• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN TEORI

B. Bimbingan Dan Konseling Sebagai Upaya

5. Komponen (Struktur) Program

komponen program, yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan dukungan sistem. Masing-masing komponen itu dijelaskan sebagai berikut:

a. Layanan dasar

Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bantuan bagi individu melalui kegiatan-kegiatan yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu individu mengembangkan potensinya secara optimal. Strategi yang dapat digunakan pada layanan dasar adalah melalui strategi klasikal dan dinamika kelompok. Pada dasarnya, layanan dasar ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pada individu yang bersangkutan, sehingga akan memenuhi tugas-tugas perkembangan setiap individu.

36

Untuk strategi klasikal dalam memberikan layanan dasar, seorang konselor perlu mempersiapkan apa saja yang hendak disampaikan karena diberikan secara klasikal. Hal-hal yang perlu dipersiapkan antara lain:

1) Materi yang akan disampaikan disesuaikan dengan subjek yang akan

diberikan layanan (TK, SD, SMP, SMA,/K, PT, dan/atau masyarakat umum).

2) Metode atau strategi dalam menyampaikan materi layanan.

3) Waktu dalam memberikan layanan.

4) Jumlah peserta atau subjek yang akan diberikan layanan.

5) Lokasi atau tenmpat berlangsungnya pemberian layanan.

Selain itu, ada pula strategi dengan dinamika kelompok. Dalam strategi ini, hal yang harus diperhatikan adanya aktivitas kelompok. Tugas konselor dalam strategi ini adalah memerhatikan aktivitas kelompok, apakah dalam kelompok tersebut ada anggota yang tidak mau diajak kerja sama antaranggota kelompok atau ada dominansi pada kelompok. Materi layanan dalam dinamika kelompok tidak terlalu mengikat. Materi bisa ditentukan oleh konselor, salah satu anggota dalam kelompok, ataupun ditentukan bersama-sama antara konselor dan semua anggota kelompok. b. Layanan responsif

Layanan responsif merupakan layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan pertolongan

dengan segera (immediate needs and concerns). Layanan ini bertujuan

untuk membantu siswa dalam memenuhi kebutuhannya yang dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan

(kegagalan) dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.

Indikator dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan

diri atau perilaku bermasalah.37 Layanan ini lebih bersifat preventif atau

mungkin kuratif. Strategi digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok, dan konsultasi. Isi layanan responsif ini adalah:

37

Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi; Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor, (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada, 2011), cet. Ke-1, h. 67.

1) Bidang pendidikan

2) Bidang belajar

3) Bidang sosial

4) Bidang pribadi

5) Bidang karir

6) Bidang tata tertib sekolah

7) Bidang narkotika dan perjudian

8) Bidang perilaku seksual

9) Bidang kehidupan lainnya.38

c. Layanan perencanaan individual

Menurut Yusuf, layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan kepada individu agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya. Perencanaan individual meliputi rencana pendidikan, karier, dan sosial pribadi sehingga rencana tersebut diharapkan dapat diimplementasikan oleh individu bersangkutan sesuai dengan kemampuan.

Startegi yang digunakan dalam layanan perencanaan individual adalah konsultasi dan konseling. Isi layanan ini meliputi bidang pendidikan, bidang karier, dan bidang social pribadi. Menurut Gysbers, strategi dalam layanan perencanaan individual, meliputi sebagai berikut: 1) Individual appraisal, individu dimintta oleh konselor untuk

menginterpretasi bakat, minat, keterampilan, dan prestasi yang ada dalam dirinya sendiri.

2) Individual advisement, konselor meminta individu yang bersangkutan untuk mempertimbangkan pendidikan, karier, sosial, dan pribadi. Kemudian, cara individu tersebut untuk merealisasikan.

38

Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan & Konseling, (Bandung, PT Refika Aditama, 2005), cet. Ke-1, h. 33-34.

3) Transition planning, konselor bekerja sama dengan guru lain membantu individu untuk membuat rencana apakah akan melanjutkan sekolah, bekerja, atau mengikuti training/kursus.

4) Follow up, konselor bekerja sama dengan pihak guru yang lain untuk menindaklanjuti dari data yang diperoleh kemudian dievaluasi.

d. Dukungan sistem

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan professional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan.

Dukungan sistem ini merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada individu, atau memfasilitasi kelancaran perkembangan individu. Strategi yang dapat digunakan dalam dukungan sistem ini antara lain sebagai berikut:

1) Penelitian dan pengembangan, yaitu mengevaluasi program bimbingan

dan konseling, menindaklanjuti setiap siswa, serta memperbaiki tujuan program bimbingan dan konseling.

2) Pengembangan profesioanal, yaitu meningkatkan keterampilan dan

wawasan/pengetahuan dari seorang konselor. Misalnya, dengan mengikuti seminar, pelatihan, dan pertemuan dalam organisasi profesi.

3) Pengelolaan program, meliputi rencana dan mengelola kegiatan

program bimbingan dan konseling yang komprehensif.39

39

Hamdani, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), cet. Ke-1, h. 188.

6. Jenis-jenis pelayanan bimbingan dan konseling

Dalam proses bimbingan dan konseling terdapat kegiatan pelayanan yang diberikan kepada siswa atau kliennya, adapun beberapa layanan dalam bimbingan dan konseling sebagai berikut:

a. Layanan orientasi40

Layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.

b. Layanan informasi

Memberikan pemahaman kepada individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.

c. Layanan penempatan dan penyaluran

Layanan ini diberikan kepada siswa atau klien agar memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, atau jurusan/program studi, ekstra kulikuler yang sesuai dengan potensi dan mengembangkan dirinya sesuai dengan minat dan bakatnya).

d. Layanan konseling perorangan

Layanan yang diberikan secara tatap muka antara konselor dengan klien atau siswa yang membahas berbagai masalah yang dialami klien.

e. Layanan penguasaan konten

Merupakan layanan bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.

f. Layanan bimbingan kelompok

Layanan yang memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok.

g. Layanan konseling kelompok

40

Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), cet. Ke-1, h. 93.

Merupakan Suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing

anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai

perkembangan yang optimal.

h. Layanan konsultasi

Merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor kepada klien atau siswa yang memungkinkannya memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi klien atau siswa.

i. Layanan mediasi

Layanan yang diberikan terhadap dua pihak atau lebih yang sedang

bermusuhan.41

Layanan dalam bimbingan dan konseling merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan dan konseling, karena pelayanan merupakan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan atau diberikan oleh konselor terhadap klien/siswa atas apa yang menjadi kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi oleh siswa.

Pelaksanaan layanan ini merupakan barometer dari keberadaan bimbingan dan konseling dalam suatu lembaga pendidikan, karena dari pelaksanaan layanan-layanan inilah para siswa dapat merasakan sejauh mana peran bimbingan dan konseling itu dapat berjalan dengan baik atau tidak dalam permasalahan para siswa.

Selain serangkaian layanan yang dijelaskan di atas, terdapat juga kegiatan yang bertujuan untuk mendukung kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling tersebut. Adapun kegiatan pendukungnya sebagai berikut:

1) Aplikasi instrumentasi, adalah upaya pengungkapan melalui pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tertentu dan atau dimaknai juga sebagai kegiatan menggunakan instrumen untuk mengungkapkan kondisi tertentu dari siswa/klien.

41

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007), h. 158-195.

2) Himpunan data, bermakna suatu upaya penghimpunan, penggolongan-penggolongan dan pengemasan data dalam bentuk tertentu dan usaha-usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan serta menyimpannya.

3) Konferensi kasus, adalah suatu forum terbatas yang dilakukan oleh pembimbing atau konselor guna membahas permasalahan dan arah pemecahannya, yang direncanakan dan dipimpin oleh pembimbing atau konselor yang dihadiri oleh pihak-pihak tertentu yang terkait dengan kasus dan upaya pemecahannya.

4) Kunjungan rumah, adalah kegiatan pendukung layanan yang bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan keluarga yang berhubungan dengan permasalahan atau kasus yang dihadapi siswa/klien yang berada dibawah tanggung jawab pembimbing atau konselor.

5) Alih tangan kasus, adalah upaya mengalihkan atau memindahkan tanggung jawab memecahkan masalah atau kasus-kasus yang dialami siswa kepada orang lain yang lebih mengetahui dan berwenang. Alih

tangan ini disebut juga dengan layanan rujukan.42

Kegiatan pendukung ini dilakukan oleh seorang konselor dalam menjalankan kegiatannya ketika penerapan layanan bimbingan dan konseling tersebut tidak berjalan dengan baik, maka dari itu dilaksanakan beberapa kegiatan pendukung tersebut guna mendapatkan data yang lebih akurat atau permasalahan para siswa/klien dapat terpecahkan dengan baik.

42

Zikri Neni Iska, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2011), cet. Ke-1, h. 60-64.

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait