakan umur produktif. Jumlah penduduk menurut kelompok umur tertera pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13 Jumlah Penduduk Kecamatan Pasaman Menurut Kelompok Umur

Jenis Kelamin No. Kelompok Umur

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. 0-4 3.422 3.208 6.630 2. 5-9 3.367 3.123 6.490 3. 10-14 3.061 2.754 5.815 4. 15-19 2.863 2.863 5.726 5. 20-24 2.552 2.566 5.118 6. 25-29 2.340 2.297 4.637 7. 30-34 2.009 1.975 3.984 8. 35-39 1.854 1.946 3.805 9. 40-44 1.631 1.602 3.233 10. 45-49 1.260 1.144 2.404 11. 50-54 985 766 1.751 12. 55-59 464 500 964 13. 60-64 547 544 1.146 14. 65-69 314 347 661 15. 70-74 312 376 688 16. +75 249 384 638 Jumlah (Tahun) 27.235 26.455 53.690

Sumber : Kecamatan Pasaman Dalam Angka, 2008

3.3.2. Sosial Ekonomi

Secara umum masyarakat Nagari Air Gadang memiliki perekonomian yang relatif baik. Berdasarkan wawancara dengan tokoh masyarakat dan masyarakat pada umumnya pendapatan masyarakat perkapita rata-rata bervariasi dari 20.000/hari-30.000/hari atau Rp. 800.000,00/bulan. Sebagian besar mata pencarian penduduk bergerak di bidang pertanian yaitu sebagai petani/pekebun hal sangat di dukung oleh potensi sumber daya alam yang cukup memadai. Tanaman budidaya yang dikelola oleh masyarakat pada umumnya adalah padi dan jagung sedangkan perkebunannya adalah tanaman kelapa sawit. Data jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaannya disajikan pada Tabel 3.14.

Tabel. 3.14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Kelamin No. Lapangan Usaha

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Pertanian 11.108 3.772 14.880 2. Pertambangan dan penggalian 202 0 202 3. Industri pengolahan 423 29 452 4. Listrik dan air bersih 5 0 5

5. Bangunan 56 15 71

6. Perdagangan hotel, dan restoran 1.223 804 2.027 7. Pengangkutan dan komunikasi 115 0 115 8. Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan 708 808 1.516 9. Jasa-jasa 1.725 700 2.425

10. Lainnya 16 14 30

Jumlah (Tahun) 15.581 6.142 21.723

3.3.3. Sosial Budaya

a. Adat Istiadat dan Pola Kebiasaan Yang Berlaku

Masyarakat Nagari Aie Gadang di dominasi oleh masyarakat hukum adat minangkabau (95%). Adapun suku minangkabau yang dominan terdiri dari suku Jambak, Melayu, Caniago, dan Koto. Tatanan kehidupan sosial yang berlaku didasarkan pada tatanan nilai adat istiadat Minangkabau, yang diperlihatkan dalam prilaku kebiasaan masyarakat. Di samping itu juga ditemui lebih kurang 5% masyarakat pendatang, yaitu suku Mandailing, Nias, Batak dan Jawa. Meskipun demikian, masyarakat pendatang mampu menyesuaikan diri dengan tatanan kehidupan sosial yang ada. Hal ini bersesuairn dengan prinsip tatanan sosial “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung”. Pada sisi lain bagi warga masyarakat Minangkabau di Kenagarian Aie Gadang sangat elegan dan terbuka menerima kehadiran masyarakat pendatang, termasuk memberikan penghormatan dan apresiasi yang baik terhadap “kegiatan kekerabatan yang hidup dan berkembang di kalangan masyarakat pendatang”, seperti upacara perkawinan diantara sesama warga yang berasal dari suatu daerah yang sama mereka tetap melaksanakan adat istiadat yang diwariskan secara turun temurun dan ini berlaku juga untuk berbagai kehidupan sosial lainnya dengan tetap menghormati tatanan nilai sosial yang hidup.

b. Proses sosial Yang Terjadi Dalam Masyarakat

Kerjasama yang sering timbul proses sosial kemasyarakat adalah seperti kegiatan gotong-royong dalam membangun untuk fasilitas keagamaan dan sosial. Sedangkan akomodasi yang dilakukan adalah kegiatan proses sosial secara bersama dengan melakukan aktifitas secara bersama dengan memberikan bantuan dan pertolongan kepada yang kurang mampu dan yang membutuhkan. Proses sosial yang berkembang dengan masyarakat pendatang jarang menimbulkan konflik karena hubungan dan interaksi sosial dengan masyarakat pribumi terjalin dengan baik, walaupun adanya benturan kebiasaan yang mereka bawa dengan yang mereka temui di masyarakat pribumi.

c. Akulturasi, Asimilasi, Dan Integrasi Dari Berbagai Kelompok Masyarakat Keadaan akulturasi dan asimilasi serta integrasi yang dilakukan dalam hubungan bermasyarakat tidak mendapatkan hambatan dan kendala, karena hubungan sosial secara akulturasi disesuaikan dengan keadaan dan tempat

tinggal warga. Hal tersebut juga mendorong terciptanya suatu asimilasi yang lebih terkoordinasi dan terbaur dengan prinsip saling menghargai antara pendatang dengan pribumi. Disamping itu tidak adanya pola pembedaan dalam melakukan komunikasi secara sosial dan ekonomi. Akan tetapi dalam kepemilikan tanah di kuasai oleh nagari sebagai tanah ulayat nagari Air Gadang dan masyarakat pendatang tidak bisa mengelola tanah ulayat nagari tersebut.

d. Pranata Sosial

Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sehari-harinya dapat membentuk kegiatan yang berbentuk kelembagaan. Adapun lembaga yang tumbuh antara lain lembaga kegiatan pemuda, lembaga PKK, kegiatan wirid yasin para ibu-ibu dan jemaah keagaman, kelompok tani, koperasi, organisasi olah raga, karang taruna, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) yang aktif dan melakukan kegiatan sesuai dengan jalur dan fungsi yang ada.

e. Persepsi Masyarakat

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat terutama dengan masyarakat yang terkena dampak langsung akibat kegiatan pembangunan jembatan Air Gadang, ternyata seluruh masyarakat yang diwawancarai menyetujui pembangunan jembatan tersebut dengan syarat ada ganti rugi terhadap bangunan rumah, tanaman produktif dan tanah mereka . Masyarakat sekitar menyadari bahwa jembatan tersebut sangat vital untuk kelancaran arus lalu lintas dan selama ini jembatan Aie Gadang hanya dapat dilalui satu kendaraan dengan sistem bergantian (satu-satu melintasi jembatan) dengan ditingkatkannya jembatan ini akan mempelancar arus lalu lintas.

3.3.4. Kesehatan Masyarakat

Kebiasaan masyarakat berobat dengan obat tradisional dan jika agak parah berobat ke puskesmas, bidan dan dokter terdekat. Jenis penyakit yang dominan diderita oleh masyarakat Kecamatan Pasaman adalah ISPA (31 %), dan gastritis (13,60 %) . Hal ini dapat dilihat pada pada banyaknya penyakit yang diderita olah masyarakat Kecamatan Pasaman seperti yang disajikan pada Tabel 3.15.

Sarana kesehatan yang tersedia di Kecamatan Pasaman ialah puskesmas 2 unit, puskesmas pembantu 3 unit , posyandu 55 unit dan polindes 16 unit.

Tabel 3.15. Jumlah Kunjungan Pasien yang berkunjung ke Puskesmas di Kecamatan Pasaman menurut penyakit Utama

No. Jenis Penyakit Jumlah %

1. ISPA 35.236 31,00

2. Diare 7.122 6,26

3. Penyakit kulit karena infeksi 9.115 8,02

4. Rematik 11.110 9,78

5. Gastritis 15.455 13,60

6. Disentri - -

7. Tekanan darah tinggi 9.076 7,99 8. Penyakit kulit karena alergi 6.086 5,35 9. Penyakit lain pada saluran napas 13.598 11,96

10. Lainnya 6.864 6,04

Jumlah 113.662 100,00 Sumber : Kecamatan Pasaman Dalam Angka, 2008

BAB IV

Dalam dokumen PEKERJAAN JEMBATAN SEI. AIR GADANG KABUP (Halaman 32-37)

Dokumen terkait